Anda di halaman 1dari 89

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Remaja merupakan masa dimana peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa, yang

telah meliputi semua perkembangan yang dialami sebagai persiapan memasuki masa dewasa.

Perubahan perkembangan tersebut meliputi aspek fisik, psikis, dan psikososial. Masa remaja

merupakan salah satu periode dari perkembangan manusia (Sofia & Ardiyanti, 2013).

Menurut WHO sekitar seperlima dari penduduk di dunia merupakan remaja berusia 10

sampai dengan 19 tahun. Sekitar 900 juta berada dinegara sedang berkembang seperti

Indonesia. Sekitar 35% populasi di Asia Pasifik dimana penduduknya merupakan 60% dari

penduduk di dunia, seperlimanya adalah remaja umur 10-19 tahun. Sedangkan di Indonesia

menurut Biro Pusat Statistik kelompok umur 10-19 tahun adalah sekitar 22% yang terdiri

dari 50,9% remaja laki-laki dan 49,1% remaja perempuan (Aesyah, 2019).

Perubahan pada remaja bukan hanya fisik dan mental, akan tetapi terjadi perubahan

secara berangsur-angsur pada sistem reproduksinya yang mulai mematang yang akhirnya

akan berfungsi seperti halnya orang yang telah dewasa (Purwoastuti & Walyani, 2015). Pada

tahap pertumbuhan dan perkembangan terdapat istilah pubertas dimana terjadi kematangan
alat-alat seksual dan tercapai kemampuan reproduksi. Salah satu hal penting yang menandai

pubertas pada perempuan adalah menstruasi (Hurlock, 2016).

Menstruasi merupakan pendarahan yang disebabkan dari luruhnya dinding rahim sebelah

dalam. Lapisan rahim (endometrium) dipersiapkan dalam menerima implantasi embrio,

apabila tidak terjadi implantasi embrio maka bagian lapisan rahim (endometrium) akan luruh,

kejadian menstruasi ini terjadi secara periodic (Purwoastuti & Walyani, 2015). Nyeri haid

(disminore) disebabkan dari kontraksi dinding rahim ketika terjadi peningkatan pada

hormone prostaglandin yang membantu dalam proses pelepasan dinding rahim sehingga

menimbulkan nyeri yang sering dirasakan dibagian perut awah dan nyeri pinggang

(Ratnawati, 2017).

Disminore dibagi menjadi disminore primer dan disminore sekunder. Disminore primer

adalah nyeri haid tanpa adanya kelainan pada organ genital dan hampir selalu muncul

pertama kali pada wanita berumur 20 tahun atau lebih muda setelah siklus ovulasi mereka

tetap. Puncak kejadian disminore primer adalah rentang usia remaja akhir menuju dewasa

muda yaitu rentang usia 15-25 tahun. Disminore sekunder adalah nyeri haid dengan adanya

kelainan pada organ genetal yang sering terjadi pada wanita berusia lebih dari 30 tahun.

Angka kejadian disminore di dunia sangat besar, rata-rata dari 50% perempuan

mengalami disminore prime. Prevalensi disminore di setiap Negara berbeda-beda. Prevalensi

di Amerika Serikat kurang lebih sekitar 85%, di Italia sebesar 84,1% dan di Australia sebesar
80%. Prevalensi rata-rata di Asia kurang lebih sekitar 84,2% dengan spesifikasi 68,7% terjadi

di Asia Timur laut, 74,8% di Asia Timur Tengah dan 54,0% di Asia Barat laut. Prevalensi di

Negara-negara Asia Tenggara juga berbeda, angka kejadian di Malaysia mencapai 69,4%,

Thailand 84,2%.

Sementara di Indonesia di perkirakan 55% perempuan usia produktif yang tersiksa karena

nyeri saat menstruasi. Walaupun umumnya tidak berbahaya 2 namun seringkali dirasa

mengganggu bagi wanita yang mengalaminya. Berdasarkan hasil penelitian disminore

64,25% terdiri dari 54,89% disminore primer dan 9,36% disminore sekunder. Berdasarkan

dari hasil survei pendahuluan yang di lakukan peneliti Lisastri Syahrias 2014 di SMP N 12

batam, di peroleh data. Dari 20 orang siswi tersebut didapatkan juga data bahwa dari 16

orang siswi mengatakan mengalami nyeri haid.

Beberapa wanita yang mengalami nyeri menstruasi mengatasi serta menyembuhkannya

dengan mengkonsumsi obat-obatan anti nyeri secara berkala. Namun sifat obat tersebut

hanya menghilangkan rasa sakit dan akan menimbulkan ketergantungan terhadap obat

tersebut. Jika dikonsumsi dalam jangka panjang dapat memberikan efek negatif bagi

kesehatan. Penggunaan obat-obatan akan memberikan efek samping seperti gangguan pada

lambung, anemia, dan yang lebih parah adalah dampak mental psikologis yang membuat

penderitanya tersugesti dan tidak bisa melepaskan diri dari obat. Mereka menganggap agar

tidak nyeri pada saat menstruasi harus minum obat (Anugroho & Wulandari, 2011).
Selain dengan obat-obatan rasa nyeri juga bisa dikurangi dengan istirahat yang cukup,

olahraga yang teratur, pemijatan dan kompres hangat. Selain itu nyeri menstruasi juga bisa

diobati dengan menggunakan tumbuhan herbal antara lain tapak liman, tenim putih, kunyit

dan sidaguri. Data menurut Industri Obat Tradisional (IOT) dan Industri Kecil Obat

Tradisional (IKOT) dari 4.187 terdapat 40% masyarakat memanfaatkan kunyit sebagai

pengobatan dan 10% masyarakat mengkonsumsi kunyit untuk mengurangi nyeri pada saat

menstruasi (Leli, Rahmawati, & Atik, 2011).

Produk herbal atau jamu maupun fitofarmaka sudah menjadi pilihan alternative bagi

wanita untuk mengurangi nyeri menstruasi tanpa mendapat efek samping (Kylenorton, 2015).

Salah satu diantaranya adalah dengam minum kunyit asam. Secara alamiah kunyit

mengandung senyawa fenolik yang dipercaya dapat digunakan sebagai antioksidan,

analgetika, anti-mikroba, anti-inflamasi dan dapat membersihkan darah. Senyawa aktif yang

terkandung pada kunyit yaitu curcumine (Sina, 2012). Asam jawa memiliki kandungan aktif

yaitu anthocyanin yang dapat digunakan sebagai antipiretika dan anti-inflamasi. Secara lebih

spesifik kandungan curcumine dan anthocynanin dapat menghambat terjadinya reaksi

cyclooxygenase (COX) sehingga dapat menghambat dan mengurangi terjadinya inflamasi,

kemudian akan mengurangi serta menghambat kontraksi uterus yang menyebabkan nyeri

menstruasi.
Menurut penelitian Maya Safitri 2018 dengan judul Efektifitas Minuman Kunyit Asam

Dalam Penurunan Skala Nyeri Haid yaitu terdapat pengaruh minuman kunyit asam terhadap

penurunan nyeri haid, sebelum intervensi nyeri haid dengan skala sedang dengan 13

mahasiswa menurun menjadi 6 mahasiswa dan 8 mahasiswa tidak merasa nyeri.

Pada penelitian yang dilakukan Ruth Aritonang 2018 yaitu sebelum diberikan kapsul

ekstrak kunyit mayoritas skala nyeri 4 (70%) dan setelah diberikan intervensi pemberian

kapsul ekstrak kunyit mayoritas skala nyeri menjadi 3 (60%). Berdasarkan tabel juga dapat

dilihat bahwa pada sebelum dilakukan intervensi terdapat skala nyeri 3 (15%) ,4 (70%) dan 5

(15%) dan setelah dilakukan intervensi skala nyeri menurun menjadi 2 (40%) dan 3 (60%).

1.1 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah asuahan

keperawatan ini adalah “Bagaimanakah Asuhan Keperawatan pada Nn.A Dengan

Disminore Primer Dengan Pemberian Minuman Kunyit Asam Untuk Nyeri Menstruasi di

Wilayah Kerja Puskesmas Sei. Panas Kota Batam Tahun 2020?”.

1.1 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Mengaplikasikan Asuhan keperawatanremajapada Nn.A Dengan Disminore Primer

Dengan Pemberian Minuman Kunyit Asam Untuk Nyeri Menstruasi di Wilayah Kerja

Puskesmas Sei. Panas Kota Batam Tahun 2020.


1.3.1 Tujuan Khusus

1.3.2.1 Melakukan pengkajian pada Nn.A Dengan Disminore Primer Dengan

Pemberian Minuman Kunyit Asam untuk nyeri menstruasi di Wilayah Kerja

Puskesmas Sei. Panas Kota Batam Tahun 2020.

1.3.2.2 Merumuskan diagnosa keperawatan pada Nn.A Dengan Disminore Primer

Dengan Pemberian Minuman Kunyit Asam untuk nyeri menstruasi di Wilayah Kerja

Puskesmas Sei. Panas Kota Batam Tahun 2020.

1.3.2.3 Menyusun intervensi keperawatan pada Nn.A Dengan Disminore Primer

Dengan Pemberian Minuman Kunyit Asam untuk nyeri menstruasi di Wilayah Kerja

Puskesmas Sei. Panas Kota Batam Tahun 2020.

1.3.2.4 Melaksanakan implementasi terhadapa intervensi pada Nn.A Dengan

Disminore Primer Dengan Pemberian Minuman Kunyit Asam untuk nyeri menstruasi

di Wilayah Kerja Puskesmas Sei. Panas Kota Batam Tahun 2020.

1.3.2.5 Melaksanakan evaluasi dari implementasi pada Nn.A Dengan Disminore

Primer Dengan Pemberian Minuman Kunyit Asam untuk nyeri menstruasi di Wilayah

Kerja Puskesmas Sei. Panas Kota Batam Tahun 2020.

