BAB I
PENDAHULUAN
Remaja merupakan masa dimana peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa, yang
telah meliputi semua perkembangan yang dialami sebagai persiapan memasuki masa dewasa.
Perubahan perkembangan tersebut meliputi aspek fisik, psikis, dan psikososial. Masa remaja
merupakan salah satu periode dari perkembangan manusia (Sofia & Ardiyanti, 2013).
Menurut WHO sekitar seperlima dari penduduk di dunia merupakan remaja berusia 10
sampai dengan 19 tahun. Sekitar 900 juta berada dinegara sedang berkembang seperti
Indonesia. Sekitar 35% populasi di Asia Pasifik dimana penduduknya merupakan 60% dari
penduduk di dunia, seperlimanya adalah remaja umur 10-19 tahun. Sedangkan di Indonesia
menurut Biro Pusat Statistik kelompok umur 10-19 tahun adalah sekitar 22% yang terdiri
dari 50,9% remaja laki-laki dan 49,1% remaja perempuan (Aesyah, 2019).
Perubahan pada remaja bukan hanya fisik dan mental, akan tetapi terjadi perubahan
secara berangsur-angsur pada sistem reproduksinya yang mulai mematang yang akhirnya
akan berfungsi seperti halnya orang yang telah dewasa (Purwoastuti & Walyani, 2015). Pada
tahap pertumbuhan dan perkembangan terdapat istilah pubertas dimana terjadi kematangan
alat-alat seksual dan tercapai kemampuan reproduksi. Salah satu hal penting yang menandai
Menstruasi merupakan pendarahan yang disebabkan dari luruhnya dinding rahim sebelah
apabila tidak terjadi implantasi embrio maka bagian lapisan rahim (endometrium) akan luruh,
kejadian menstruasi ini terjadi secara periodic (Purwoastuti & Walyani, 2015). Nyeri haid
(disminore) disebabkan dari kontraksi dinding rahim ketika terjadi peningkatan pada
hormone prostaglandin yang membantu dalam proses pelepasan dinding rahim sehingga
menimbulkan nyeri yang sering dirasakan dibagian perut awah dan nyeri pinggang
(Ratnawati, 2017).
Disminore dibagi menjadi disminore primer dan disminore sekunder. Disminore primer
adalah nyeri haid tanpa adanya kelainan pada organ genital dan hampir selalu muncul
pertama kali pada wanita berumur 20 tahun atau lebih muda setelah siklus ovulasi mereka
tetap. Puncak kejadian disminore primer adalah rentang usia remaja akhir menuju dewasa
muda yaitu rentang usia 15-25 tahun. Disminore sekunder adalah nyeri haid dengan adanya
kelainan pada organ genetal yang sering terjadi pada wanita berusia lebih dari 30 tahun.
Angka kejadian disminore di dunia sangat besar, rata-rata dari 50% perempuan
di Amerika Serikat kurang lebih sekitar 85%, di Italia sebesar 84,1% dan di Australia sebesar
80%. Prevalensi rata-rata di Asia kurang lebih sekitar 84,2% dengan spesifikasi 68,7% terjadi
di Asia Timur laut, 74,8% di Asia Timur Tengah dan 54,0% di Asia Barat laut. Prevalensi di
Negara-negara Asia Tenggara juga berbeda, angka kejadian di Malaysia mencapai 69,4%,
Thailand 84,2%.
Sementara di Indonesia di perkirakan 55% perempuan usia produktif yang tersiksa karena
nyeri saat menstruasi. Walaupun umumnya tidak berbahaya 2 namun seringkali dirasa
64,25% terdiri dari 54,89% disminore primer dan 9,36% disminore sekunder. Berdasarkan
dari hasil survei pendahuluan yang di lakukan peneliti Lisastri Syahrias 2014 di SMP N 12
batam, di peroleh data. Dari 20 orang siswi tersebut didapatkan juga data bahwa dari 16
dengan mengkonsumsi obat-obatan anti nyeri secara berkala. Namun sifat obat tersebut
hanya menghilangkan rasa sakit dan akan menimbulkan ketergantungan terhadap obat
tersebut. Jika dikonsumsi dalam jangka panjang dapat memberikan efek negatif bagi
kesehatan. Penggunaan obat-obatan akan memberikan efek samping seperti gangguan pada
lambung, anemia, dan yang lebih parah adalah dampak mental psikologis yang membuat
penderitanya tersugesti dan tidak bisa melepaskan diri dari obat. Mereka menganggap agar
tidak nyeri pada saat menstruasi harus minum obat (Anugroho & Wulandari, 2011).
Selain dengan obat-obatan rasa nyeri juga bisa dikurangi dengan istirahat yang cukup,
olahraga yang teratur, pemijatan dan kompres hangat. Selain itu nyeri menstruasi juga bisa
diobati dengan menggunakan tumbuhan herbal antara lain tapak liman, tenim putih, kunyit
dan sidaguri. Data menurut Industri Obat Tradisional (IOT) dan Industri Kecil Obat
Tradisional (IKOT) dari 4.187 terdapat 40% masyarakat memanfaatkan kunyit sebagai
pengobatan dan 10% masyarakat mengkonsumsi kunyit untuk mengurangi nyeri pada saat
Produk herbal atau jamu maupun fitofarmaka sudah menjadi pilihan alternative bagi
wanita untuk mengurangi nyeri menstruasi tanpa mendapat efek samping (Kylenorton, 2015).
Salah satu diantaranya adalah dengam minum kunyit asam. Secara alamiah kunyit
analgetika, anti-mikroba, anti-inflamasi dan dapat membersihkan darah. Senyawa aktif yang
terkandung pada kunyit yaitu curcumine (Sina, 2012). Asam jawa memiliki kandungan aktif
yaitu anthocyanin yang dapat digunakan sebagai antipiretika dan anti-inflamasi. Secara lebih
kemudian akan mengurangi serta menghambat kontraksi uterus yang menyebabkan nyeri
menstruasi.
Menurut penelitian Maya Safitri 2018 dengan judul Efektifitas Minuman Kunyit Asam
Dalam Penurunan Skala Nyeri Haid yaitu terdapat pengaruh minuman kunyit asam terhadap
penurunan nyeri haid, sebelum intervensi nyeri haid dengan skala sedang dengan 13
Pada penelitian yang dilakukan Ruth Aritonang 2018 yaitu sebelum diberikan kapsul
ekstrak kunyit mayoritas skala nyeri 4 (70%) dan setelah diberikan intervensi pemberian
kapsul ekstrak kunyit mayoritas skala nyeri menjadi 3 (60%). Berdasarkan tabel juga dapat
dilihat bahwa pada sebelum dilakukan intervensi terdapat skala nyeri 3 (15%) ,4 (70%) dan 5
(15%) dan setelah dilakukan intervensi skala nyeri menurun menjadi 2 (40%) dan 3 (60%).
