Anda di halaman 1dari 6

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

RUMAH SAKIT UMUM PROVINSI


Jalan Pejanggik Nomor 6 Telepon ( 0370 ) 623876 Mataram

PRO JUSTITIA
VISUM ET REPERTUM
Nomor:
Atas permintaan tertulis dari Kepolisian Resor Lombok Barat melalui suratnya tanggal 8
Agustus 2014, Nomor surat: B/74/VIII/2014/Sat Lantas, yang ditanda tangani oleh
Supianto Barat Nrp. 68120326, pangkat KANIT SPKT III selaku penyidik, yang mana surat
tersebut diterima pada tanggal 9 Agustus 2014 yang mengajukan permintaan Visum et
Repertum untuk korban atas nama Assopian Abidin usia 15 tahun, jenis kelamin laki-laki,
pekerjaan : pelajar, alamat : Dsn. Gubuk Lekok, Ds Apit Aik, Kec. Pringgabaya, Kab.
Lombok Timur yang diduga merupakan korban kecelakaan lalu lintas, maka dengan ini
Saya, dr. Arfi Syamsun, Sp.KF, M.Si.Med, NIP. 19790108 2003 12 1 002, menerangkan
bahwa benar pada tanggal 5 Agustus 2014, Rumah Sakit Umum Provinsi Nusa Tenggara
Barat telah merawat pasien atas nama Sopian An usia 14 tahun, jenis kelamin laki-laki,
pekerjaan pelajar, alamat : kelurahan Apitaik, kecamatan Pringgabaya, kabupaten Lombok
timur seperti dimaksud dalam Surat Permintaan Visum dari penyidik tersebut di atas.
Diagnosis pasien tersebut adalah patah tulang dada kanan, patah tulang pada lengkung
tulang rusuk depan ke sepuluh bagian dada kanan (fraktur angulus costa sepuluh thorax
dextra) dan kemungkinan perdarahan di rongga dada kanan (suspect hematopneumothorax
dextra)
serta
kerusakan
struktur
hati
(ruptur
hepar).--------------------------------------------------------------------------------

HASIL PEMERIKSAAN
1. Berdasarkan Surat permintaan Visum Et Repertum dari Kepolisian Resor Lombok
Barat, korban dengan nomor rekam medis lima empat tiga delapan delapan enam
mengalami kecelakaan lalu lintas tanggal lima bulan Agustus tahun dua ribu empat
belas sekitar pukul sebelas tiga puluh Waktu Indonesia Tengah. Kronologis kejadian

tidak diketahui. Korban dilarikan ke Rumah Sakit Bhayangkara, selanjutnya dirujuk ke


Rumah Sakit Umum Provinsi Nusa Tenggara Barat. Alasan korban dirujuk adalah
diagnosa korban berupa cedera kepala ringan dan patah tulang terbuka pada tulang
rusuk kanan dan patah tulang terbuka pada ruas jari sebelah kiri. Pasien dirujuk dalam
keadaan sadar (tingkat kesadaran tiga belas), pemeriksaan tekanan darah seratus lima
puluh per seratus milimeter air raksa, nadi delapan puluh delapan kali per menit.
Tindakan terapeutik yang telah dilakukan di Rumah Sakit Bhayangkara berupa
pemasangan

infus

Ringer

Laktat

------------------------------------------------------------------------------------------------------------2. Fakta Pemeriksaan Awal Pasien di Unit Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Provinsi
Nusa Tenggara Barat pada tanggal lima bulan Agustus tahun dua ribu empat belas
pukul

dua

belas

lebih

empat

belas

menit

waktu

Indonesia

tengah:---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------a. Pemeriksaan fisik: kesadaran sadar dengan tingkat kesadaran empat belas menurut
Skala Koma Glasgow, pemeriksaan tekanan darah seratus

per enam puluh

milimeter air raksa, nadi enam puluh delapan kali per menit, suhu tiga puluh enam
koma delapan derajat selsius, napas tiga puluh enam kali per menit, dan suara
napas

menurun

di

dada

kanan.------------------------------------------------------------------------b. Pemeriksaan
luka:------------------------------------------------------------------------------- Kepala
:
Tidak
ditemukan

luka-----------------------------------------------Leher
:
Tidak

luka-----------------------------------------------Dada
: didapatkan sebuah luka terbuka yang memanjang pada

ditemukan

daerah dada kanan bagian bawah. Luka tersebut berbentuk menganga dengan
ukuran panjang delapan sentimeter, lebar lima sentimeter, dan dalam tiga
sentimeter.--------------------------------------------------------------------------------