1.3.2.6 Mendokumentasikan Asuhan keperawatan pada pada Nn.A Dengan

Disminore Primer Dengan Pemberian Minuman Kunyit Asam untuk nyeri menstruasi

di Wilayah Kerja Puskesmas Sei. Panas Kota Batam Tahun 2020.

1.1 Manfaat Studi Kasus


1.4.1 Bagi Masyarakat.

Untuk meningkatkan pengetahuan pada masyarakat tentang masalah perubahan fungsi

struktur organ tubuh pada remaja putri dan mampu mengatasi nyeri menstruasi secara

tepat.

1.4.1 Bidang Keperawatan

1.4.2.1 Memberikan informasi bagi perawat dalam meningkatkan kemampuan

pemberian asuhan keperawatan remaja dalam pemberian minuman kunyit

asamterhadap tingkat nyerimenstruasi pada remaja putri.

1.4.2.2 Dasar perbaikan untuk meningkatkan keterampilan intrapersonal dalam

melaksanakan asuhan keperawatan pemberian minuman kunyit asamterhadap tingkat

nyerimenstruasi pada remaja putri.

1.4.1 Bagi Institusi Kesehatan.

1.4.3.1 Sebagai masukan untuk meningkatkan pengelolaan minuman kunyit asam

pada pada remaja putri dengan nyeri pada saat menstruasi. Sebagai sumber informasi

dan pertimbangan bagi institusi kesehatan untuk strategi dan usaha peningkatan mutu

pelayanan kesehatan remaja khususnya dalam pemenuhan kebutuhan klien.

1.4.1 Bagi institusi Pendidikan


1.4.4.1 Dapat digunakan untuk mengembangkan ilmu keperawatan sebagai sumber

data / referensi bagi peneliti selanjutnya tentang klien dengan disminore.

1.4.4.2 Sebagai tambahan sumber bacaan di perpustakaan institusi pendidikan.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Remaja


Remaja merupakan-suatu transisi dari masa anak ke dewasa yang diikuti dengan

perubahan fisik,’perilaku, kognitif,’biologis’dan emosi, dan menurut WHO batasan usia

remaja terjadi pada umur 12-24-tahun. Rentang usia remaja menurut WHO 10-19 tahun dan

menurut peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 25 tahun 2014, rentang usia remaja antara

10-18 tahun. Menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) dengan

rentang usia remaja 10-24 tahun dan belum menikah.

2.1.1 Pengertian Remaja

Masa remaja adalah masa transisi yang ditandai oleh adanya perubahan fisik, emosi

dan psikis. Masa remaja, yakni antara usia 10-19 tahun, adalah suatu periode masa

pematangan organ reproduksi manusia, dan sering disebut masa pubertas. Masa

remaja adalah periode peralihan dari masa anak ke masa dewasa. Berdasarkan sifat

atau masa (rentang waktu), remaja ada tiga tahap, yaitu:

a. Remaja awal (10-12 tahun): merasa lebih dekat dengan teman sebaya, merasa

ingin bebas, merasa lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya dan mulai

berpikir yang khayal (abstrak).

b. Masa remaja tengah (13-15 tahun): tampak dan merasa ingin mencari identitas

diri, ada keinginan untuk berkencan atau ketertarikan pada lawan jenis, timbul

perasaan cinta yang mendalam, kemampuan berpikir abstrak (berkhayal) makin

berkembang, dan berkhayal mengenai hal-hal yang berkaitan dengan seksual.


c. Masa remaja akhir (16-19 tahun): menampakkan pengungkapan kebebasan diri,

dalam mencari teman sebaya lebih selektif, memiliki citra (gambaran, keadaan,

peranan) terhadap dirinya, dapat mewujudkan perasaan cinta dan memiliki

kemampuan berpikir khayal atau abstrak. (Indriastuti, 2009)

Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa,

yang meliputi semua perkembangan yang dialamai sebagai persiapan memasuki

masa dewasa. Masa remaja adalah masa yang penting dalam perjalanan

kehidupan manusia. Golongan umur ini 12 penting karena menjadi jembatan

antara masa kanak-kanak yang bebas menjuju masa dewasa yang menuntut

tanggungjawab. Gunarsa (1978, dalam Kusmiran, 2014:4)

Beberapa ciri penting perkembangan heteroseksual remaja secara umum antara

lain remaja mempelajari perilaku orang dewasa sesuai dengan jenis kelaminnya

untuk menarik perhatian lawan jenisnya, minat terhadap lawan jenis makin kuat

disertai keinginan kuat untuk memperoleh dukungan dari lawan jenis, minat

terhadap kehiduan social, remaja mulai mencari informasi kehidupan seksual

orang dewasa, bahkan juga muncul rasa ingin tahu dan keinginan bereksplorasi

untuk melakukannya, minat dalam keintiman secara fisik. Dengan adanya

dorongan seksual dan ketertarikan terhadap lawan jenis, perilaku remaja mulai

diarahkan untuk menarik perhatian lawan jenis.

2.1.1 Aspek Pertumbuhan Remaja


Fungsi fisiologis dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dan gizi. Faktor lingkungan

dapat member pengaruh yang kuat untuk lebih mempercepat perubahan. Perubahan

dipengaruhi oleh dua organ penting, yaitu: kelenjar gondok, kelenjar anak ginjal, dan

kelenjar organ reproduksi. Ketiga kelenjar tersebut akan saling bekerja sama dan

berinteraksi dengan faktor genetik maupun lingkungan.

Pada laki-laki hormon yang mempengaruhi adalah testosteron ditandai dengan

mengalami mimpi basah. Perubahan fisik yang dialami oleh laki-laki yaitu tumbuh

rambut sekitar kemaluan, kaki, tangan, dada, ketiak, dan wajah. Tampak pada anak

laki-laki mulai berkumis, berjambang, dan berbulu ketiak. Suara bertambah besar,

badan lebih berotot terutama bahu dan dada, pertambahan berat dan tinggi badan,

buah zakar menjadi lebih besar dan bila terangsang dapat mengeluarkan sperma

(Kusmiran, 2014).

Pada perempuan hormon yang mempengaruhi adalah estrogen dan progesteron

ditandai dengan mengalami menstruasi. 17 Perubahan fisik yang dialami yaitu

pertambahan tinggi badan, tumbuh rambut disekitar alat kelamin dan ketiak, kulit

menjadi lebih halus, suara menjadi lebih halus dan tinggi, payudara dan pinggul mulai

membesar, paha membulat, dan mengalami menstruasi.

2.1 Konsep Dasar Menstruasi

2.2.1 Pengertian Menstruasi


Menstruasi adalah proses ilmiah yang terjadi pada perempuan. Mentruasi merupakan

perdarahan yang teratur dari uterus sebagai tanda bahwa organ kandungan telah

berfungsi matang. Umumnya, remaja mengalami menarche adalah pada usia 12

sampai dengan 16 tahun. Periode ini akan mengubah perilaku dari beberapa aspek,

misalnya psikolog dan lainnya. Padawanita biasanya pertama kali mengalami

mentruasi (menarche) pada umur 12-16 tahun. Siklus mentruasi normal terjadi setiap

22-35 hari, dengan lamanya menstruasi selama 2-7 hari (Kusmiran, 2016).

2.2.1 Fase-Fase Menstruasi

Fase-fase Menstruasi Mekanisme terjadinya perdarahan mentruasi terjadi dalam

satu siklus terdiri atas 4 fase:

1) Fase Folikuler/Proliferasi (hari ke-5 sampai hari ke-14)

Pada masa ini adalah masa paling subur bagi seorang wanita. Dimulai dari 1

sampai sekitar sebelum kadar LH meningkat dan terjadi pelepasan sel telur

(ovulasi). Dinamakan 18 fase folikuler karena pada saat ini terjadi pertumbuhan

folikel di dalam ovarium. Pada pertengahan fase folikuler, kada FSH sedikit

meningkat sehingga merangsang pertumbuhan sekitar 3- 30 folikel yang masing-

masing membawa 1 sel telur. Tetapi hanya 1 folikel yang terus tumbuh, yang

lainnya hancur. Pada suatu siklus, sebagian endometrium dilepaskan sebagai

respon terhadap penurunan kadar hormonestrogen dan progesterone.

Endometrium terdiri dari 3 lapisan. Lapisan paling atas dan lapisan paling tengah
terdiri dari 3 lapisan. Lapisan paling atas dan lapisan tengah dilepaskan,

sedangkan lapisan dasarnya tetap dipertahankan dan menghasilkan sel-sel baru

untuk kembali membentuk kedua lapisan yang telah dilepaskan. Perdarahan

menstruasi berlangsung selama 3-7 hari, rata-rata selama 5 hari. Darah yang

hilang sebanyak 28-283 gram. Darah menstruasi biasanya tidak membeku kecuali

jika perdarahannya sangat hebat. Pada akhir dari fase ini terjadi lonjakan

penghasilan hormone LH yang sangat meningkat yang menyebabkan terjadinya

proses ovulasi.

2) Fase Luteal/Fase Sekresi/Fase Pramenstruasi (hari ke-14 sampai hari ke-28)

Pada fase ini menunjukkan masa ovarium beraktivitas membentuk korpus luteum

dari sisa-sisa folikel-folikel de Graaf yang sudah mengeluarkan sel ovum (telur)

pada saat terjadinya proses ovulasi. Pada fase ini peningkatan hormone

progesterone yang bermakna, yang diikuti oleh penurunan kadar hormone-

hormon FSH, estrogen, dan LH. Keadaan ini digunakan sebagai lapisan

endometrium untuk mempersiapkan dinding rahim dalam menerima hasil

konsepsi jika terjadi kehamilan, digunakan untuk penghambat masuknya sperma

ke dalam uterus dan proses peluruhan dinding rahim yang prosesnya akan terjadi

pada akhir fase ini.