Disminore Primer Dengan Pemberian Minuman Kunyit Asam Untuk Nyeri Menstruasi di
1.1 Tujuan
Dengan Pemberian Minuman Kunyit Asam Untuk Nyeri Menstruasi di Wilayah Kerja
Dengan Pemberian Minuman Kunyit Asam untuk nyeri menstruasi di Wilayah Kerja
Dengan Pemberian Minuman Kunyit Asam untuk nyeri menstruasi di Wilayah Kerja
Disminore Primer Dengan Pemberian Minuman Kunyit Asam untuk nyeri menstruasi
Primer Dengan Pemberian Minuman Kunyit Asam untuk nyeri menstruasi di Wilayah
Disminore Primer Dengan Pemberian Minuman Kunyit Asam untuk nyeri menstruasi
struktur organ tubuh pada remaja putri dan mampu mengatasi nyeri menstruasi secara
tepat.
pada pada remaja putri dengan nyeri pada saat menstruasi. Sebagai sumber informasi
dan pertimbangan bagi institusi kesehatan untuk strategi dan usaha peningkatan mutu
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
remaja terjadi pada umur 12-24-tahun. Rentang usia remaja menurut WHO 10-19 tahun dan
menurut peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 25 tahun 2014, rentang usia remaja antara
10-18 tahun. Menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) dengan
Masa remaja adalah masa transisi yang ditandai oleh adanya perubahan fisik, emosi
dan psikis. Masa remaja, yakni antara usia 10-19 tahun, adalah suatu periode masa
pematangan organ reproduksi manusia, dan sering disebut masa pubertas. Masa
remaja adalah periode peralihan dari masa anak ke masa dewasa. Berdasarkan sifat
a. Remaja awal (10-12 tahun): merasa lebih dekat dengan teman sebaya, merasa
ingin bebas, merasa lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya dan mulai
b. Masa remaja tengah (13-15 tahun): tampak dan merasa ingin mencari identitas
diri, ada keinginan untuk berkencan atau ketertarikan pada lawan jenis, timbul
dalam mencari teman sebaya lebih selektif, memiliki citra (gambaran, keadaan,
Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa,
masa dewasa. Masa remaja adalah masa yang penting dalam perjalanan
antara masa kanak-kanak yang bebas menjuju masa dewasa yang menuntut
lain remaja mempelajari perilaku orang dewasa sesuai dengan jenis kelaminnya
untuk menarik perhatian lawan jenisnya, minat terhadap lawan jenis makin kuat
disertai keinginan kuat untuk memperoleh dukungan dari lawan jenis, minat
orang dewasa, bahkan juga muncul rasa ingin tahu dan keinginan bereksplorasi
dorongan seksual dan ketertarikan terhadap lawan jenis, perilaku remaja mulai
dapat member pengaruh yang kuat untuk lebih mempercepat perubahan. Perubahan
dipengaruhi oleh dua organ penting, yaitu: kelenjar gondok, kelenjar anak ginjal, dan
kelenjar organ reproduksi. Ketiga kelenjar tersebut akan saling bekerja sama dan
mengalami mimpi basah. Perubahan fisik yang dialami oleh laki-laki yaitu tumbuh
rambut sekitar kemaluan, kaki, tangan, dada, ketiak, dan wajah. Tampak pada anak
laki-laki mulai berkumis, berjambang, dan berbulu ketiak. Suara bertambah besar,
badan lebih berotot terutama bahu dan dada, pertambahan berat dan tinggi badan,
buah zakar menjadi lebih besar dan bila terangsang dapat mengeluarkan sperma
(Kusmiran, 2014).
pertambahan tinggi badan, tumbuh rambut disekitar alat kelamin dan ketiak, kulit
menjadi lebih halus, suara menjadi lebih halus dan tinggi, payudara dan pinggul mulai
perdarahan yang teratur dari uterus sebagai tanda bahwa organ kandungan telah
sampai dengan 16 tahun. Periode ini akan mengubah perilaku dari beberapa aspek,
mentruasi (menarche) pada umur 12-16 tahun. Siklus mentruasi normal terjadi setiap
22-35 hari, dengan lamanya menstruasi selama 2-7 hari (Kusmiran, 2016).
Pada masa ini adalah masa paling subur bagi seorang wanita. Dimulai dari 1
sampai sekitar sebelum kadar LH meningkat dan terjadi pelepasan sel telur
(ovulasi). Dinamakan 18 fase folikuler karena pada saat ini terjadi pertumbuhan
folikel di dalam ovarium. Pada pertengahan fase folikuler, kada FSH sedikit
masing membawa 1 sel telur. Tetapi hanya 1 folikel yang terus tumbuh, yang
Endometrium terdiri dari 3 lapisan. Lapisan paling atas dan lapisan paling tengah
terdiri dari 3 lapisan. Lapisan paling atas dan lapisan tengah dilepaskan,
menstruasi berlangsung selama 3-7 hari, rata-rata selama 5 hari. Darah yang
hilang sebanyak 28-283 gram. Darah menstruasi biasanya tidak membeku kecuali
jika perdarahannya sangat hebat. Pada akhir dari fase ini terjadi lonjakan
proses ovulasi.
Pada fase ini menunjukkan masa ovarium beraktivitas membentuk korpus luteum
dari sisa-sisa folikel-folikel de Graaf yang sudah mengeluarkan sel ovum (telur)
pada saat terjadinya proses ovulasi. Pada fase ini peningkatan hormone
hormon FSH, estrogen, dan LH. Keadaan ini digunakan sebagai lapisan
ke dalam uterus dan proses peluruhan dinding rahim yang prosesnya akan terjadi
dihentikan oleh peningkatan kadar hormon progesteron secara maksimal. Hal ini
Pada fase ini terjadi proses pemulihan dan pembentukan kembali lapisan
FSH dan estrogen yang sebelumnya sudah dihasilkan kembali di dalam ovarium.
seorang wanita yaitu Follicle Stimulating Hormone (FSH) yang dikeluarkan oleh
ovarium, Lutenizing Hormone (LH) yang dihasilkan oleh hipofisis, serta progesteron
yang dihasilkan oleh ovarium. Faktor enzim Enzim hidrolitik yang terdapat dalam
endometrium merusak sel yang berperan dalam sintesis protein, yang mengganggu
metabolisme sehingga mengakibatkan regresi endometrium dan perdarahan. Faktor
dengan pembentukan hematoma, baik dari arteri maupun vena. Faktor prostaglandin
1) Amenorrhea
amenorrhea adalah tidak adanya menstruasi selama enam bulan atau selama tiga
kali tidak menstruasi sepanjang siklus menstruasi sebelumnya. Berdasarkan
hari. Amenorrhea sering terjadi pada wanita yang sedang menyusui, tergantung
frekuensi menyusui dan status mutrisi dari wanita tersebut (Kusmiran, 2014).
2) Oligomenorrhea
Oligomenorrhea adalah tidak adanya menstruasi untuk jarak interval yang pendek
atau tidak normalnya jarak waktu menstruasi yaitu jarak siklus menstruasi 35-90
hari.
3) Polymenorrhea
dan saat menstruasi, seperti perasaan malas bergerak, badan menjadi lemas, serta
mudah lelah. Nafsu makani meningkat dan suka makan makanan yang rasanya asam.
Emosi menjadi labil. Biasanya wanita mudah marah, sensitif, dan perasaan negatif
lainnya. Saat PMS, gejala yang sering timbul adalah mengalami kram perut, nyeri
kepala, pingsan, berat badan bertambah karena yubuh menyimpan air dalam jumlah
bervariasi, mulai dari ringan hingga yang berat. Kondisi tersebut dinamakan dymenorrhea,
yaitu keadaan nyeri yang hebat dan dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Dysmenorrhea
merupakan suatu fenomena simptomatik meliputi nyeri abdomen, kram, dan sakit punggung.
