MASYARAKAT
OLEH
FRISTIWI ARYANINGSIH
H1A006051
Tn Mahnun
58 tahun
Alamat
Keterangan
Laki-laki
Agama
Islam
Pendidikan
SD
Pekerjaan
Status perkawinan
Menikah
Kedatangan yang ke
Telah diobati
: Sudah diobati
sebelumnya
Alergi obat
Sistem pembayaran
: Jamkesmas
Terwujudnya keadaan sehat merupakan kehendak semua pihak, tidak hanya oleh orang-oranperorang atau keluarga, tetapi juga oleh kelompok dan bahkan oleh seluruh anggota
masyarakat. Untuk dapat mewujudkan keadaan sehat tersebut banyak hal yang harus
diupayakan, salah satu diantaranya yang dipandang mempunyai peranan yang cukup penting
adalah penyelengggaraan pelayanan kesehatan
Secara umum dapat dibedakan dua macam pelayanan kesehatan yaitu pelayanan kesehatan
personal ( personal health service ) atau sering disebut pula sebagai pelayanan kedokteran (
medical service) dan pelayanan kesehatan lingkungan ( environment health services). Sasaran
utama pelayanan kedokteran adalah personal dan keluarga sedangkan sasaran utama
pelayanan kesehatan masyarakat adalah kelompok/ masyarakat. Pelayanan yang sasaran
utamannya keluarga dengan nama pelayanan kesehatan keluarga (family practice)
Beberapa pengertian dokter keluarga adalah :
Dokter keluarga adalah dokter yang memberikan pelayanan kesehatan yang berorientasi
komunitas dengan titik berat kepada keluarga, ia tidak hanya memandang penderita sebagai
individu yang sakit tetapi sebagai bagian dari unit keluarga dan tidak hanya menanti secara
pasif, tetapi bila perlu aktif mengunjungi penderita atau keluarganya (Ikatan Dokter
Indonesia, 1982)
1. Dokter keluarga adalah dokter yang memiliki tanggung jawab menyelenggarakan
pelayanan kesehatan tingkat pertama serta pelayanan kesehatan yang menyeluruh
yang dibutuhkan oleh semua anggota yang terdapat dalam satu keluarga dan
apabila kebetulan berhadapan dengan suatu masalah kesehatan khusus yang tidak
mampu ditanggulangi, meminta bantuan konsultasi dari dokter ahli yang sesuai (
The American Board of family Practice, 1969)
2. Dokter keluarga adalah dokter yang melayani masyarakat sebagai kontak pertama
yang merupakan pintu masuk ke sistem pelayanan kesehatan,menilai kebutuhan
kesehatan total pasien dan penyelenggaraan pelayanan kedokteran perseorangan
dalam satu atau beberapa cabang ilmu kedokteran serta merujuk pasien ketempat
pelayanan lain yang tersedia sementara tetap menjaga kesinambungan pelayanan,
mengembangkan tanggunga jawab untuk pelayanan kesehatan menyeluruh dan
berkesinambungan serta bertindak sebagai koordinator pelayanan kesehatan.,
menerima tanggung jawab untuk perawatan total pasien sebagai konsultasi sesuai
dengan keadaan lingkungan pasien yakni keluarga atau unit sosial sebanding serta
masyarakat (The American Academic of General practice)
tingkat
pertama,
menyeluruh
dan
berkesinambungan
kepada
Pendekatan holistik kepada pasien dan masalahnya. Masalah penyakit pasien tidak
hanya disebabkan oleh dimensi fisik tetapi juga sosial dan psikologi (model bio-pskiososial penyakit) dari pasien, keluarga, dan komunitasnya. Memberikan perhtaian
kepada aspek sosial dan psikologi pasien sering kali efektif dalam memecahkan
masalah fisik pasien. Pendekatan holistik pada pasien sangat penting pada zaman
sekarang ketika teknologi tinggi kedokteran telah menyebabkan dehumanisasi pasien
dan fragmentasi pelayanan kesehatan.