3) Fase menstruasi (hari ke-28 sampai hari ke-2 atau 3)


Pada fase ini menunjukkan masa terjadinya proses peluruhan dari lapisan

endometrium uteri disertai pengeluaran darah dari dalamnya. Terjadi kembali

peningkatan kadar dan aktivitas hormon-hormon FSH dan estrogen yang

disebabkan tidak adanya hormone LH dan pengaruhnya karena produksi telah

dihentikan oleh peningkatan kadar hormon progesteron secara maksimal. Hal ini

mempengaruhi kondisi flora normal dan dinding-dinding di daerah vagina dan

uterus yang selanjutnya dapat mengakibatkan perubahan-perubahan hygienepada

daerah tersebut dan menimbulkan keputihan.

4) Fase Regenerasi/Pascamenstruasi (hari ke-1 sampai hari ke-5)

Pada fase ini terjadi proses pemulihan dan pembentukan kembali lapisan

endometrium uteri, sedangkan ovarium mulai beraktivitas kembali membentuk

folikel-folikel yang terkandung di dalamnya melalui pengaruh hormon-hormon

FSH dan estrogen yang sebelumnya sudah dihasilkan kembali di dalam ovarium.

2.2.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi Menstruasi

Faktor hormon Hormon-hormon yang mempengaruhi terjadinya haid pada

seorang wanita yaitu Follicle Stimulating Hormone (FSH) yang dikeluarkan oleh

hipofisis, estrogen yang dikeluarkan oleh hipofisis, estrogen yang dihasilkan

ovarium, Lutenizing Hormone (LH) yang dihasilkan oleh hipofisis, serta progesteron

yang dihasilkan oleh ovarium. Faktor enzim Enzim hidrolitik yang terdapat dalam

endometrium merusak sel yang berperan dalam sintesis protein, yang mengganggu
metabolisme sehingga mengakibatkan regresi endometrium dan perdarahan. Faktor

vascular Saat fase proliferasi, terjadi pembentukan sistem vaskularisasi dalam

lapisan fungsional endometrium. Pada pertumbuhan endometrium ikut tumbuh pula

arteri-arteri, vena-vena, dan hubungan di antara keduanya. Dengan regresi

endometrium, timbul statis dalam vena-vena serta saluran-saluran yang

menghubungkannya dengan arteri, dan akhinya terjadi nekrosis dan perdarahan

dengan pembentukan hematoma, baik dari arteri maupun vena. Faktor prostaglandin

Endometrium mengandung prostaglandin E2 dan F2. Dengan adanya desintegrasi

endometrium, prostaglandin terlepas dan menyebabkan kontraksi miometriurn

sebagai suatu faktor untuk membatasi perdarahan pada haid.

2.2.1 Macam-Macam Gangguan Menstruasi Gangguan Munstruasi

Macam-Macam Gangguan Menstruasi Gangguan haid dan siklusnya dalam masa

reproduksi dapat digolongkan dalam. Kelainan siklus menstruasi

1) Amenorrhea

Amenorrhea adalah tidak adanya menstruasi. Kategori amenorrhea primer jika

wanita di usia 16 tahun belum mengalami menstruasi, sedangkan amenorrhea

sekunder adalah yang terjadi setelah menstruasi. Secara klinis, kriteria

amenorrhea adalah tidak adanya menstruasi selama enam bulan atau selama tiga
kali tidak menstruasi sepanjang siklus menstruasi sebelumnya. Berdasarkan

penelitian, amenorrhea adalah apabila tidak ada menstruasi dalam rentang 90

hari. Amenorrhea sering terjadi pada wanita yang sedang menyusui, tergantung

frekuensi menyusui dan status mutrisi dari wanita tersebut (Kusmiran, 2014).

2) Oligomenorrhea

Oligomenorrhea adalah tidak adanya menstruasi untuk jarak interval yang pendek

atau tidak normalnya jarak waktu menstruasi yaitu jarak siklus menstruasi 35-90

hari.

3) Polymenorrhea

Polymenorrhea adalah sering menstruasi yaitu jarak siklus menstruasi yang

pendek kurang dari 21- hari.

4) Premenstruasi Syndrome (PMS) atau gejala premenstruasi, dapat menyertai sebelum

dan saat menstruasi, seperti perasaan malas bergerak, badan menjadi lemas, serta

mudah lelah. Nafsu makani meningkat dan suka makan makanan yang rasanya asam.

Emosi menjadi labil. Biasanya wanita mudah marah, sensitif, dan perasaan negatif

lainnya. Saat PMS, gejala yang sering timbul adalah mengalami kram perut, nyeri

kepala, pingsan, berat badan bertambah karena yubuh menyimpan air dalam jumlah

yang banyak serta pinggang terasa pegal (Kusmiran, 2014).

2.1 Konsep Dasar Dysmenorrhea


Pada saat menstruasi, wanita kadang mengaiami nyeri. Sifat dan tingkat rasa nyeri

bervariasi, mulai dari ringan hingga yang berat. Kondisi tersebut dinamakan dymenorrhea,

yaitu keadaan nyeri yang hebat dan dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Dysmenorrhea

merupakan suatu fenomena simptomatik meliputi nyeri abdomen, kram, dan sakit punggung.

Gejala gastrointestinal seperti mual dan diare dapat terjadi sebagai gejala menstruasi

(Kusmiran, 2014).

2.3.1 Pengertian Dysmenorrhea

Dismenore atau dalam bahasa kedokteran dikenal dengan Dysmenorrhea,

merupakan salah satu gangguan yang dialami wanita ketika menstruasi.

Dysmenorrhea merupakan keadaan nyeri yang hebat dan dapat mengganggu

aktivitas sehari-hari. Dysmenorrhea merupakan suatu fenomena simptomatik

meliputi nyeri abdomen, kram, dan sakit punggung (Kusmiran, 2014).

Dysmenorrhea merupakan kondisi ginekologis barupa nyeri pada saat menstruasi

meliputi nyeri abdomen, kram, dan sakit punggung yang dapat mengganggu aktivitas

sehari-hari.

2.3.1 Patofisiologi

Dysmenorrhea Rasa nyeri pada Dysmenorrhea kemungkinan terjadi karena

peningkatan sekresi prostaglandin dalam darah haid, yang meningkatkan intensitas

kontaksi uterus yang normal. Prostaglandin menguatkan kontraksi otot polos

miometrium dan konstriksi pembuluh darah uterus sehingga keadaan hipoksia uterus
yang secara normal menyertai haid akan bertambah berat. Kombinasi kontraksi

uterus dan hipoksia ini menimbulkan rasa nyeri yang intensif pada Dysmenorrhea.

Prostaglandin dan metabolitnya juga menyebabkan gangguan GI, sakit kepala, serta

sinkop. Karena Dysmenorrhea hampir selalu mengikuti siklus ovulasi, baik bentuk

primer maupun sekundernya jarang terjadi selama siklus anovulasi pada haid.

Sesudah usia 20 tahun, Dysmenorrhea yang terjadi umumnya merupakan bentuk

sekunder (Kowalak, 2013).

2.3.3. Klasifikasi Dysmenorrhea Berdasarkan jenisnya

Dysmenorrhea terdiri dari:

1) Dysmenorrhea primer

Dysmenorrhea primer (disebut juga Dysmenorrhea idiopatik, esensial,

intrinsik) adalah nyeri menstruasi tanpa kelainan organ reproduksi (tanpa

kelainan ginekologik). Primer 26 mumi karena proses kontraksi rahim tanpa

penyakit dasar sebagai penyebab. Sedangkan dysmenorrhe sekunder

disebabkan selain proses menstruasi dan produksi prostaglandin secara

alami. Ciri khasnya nyeri menstruasi tidak berkurang pada hari-hari

menstruasi selanjutnya. Dysmenorrhea primer (Dysmenorrhea sejati,

intrinsik, esensial ataupun fungsional) adalah nyeri haid yang terjadi sejak

menarche dan tidak terdapat kelainan pada alat kandungan. Penyebabnya

berasal dari psikis (konstitrusionil: anemia, kelelahan, TBC), (obstetric:


cervic sempit, hyperanteflexio, retrolexio), endokrin (peningkatan kadar

prostaglandin, hormon steroid seks, kadar vasopresin tinggi). Etiologi dari

Dysmenorrhea primer yaitu nyeri haid dari bagian perut menjalar ke daerah

pinggang dan paha, terkadang disertai dengan mual, muntah, diare, sakit

kepala, dan emosi labil. Terapi yang diberikan dapat berupa psikoterapi,

analgetika, dan hormonal.

2) Dysmenorrhea Sekunder

Dismenore sekunder adalah nyeri pada saat mentruasi yang berhubungan

dengan kelainan panggul. Dismenore sekunder bisa disebabkan oleh polip,

endometriosis, alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) atau infeksi. Gejala-

gejala biasanya dimulai tahun-tahun usia reproduksi pertengahan atau lewat

(setelah usia 20 tahun) (Nurlaily, 2016).

2.3.1 Tanda dan Gejala Dysmenorrhea

Tanda dan Gejala yang mungkin terdapat pada dysmenorrheal meliputi rasa nyeri

yang tajam, intermiten disertai rasa kram pada abdomen bagian bawah, yang biasanya

menjalar ke bagian punggung, paha, lipat paha, serta vulva. Rasa nyeri ini secara khas

dimulai ketika keluar darah haid atau sesaat sebelum keluar haid dan mencapai

puncaknya dalam waktu 24 jam. Dysmenorrhea dapat pula disertai tanda dan gejala

yang memberi kesan kuat kearah sindrom premenstruasi, yaiu gejala sering kencing

(urinary frequency), mual dan muntah, diare, sakit kepala, lumbagia (nyeri pada
punggung), menggigil, kembung (bloating), payudara yang terasa nyeri, depresi,

iritabilitas (Kowalak, 2013).