Gejala gastrointestinal seperti mual dan diare dapat terjadi sebagai gejala menstruasi
(Kusmiran, 2014).
meliputi nyeri abdomen, kram, dan sakit punggung yang dapat mengganggu aktivitas
sehari-hari.
2.3.1 Patofisiologi
miometrium dan konstriksi pembuluh darah uterus sehingga keadaan hipoksia uterus
yang secara normal menyertai haid akan bertambah berat. Kombinasi kontraksi
uterus dan hipoksia ini menimbulkan rasa nyeri yang intensif pada Dysmenorrhea.
Prostaglandin dan metabolitnya juga menyebabkan gangguan GI, sakit kepala, serta
sinkop. Karena Dysmenorrhea hampir selalu mengikuti siklus ovulasi, baik bentuk
primer maupun sekundernya jarang terjadi selama siklus anovulasi pada haid.
1) Dysmenorrhea primer
intrinsik, esensial ataupun fungsional) adalah nyeri haid yang terjadi sejak
Dysmenorrhea primer yaitu nyeri haid dari bagian perut menjalar ke daerah
pinggang dan paha, terkadang disertai dengan mual, muntah, diare, sakit
kepala, dan emosi labil. Terapi yang diberikan dapat berupa psikoterapi,
2) Dysmenorrhea Sekunder
Tanda dan Gejala yang mungkin terdapat pada dysmenorrheal meliputi rasa nyeri
yang tajam, intermiten disertai rasa kram pada abdomen bagian bawah, yang biasanya
menjalar ke bagian punggung, paha, lipat paha, serta vulva. Rasa nyeri ini secara khas
dimulai ketika keluar darah haid atau sesaat sebelum keluar haid dan mencapai
puncaknya dalam waktu 24 jam. Dysmenorrhea dapat pula disertai tanda dan gejala
yang memberi kesan kuat kearah sindrom premenstruasi, yaiu gejala sering kencing
(urinary frequency), mual dan muntah, diare, sakit kepala, lumbagia (nyeri pada
punggung), menggigil, kembung (bloating), payudara yang terasa nyeri, depresi,
Penyebab pasti Dysmenorrhea primer hingga kini belum diketahui secara pasti
menstruasi, diantaranya: faktor psikis. Remaja putri clan perempuan dewasa yang
timbulnya nyeri menstruasi diduga karena kontraksi rahim (uterus) yang berlebihan.
Faktor prostaglandin, teori ini menyatakan bahwa nyeri menstruasi timbul karena
Faktor risiko dismenore responden dari hasil penelitian yang dilakukan antara lain
usia menarche, siklus menstruasi, lama menstruasi, riwayat keluarga, dan aktivitas
Hal ini diperkuat dengan teori yang mengatakan bahwa faktor-faktor yang dapat
berbagai faktor seperti kesehatan wanita, status nutrisi, dan pola hidup sehat dan
Puspitsari, dkk (2008) basil dari beberapa penelitian menyatakan bahwa menarche
pada usia lebih awal merupakan faktor risiko yang berpengaruh terhadap kejaidan
dismenore primer. Selain itu alat reproduksi harus berfungsi sebagaimana mestinya.
Namun bila menarche terjadi pada usia yang lebih mai dari normal, dimana alat
reproduksi belum slap untuk mengalami perubahan dan masih terjadi penyempitan
pada leher rahim, maka akan timbul rasa sakit ketika mentruasi.
2) Siklus Menstruasi Siklus menstruasi adalah jarak antara masa menstruasi, yaitu jarak
terjadi secara periodik setiap 28 hari, ada pula setiap 21 hari dan 30 hari (Kusmiran,
2016).
Setiap menstruasi menyebabkan rasa nyeri, terutama pada awal menstruasi namun
seseorang ketika mengalami nyeri haid yang ditandai nyeri diperut bawah ketika,
selama, dan sesudah menstruasi karena adanya kontraksi pada otot uterus.
Dysmenorrhea secara siklik dibagi menjadi tiga tingkat. Menurut Ivlanuaba (Abdul,
1) Dysmenorrhea ringan Berlangsung beberapa saat dan dapat melanjutkan aktivitas kerja
sehari-hari. Dismenore ringan terdapat pada skala nyeri dengan tingkatan 1-4.
3) Dysmenorrhea berat Perlu istirahat beberapa hari dan dapat disertai sakit kepala,
kemeng pinggang, diare, dan rasa tertekan. Dismenore berat terdapat pada skala nyeri
5. Nyeri timbul mendahului haid dan meningkat pada hari pertama atau kedua
haid
nyeri yang ringan hingga sedang (paling efektif jika obat ini diminum 24 jam
(jarang digunakan).
ketidaknyamanan pada wanita yang sudah dewasa), cara ini harus dilakukan
ketika menstruasi, yaitu obat antikoagulan. Obat antikoagulan adalah obat yang
4. Minuman Herbal
Sifat obat-obatan yang apabila dionsumsi terus menerus akan menimbulkan efek
alami dan tidak menimbulakn efek yang berpengaruh pada tubuh. Contoh
Nyeri merupakan campuran reaksi fisik, emosi dan perilaku (Potter & Perry,
2005). Nyeri adalah peristiwa yang tidak menyenangkan pada seseorang dan dapat
perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal skala atau tingkatannya, dan
hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri yang
Masalah yang paling sering dialami wanita, kram pada perut bagian bawah,
mual, muntah demam, menggigil, tubuh tidak fit dan pegal-pegal. Sakit dan nyeri
tersebut akan menghilangkan konsentrasi para wanita, sehingga tidak heran jika
banyak aktivitas yang terganggu selama masa menstruasi (Khusen, 2016). Karna
gangguan dismenorea sifatnya subyektif, berat atau intensitasnya sukar dinilai.
Walaupun frekuensi dismenorea cukup tinggi dan penyakit ini sudah lama dikenal,
karena hampir semua wanita mengalami rasa tidak enak di perut bawah sebelum dan
selama haid dan sering kali rasa muak maka istilah dismenorea hanya dipakai jika
nyeri haid demikian hebatnya, sehingga memaksa penderita untuk istirahat dan
meninggalkan pekerjaan atau cara hidupnya sehari-hari untuk beberapa jam atau
Menurut Hidayat (2006), klasifikasi nyeri secara umum dibagi menjadi dua,
yakni nyeri akut dan nyeri kronik. Nyeri akut merupakan nyeri yang timbul secara
mendadak dan cepat menghilang, yang tidak melebihi 6 bulan dan ditandai adanya
peningkatan tegangan otot. Nyeri kronis merupakan nyeri yang timbul secara
sindrome nyeri kronis, dan psikomatis. Ditinjau dari sifatnya, nyeri dapat dibagi ke
dalam beberapa kategori, diantarnya nyeri tertusuk dan nyeri terbakar.Nyeri pada
0 : Tidak disminore
obat, tapi obat jarang efektif dalam mengurangi rasa nyeri ( Reece
Kunyit (Indonesia) adalah suatu tanaman yang sudah dikenal di berbagai belahan
dunia. Nama lain tanaman ini antara lain saffron (Inggris), kurkuma (Belanda), kunir
(Jawa), konyet (Sunda), dan lain sebagainya (Olivia, et al., 2006). Tanaman kunyit
tumbuh bercabang dengan tinggi 40-100 cm. Batang merupakan batang semu, tegak,
bulat, membentuk rimpang dengan warna hijau kekuningan dan tersusun dari pelepah
daun (agak lunak). Daun tunggal, bentuk bulat telur (lanset) memanjang hingga 10-40
cm, lebar 8-12,5 cm dan pertulangan menyirip dengan warna hijau pucat. Berbunga
majemuk yang berambut dan bersisik dari pucuk batang semu, panjang 10-15 cm
dengan mahkota sekitar 3 cm dan lebar 1,5 cm, berwarna putih atau kekuningan.