Keterangan
Nama
Rohimah
Istri Pasien
Umur
45 tahun
Alamat
Tanak beak
Agama
Islam
Pendidikan
SMP
Pekerjaan
IRT
Status
Menikah
Anggota Keluarga
Keterangan
Nama
Muhajirin Anshari
Anak ke 5 pasien
Umur
19 tahun
Alamat
Tanak beak
Agama
Islam
Pendidikan
SMA
Pekerjaan
Swasta
Status
Belum menikah
Kelurga Tn. M secara skematis dapat digambarkan dalam pohon keluarga / ikhtisar
keluarga sebagai berikut:
Keterangan:
: laki-laki
: perempuan
: pasien
:meninggal
: anggota keluarga yang mengalami keluhan yang sama dengan pasien
: anggota keluarga yang diintervensi
: keluarga tinggal dalam satu rumah
III.
Tn. M
Istri
(Ny.R)
Anak
(Tn M)
BB
54 kg
60 kg
55 kg
TB/PB
170 cm
153 cm 160 cm
TD
130/80
120/80
120/70
76x/mnt
80x/m
nt
80x/m
nt
RR
16x/mnt
16x/m
nt
18x/m
nt
36,6
36,7
36,7
b. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum & tanda-tanda vital :
Kesan Umum
: Baik
Kesadaran
: Compos Mentis
Fungsi vital:
Tekanan Darah
: 130/80 mmHg
Nadi
: 76 x/mnt
RR
: 14 x/menit
Tax
: 36,90 C
Status gizi:
Berat Badan
: 54 kg
Tinggi : 170 kg
Status Generalis
Kepala
Mata
: pupil : reflek cahaya +/+. isokor (+), myosis (-), midriasis (-)
sekret mata : -/Konjungtiva : anemis (-/-), edema palpebra: (-)
Telinga
Hidung
Leher
Thoraks
Inspeksi
Auskultasi
Abdomen
Inspeksi : Bentuk : distensi (-), scar (-), keloid (-),
Auskultasi :Peristaltik usus : + normal
Palpasi : Turgor : normal
Tonus : normal
Hepar : tidak teraba
Lien : tidak teraba
Ginjal : tidak teraba
Perkusi : suara timpani
Anggota Gerak :
Kelainan bentuk : (-)
Edema : (-)
Akral hangat : + +
+
Uro-genital
Kelainan bawaan : (-)
Vertebrae :
Kelainan yang ada : (-)
Tanda-tanda fraktur : (-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG :
GDS : 326
Reduksi : 4
DIAGNOSIS KERJA
DM
TERAPI :
Glibenclamid
VBC
PROGNOSIS PASIEN
Dubia ad Bonam
KONSELING
Keterangan:
: Pintu
: Jendela
V.
1.
Tn. M
Masalah
Kemungkinan Penyebab
Kesehatan
Masalah Kesehatan
Diabetes
Melitus
No. Anggota
Keluarga
2
Istri (Ny. R)
Keterangan
Masalah
Kebiasaan mengkonsumsi
makan-makanan berlemak tinggi diketahui
dan dengan penyedap rasa serta
saat
makanan berpengawet.
kunjungan
Diet tidak teratur dan tidak
pasien ke
seimbang
Puskesmas.
Riwayat DM dalam keluarga
Masalah
Kemungkinan Penyebab
Kesehatan
Masalah Kesehatan
Keterangan
Saat
kunjungan
rumah tidak
ada masalah
kesehatan
No
Anggota
Masalah
Kemungkinan Penyebab
Keluarga
Kesehatan
Masalah Kesehatan
Anak (Tn.M)
Keterangan
Saat
kunjungan
rumah tidak
ada masalah
kesehatan
Dari tabel di atas, diperoleh data bahwa saat kunjungan rumah pertama
masalah kesehatan dialami oleh Tn. M, istri dan anak. Dengan demikian 1 orang dari
3 orang anggota keluarga masih memilki masalah kesehatan. Melalui wawancara,
dapat diketahui beberapa penyebab masalah yang dianggap menjadi kemungkinan
penyebab masalah dalam keluarga tersebut.