2.3.1 Faktor Penyebab Dysmenorrhea

Penyebab pasti Dysmenorrhea primer hingga kini belum diketahui secara pasti

(idiopatik), namun beberapa faktor ditengarahi sebagai pemicu terjadinya nyeri

menstruasi, diantaranya: faktor psikis. Remaja putri clan perempuan dewasa yang

emosinya tidak stabil lebih mudah mengalami Dysmenorrhea. Faktor endokrin:

timbulnya nyeri menstruasi diduga karena kontraksi rahim (uterus) yang berlebihan.

Faktor prostaglandin, teori ini menyatakan bahwa nyeri menstruasi timbul karena

peningkatan produksi prostaglandin (oleh dinding rahim) scat menstruasi. Anggapan

ini mendasari pengobatan dengan antiprostaglandin untuk meredakan nyeri

menstruasi (Nurlaily, 2016).

2.3.1 Faktor Risiko Dysmenorrhea

Faktor risiko dismenore responden dari hasil penelitian yang dilakukan antara lain

usia menarche, siklus menstruasi, lama menstruasi, riwayat keluarga, dan aktivitas

fisik. Faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi seseorang mengalami dismenore.

Hal ini diperkuat dengan teori yang mengatakan bahwa faktor-faktor yang dapat

menyebabkan dismenore yaitu usia menarche, siklus menstruasi, lama menstruasi,

riwayat keluarga, dan aktivitas fisik (Abdul, 2016).


1) Usia Menarche Menstruasi dimulai antara usia 12 sampai 14 tahun, tergantung pada

berbagai faktor seperti kesehatan wanita, status nutrisi, dan pola hidup sehat dan

berlangsung sampai usia 45 sampai 50 tahun (Anurogo, 2009). Dalam penelitian

Puspitsari, dkk (2008) basil dari beberapa penelitian menyatakan bahwa menarche

pada usia lebih awal merupakan faktor risiko yang berpengaruh terhadap kejaidan

dismenore primer. Selain itu alat reproduksi harus berfungsi sebagaimana mestinya.

Namun bila menarche terjadi pada usia yang lebih mai dari normal, dimana alat

reproduksi belum slap untuk mengalami perubahan dan masih terjadi penyempitan

pada leher rahim, maka akan timbul rasa sakit ketika mentruasi.

2) Siklus Menstruasi Siklus menstruasi adalah jarak antara masa menstruasi, yaitu jarak

dari menstruasi terakhir ke hari pertama menstruasi berikutnya. Sebagian besar

wanita terjadi pada pertengahan usia reproduk-tif. Umumnya sik1us menstruasi

terjadi secara periodik setiap 28 hari, ada pula setiap 21 hari dan 30 hari (Kusmiran,

2016).

2.3.1 Tingkat Dysmenorrhea

Setiap menstruasi menyebabkan rasa nyeri, terutama pada awal menstruasi namun

dengan kadar nyeri yang berbeda-beda. Derajat dismenore merupakan keadaan

seseorang ketika mengalami nyeri haid yang ditandai nyeri diperut bawah ketika,

selama, dan sesudah menstruasi karena adanya kontraksi pada otot uterus.
Dysmenorrhea secara siklik dibagi menjadi tiga tingkat. Menurut Ivlanuaba (Abdul,

2016) Dysmenorrhea dibagi menjadi 3, yaitu:

1) Dysmenorrhea ringan Berlangsung beberapa saat dan dapat melanjutkan aktivitas kerja

sehari-hari. Dismenore ringan terdapat pada skala nyeri dengan tingkatan 1-4.

2) Dysmenorrhea sedang Diperlukan obat penghilang rasa nyeri, tanpa perlu

meninggalkan pekerjaannya. Terdapat pada skala nyeri dengan tingkatan 5-6.

3) Dysmenorrhea berat Perlu istirahat beberapa hari dan dapat disertai sakit kepala,

kemeng pinggang, diare, dan rasa tertekan. Dismenore berat terdapat pada skala nyeri

dengan tingkatan 7-10.

2.3.1 Gejala Klinis Dysmenorrhea

1. Usia lebih muda, maksimal usia 15-25 tahun

2. Timbul setelah terjadinya siklus haid yang teratur

3. Sering terjadi pada nulipara

4. Nyeri sering terasa sebagai kejang uterus dan spastic

5. Nyeri timbul mendahului haid dan meningkat pada hari pertama atau kedua

haid

6. Tidak dijumpai keadaan patologi pelvic

7. Hanya terjadi pada siklus haid yang ovulatorik

8. Sering memberikan respon terhadap pengobatan medikamentosa

9. Pemeriksaan pelvik normal


10. Sering disertai nausea, muntah, diare, kelelahan, nyeri kepala

2.3.1 Upaya Mengatasi Dysmenorrhea

Penanganan awal bertujuan meredakan nyeri, meliputi:

1. Preparat analgetik, seperti obat-obatan golongan NSAID, untuk mengatasi rasa

nyeri yang ringan hingga sedang (paling efektif jika obat ini diminum 24 jam

hingga 48 jam sebelum haid dimulai). Efektivitas obat-obat ini terutama

disebabkan oleh penghambatan sintesis prostaglandin lewat inhibisi enzim

siklookdigenase. Preparat narkotik untuk meredakan rasa nyeri yang hebat

(jarang digunakan).

2. Inhibitor prostaglandin (seperti asam mefenamat dan ibuprofen) untuk

meredakan rasa nyeri dengan menurunkan intensitas kontraksi uterus.

3. Kompres hangat pada abdomen bagian bawah (dapat mengurangi

ketidaknyamanan pada wanita yang sudah dewasa), cara ini harus dilakukan

dengan hati-hati pada remaja putri karena apendisitis dapat menyerupai

Dysmenorrhea.Namun, ada beberapa obat yang tidak diperbolehkan diminum

ketika menstruasi, yaitu obat antikoagulan. Obat antikoagulan adalah obat yang

bekerja untuk mencegah penggumapalan darah. Obat ini dapat memperpanjang

waktu darah untuk membeku. Macam-macam 34 obat antikoagulan, yaitu:

aspirin, warfarin, enoxaparin, nadroparin, heparin, dll.

4. Minuman Herbal
Sifat obat-obatan yang apabila dionsumsi terus menerus akan menimbulkan efek

samping menjadi tersugesti dan ketergantungan, Minuman herbal tradisional

seperti jamu-jamuan menjadi alternatif para penderita disminor dengan sifat

alami dan tidak menimbulakn efek yang berpengaruh pada tubuh. Contoh

minuman herbal yang dapat menghilangkan nyeri disminor adalah minuman

kunyit, asam jawa, dll.

2.1 Konsep Dasar Nyeri

2.4.1 Pengertian Nyeri

Nyeri merupakan campuran reaksi fisik, emosi dan perilaku (Potter & Perry,

2005). Nyeri adalah peristiwa yang tidak menyenangkan pada seseorang dan dapat

menimbulkan penderitaan/ sakit (Riyadi & Harmoko, 2012). Nyeri merupakan

kondisi berupa perasaan tidak menyenangkan bersifat sangat subjektif karena

perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal skala atau tingkatannya, dan

hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri yang

dialaminya (Hidayat, 2006).

2.4.1 Nyeri dismenorer

Masalah yang paling sering dialami wanita, kram pada perut bagian bawah,

mual, muntah demam, menggigil, tubuh tidak fit dan pegal-pegal. Sakit dan nyeri

tersebut akan menghilangkan konsentrasi para wanita, sehingga tidak heran jika

banyak aktivitas yang terganggu selama masa menstruasi (Khusen, 2016). Karna
gangguan dismenorea sifatnya subyektif, berat atau intensitasnya sukar dinilai.

Walaupun frekuensi dismenorea cukup tinggi dan penyakit ini sudah lama dikenal,

sampai sekarang patogenesisnya belum dapat dipecahkan dengan memuaskan. Oleh

karena hampir semua wanita mengalami rasa tidak enak di perut bawah sebelum dan

selama haid dan sering kali rasa muak maka istilah dismenorea hanya dipakai jika

nyeri haid demikian hebatnya, sehingga memaksa penderita untuk istirahat dan

meninggalkan pekerjaan atau cara hidupnya sehari-hari untuk beberapa jam atau

beberapa hari (Prawihardjo, 2011).

2.4.1 Klasifikasi nyeri

Menurut Hidayat (2006), klasifikasi nyeri secara umum dibagi menjadi dua,

yakni nyeri akut dan nyeri kronik. Nyeri akut merupakan nyeri yang timbul secara

mendadak dan cepat menghilang, yang tidak melebihi 6 bulan dan ditandai adanya

peningkatan tegangan otot. Nyeri kronis merupakan nyeri yang timbul secara

perlahan-lahan, biasanya dalam kategori nyeri kronis adalah nyeri terminal,

sindrome nyeri kronis, dan psikomatis. Ditinjau dari sifatnya, nyeri dapat dibagi ke

dalam beberapa kategori, diantarnya nyeri tertusuk dan nyeri terbakar.Nyeri pada

disminore juga dapat dibagi menjadi beberapa bagian, berdasarkan gradenya :

0 : Tidak disminore

1 : Nyeri ringan, aktivitas sedikit terganggu, jarang membutuhkan

obat, namun jika obat dikonsumsi dapat efektif mengurangi nyeri


2 : Nyeri sedang, aktivitas terganggu, membutuhkan obat, dan obat

tersebut efektif mengurangi nyeri

2 : Nyeri hebat, mengganggu sebagian besar aktivitas, membutuhkan

obat, tapi obat jarang efektif dalam mengurangi rasa nyeri ( Reece

& Barberie, 2009)

Konsep Dasar Kunyit Asam

2.5.1 Pengertian Kunyit Asam

Kunyit (Indonesia) adalah suatu tanaman yang sudah dikenal di berbagai belahan

dunia. Nama lain tanaman ini antara lain saffron (Inggris), kurkuma (Belanda), kunir

(Jawa), konyet (Sunda), dan lain sebagainya (Olivia, et al., 2006). Tanaman kunyit

tumbuh bercabang dengan tinggi 40-100 cm. Batang merupakan batang semu, tegak,

bulat, membentuk rimpang dengan warna hijau kekuningan dan tersusun dari pelepah

daun (agak lunak). Daun tunggal, bentuk bulat telur (lanset) memanjang hingga 10-40

cm, lebar 8-12,5 cm dan pertulangan menyirip dengan warna hijau pucat. Berbunga

majemuk yang berambut dan bersisik dari pucuk batang semu, panjang 10-15 cm

dengan mahkota sekitar 3 cm dan lebar 1,5 cm, berwarna putih atau kekuningan.