Ujung dan pangkal daun runcing, tepi daun yang rata. Kulit luar rimpang berwarna
mengurangi keluhan pada saat dismenore. Kunyit asam sering digunakan sebagai
ramuan tradisional untuk mengurangi rasa nyeri saat dismenore. Produk herbal ini
menjadi alternatif remaja putri yang ingin mengurangi nyeri dismenore tanpa
mendapatkan efek samping. Kunyit asam juga dapat menyembuhkan penyakit seperti
sakit keputihan, dismenore (nyeri haid), perut mual, perut mules, perut kembung,
Kunyit memiliki kandungan senyawa yang berkhasiat untuk obat, yang disebut
5% dan zat-zat yang bermanfaat lainnya seperti minyak atsiri yang terdiri dari keton
sesquitterpen, tumeron, tumeon 60%, zingiberen 25%, feladren, sabinen, borneol dan
sineil. Kunyit juga mengandung lemak sebanyak 1-3%, karbohidrat 3%, protein 30%,
pati 8%, vitamin C 45-55%, dan garam-garam mineral yaitu zat besi, fosfor, dan
kalsium. Sedangkan asam jawa memiliki agen aktif alami anthocyanin sebagai anti
inflamasi dan antipiretika, selain itu asam jawa memiliki kandungan tannis, saponins,
sistem saraf (Safitri, Utami, & Sukmaningtyas, 2009). Serta gula jawa memiliki
ascorbatic acid, vitamin C, vitamin B12, vitamin E, asam folat, protein dan garam.
Gula jawa memiliki rasa manis alami, didalamnya mengandung unsur yang bersifat
menambah darah, meredakan nyeri, dan memperlancar peredaran darah (Maninggar,
2010).
Kunyit mempunyai kandungan senyawa aktif dan bahan kimia yaitu curcuminyang
aktif alami yang berfungsi untuk antipiretika dan antiinflamasi,Sedangkan asam jawa
memiliki kandungan senyawa kimia antara lain asem appel,asam nitrat, asam
anggung serta asam tetrat serta memiliki agen aktif sebagaiantipiretika dan penenang
2014).
dihambatoleh curcumine adalah influks ion kalsium ke dalam sel-sel epitel uterus.
Jikapenghambatan terhadap influks ion ini dilakukan ke dalam sel epitel uterus,
untukmengurangi aktivitas sistem saraf sehingga menjadi tenang (Safitri et al., 2009).
nyerihaid skala sedang terjadi pada 13 mahasiswa (65 %) setelah intervensi nyeri
(40%)tidak nyeri. Kunyit asam yang termasuk produk herbal/jamu atau fitofarmaka
saatini memang menjadi alternatif utama bagi para remaja putri yang
inginmengurangi rasa nyeri dismenorea tanpa mendapat efek samping. Dosis kunyit
asam yang diberikan yaitu sebanyak 100 ml, diberikan pada pagihari selama
Pengkajian
Menurut Taqiyyah Bararah & Mohammad Jauhar (2013) Pengkajian adalah langkah
utama dan dasar utama dari proses keperawatan yang mempunyai dua kegiatan
pokok, yaitu:
1. Pengumpulan data
a. Anamnesa
1) Identitas klien
1) Keluhan Utama
1) Riawayat Haid
Umur menarchi pertama kali, lama haid, jumlah darah yang keluar,
1) Pola Eliminasi
Untuk kasus fraktur humerus tidak ada gangguan pada pola eliminasi,
tapi walaupun begitu perlu juga dikaji frekuensi, konsistensi, warna serta
bau feces pada pola eliminasi. Sedangkan pada pola eliminasi urin dikaji
frekuensi, kepekatannya, warna, bau, dan jumlah. Pada kedua pola ini
1) Pola Aktivitas
Klien tidak akan kehilangan peran dalam keluarga dan dalam masyarakat.
pada indera yang lain tidak timbul gangguan.begitu juga pada kognitifnya
tidak mengalami gangguan. Namun timbul rasa nyeri pada perut bagian
bagian bawah.
gangguan menstruasi.
Pada klien Dismenore timbul rasa cemas tentang keadaan dirinya, yaitu
dengan baik terutama frekuensi dan konsentrasi. Hal ini bisa disebabkan
a. Keadaan Umum
sopor/semicoma, coma
Antropoometri : TB/PB, BB
2) Dada :
2) Abdomen : Nyeri pada bagian bawah abdomen, kaji penyebab nyeri, Kualitas
nyeri, Region nyeri, Skala Nyeri, Awitan terjadinya nyeri, sejak kapan dan
berapa lama
Skema 2.1
WOC Disminore
Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut
2. Ansietas
3. Ketidakseimbangan nutrisi
4. Intoleransi Aktivitas
Intervensi Keperawatan
Tabel 2.1
Keperawatan
Nyeri Akut SLKI SIKI
Definisi : Pengalaman Setelah dilakukan asuhan keperawatan Manajemen Nyeri Akut :
sensori dan selama 3 kali 24 jam, maka diharapkan 1. Identifikasi lokasi,
emosional yang tidak tingkat nyeri menurun dan kontrol karakteristik, durasi, frekuensi,
menyenangkan yang nyeri meningkat dengan Kriteria Hasil : kualitas dan intensitas nyeri.
Faktor yang
berhubungan:
- Agen cedera (mis.
biologis zat kimia,
fisik dan psikologis)
Tabel 2.2
Keperawatan
Ansietas SLKI SIKI
Definisi : Kondisi Setelah dilakukan asuhan keperawatan Penurunan kecemasan :
emosi dan selama 3 kali 24 jam, maka diharapkan 1. Gunakan pendekatan yang
pengalaman subyektif kecemasan menurun dengan Kriteria menenangkan
individu terhadap Hasil : 2. Nyatakan dengan jelas harapan
objek yang tidak jelas - Klien mampu mengidentifikasi dan terhadap pelaku pasien
menghadapi - Postur tubuh dan tingkat aktivitas 6. Dorong pasien untuk
Tabel 2.3
Kebutuhan Tubuh
- Berat badan 20 % atau - Adanya peningkatan berat tapi sering
4. Anjurkan untuk minum air
lebih di bawah ideal badan sesuai dengan tujuan
hangat terlebih dahulu
- Dilaporkan adanya - Beratbadan ideal sesuai dengan
5. Anjurkan pasien untuk
intake makanan yang tinggi badan
meningkatkan protein dan
kurang dari RDA - Mampumengidentifikasi
vitamin C
(Recomended Daily kebutuhan nutrisi
6. Berikan substansi gula
Allowance) - Tidk ada tanda tanda malnutrisi
7. Yakinkan diet yang
- Membran mukosa dan - Menunjukkan peningkatan dimakan mengandung
konjungtiva pucat fungsi pengecapan dari menelan tinggi serat untuk
- Kelemahan otot yang - Tidak terjadi penurunan berat mencegah konstipasi
digunakan untuk badan yang berarti 8. Ajarkan pasien bagaimana
menelan/mengunyah membuat catatan makanan
- Luka, inflamasi pada harian.