Jika dilihat dari aspek kesehatan masyarakat, maka masalah-masalah
kesehatan yang dialami oleh Tn.M tersebut di atas terkait dengan determinan
kesehatan yang ada yaitu aspek biologis/genetik,
Masalah Kesehatan
Anggota Keluarga
Diabetes Melitus
Rencana Upaya
Intervensi
Penyuluhan
mengenai
Ket
Penyuluhan
mengenai
pola
makan-makanan
berpengawet
terlalu
banyak.
Konsultasi dengan ahli gizi.
Pengawasan
minum
obat
BIOLOGIS/PERSONAL
USIA
Usia 58 tahun termasuk usia dengan resiko
penyakit degenerative dan metabolic. Selain
itu kegagalan organ pancreas memproduksi
insulin karena faktor usia
LINGKUNGAN
Pengetahuan Keluarga
yang Kurang Mengenai
Penyakit Metabolik
PERILAKU
DIABETES
Sosio Ekonomi
MELITUS
PELAYANAN
KESEHATAN
Penyuluhan tentang penyakit
metabolic jarang dilakukan
Aspek Klinik
Diabetes Melitus
Aspek Risiko Internal
Pasien merupakan wanita yang berumur 58 tahun dimana pada usia ini rentan terkena
penyakit degeneratif dan metabolik seperti Diabetes Melitus, di samping terdapat
riwayat penyakit yang sama dalam keluarga, yaitu adik dan kakak pasien. Selain itu
gaya hidup yang dijalani oleh pasien menjadi aspek resiko bagi penyakit yang
dialaminya saat ini.
Aspek Psikososial keluarga
Kurangnya pengetahuan keluarga mengenai penyakit degeneratif dan metabolik seperti
Diabetes Melitus. Kurangnya pengetahuan keluarga mengenai bahaya kebiasaan pola
makan yang tidak teratur dan sering mengkonsumsi makan-makanan dengan penyedap
rasa, berlemak serta berpengawet terlalu banyak,kurangnya latihan fisik serta anggapan
yang masih salah mengenai hidup sehat.
Derajat fungsional
: 1 , 2 , 3, 4, 5
Kegiatan
Rencana intervensi
Sasaran
Waktu
Aspek personal
Evaluasi:
- Keluhan, harapan, dan
kekhawatiran pasien
Intervensi:
- Edukasi kepada pasien
mengenai penyakit Diabetes
Melitus dan tatalaksananya,
serta hal yang perlu
diperhatikan menyangkut
komplikasinya.
Pasien
1
minggu
2.
Aspek klinik
Diabetes
Melitus
Evaluasi:
- Pemantauan perbaikan kondisi
klinis pasien, kepatuhan
terhadap diet, keteraturan
untuk melakukan aktivitas
fisik,termasuk perbaikan
gejala DM
- Kontrol pengobatan DM
setiap habis obat
- Keteraturan meminum obat
- Pemantauan kadar gula darah
pasien, pemeriksaan
proteinurin.
- Pencegahan terhadap
komplikasi yang terjadi.
Pasien
dan
keluarga
pasien
1
minggu
Terapi:
- Non Farmakologis:
1. Mempertahankan
kadar
glukosa
darah
yang
mendekati normal
2. Menjaga tekanan darah
<130/80 mmHg
3. Menjaga berat badan
senormal mungkin
4. Menjaga diet:
Hasil
yang
diharapkan
- Kekhawatiran
pasien
mengenai
kondisi
pasien akan
berkurang
Perbaikan
gejala klinis
Dilakukan
kontrol
kesehatan
teratur setiap
habis obat
Pasien teratur
dan selalu
disiplin
meminum
obat
Pasien mulai
menjaga diet
dan aktif
melakukan
aktivitas fisik
Terjadinya
Komplikasi
dapat dicegah
Karbohidrat
tidak
boleh lebih dari 55-65
% dari total kebutuhan
energi sehari
Protein:
jumlah
kebutuhan
protein
sekitar 10-15 % dari
total kalori perhari.