Ujung dan pangkal daun runcing, tepi daun yang rata. Kulit luar rimpang berwarna

jingga kecoklatan, daging buah merah jingga kekuning-kuningan (Andreria, 2015).

Masyarakat Indonesia memiliki kebiasaan minum minuman kunyit asam untuk

mengurangi keluhan pada saat dismenore. Kunyit asam sering digunakan sebagai
ramuan tradisional untuk mengurangi rasa nyeri saat dismenore. Produk herbal ini

menjadi alternatif remaja putri yang ingin mengurangi nyeri dismenore tanpa

mendapatkan efek samping. Kunyit asam juga dapat menyembuhkan penyakit seperti

sakit keputihan, dismenore (nyeri haid), perut mual, perut mules, perut kembung,

diare, mabuk kendaraan, demam.

Kandungan Kunyit Asam

Kunyit memiliki kandungan senyawa yang berkhasiat untuk obat, yang disebut

curcumin, desmetoksikumin sebanyak 10% serta bisdesmetoksikurkumin sebanyak 1-

5% dan zat-zat yang bermanfaat lainnya seperti minyak atsiri yang terdiri dari keton

sesquitterpen, tumeron, tumeon 60%, zingiberen 25%, feladren, sabinen, borneol dan

sineil. Kunyit juga mengandung lemak sebanyak 1-3%, karbohidrat 3%, protein 30%,

pati 8%, vitamin C 45-55%, dan garam-garam mineral yaitu zat besi, fosfor, dan

kalsium. Sedangkan asam jawa memiliki agen aktif alami anthocyanin sebagai anti

inflamasi dan antipiretika, selain itu asam jawa memiliki kandungan tannis, saponins,

sesquiterpenes, alkaloid, dan phlobotamis.yang berfungsi untuk mengurangi aktifitas

sistem saraf (Safitri, Utami, & Sukmaningtyas, 2009). Serta gula jawa memiliki

kandungan zat besi, laktoflovin, thiamine, micotiniic acid, riboflavin, niacin,

ascorbatic acid, vitamin C, vitamin B12, vitamin E, asam folat, protein dan garam.

Gula jawa memiliki rasa manis alami, didalamnya mengandung unsur yang bersifat
menambah darah, meredakan nyeri, dan memperlancar peredaran darah (Maninggar,

2010).

Manfaat Kunyit Asam

Kunyit mempunyai kandungan senyawa aktif dan bahan kimia yaitu curcuminyang

bermanfaat sebagai analgetika selain sebagai analgetika kunyit jugamempunyai agen

aktif alami yang berfungsi untuk antipiretika dan antiinflamasi,Sedangkan asam jawa

memiliki kandungan senyawa kimia antara lain asem appel,asam nitrat, asam

anggung serta asam tetrat serta memiliki agen aktif sebagaiantipiretika dan penenang

atau pengurang tekanan psikis serta mengurangiaktifitas sistem saraf (Winarso,

2014).

Curcumine pada kunyit bekerja dalam menghambat reaksi cyclooxygenase

(COX)sehingga dapat mengambat atau mengurangi terjadinya inflamasi, sehingga

akanmengurangi atau bahkan menghambat kontraksi uterus, serta curcumine

sebagaianalgetik akan menghambat pelepasan prostaglandin yang berlebihan

melaluijaringan epitel uterus dan akan menghambat kontraksi uterus sehingga

akanmengurangi terjadinya dismenore. Mekanisme biokimia terpenting yang

dihambatoleh curcumine adalah influks ion kalsium ke dalam sel-sel epitel uterus.

Jikapenghambatan terhadap influks ion ini dilakukan ke dalam sel epitel uterus,

makakontraksi uterus bisa dikurangi atau bahkan dihilangkan sehingga tidak

terjadidismenorhea primer (Safitri, 2018). Sedangkan asam mempunyai


kandungansenyawa aktif yaitu mengandung anthocyanin yang berfungsi

sebagaiantiinflamasi dan antipiretika. Selain itu buah asam jawa juga

memilikikandungan tannins, saponins, sesquiterpenes, alkaloid, dan phlobotamins

untukmengurangi aktivitas sistem saraf sehingga menjadi tenang (Safitri et al., 2009).

Pada penelitian Safitri (2018) dapat disimpulkan bahwa terdapat

pengaruhminuman kunyit asam terhadap penurunan nyeri haid, sebelum intervensi

nyerihaid skala sedang terjadi pada 13 mahasiswa (65 %) setelah intervensi nyeri

haidskala sedang menurun menjadi 6 mahasiswa (35%) sisanya 8 mahasiswa

(40%)tidak nyeri. Kunyit asam yang termasuk produk herbal/jamu atau fitofarmaka

saatini memang menjadi alternatif utama bagi para remaja putri yang

inginmengurangi rasa nyeri dismenorea tanpa mendapat efek samping. Dosis kunyit

asam yang diberikan yaitu sebanyak 100 ml, diberikan pada pagihari selama

menstruasi. Kontraindikasi dari pemberian minuman kunyit asamyaitu pada penderita

penyakit hati, penderita penyakit ginjal, wanita hamil sertabalita sebaiknya

menghindari minuman ini (Safitri, 2018).

Konsep Asuhan Keperawatan Maternitas

Pengkajian

Menurut Taqiyyah Bararah & Mohammad Jauhar (2013) Pengkajian adalah langkah

utama dan dasar utama dari proses keperawatan yang mempunyai dua kegiatan

pokok, yaitu:
1. Pengumpulan data

Pengumpulan data yang akurat akan membantu dalam menentukan status

kesehatan dan pola pertahanan pasien, mengidentifikasi, kekuatan dan kebutuhan

klien yang dapat diperoleh melalui anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan

laboratorium serta pemeriksaan penunjang.

a. Anamnesa

1) Identitas klien

Identitas klien meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan,

pekerjaan, alamat, status perkawinan, suku bangsa.

1) Keluhan Utama

Merasakan nyeri yang berlebihan ketika haid pada bagian perut

disertai dengan mual muntah, pusing dan merasakan badan lemas.

1) Riawayat Haid

Umur menarchi pertama kali, lama haid, jumlah darah yang keluar,

konsistensi, siklus haid.

1) Riwayat Kesehatan Dahulu

Penyakit yang pernah diderita pada masa lalu, bagaimana cara

pengobatan yang dijalaninya, dimana mendapat pertolongan, apakah

penyakit tersebut diderita sampai saat ini atau kambuh berulang–ulang


1) Riwayat Kesehatan Keluarga

Adakah anggota keluarga yang menderita penyakit seperti pasien

1) Pola Persepsi dan Tata Laksana Hidup Sehat

Pola kasus dismenore akan timbul ketakutan karena ketidaktahuan

informasi/pengetahuan mengenai dismenore.

1) Pola Nutrisi dan Metabolisme

Pada umumnya klien dengan dismenorre mengalami penurunan nafsu

makan, frekuensi minum klien juga mengalami penurunan.

1) Pola Eliminasi

Untuk kasus fraktur humerus tidak ada gangguan pada pola eliminasi,

tapi walaupun begitu perlu juga dikaji frekuensi, konsistensi, warna serta

bau feces pada pola eliminasi. Sedangkan pada pola eliminasi urin dikaji

frekuensi, kepekatannya, warna, bau, dan jumlah. Pada kedua pola ini

juga dikaji ada kesulitan atau tidak.

1) Pola Tidur dan Istirahat


Klien dengan disminorre mengalami nyeri pada daerah perut sehingga

pola tidur klien menjadi terganggu, apakah mudah terganggu dengan

suara-suara, posisi saat tidur (penekanan pada perineum)

1) Pola Aktivitas

Kemampuan mobilisasi klien dibatasi, karena klien dengan disminorre di

anjurkan untuk istirahat.

1) Pola Hubungan dan Peran

Klien tidak akan kehilangan peran dalam keluarga dan dalam masyarakat.

Karena klien tidak harus menjalani rawat inap.

1) Pola Persepsi dan Konsep Diri

Pada kasus Dismenore akan timbul ketakutan karena ketidaktahuan atau

kurangnya informasi/ pengetahuan mengenai Dismenore.

1) Pola Sensori dan Kognitif

Pada klien Dismenore, daya rabanya tidak terjadi gangguan, sedangkan

pada indera yang lain tidak timbul gangguan.begitu juga pada kognitifnya

tidak mengalami gangguan. Namun timbul rasa nyeri pada perut bagian

bagian bawah.

1) Pola Reproduksi Seksual


Kebiasaan penggunaan pembalut sangat mempengaruhi terjadinya

gangguan menstruasi.

1) Pola Penanggulangan Stress

Pada klien Dismenore timbul rasa cemas tentang keadaan dirinya, yaitu

mengenai adanya kelainan pada sistem reproduksinya.

1) Pola Tata Nilai dan Keyakinan

Untuk klien Dismenore tidak dapat melaksanakan kebutuhan beribadah

dengan baik terutama frekuensi dan konsentrasi. Hal ini bisa disebabkan

karena nyeri dan keterbatasan gerak klien.