rongga mulut 9. Berikan informasi tentang
Tabel 2.4
aktivitas sehari hari - Mampu melakukan aktivitas mendapatkan alat bantuan
sekresi
9. Instruksikan klien
penggunaan teknik relaksasi
selama aktivitas
10. Bantu klien dengan
konservasi energi dan teknik
kerja dalam ADL
11. Ajarkan klien pentingnya
nutrisi seimbang
12. Jelaskan pada klien tanda
intoleransi aktivitas,
mencakup gejala yang harus
dilaporkan ke dokter
13. Jelaskan pada klien
bagaimana menggunakan
alat bantu atau obat sebelum
atau selama aktivitas
14. Bantu klien membuat catatan
aktivitas untuk mencatat
aktivitas dan toleransi
aktivitas
Tabel 2.5
Keperawatan
Koping Individu yang SLKI SIKI
tidak efektif Setelah dilakukan asuhan Membuat Keputusan
Definisi : keperawatan selama 3 kali 24 jam,
1. Hargai pemahaman pasien
Ketidakmampuan maka diharapkan koping adekuat
tentang proses penyakit
untuk membentuk dengan Kriteria Hasil : dan konsep diri
penilaian valid tentang - Menunjukan fleksibilitas peran 2. Hargai dan diskusikan
stressor keluarga substitute respon terhadap
Batasan - Menunjukan fleksibilitas peran situasi
karakteristik : para anggotanya 3. Hargai sikap klien
pertentangan masalah terhadap perubahan peran
- Gangguan tidur
nilai keluarga dan hubungan
- Penyalahgunaan
4. Dukung penggunaan
bahan kimia - Dapat mengatur masalah-masalah sumber spiritual jika
- Penurunan - Membuat keputusan diminta
penggunaan - Mengekspresikan perasaan dan 5. Gunakan pendekatan yang
tingkat tinggi
Implementasi Keperawatan
ke dalam bentuk intervensi keperawatan guna membantu klien mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Kemampuan yang harus dimiliki perawat pada tahap implementasi
2008).
Asuhan yang efektif adalah memberikan asuhan sesuai dengan yang harus
Asuhan yang efisien berarti perawat dalam memberikan asuhan dapat menggunakan
Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan yang merupakan perbandingan
yang sistematis dan terencana antara hasil akhir yang teramati dan tujuan atau kriteria
berkesinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga kesehatan lainnya. Jika hasil
evaluasi menunjukan tercapainya tujuan dan kriteria hasil, klien bisa keluar dari
siklus proses keperawatan. Jika sebaliknya, klien akan masuk kembali ke dalam
Evaluasi terbagi atas dua jenis, yaitu evaluasi formatif dan evaluasi sumatif.
Evaluasi formatif berfokus pada aktivitas proses keperawatan dan hasil tindakan
keperawatan. Evaluasi formatif ini dilakukan segera setelah perawat
komponen yang dikenal dengan istilah SOAP, yakni subjektif(data berupa keluhan
Menurut Asmadi (2008) ada tiga kemungkinan hasil evaluasi yang terkait dengan
a. Tujuan tercapai jika klien menunjukan perubahan sesuai dengan standar yang
telahditentukan.
b. Tujuan tercapai sebagian atau klien masih dalam proses pencapaian tujuan jika
c. Tujuan tidak tercapai jika klien hanya menunjukan sedikit perubahan dan tidak
TINJAUAN KASUS
3.1.1 Identitas :
keturunan.
Nn.A mengatakan ini hari pertama haid merasa nyeri perut bagian bawah dan
sakit, pusing, badan lemas, keringat dingin, badan terasa pegal-pegal, mual dan
muntah serta tidak nafsu makan, Nn.A mengatakan jika makan sedikit terasa
mual. Nn.A mengatakan panik jika saat menstruasi datang, karena takut terjadi
Pengkajian PQRST :
P : Nyeri menstruasi
Q : Seperti tertusuk-tusuk
S:8
T : 2 menit sekali
Suhu : 36,2 oC
c. Riwayat Menstruasi
- Menarchea : 14 tahun
- Lama : 7 hari
- Siklus : 28 hari
Genogram Keluarga
Skema 3.1
Genogram Keluarga Nn.A
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
: Tinggal Serumah
X : Sudah Meninggal
: Keturunan
: Hubungan
3.1.3 Kebiasaan Sehari-hari
a. Biologis
1) Pola Makan
Nn.A mengatakan sebelum haid makan 3 kali sehari yaitu pagi saat
sarapan, makan siang dan makan malam. Jumlah makanan yang dihabiskan 1
porsi setiap kali makan dengan komposisi nasi, lauk pauk (seperti; ayam,
ikan, daging, telur, tahu dan tempe) dan sayur (seperti; bayam, wortel, sawi,
Nn.A mengatakan saat haid makan 2 kali sehari yaitu makan siang dan
makan malam. Jumlah makanan yang dihabiskan ½ porsi, setiap kali makan
dengan komposisi nasi, lauk pauk (seperti; ayam, ikan, daging, telur, tahu dan
tempe) dan sayur (seperti; bayam, wortel, sawi, kol dan sebagainya). Nn.A
2) Pola Minum
3) Pola Tidur
haid.
4) Pola Eliminasi
Nn.A mengatakan buang air kecil 4-5 kali sehari dengan karakteristik
urin berwarna kuning cerah, tidak keruh dan tidak ada nyeri saat buang air
kecil.
Nn.A mengatakan buang air besar 1 hari sekali setiap pagi dengan
belajar via zoom jam 07.00 wib sampai jam 13.00 wib. Nn.A jarang sekali
berolahraga.
b. Hubungan Sosial
dengan tetangga.
1) Pelaksanaan ibadah
SWT dan yakin bahwa tuhan akan memberikan yang terbaik bagi dirinya.
b. Tanda vital
4) Suhu : 36,2 oC
5) Pengukuran BB dan TB
BB : 55 kg
TB : 150 cm
6) Head to toe
1. Kepala
Kepala simetris, bentuk bulat, tidak ada lesi, tidak ada nyeri tekan,
distribusi rambut tidak merata, tidak ada alopesia dan adanya rambut
1. Wajah
Wajah simetris, warna kulit sama dengan warna kulit yang lain,
1. Telinga
Telinga simetris, posisi pina sejajar dengan mata, tidak ada lesi, tidak
adanya kemerahan, tidak ada pembengkakan dan lesi pada telinga luar,
1. Mata
Alis mata simetris, bulu mata ke atas kelopak mata mampu mengedip,
konjungtiva anemis, sclera tidak ikterik, tidak ada lesi, posisi kedua
mata simetris, reaksi pupil terhadap cahaya kanan (+), kiri (+), mata
tamak bersih.
1. Hidung
1. Mulut
Tidak ada kelaianan, tidak ada lesi, mulut tampak bersih, jumlah gigi
1. Leher
1. Thoraks
Bentuk dada simetris, tidak ada kifosis, tidak ada jaringan parut, tidak
batas paru normal, tidak ada wheezing atau suara nafas tambahan
limfe.
1. Abdomen
hiperpigmentasi, tidak ada lesi, tidak ada bekas operasi, tidak ada
pernafasan perut, tidak ada nyeri tekan dan tidak ada distensi pada
gaster, hepar tidak teraba, tidak ada nyeri saat BAB dan BAK.