Lemak:lemak
jenuh
maksimal 10 % dari
total kebutuhan kalori
per hari
5. Latihan jasmani
Frekuensi:
olahraga
perminggu, 3-5 x
perminggu
Intensitas: ringan dan
sedang
Durasi: 30-60 menit
Jenis: jalan, jogging
Farmakologis :
Oral Anti Diabetikum;
Golongan
Sulfonilurea:
Glibenklamid 2,5
mg/hari 1x1
Vitamin B complex
tablet: 2x1 perhari
Edukasi:
- Menjelaskan tentang DM,
faktor resiko, serta tatalaksana
pengobatannya termasuk
pentingnya keteraturan
berobat, serta menjaga gaya
hidup sehat
- Pentingnya dilakukan kontrol
gula darah dan proteinurin.
- Pentingnya terapi non
farmakologis
Kegiatan
Rencana Intervensi
Sasaran
Genetika
Edukasi:
Mengenai faktor resiko
penyakit DM dari aspek
keturunan/faktor genetic
Pasien
Waktu
1 minggu
1 minggu
Hasil yang
Diharapkan
-
Pasien mengerti
bahwa usia
pasien
merupakan usia
rentan terkena
penyakit
degeratif dan
penyakit
metabolik
Persepsi pasien
lebih tepat
mengenai hidup
sehat (tidak dari
indikator gemuk
atau kurusnya
seseorang)
Pasien mengerti
bahwa penyakit
DM juga
merupakan
penyakit
keturunan. Kakak
dan adik pasien
juga menderita
DM
No
.
4.
Kegiatan
Rencana Intervensi
Sasaran
Waktu
Hasil yang
diharapkan
Edukasi:
- Mengenai penyakit DM,
termasuk bahaya dan
komplikasinya
Pasien
dan
keluarga
pasien
1
minggu
pasien
mengerti dan
mampu
memahami
mengenai
penyakit DM
Kurangnya
Edukasi:
pengetahuan
- Pentingnya mengusahakan
mengenai
memasak makanan sehat
bahaya
sendiri tanpa penyedap rasa.
mengkonsumsi
makanmakanan
instant
(berpengawet),
yang
menggunakan
penyedap rasa
dan
yang
berlemak
terlalu banyak.
Pasien
dan
keluarga
pasien
1
minggu
Pasien dan
keluarga
pasien dapat
mengurangi
mengkonsum
si makanmakanan
dengan
penyedap rasa
Kecenderunga Edukasi:
n
penyakit - Mengenai kemungkinan
metabolik pada
timbulnya diabetes melitus
keluarga
pada pasien dan keluarga
pasien.
pasien karena adanya faktor
genetik.
- Pentingnya pengaturan gaya
hidup sehat;mengurangi
makanan berlemak, perbanyak
konsumsi sayur dan buah,
olahraga teratur.
- Anjuran untuk melakukan
skrining tekanan darahgula
darah secara teratur.
- Awasi munculnya gejala dan
Keluarga
pasien
1
minggu
Keluarga
pasien
mengerti
mengenai
kemungkinan
diturunkanny
a penyakit
metabolik
(DM).
Perubahan
gaya hidup ke
arah yang
lebih sehat.
Aspek
psikososial
Kurangnya
pengetahuan
mengenai
penyakit
metabolik
seperti DM
TINDAK
LANJUT I
(14Februari
2013)
Evaluasi:
- Evaluasi dari intervensi sebelumnya
Hasil:
- Pasien minum obat secara teratur dan mulai dapat melakukan aktivitas sehari-hari. Pemahaman
pasien mengenai penyakit DM serta faktor resikonya sudah lebih baik, namun pasien masih belum
memeriksakan kadar gula darahnya.