1. Pemeriksaan Fisik Head to toe

a. Keadaan Umum

Pemeriksaan tanda - tanda vital, tingkat kesadaran, dan antropometri.

TTV : TD, N, RR, S

Tingkat kesadaran : composmentis, apatis, somnolen, delirium,

sopor/semicoma, coma

Antropoometri : TB/PB, BB

1) Kepala : Pemeriksaan konjungtiva, pemeriksaan membrane mukosa bibir

2) Dada :

Paru : peningkatan frekuensi nafas


Jantung : Peningkatan denyut jantung

1) Payudara dan ketiak : Adanya nyeri pada payudara

2) Abdomen : Nyeri pada bagian bawah abdomen, kaji penyebab nyeri, Kualitas

nyeri, Region nyeri, Skala Nyeri, Awitan terjadinya nyeri, sejak kapan dan

berapa lama

3) Genetalia : Kaji siklus menstruasi pasien

4) Integumen : kaji turgor kulit

WOC (Web Of Caution)

Skema 2.1
WOC Disminore

Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri akut
2. Ansietas

3. Ketidakseimbangan nutrisi

4. Intoleransi Aktivitas

5. Koping individu yang tidak adekuat

Intervensi Keperawatan

Tabel 2.1

Intervensi Keperawatan Untuk Nyeri Akut

Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan

Keperawatan
Nyeri Akut SLKI SIKI
Definisi : Pengalaman Setelah dilakukan asuhan keperawatan       Manajemen Nyeri Akut :
sensori dan selama 3 kali 24 jam, maka diharapkan 1. Identifikasi lokasi,
emosional yang tidak tingkat nyeri menurun dan kontrol karakteristik, durasi, frekuensi,
menyenangkan yang nyeri meningkat dengan Kriteria Hasil : kualitas dan intensitas nyeri.

muncul akibat -          Tidak mengeluh nyeri 2. Identifikasi skala nyeri.

kerusakan jaringan -          Tidak meringis 3. Identifikasi respons nyeri non


verbal.
yang actual atau -          Tidak bersikap protektif
4. Identifikasi faktor yang
potensial atau -          Tidak gelisah
memperberat dan memperingan
digambarkan dalam -          Tidak mengalami kesulitan tidur
nyeri.
hal kerusakan -          Frekuensi nadi membaik
5. Berikan teknik non
sedemikian rupa. -          Tekanan dara membaik
farmakologis untuk
Batasan -          Melaporkan nyeri terkontrol
mengurangi rasa nyeri
Karakteristik : -          Kemampuan mengenal onset nyeri (Memberikan terapi minum
-          Perubahan selera meningkat. rebusan kunyit)
makan -          Kemampuan mengenali penyebab 6. Kontrol lingkungan yang
-          Perubahan nyeri meningkat memperberat rasa nyeri (mis.
tekanan darah -          Kemampuan menggunakan teknik suhu ruangan, pencahayaan,
-          Perubahan non-farmakologis kebisingan).
frekuensi jantung 7. Tingkatkan istirahat
-          Perubahan 8. Jelaskan penyebab, periode dan

frekuensi pemicu nyeri

pernapasan 9. Jelaskan strategi meredakan


nyeri
-          Laporan isyarat
10. Anjurkan monitor nyeri secara
-          Perilaku distraksi
mandiri
-          Masker wajah
-          Sikap melindungi
area nyeri
-          Dilatasi pupil

Faktor yang
berhubungan:
-          Agen cedera (mis.
biologis zat kimia,
fisik dan psikologis)

Tabel 2.2

Intervensi Keperawatan Untuk Ansietas

Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan

Keperawatan
Ansietas SLKI SIKI
Definisi : Kondisi Setelah dilakukan asuhan keperawatan       Penurunan kecemasan :
emosi dan selama 3 kali 24 jam, maka diharapkan 1. Gunakan pendekatan yang
pengalaman subyektif kecemasan menurun dengan Kriteria menenangkan
individu terhadap Hasil : 2. Nyatakan dengan jelas harapan

objek yang tidak jelas -          Klien mampu mengidentifikasi dan terhadap pelaku pasien

dan spesifik akiat mengungkapkan gejala cemas 3. Pahami prespektif pasien


terhadap situasi stress
antisipasi bahaya -          Mengidentifikasi , mengungkapkan
yang memungkinkan dan menunjukkan teknik untuk 4. Identifikasi tingkat kecemasan
individu melakukan mengontrol cemas. 5. Bantu pasien mengenal situasi
tindakan untuk -          Vital sign dalam batas normal yang menimbulkan kecemasan

menghadapi -          Postur tubuh dan tingkat aktivitas 6. Dorong pasien untuk

ancaman. -          menunjukkan berkurangnya mengungkapkan perasaan


ketakutan
Penyebab : kecemasan.
7. Instruksikan pasien
1. Krisis situasional
menggunakan teknik relaksasi
2. Kebutuhan tidak
terpenuhi
3. Krisis
maturasional
4. Ancaman
terhadap konsep
diri
5. Ancaman
terhadap kematian
6. Kekhawatiran
mengalami
kegagalan
7. Disfungsi sistem
keluarga
8. Kurang terpapar
infomas

Tabel 2.3

Intervensi Keperawatan Untuk Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari

Kebutuhan Tubuh

Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan


Ketidakseimbangan SLKI SIKI
Nutrisi Kurang Dari       Nutritional Status : food and Fluid       Manajemen gangguan
Kebutuhan Tubuh Intake makan
Definisi : Intake nutrisi       Nutritional Status : nutrient 1. Timbang berat badan rutin
tidak cukup untuk Intake 2. Ajarkan pengaturan diet
metabolism tubuh   yang tepat

Batasan karakteristik: Kriteria Hasil : 3. Anjurkan makan sedikit

-       Berat badan 20 % atau -          Adanya peningkatan berat tapi sering
4. Anjurkan untuk minum air
lebih di bawah ideal badan sesuai dengan tujuan
hangat terlebih dahulu
-       Dilaporkan adanya -          Beratbadan ideal sesuai dengan
5. Anjurkan pasien untuk
intake makanan yang tinggi badan
meningkatkan protein dan
kurang dari RDA -          Mampumengidentifikasi
vitamin C
(Recomended Daily kebutuhan nutrisi
6. Berikan substansi gula
Allowance) -          Tidk ada tanda tanda malnutrisi
7. Yakinkan diet yang
-       Membran mukosa dan -          Menunjukkan peningkatan dimakan mengandung
konjungtiva pucat fungsi pengecapan dari menelan tinggi serat untuk
-       Kelemahan otot yang -          Tidak terjadi penurunan berat mencegah konstipasi
digunakan untuk badan yang berarti 8. Ajarkan pasien bagaimana
menelan/mengunyah   membuat catatan makanan
-       Luka, inflamasi pada harian.
rongga mulut 9. Berikan informasi tentang

-       Mudah merasa kebutuhan nutrisi

kenyang, sesaat setelah 10. Kaji kemampuan pasien


untuk mendapatkan nutrisi
mengunyah makanan
yang dibutuhkan
-       Dilaporkan atau fakta
adanya kekurangan
makanan
-       Dilaporkan adanya
perubahan sensasi rasa
-       Perasaan
ketidakmampuan untuk
mengunyah makanan
-       Miskonsepsi
-       Kehilangan BB dengan
makanan cukup
-       Keengganan untuk
makan
-       Kram pada abdomen
-       Tonus otot jelek
-       Nyeri abdominal
dengan atau tanpa
patologi
-       Kurang berminat
terhadap makanan
-       Pembuluh darah
kapiler mulai rapuh
-       Diare dan atau
steatorrhea
-       Kehilangan rambut
yang cukup banyak
(rontok)
-       Suara usus hiperaktif
-       Kurangnya informasi,
misinformasi
 
Faktor-faktor yang
berhubungan :
Faktor biologis,
psikologis atau
ekonomi.

Tabel 2.4

Intervensi Keperawatan Untuk Intoleransi aktivitas

Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan


Keperawatan
Intoleransi aktivitas SLKI SIKI
Definisi: Setelah dilakukan asuhan Therapy aktifitas  :
Ketidakcukupan energi keperawatan selama 3 kali 24 jam, 1. Monitor respon fisik, social
fisiologis atau psikologis Intoleransi aktivitas dapat teratasi. dan spiritual.
untuk menyelesaikan Kriteria Hasil: 2. Bantu klien untuk

aktivitas sehari hari -          Mampu melakukan aktivitas mendapatkan alat bantuan

Batasan karakteristik: aktivitas seperti kursi roda,


sehari-hari secara mandiri.
-          Laporan verbal krek.
-          Tanda-tanda vital normal
3. Bantu untuk
mengenai kelelahan -          Mampu berpindah dengan atau
mengidentifikasi aktivitas
-          Nadi atau tekanan tanpa bantuan alat.
yang disukai.
darah yang abnormal -          Sirkulasi status baik.
4. Bantu klien/ keluarga untuk
setelah beraktivitas
mengidentifikasi kekurangan
-          Ketidaknyamanan saat
dalam beraktivitas.
beraktivitas
5. Bantu klien untuk
 
mengembangkan motivasi
Faktor yang
diri dan penguatan.
berhubungan:
6. Instruksikan klien tentang
-          Bed rest atau rasional dan teknik untuk
immobilitas menghindari intoleransi
-          Kelemahan umum aktivitas
-          Ketidakseimbangan 7. Ajarkan klien penggunaan
antara suplai dan tehnik mengontrol
kebutuhan oksigen pernafasan dengan aktivitas
-          Gaya/pola hidup yang 8. Ajarkan klien pentingnya dan

meneta metode batuk, membersihkan

  sekresi
9. Instruksikan klien
penggunaan teknik relaksasi
selama aktivitas
10. Bantu klien dengan
konservasi energi dan teknik
kerja dalam ADL
11. Ajarkan klien pentingnya
nutrisi seimbang
12. Jelaskan pada klien tanda
intoleransi aktivitas,
mencakup gejala yang harus
dilaporkan ke dokter
13. Jelaskan pada klien
bagaimana menggunakan
alat bantu atau obat sebelum
atau selama aktivitas
14. Bantu klien membuat catatan
aktivitas untuk mencatat
aktivitas dan toleransi
aktivitas