Nn.A mengatakan percaya bahwa kesehatan yang selama ini diberikan oleh
Tabel 3.1
Analisa Data
dan Muntah
Intervensi Keperawatan
Tabel 3.2
Intervensi Keperawatan
Diagnosa
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan
Keperawatan
Nyeri Akut SLKI SIKI
Tabel 3.3
Implementasi dan Evaluasi
Diagnosa Evaluasi
Hari/Tgl Jam Implementasi Paraf
Keperawatan (S,O,A,P)
02 Nyeri Akut 09.00 1. Berkenalan dengan S:
November berhubungan pasien kelolaan 1. Nn.A
2020 dengan Kontraksi 09.10 2. Menjelaskan tujuan mengatakan
November Nutrisi Kurang Dari sedikit tapi sering 1. Nn.A mual dan
09.10
2020 Kebutuhan Tubuh 2. Menganjurkan untuk muntah ssedikit
berhubungan minum air hangat mulai berkurang.
dengan Mual dan terlebih dahulu
10.10 3. Menganjurkan pasien O:
Muntah
untuk meningkatkan 1. Nn.A tampak
protein dan vitamin C mulai nafsu
4. Memberikan substansi makan
10.15 gula 2. Nn.A tampak
5. Memberikan informasi sesekali masih
10.16
tentang kebutuhan muntah
nutrisi 3. TTV :
- TD : 130/80
mmHg
-RR : 25 kali/
menit
-Nadi:101 kali/
menit
- Suhu: 36,2 oC
A : Masalah
Ketidakseimbangan
Nutrisi Kurang Dari
Kebutuhan Tubuh
sedikit teratasi.
P : Pertahankan
Intervensi
02 Ansietas 10.00 1. Menggunakan S:
kali/ menit
c. Nadi :90kali/
menit
d. Suhu: 36,4 oC
PQRST :
P : Nyeri
menstruasi
Q : Seperti
tertusuk-tusuk
R : Perut bagian
bawah
S:2
T : 20 menit
sekali
A : Masalah Nyeri
Akut mulai teratasi.
P : Pertahankan
Intervensi
06 Nyeri Akut 10.00 1. Memeriksa Vital sign S:
PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan membandingkan antara teori dan kasus yang penulis amati dalam
pemberian asuhan keperawatan pada pasien Disminore Pimer dengan penerapan minum kunyit
asam untuk menurunkan skala nyeri di Wilayah kerja Puskesmas Sei Panaspada tanggal 02
November sampai dengan 06 November 2020. Tahap ini dibuat berdasarkan proses keperawatan
yang meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi. Adapun
uraiannya sebagai berikut :
Pada proses pengkajian penulis memperoleh data dengan menggunakan metode wawancara
yang dilakukan secara langsung kepada klien. Selain itu juga penulis memperoleh data dari
hambatan yang berarti dalam memperoleh data tentang klien. Hal ini dikarenakan adanya
Dari hasil pengkajian didapatkan klien mengalami Disminore primer di hari pertama
haid yang menimbulkan nyeri perut bagian bawah dan sakit, pusing, badan lemas, keringat
dingin, badan terasa pegal-pegal, mual dan muntah serta tidak nafsu makan. dari hasil
pengkajian yang didapatkan dari observasi didapatkan bahwa Nn.A tampak meringis
kesakitan, memegangi perutnya dan tampak terbaring di tempat tidur dengan akral teraba
Hasil pengkajian diatas sesuai dengan penelitian yang sampaikan oleh Revinta Ayu
Wardani (2019) dengan judul penelitian “Inovasi Kunyit Asam Untuk Meredakan Nyeri
Akut Pada Remaja Dismenore” yaitu klien mengatakan saat menstruasi malas untuk
beraktivitas karena nyeri yang dirasakan, klien mengatakan nyeri karena menstruasi, seperti
ditusuk-tusuk, nyeri dirasakan dariperut sampai pinggang, skala nyeri 6, hilang timbul, klien
mengatakan mual saat. Sedangkan data objektif: klien tampak memegang area nyeri
yaitupada perut dan pinggang. Klien tampak menahan nyeri, tekanan darah (120/80mmHg).
Hasil pengkajian diatas juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Dyah
Nurfitriani, 2017 dengan judul penelitian “Asuhan keperawatan pada klien dengan
disminorea primer menggunakan aroma terapi lemon secara inhalasi di Desa Kalibiji
nyeri bertambah saat aktivitas, nyeri berkurang saat istirahat , nyeri seperti ditusuk-tusuk,
nyeri pada daerah pubis (bawah abdomen) dan klien tampak merintih.
Berdasarkan uraian diatas dapat di simpulkan bahwa terdapat kesamaan antar hasil
pengkajian yang dilakukan, teori serta penelitian yang telah dilakukan sebelumnya.
4.2 AnalisaDiagnosa Keperawatan
berbeda dari diagnosa psikiatrik medis dimana diagnosa keperawatan adalah respon klien
terhadap masalah medis atau bagaimana masalah memperngaruhi fungsi klien sehari-hari
Tubuh berhubungan dengan Mual dan Muntah dan Ansietas berhubungan dengan disminore
primer.
Sedangkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Rima Dayanti dengan judul
Asuhan Keperawatan Pada Kesehatan Reproduksi dengan Disminre Primer di Ruang Poli
muncul pada pasien dengan Dismonorea Primer yaitu nyeri akut berhubungan dengan
masalah yaitu nyeri akutberhubungan dengan Kontraksi Uterus, dan Kurang pengetahuan
tetang proses penyakit diet, perawatan dan pengobatan berhubungan dengan kurangnya
informasi.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa salah satu upayauntuk menurunkan
skala nyeri pada penderita disminore primer adalah dengan mengkonsumsi rebusan kunyit
asam, kunyit asam dapat menurunkan intensitas nyeri dismenorea. Rebusan kunyit asam
mempunyai aktivitas antioksidan dan karena mengandung senyawa fenolik. Kunyit asam
tersebut memiliki kandungan seperti kurkuminoid, atsiri, flavonoid dan lainnya yang
bermanfaat sebagai analgetik (pengilang rasa nyeri), antiinflamasi dan sebagainya, sehingga
nyeri yang dirasakan pada saat menstruasi dapat berkurang dengan mengkonsumsi rebusan
Kontraksi Uterus.
tujuan umum yang mengacu pada masalah dan tujuan khusus yang mengacu pada penyebab,
menentukan kriteria evaluasi, rencana, intervensi serta membuat rasional atas intervensi
Adapun intervensi utama yang dilakukan pada Nn.A yaitu untuk masalahNyeri Akut
menurunkan skala nyeriyaitu dengan Memberikan terapi minum rebusan kunyit. Menurut
(Fidatul Jamila dan Salis Qurota, 2018) yaitu menurut penelitian sesudah diberikan
minuman kunyit asam rata-rata responden mengalami efek penurunan tingkat nyeri
menstruasi. Karena kandungan curcumin dan minyak atsiri pada kunyit kombinasi
anthocyanin dan tanin pada asam jawa dapat menurunkan tingkat nyeri menstruasi atau
dysmenorrhea dengan memanfaatkan sistem blokade pembentukan zat biokimia tubuh yaitu
prostalglandin yang merupakan reseptor stimulus nyeri tubuh sehingga tingkat nyeri pada
dilakukan oleh (Yuflihul Khair, 2015) dengan judul “Asuhan keperawatan pada Pasien
dengan Disminore” dengan Hasil penelitian menunjukkan bahwa penurunan skala nyeri
Tubuh berhubungan dengan Mual dan Muntah tindakan utama yang dilakukan berdasarkan
salah satu Intervensi menurut buku SDKI(2014) adalah management gangguan makan.