- Frekuensi mengkonsumsi makan-makanan berlemak sudah berkurang, namun masih mengalami
kesulitan makan karena masih belum terbiasa dengan makanan tanpa penyedap rasa. Pasien mulai
mengurangi penggunaan penyedap rasa dalam masakannya.
Intervensi:
Edukasi:
Aspek personal: Edukasi kepada pasien mengenai penyakit DM dan tatalaksananya, serta hal yang perlu
diperhatikan menyangkut komplikasinya.
Aspek klinik:
o Menjelaskan tentang DM, faktor resiko, penyebab, serta tatalaksana pengobatannya
termasuk pentingnya keteraturan berobat dan pengobatan yang akan dilakukan serta rajin
TINDAK
LANJUT II
(21Februari
2013)
Evaluasi:
- Obat OAD diminum secara teratur oleh pasien
- Pola makan pasien sudah agak membaik, frekuensi dan jumlah makannya mulai disesuaikan
dengan diet pasien DM.
- Kebiasaan makan makanan berlemak serta penggunaan penyedap rasa oleh pasien sudah mulai
dikurangi.
- Pasien sering melakukan olahraga teratur seperti jalan-jalan setiap selesai shalat subuh
Edukasi:
-
TINDAK
LANJUT III
(28 Februari- Obat OAD diminum secara teratur oleh pasien, pasien rajin kontrol ke puskesmas
- Pasien sudah mengecek kadar gula darahnya.
2013)
- Pola makan pasien telah membaik, frekuensi dan jumlah makannya diatur sesuai dengan diet
pasien DM (konsultasi dengan klinik gizi Puskesmas Narmada).
- Kebiasaan makan makanan berlemak serta penggunaan penyedap rasa oleh pasien sudah
dikurangi.
- Pasien sudah mulai melakukan olahraga lebih sering (2x seminggu) dan melakukan aktivitas
fisik.
Edukasi:
-
Aspek personal
pasien mengatakan sering makan dan minum. Namun walaupun seperti itu os mudah sekali lapar dan
haus. Pasien juga mengaku sering kencing. Pasien mengaku berat badan pasien menurun walaupun
pasien sering makan. Keluhan yang dirasakan berlangsung sejak 1 bulan yang lalu. Saat ini pasien telah
mengaku selalu kontrol ke Puskesmas karena ingin sembuh dari penyakitnya. Harapan pasien saat ini adalah ia
sangat ingin sembuh dan dapat beraktivitas seperti biasa lagi.
-
Aspek klinik
Diabetes Melitus
Derajat fungsional : 1 , 2 , 3, 4, 5
Kesulitan merubah pola makan pasien yang kurang baik karena telah menjadi suatu kebiasaan sejak dulu.
Pasien merupakan seorang kepala keluarga yang yang sejak menderita penyakit DM sudah tidak bisa bekerja
lagi, sehingga aktifitas fisik akan menjadi berkurang.
Pasien hanya tinggal dengan istri dan anaknya sehingga tidak banyak orang yang bisa membantu pasien untuk
menerapkan segala hal berkaitan dengan kesehatannya. Terlebih istri pasien lebih sering tinggal di rumah
anaknya dari pagi hingga sore. Sehingga pasien hanya tinggal berdua di rumah pada saat pagi sampai sore hari.
Edukasi untuk selalu meminum OAD (Obat Anti Diabetes) secara teratur dan terkontrol samapai dengan
mencapai kadar gula darah yang diharapkan/kadar gula darah yang terkontrol.
Terus menganjurkan pemeriksaan kadar gula darah pada laboratorium pemerikssaan di pusat pelayanan
kesehatan masyarakat terdekat.
Mengajak keluarga pasien untuk terus bergaya hidup sehat dengan memperhatikan pola makan, menambah
kegiatan/aktivitas fisik, serta menjalani hidup sehat agar anggota keluarga lainnya tidak memiliki kecenderungan
penyakit ini (mencegah terjadinya penyakit DM dengan mengurangi faktor resiko yang ada)