Tabel 2.5

Intervensi Keperawatan Untuk Koping Individu Tidak Efektif

Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan

Keperawatan
Koping Individu yang SLKI SIKI
tidak efektif Setelah dilakukan asuhan       Membuat Keputusan
Definisi : keperawatan selama 3 kali 24 jam,
1. Hargai pemahaman pasien
Ketidakmampuan maka diharapkan koping adekuat
tentang proses penyakit
untuk membentuk dengan Kriteria Hasil : dan konsep diri
penilaian valid tentang -          Menunjukan fleksibilitas peran 2. Hargai dan diskusikan
stressor keluarga substitute respon terhadap
Batasan -          Menunjukan fleksibilitas peran situasi
karakteristik : para anggotanya 3. Hargai sikap klien
pertentangan masalah terhadap perubahan peran
-          Gangguan tidur
nilai keluarga dan hubungan
-          Penyalahgunaan
4. Dukung penggunaan
bahan kimia -          Dapat mengatur masalah-masalah sumber spiritual jika
-          Penurunan -          Membuat keputusan diminta
penggunaan -          Mengekspresikan perasaan dan 5. Gunakan pendekatan yang

dukungan social kebebasan emosional tenang dan berikan

-          Konsentrasi yang -          Menunjukan strategi untuk jaminan


6. Sediakan informasi actual
buruk -          Menggunakan strategi penurunan
tentang diagnosis,
-          Kelelahan stress
penangan dan prognosis
-          Mengeluhkan
7. Sediakan pilihan yang
ketidakmampuan
realistis tentang aspek
koping
perawatan saat ini
-          Perilaku merusak
8. Dukung penggunaan
terhadap diri/orang mekanisme defensive yang
lain tepat
-          Ketidakmampuan 9. Dukung keterlibatan
memenuhi harapan keluarga dengan cara yang
peran  tepat
10. Bantu pasien untuk
Factor yang mengidentifikasi strategi
berhubungan : positif untuk mengatasi
keterbatasan dan
-          Perbedaan gender
mengelola gaya hidup dan
dalam strategi koping
perubahan peran
-          Tingkat percaya diri
11. Bantu klien beradaptasi
tidak adekuat
dan mengantisipasi
-          Ketidak pastian perubahan klien
-          Support social tidak 12. Bantu klien
efektif mengidentifikasi
-          Krisis situasional / kemungkinan yang dapt
maturasional terjadi
-          Derajat pengobatan

tingkat tinggi

 
 

Implementasi Keperawatan

Implementasi adalah tahap ketika perawat mengaplikasikan asuhan keperawatan

ke dalam bentuk intervensi keperawatan guna membantu klien mencapai tujuan yang

telah ditetapkan. Kemampuan yang harus dimiliki perawat pada tahap implementasi

adalah kemampuan komunikasi yang efektif, kemampuan untuk menciptakan

hubungan saling percaya dan saling bantu, kemampuan melakukan teknik

psikomotor, kemampuan melakukan observasi sistematis, kemampuan memberikan

pendidikan kesehatan, kemampuan advokasi, dan kemampuan evaluasi (Asmadi,

2008).

Terdapat tiga prinsip pedoman implementasi keperawatan (Haryanto, 2007), yaitu:

a. Mempertahankan keamanan klien

Keamanan merupakan focus utama dalam melakukan tindakan. Karena tindakan

yang membahayakan tidak hanya dianggap sebagai pelanggaran etika standar

keperawatan professional, tetapi juga merupakan suatu tindakan pelanggaran

hokum yang dapat dituntut.


a. Memberikan asuhan yang efektif

Asuhan yang efektif adalah memberikan asuhan sesuai dengan yang harus

dilakukan. Semakin baik pengetahuan dan pengalaman seorang perawat, maka

semakin efektif asuhan yang akan diberikan.

a. Memberikan asuhan seefisienmungkin

Asuhan yang efisien berarti perawat dalam memberikan asuhan dapat menggunakan

waktu sebaik mungkin sehingga dapat menyelesaikan masalah.

Evaluasi Keperawatan

Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan yang merupakan perbandingan

yang sistematis dan terencana antara hasil akhir yang teramati dan tujuan atau kriteria

hasil yang dibuat pada tahap perencanaan. Evaluasi dilakukan secara

berkesinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga kesehatan lainnya. Jika hasil

evaluasi menunjukan tercapainya tujuan dan kriteria hasil, klien bisa keluar dari

siklus proses keperawatan. Jika sebaliknya, klien akan masuk kembali ke dalam

siklus tersebut mulai dari pengkajian ulang (reassessment) (Asmadi, 2008).

Evaluasi terbagi atas dua jenis, yaitu evaluasi formatif dan evaluasi sumatif.

Evaluasi formatif berfokus pada aktivitas proses keperawatan dan hasil tindakan
keperawatan. Evaluasi formatif ini dilakukan segera setelah perawat

mengimplementasikan rencana keperawatan guna menilai keefektifan tindakan

keperawatan yang telah dilaksanakan. Perumusan evaluasi formatifini meliputi empat

komponen yang dikenal dengan istilah SOAP, yakni subjektif(data berupa keluhan

klien), objektif(data hasil pemeriksaan), analisis data(pembandingan data dengan

teori), dan perencanaan (Asmadi, 2008).

Menurut Asmadi (2008) ada tiga kemungkinan hasil evaluasi yang terkait dengan

pencapaian tujuan keperawatan.

a. Tujuan tercapai jika klien menunjukan perubahan sesuai dengan standar yang

telahditentukan.

b. Tujuan tercapai sebagian atau klien masih dalam proses pencapaian tujuan jika

klien menunjukan perubahan pada sebagian kriteria yang telahditetapkan.

c. Tujuan tidak tercapai jika klien hanya menunjukan sedikit perubahan dan tidak

ada kemajuan sama sekali serta dapat timbul masalahbaru.


BAB III

TINJAUAN KASUS

3.1 Analisa Pengkajian

3.1.1 Identitas :

a. Initial Klien : Nn.A


b. Jenis Kelamin : Perempuan
c. Agama : Islam
d. Usia : 15 Tahun
e. Status Pernikahan : Belum menikah
f. Pendidikan : SMP
g. Pekerjaan : Pelajar
3.1.2 Riwayat Kesehatan

a. Riwayat Kesehatan yang lalu.

Nn.A mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit menular, menahun dan

keturunan.

b. Riwayat Kesehatan Sekarang

Nn.A mengatakan ini hari pertama haid merasa nyeri perut bagian bawah dan

sakit, pusing, badan lemas, keringat dingin, badan terasa pegal-pegal, mual dan
muntah serta tidak nafsu makan, Nn.A mengatakan jika makan sedikit terasa

mual. Nn.A mengatakan panik jika saat menstruasi datang, karena takut terjadi

sesuatu pada rahimnya.

Pengkajian PQRST :

P : Nyeri menstruasi

Q : Seperti tertusuk-tusuk

R : Perut bagian bawah

S:8

T : 2 menit sekali

Setelah dilakukan pemeriksaan vital sign kepada Nn.A didapatkan hasil :

Tekanan Darah : 130/80 mmHg

Pernafasan : 25 kali/ menit

Nadi :101 kali/ menit

Suhu : 36,2 oC

c. Riwayat Menstruasi

- Menarchea : 14 tahun
- Lama : 7 hari

- Jumlah : 2-3 kali ganti pembalut

- Siklus : 28 hari

- Keluhan : nyeri perut dan pegel-pegel saat haid hari pertama.

d. Riwayat Kesehatan Keluarga

Genogram Keluarga

Skema 3.1
Genogram Keluarga Nn.A

Keterangan :
  : Laki-laki
  : Perempuan
  : Pasien
  : Tinggal Serumah
X : Sudah Meninggal
 
: Keturunan
 
: Hubungan
3.1.3 Kebiasaan Sehari-hari

a. Biologis

1) Pola Makan
Nn.A mengatakan sebelum haid makan 3 kali sehari yaitu pagi saat

sarapan, makan siang dan makan malam. Jumlah makanan yang dihabiskan 1

porsi setiap kali makan dengan komposisi nasi, lauk pauk (seperti; ayam,

ikan, daging, telur, tahu dan tempe) dan sayur (seperti; bayam, wortel, sawi,

kol dan sebagainya).

Nn.A mengatakan saat haid makan 2 kali sehari yaitu makan siang dan

makan malam. Jumlah makanan yang dihabiskan ½ porsi, setiap kali makan

dengan komposisi nasi, lauk pauk (seperti; ayam, ikan, daging, telur, tahu dan

tempe) dan sayur (seperti; bayam, wortel, sawi, kol dan sebagainya). Nn.A

mengatakan setiap kali selesai makan selalu muntah.

2) Pola Minum

Nn.A mengatakan saat haid kurang minum air putih.

3) Pola Tidur

Nn.A mengatakan mengalami kesulitan saat saat tidur karena nyeri

haid.

4) Pola Eliminasi
Nn.A mengatakan buang air kecil 4-5 kali sehari dengan karakteristik

urin berwarna kuning cerah, tidak keruh dan tidak ada nyeri saat buang air

kecil.

Nn.A mengatakan buang air besar 1 hari sekali setiap pagi dengan

konsistensi feases lunak dan warna kuning kecoklatan.

5) Aktivitas dan Istirahat

Nn.A mengatakan aktivitas yang dilakukannya sehari-hari adalah

belajar via zoom jam 07.00 wib sampai jam 13.00 wib. Nn.A jarang sekali

berolahraga.