------------------Punggung
:

Tidak

ditemukan

luka----------------------------------------------Perut
:
Tidak

ditemukan

luka------------------------------------------------

Anggota

------------------------------------------Anggota gerak bawah :


Tidak

gerak

atas

-------------------------------------c. Pemeriksaan
penunjang

Tidak

ditemukan

luka

ditemukan

diagnostik

di

luka

Unit

Gawat

Darurat-----------------------------1. Pemeriksaan laboratorium meliputi pemeriksaan darah lengkap dengan


hasil hemoglobin dua belas koma sembilan gram per desiliter, sel darah
putih dua puluh empat koma tiga puluh lima kali sepuluh pangkat tiga per
mikroliter, trombosit empat ratus dua puluh tujuh kali sepuluh pangkat
tiga per mikroliter. Pemeriksaan fungsi ginjal dengan hasil kreatinin nol
koma tujuh milligram per desiliter dan ureum dua puluh dua milligram
per desiliter. Pemeriksaan fungsi hati melalui pemeriksaan, SGOT lima
ratus sepuluh milligram per desiliter dan SGPT lima ratus enam puluh
tiga milligram per desiliter. Pemeriksaan gula darah sewaktu dengan hasil
dua

ratus

sebelas

milligram

per

desiliter

-----------------------------------------------2. Pemeriksaan penunjang meliputi pemeriksaan radiologi dengan hasil


patah tulang pada lengkung tulang rusuk depan ke sepuluh bagian dada
kanan

(fraktur

angulus

costa

sepuluh

dextra).-----------------------------------d. Tindakan
perawatan
di

thorax

Unit

Darurat-----------------------------------------------1. Pemberian
oksigen
tiga

Gawat
liter

per

menit--------------------------------------------2. Terapi cairan infus, yaitu : larutan Ringer Laktat lima ratus mililiter
--------------------------------------------------------------------------------------------------3. Suntik Ceftriaxon

dua

infeksi)--------------4. Suntik
Ketorolac

gram
tiga

(obat

anti

persen

biotik,

pencegah

(obat

anti

nyeri)-----------------------------------5. Suntik serum anti tetanus seribu lima ratus internasional unit (pencegah
tetanus)--------------------------------------------------------------------------------6. Penjahitan
luka-------------------------------------------------------------------------

7. Konsul dr. I Gd. Ardita spesialis bedah diberikan pertimbangan untuk


melakukan tindakan operasi segera pada perut untuk mengurangi
perdarahan di dalam rongga perut. Temuan hasil operasi adalah terdapat
kerusakan struktur hati grade tiga lobus kanan dengan perdarahan aktif.
Kondisi ini menyebabkan tindakan penjahitan pada hati tidak dapat
dilakukan sehingga dilakukan pemasangan tampon serta dipasang
drainase

untuk

mengontrol

perdarahan

di

dalam

rongga

perut.------------------------------------------------------------------3. Tindakan Perawatan di Ruangan dari tanggal enam bulan Agustus tahun dua ribu empat
belas sampai tanggal delapan bulan Agustus tahun dua ribu empat belas ----------------a) Pemeriksaan
di
Ruangan-------------------------------------------------------------------1. Pada hari pertama pos operasi, dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan
perut kembung, pergerakan usus melemah, pada drainase didapatkan
darah yang keluar kurang lebih sepuluh mili liter. Hasil laboratorium
tanggal lima bulan delapan tahun dua ribu empat belas menunjukkan
penurunan hemoglobin sebesar delapan koma sembilan gram per desi
liter sehingga diberi transfusi darah lengkap dua kantong. Pada tanggal
tujuh bulan delapan tahun dua ribu empat belas didapatkan hemoglobin
lima koma tujuh gram per desi liter sehingga dilakukan transfusi darah
lengkap dua kantong masing-masing dua ratus mili liter. Nebulisasi???
Pada tanggal delapan bulan delapan tahun dua ribu empat belas kondisi
pasien semakin memburuk, dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan
pasien mengalami sesak nafas, tekanan darah seratus sepuluh per empat
puluh air raksa, denyut nadi seratus empat puluh delapan kali per menit,
frekuensi napas empat puluh empat kali per menit, demam dengan suhu
tiga puluh delapan derajat celcius, dan terdengar suara nafas tambahan
pada kedua lapang paru, pada drainase pertama keluar serum seratus
sepuluh mili liter dan drainase kedua keluar serum dua puluh mili liter.
Kondisi ini menyebabkan pasien di pindah rawat jalan ke ruang ICU.
Setelah pindah rawat di ruang ICU, pukul dua belas lebih lima belas
menit waktu Indonesia tengah, keadaan umum pasien memburuk,
denyut nadi melemah, perut membesar akibat perdarahan dari luka
operasi sehingga pasien diberikan suntikan adrenalin satu ampul untuk