Dengan Pemberian makanan berporsi kecil tapi sering adalah terapi yang digunakan untuk
melatih pencernaan pasien agar dapat menerima makanan sehingga tidak berpotensi mual
muntah.
Hal ini juga sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan (Rati Ristiawati, 2018)
dengan judul penelitian “Asuhan Keperawatan Pada Nn.C dengan Disminore di Ruang
Mawar Rumah Sakit RSUD R.syamsudi Sukabumi” yang menunjukkan masalah gangguan
nutrisi padaklien dapat diatasi dengan salah satu intervensi yang diberikan yaitu memberikan
nutrisi sedikit demi sedikit dan melihat efek setelah pemberian nutrisi.Management nutrisi
bertujuan untuk Alergi akan memperburuk kondisi pasien, Sajian makanan yang disukai
adalah salah satu pasien untuk mau makan, Jumlah asupan nutrisi yang masuk
mempengaruhi keseimbangan nutrisi, Mual dan muntah adalah tanda adanya alergi atau
benda asing yang tidak dapat diterima oleh sistem pencernaan pasien, Pemberian makanan
berporsi kecil tapi sering adalah terapi yang digunakan untuk melatih pencernaan pasien
dilakukan berdasarkan salah satu Intervensi menurut buku SDKI (2014) adalah dengan
penyelesaian kecemasan.
Hal ini juga sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan (Agung Subakti, 2017)
dengan judul penelitian “Asuhan keperawatan pada Nn.N dengan Disminore Primer di
Hal ini juga sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan (Rofiqoh, 2014) dengan
judul penelitian “Asuhan keperawatan pada Nn.Y dengan Disminore Primer di wilayah kerja
Berdasarkan Uraian diatas dapat simpulkan terdapat keselarasan antara intervensi yang
dilakukan kepada Nn.A dengan teori yang ada serta di dukung oleh penelitian sebelumnya.
4.2 Analisa Implementasi Keperawatan
Pelaksanaan tindakan keperawatan yang dilakukan oleh penulis secara nyata langsung
kepada klien Nn.A, merupakan realisasi dari intervensi keperawatan yang sesuai dengan
konsep teori yang dilaksanakan selama 5 hari secara bertahap, spesifik dan
Implementasi diagnosa untuk Nyeri b.d kontraksi uterus dilakukan selama 5 hari dengan
pemberian Minuman Kunyit Asam Terhadap Tingkat Nyeri Menstruasi ini dilakukan selama
Berdasarkan oleh penelitian yang dilakukan oleh Ulfa Unr Baiti (2018) dengan judul
penelitian “Berdasarkan oleh penelitian yang dilakukan oleh Junila (2018) dengan judul
penelitian “Pengaruh Pemberian Minuman Kunyit Asam Terhadap Perubahan Skala Nyeri
Pada Siswi Kelas VII Dengan Disminore Primer di MTsN 6 Madiun” Terapi non
farmakologi minuman kunyit asam dilakukan selama 3 hari dengan durasi 30 menit setiap
berhubungan dengan mual dan muntah dilakukan selama 2 hari dengan tindakan
menganjurkan makan sedikit tetapi sering, menganjurkan makanan yang mengandung protein
Berdasarkan oleh penelitian yang dilakukan oleh Milenia (2015) dengan judul penelitian
hasil Mengkaji adanya alergi makanan, Memonitor asupan nutrisi yang masuk, Memonitor
keperawatan yang berdasarkan konsep teori, dari 5 diangnosa yang ditemuakan hanya 3
diagnosa yang penulis angkat yaitu Nyeri Akut berhubungan dengan Kontraksi Uterus,
Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh berhubungan dengan Mual dan
Nyeri b.d Kontraksi Uterus masalah keperawatan di hari pertama klien merasa nyeri perut
sebelum minum kunyit asam dengan skala nyeri 8 setelah minum air kunyit asam klien
merasa skala nyeri nya berkurang dengan skala 7 dengan akral teraba dingin, nadi cepat dan
90 x /I setelah minum minuman kunyit asam klien merasakan nyeri berkurang dengan skala
Hari ketiga setelah minum kunyit asam skala nyeri masih 5 namun sudah duduk di tempat
Hari keempat sebelum minum kunyit asam skala nyeri 5, dengan tekanan darah 110/80
mmHg, akral terasa hangat. Setelah diberikan minuman kunyit asam klien sudah bisa duduk
Hari kelima hari terakhir klien sudah bisa duduk dikursi, intervensi dihentikan.
Berdasarken teori yang dikemukakan oleh Maya Safitri (2018) mengatakan buah rimpang
kunyit dan buah asam yang kemudian diolah menjadi minuman kunyit asam, bahwa
gabungan kedua komponen tersebut mengandung berbagai bahan aktif alami yang dapat
vasospasme uterus yang berlebihan dan mengurasu stres emosional yang bekerja memalui
saraf otonom.
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual dan
muntah masalah keperawatan, Intervensi dihentikan selama 2 hari, klien tampak mulai nafsu
makan di hari pertama dan di hari kedua sudah tidak mual muntah dan tampak tenang.
Berdasarkan penelitian yang dikemukakan oleh Hanna (2011) dengan judul Asuhan
evaluasi proses dalam tindakan keperawatan dilakukan selama satu kali dan tidak
tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam tujuan teratasi ditandai dengan Pasien mengatakan
tadi pagi makan menghabiskan tiga seperempat porsi dan minum baru 3 gelas berupa air
putih teh dan susu, Pasien mengatakan tidak mual dan muntah.
implementasi adalah klien sudah tidak panik setelah diberi penjelasan tentang nyeri
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Revilda Humaira (2015) dengan judul “Asuhan
Keperawatan Nn.N pada remaja yang mengalami gangguan menstruasi” Menyatakan hasil
Senyawa aktif yang terkandung dalam kunyit yaitu curcumine, begitu juga asam jawa yang
memiliki kandungan aktif yaitu anthocyanin yang dapat digunakan sebagai antipiretik dan
mengurangi skala nyeri ini dilakukan selama 5 hari dengan durasi waktu selama 30 menit
setiap hari. Setelah dilakukan implementasi selama 5 hari dengan durasi 30 menit Nn.A
menunjukkan peningkatan dengan tidak merasakan nyeri seperti di hari pertama. Hal ini
dilakukan pemberian minum kunyit asammerupakan salah satu upaya non farmakologi yang
Minuman kunyit asam ini merupakan salah satu upaya non farmakologi dalam
mengurangi nyeri mentruasi karena kandungan yang terdapat. Hal ini di dukung oleh
penelitian yang dilakukan Maya Safitri 2018 dengan judul Efektifitas Minuman Kunyit
Asam Dalam Penurunan Skala Nyeri Haid yaitu terdapat pengaruh minuman kunyit asam
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan studi kasus pada Nn.A dengan asuhan keperawatan Disminore Primer
Dengan Pemberian Minuman Kunyit Asam di Wilayah Kerja Puskesmas Sei Panas Batam
5.1.1 Setelah dilakukan pengkajian meliputi pengumpulan data yang dilakukan pada tanggal
20 Oktober 2020, dimana data diperoleh melalui teknik wawancara, observasi dan
pemeriksaan fisik. Data yang diperoleh pada klien yaitu :Dari hasil pengkajian didapatkan
klien mengalami Disminore primer di hari pertama haid yang menimbulkan nyeri perut
bagian bawah dan sakit, pusing, badan lemas, keringat dingin, badan terasa pegal-pegal, mual
dan muntah serta tidak nafsu makan. dari hasil pengkajian yang didapatkan dari observasi
didapatkan bahwa Nn.A tampak meringis kesakitan, memegangi perutnya dan tampak
terbaring di tempat tidur dengan akral teraba dingin, nadi teraba cepat dan tekanan darah
130/80 mmHg.
5.1.2 Setelah data terkumpul penulis menemukan 3 (tiga) diagnosa keperawatan yang telah
diprioritaskan dengan menggunakan penilaian skoring yaitu: nyeri akut berhubungan dengan
dengan Mual dan Muntah dan Ansietas berhubungan dengan disminore primer.
5.1.3 Penyusunan rencana keperawatan meliputi langkah – langkah menentukan tujuan yaitu
tujuan umum yang mengacu pada masalah dan tujuan khusus yang mengacu pada penyebab,
menentukan kriteria evaluasi, rencana, intervensi serta membuat rasional atas intervensi yang
dilakukan serta penyusunan intervensi keperawatan yang dilakukan oleh penulis berdasarkan
5.1.4 Adapun intervensi utama yang dilakukan pada Nn.A yaitu untuk masalah Nyeri Akut
menurunkan skala nyeri yaitu dengan Memberikan terapi minum rebusan kunyit. Menurut
(Fidatul Jamila dan Salis Qurota, 2018) yaitu menurut penelitian sesudah diberikan minuman
kunyit asam rata-rata responden mengalami efek penurunan tingkat nyeri menstruasi. Karena
kandungan curcumin dan minyak atsiri pada kunyit kombinasi anthocyanin dan tanin pada
asam jawa dapat menurunkan tingkat nyeri menstruasi atau dysmenorrhea dengan
memanfaatkan sistem blokade pembentukan zat biokimia tubuh yaitu prostalglandin yang
merupakan reseptor stimulus nyeri tubuh sehingga tingkat nyeri pada dysmenorrhea dapat
diminimalkan.
nyeri akut berhubungan dengan Kontraksi Uterus masalah keperawatan dipertahankan dan
dengan Mual dan Muntah masalah keperawatan teratasi selama dua hari dengan
menganjurkan makan makannan yang sedikit tetapi sering dan Ansietas berhubungan dengan
5.2 Saran
pelayanan asuhan keperawatan pada penderita Disminore Primer . Adapun saran dalam
pada remaja dan mampu merawat pasien disminore primer secara tepat.
kunyit asam.
DAFTAR PUSTAKA
Sofia, A. Adiyanti, M.G. (2013). Hubungan Pola Asuh Otoritatif Orang Tua dan Konformitas
Teman Sebaya Terhadap Kecerdasan Moral.
Badan Pusat Statistik . (2019). Statistik Pemuda Indonesia 2019. 2086 - 1028
Purwoastuti & Walyani. (2015). Ilmu Obstetri & Ginekologi Sosial untuk Kebidanan.
Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Bavil Abadi Dina dkk. (2018). Comparison of Physical Activity and Nutrion in Young Woman
With and Without Primary Dysmenorrhea. Department of Midwifery and Reproductive Health.
Jamila Fidatul. (2018) Pengaruh Pemberian Minuman Kunyit Asam Terhadap Penurunan
Tingkat Nyeri Menstruasi (Dysmenorrhea) Primer Pada Remaja Putri di MTS Nurul Hikmah
Kota Surabaya tahun 2018. 2018;8(2):2087-877
Safitri Maya dkk. (2015) Pengaruh Minuman Kunyit Asam Terhadap Penurunan Skala Nyeri
Haid Primer Pada Mahasiswi DIII Kebidanan. Akademi Kebinanan Bangka Belitung.
Konstania G, Kurniawati A. (2016) Perbedaan efektivitas ekstrak jahe dengan ekstrak kunyit
dalam mengurangi nyeri dismenorhea primer pada mahasiswi di asrama jurusan Kebidanan
Poltekkes Surakarta. JTIK. 2016; 5(2):110-237.
Indriastuti DP. Hubungan Antara Pengetahuan Kesehatan Reproduksi dengan Perilaku Higienis
Remaja Putri Pada Saat Menstruasi. 2009.
Kowalak JP, Welsh W, Mayer B. 2013. Buku Ajar Patofisiologi. Alihbahasa oleh Andry
Hartono. Jakarta: EGC.
Nurlaily, E. Z. Hubungan Antara Status Gizi, Riwayat Dismenore Keluarga dan Kerutinan
Olahraga dengan Kejadian Dismenore pada Remaja Putri. (Universitas Airlangga, 2016).
Abdul, K. 2016. Kejadian Dismenore berdasarkan Karakteristik Orang dan Waktu serta
Dampaknya Pada Remaja Putri SMA dan Sederajat di Jakarta Barat tahun 2015. Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Andreria, C. (2015). Perbandingan efek ekstrak kunyit (Curcuma domestica Val) dan madu (Mel
deporatum) terhadap penyembuhan luka insisi pada mencit (Mus Musculus). Jurnal FK
Universitas Kristen Maranatha. 64 : 10- 43
Nurfitriani, Dyah (2017) Analisis Asuhan Keperawatan Pada Klien Disminorea Primer
Mengunakan Aromaterapi Lemon Secara Inhalasi di Desa Kalibeji Kecamatan Sempor
Kabupaten Kebumen. Program Studi Ners Keperawatan Seklah Tinggi Ilmu Kesehatan
Muhammadiyah Gombong.
Revinta Ayu Wardani (2019) Inovasi Kunyit Asam Untuk Meredakan Nyeri Akut Pada Remaja
Dismenore, Program Studi Keperawatan, Universitas Muhammadiyah Magelang.
Delvi hamdayani (2018) Asuhan Keperawatan pada Nn.N dengan Disminore Primer Pada
Mahasiswi Stikes Mercu bakti Padang dengan Pemberian Kunyit Asam. STIKes Mercubaktijaya
Padang.
Rati Ristiawati, (2018), Asuhan Keperawatan Pada Nn.C dengan Disminore di Ruang Mawar
Rumah Sakit RSUD R.syamsudi Sukabumi. Program Studi DIII Keperawatan, Universitas
Muhammadiyah Sukabumi.
Andi, Mary. 2007. Seri Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem Reproduksi dan
Seksualitas. Jakarta.
Agung Subakti, 2017, Asuhan keperawatan pada Nn.N dengan Disminore Primer di wilayah
kerja puskesmas Tembalang Semarang, Universitas Muhammadiyah Semarang.
Junila (2018) Pengaruh Pemberian Minuman Kunyit Asam Terhadap Perubahan Skala Nyeri
Pada Siswi Kelas VII Dengan Disminore Primer di MTsN 6 Madiun.
Dede Mahdiah (2016), Efektivitas Pemberian Minuman Sari Kunyit Putih Terhadap Penurunan
Nyeri Haid “Disminore” Primer Pada Siswi Kelas Xi Smkn 3 Banjarmasin, Akademi Kebidanan
Sari Mulia Banjarmasin