meningkatkan

tekanan

darah.----------------------------------------------------------------------------------b) Terapi

di

Ruangan---------------------------------------------------------------------------1. Terapi cairan infuse, yaitu : larutan ringer laktat lima ratus milliliter
dan

dekstrose

sepuluh

persen

dua

puluh

tetes

per

menit---------------------------------------------------------------2. Transfusi darah lengkap 2 kantong -------------3. Suntik alinamine satu ampul (obat vitamin)-------------4. Suntik kalnex satu ampul (obat mencegah pembekuan darah)
-------------5. Suntik ceftriaxon
infeksi)-------------6. Suntik
ranitidine

satu

gram

satu

ampul

(obat

antibiotik,

(obat

penurun

pencegah
asam

lambung)-----------------7. Suntik novalgin satu ampul (obat anti-nyeri dan demam)---------------8. Suntik tramadol satu ampul (obat anti-nyeri)-----------------------------9. Suntik Pethidine satu milligram (obat anti-nyeri) -------------10. Suntik diazepam enam mili liter (obat anti kejang) -------------11. Suntik adrenalin satu ampul (obat untuk menaikkan tekanan
darah)--------12. Ventilator (alat bantu napas)-------------------------4. Fakta Akhir Perawatan (tanggal delapan bulan Agustus tahun dua ribu empat belas)--- Pasien meninggal dunia pukul tiga belas lebih empat puluh lima waktu indonesia
tengah setelah mendapat perawatan di Rumah Sakit Umum Provinsi Nusa
Tenggara Barat selama empat hari dengan syok yang disebabkan oleh perdarahan
.
KESIMPULAN
Berdasarkan fakta-fakta yang didapatkan dari data rekam medis pasien jenis kelamin lakilaki, usia empat belas tahun yang telah mendapatkan perawatan intensif di Rumah Sakit
Umum Provinsi Mataram maka dengan ini Saya simpulkan beberapa hal sebagai
berikut :----1. Terdapat luka robek akibat benturan benda tumpul pada daerah dada kanan bagian
bawah

pada

kejadian

kecelakaan

lintas---------------------------------------------------------------------------------

lalu

2. Terdapat kerusakan struktur hati (ruptur hepar) akibat benturan benda tumpul
pada daerah sekitar mata kanan dan daerah sekitar telinga kanan pada kejadian
kecelakaan lalu lintas ----------------------------------3. Terdapat perdarahan aktif didalam rongga perut akibat kerusakan struktur hati grade
tiga yang tidak dapat direparasi pada daerah rongga perut pada kejadian
kecelakaan

lalu

lintas

---------------------------------------------------------------------------Berdasarkan International Code of Disease ke sepuluh, sebab kematian dasar adalah akibat
kecelakaan lalu lintas yang menyebabkan terjadi benturan pada perut kanan atas. Sebab
kematian antara adalah kerusakan struktur hati (rupture hepar) grade tiga. Sebab kematian
langsung adalah perdarahan aktif di dalam rongga perut. Keadaan lain yang berkontribusi
tetapi tidak berhubungan dengan sebab kematian adalah luka robek pada daerah dada kanan
bagian
bawah..---------------------------------------------------------------------------------------------Demikianlah Visum et Repertum ini dibuat dengan sebenarnya dan menggunakan keilmuan
saya

yang

sebaik-baiknya

mengingat

sumpah

pada

waktu

menerima

jabatan.---------------------

Mataram, 21 Agustus 2014


Yang Membuat Visum et Repertum,

dr. Arfi Syamsun, Sp.KF, M.Si.Med


NIP. 197901082003121002

Anda mungkin juga menyukai