Nn.A mengatakan bahwa istirahatnya kurang cukup karena kesulitan

jika ingin tidur, karena perutnya terasa sangat sakit.

b. Hubungan Sosial

1) Hubungan dengan anggota kelompok

Nn.A mengatakan klien berhubungan baik dan sering berkomunikasi

dengan tetangga.

2) Hubungan dengan keluarga

Nn.A mengatakan hubungan dengan keluarganya baik dan tidak ada

konflik dalam keluarganya.


c. Spiritual/Kultur

1) Pelaksanaan ibadah

Nn.A mengatakan menjalankan ibadah shalat 5 waktu di rumah, tetapi

jika haid Nn.A tidak shalat.

2) Keyakinan terhadap kesehatan

Nn.A mengatakan sangat bersyukur masih diberi kesehatan oleh Allah

SWT dan yakin bahwa tuhan akan memberikan yang terbaik bagi dirinya.

3.1.4 Pemeriksaan Fisik (head to toe).

a. Tingkat kesadaran : Composmentis

b. Tanda vital

1) Tekanan Darah : 130/80 mmHg

2) Pernafasan : 25 kali/ menit

3) Nadi :101 kali/ menit

4) Suhu : 36,2 oC

5) Pengukuran BB dan TB

BB : 55 kg

TB : 150 cm

6) Head to toe
1. Kepala

Kepala simetris, bentuk bulat, tidak ada lesi, tidak ada nyeri tekan,

distribusi rambut tidak merata, tidak ada alopesia dan adanya rambut

rontok, kulit kepala bersih serta tidak ada ketombe.

1. Wajah

Wajah simetris, warna kulit sama dengan warna kulit yang lain,

(kuning kecoklatan), fungsi nervus fasialis (VII) baik terbukti dengan

klien mampu mengangkat alis mata, dapat menahan pipi yang di

kembungkan dan ditekan tangan pemeriksa.

1. Telinga

Telinga simetris, posisi pina sejajar dengan mata, tidak ada lesi, tidak

adanya kemerahan, tidak ada pembengkakan dan lesi pada telinga luar,

liang telinga bersih, fungsi pendengaran klien baik terbukti klien

mampu mendengar bisikan pemeriksa pada jarak 50 cm dan bisa

menjawab pertanyaan dengan baik dan benar.

1. Mata

Alis mata simetris, bulu mata ke atas kelopak mata mampu mengedip,

konjungtiva anemis, sclera tidak ikterik, tidak ada lesi, posisi kedua
mata simetris, reaksi pupil terhadap cahaya kanan (+), kiri (+), mata

tamak bersih.

1. Hidung

Posisi sejajar, tidak ada pembengkakan polip.

1. Mulut

Tidak ada kelaianan, tidak ada lesi, mulut tampak bersih, jumlah gigi

tidak lengkap, lidah simetris, warna merah, gerakan lidah normal,

tonsil simetris, fungsi pengucapan baik, fungsi pengecapan baik

terbukti klien mampu membedakan rasa manis dan asin.

1. Leher

Bentuk simetris, tidak ada jaringan parut, tidak ada pembengkakan,

posisi trachea ditengah, klien dapat menengadah (ekstensi) sedikit,

pergerakan leher dapat dilakukan secara perlahan-lahan, tidak ada

pembengkakan kelenjar limfe, denyut nadi arteri karotis kuat, tidak

ada peningkatan denyut vena jugularis, tidak ada pembengkakan

kelenjar tiroid, refleks menelan baik.

1. Thoraks
Bentuk dada simetris, tidak ada kifosis, tidak ada jaringan parut, tidak

ada massa, ekspansi dada simetris, frekuensi nafas 20 kali/ menit,

batas paru normal, tidak ada wheezing atau suara nafas tambahan

lainnya, suara nafas vesikuler, batas jantung normal, tidak ada

pembesaran, BJ I “lup”, BJ II “dup”, tidak ada pembesaran kelenjar

limfe.

1. Abdomen

Bentuk abdomen simetris, warna kulit merata, tidak ada

hiperpigmentasi, tidak ada lesi, tidak ada bekas operasi, tidak ada

pernafasan perut, tidak ada nyeri tekan dan tidak ada distensi pada

gaster, hepar tidak teraba, tidak ada nyeri saat BAB dan BAK.

1. Ekstremitas atas dan bawah

Bentuk simetris, tidak ada benjolan, tampak adanya pembengkakan

pada ekstremitas atas dan bawah sebelah kiri, kekuatan otot :

a. Ekstremitas atas sebelah kanan nilai 5/5 yaitu mampu

menggerakkan persendian dalam lingkup gerak penuh, mampu

melawan gaya gravitasi, mampu melawan dengan tahanan sedang.


b. Ekstremitas atas sebelah kiri nilai 5/5 yaitu mampu menggerakkan

persendian dalam lingkup gerak penuh, mampu melawan gaya

gravitasi, mampu melawan dengan tahanan sedang.

c. Ekstremitas bawah sebelah kanan nilai 5/5 (sedang) yaitu mampu

menggerakkan persendian dalam lingkup gerakan sedang dan

mampu melawan gaya gravitasi.

d. Ekstremitas bawah sebelah kiri nilai 5/5 (sedang) yaitu mampu

menggerakkan persendian dalam lingkup gerakan sedang dan

mampu melawan gaya gravitasi.

7) Pengkajian Psikososial dan Spiritual

Nn.A mengatakan percaya bahwa kesehatan yang selama ini diberikan oleh

Allah. Nn.A berusaha berdoa agar diberikan kesembuhan.


3.2 Analisa Data

Tabel 3.1
Analisa Data

Data Masalah Keperawatan


Ds : Nyeri Akut
1. Nn.A mengatakan ini hari pertama haid
2. Nn.A merasa nyeri perut bagian bawah dan
sakit
3. Nn.A mengatakan kepala pusing
4. Nn.A mengatakan badan lemas, keringat
dingin.
5. Nn.A mengatakan badan terasa pegal-pegal,
Pengkajian
6. Nn.A mengatakan kesulitan tidur karena
nyeri
Do:
1. Nn.A tampak meringis kesakitan
2. Nn.A tampak memegangi perutnya
3. Nn.A tampak terbaring di tempat tidur
4. Akral teraba dingin
5. Nadi teraba cepat
6. TTV :
-   Tekanan Darah: 130/80 mmHg
-   Pernafasan : 25 kali/ menit
-   Nadi :101 kali/ menit
-   Suhu : 36,2 oC
7. PQRST :
-   P : Nyeri menstruasi
-   Q : Seperti tertusuk-tusuk
-   R : Perut bagian bawah
-   S : 8
-   T : 2 menit sekali
Ds :  Ketidakseimbangan Nutrisi
1. Nn.A mual dan muntah serta tidak nafsu Kurang Dari Kebutuhan Tubuh
makan.
 
2. Nn.A mengatakan jika makan sedikit terasa
mual.
3. Nn.A mengatakan saat haid makan 2 kali
sehari yaitu makan siang dan makan malam.
Jumlah makanan yang dihabiskan ½ porsi,
4. Nn.A mengatakan setiap kali selesai makan
selalu muntah.
 
 
Do:
1. Nn.A tampak tidak nafsu makan
2. Tampak kantong plastic bekas muntahan di
samping kasur.
3. Nn.A tampak lemas dan pucat
4. TTV :
-   Tekanan Darah: 130/80 mmHg
-   Pernafasan : 25 kali/ menit
-   Nadi :101 kali/ menit
-   Suhu : 36,2 oC
 
Ds : Ansietas
1. Nn.A mengatakan panik jika saat menstruasi
datang, karena takut terjadi sesuatu pada
rahimnya.
 
Do :
1. Nn.A tampak panic dan meringis
2. Nn.A tampak pucat
3. Nn.A tampak gelisah
4. Akral teraba dingin
5. Nadi teraba cepat.
5. TTV :
-   Tekanan Darah: 130/80 mmHg
-   Pernafasan : 25 kali/ menit
-   Nadi :101 kali/ menit
-   Suhu : 36,2 oC

3.3 Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri Akut berhubungan dengan Kontraksi Uterus

2. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh berhubungan dengan Mual

dan Muntah

3. Ansietas berhubungan dengan disminore primer

Intervensi Keperawatan
Tabel 3.2
Intervensi Keperawatan

Diagnosa
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan
Keperawatan
Nyeri Akut SLKI SIKI

berhubungan dengan Setelah dilakukan 1. Identifikasi lokasi,


Kontraksi Uterus tindakan keperawatan karakteristik, durasi,

selama 5 x 30 menit frekuensi, kualitas dan


intensitas nyeri.
masalah Nyeri Akut dapat
2. Identifikasi skala nyeri.
teratasi dengan kriteria hasil
3. Identifikasi respons nyeri
:
non verbal.
-          Tidak mengeluh nyeri
4. Identifikasi faktor yang
-          Tidak meringis
memperberat dan
-          Tidak bersikap protektif
memperingan nyeri.
-          Tidak gelisah
5. Berikan teknik non
-          Tidak mengalami farmakologis untuk
kesulitan tidur mengurangi rasa nyeri
-          Frekuensi nadi (Memberikan terapi
membaik minum rebusan kunyit)
-          Tekanan dara membaik
-          Melaporkan nyeri
terkontrol
-          Kemampuan mengenal
onset nyeri meningkat.
-          Kemampuan mengenali
penyebab nyeri
meningkat
-          Kemampuan
menggunakan teknik
non-farmakologis

Ketidakseimbangan SLKI SIKI


Nutrisi Kurang Dari Setelah dilakukan tindakan 1. Anjurkan makan sedikit
Kebutuhan Tubuh keperawatan selama 2 x 20 tapi sering

berhubungan dengan menit masalah 2. Anjurkan untuk minum air


Mual dan Muntah Ketidakseimbangan Nutrisi hangat terlebih dahulu

  Kurang Dari Kebutuhan 3. Anjurkan pasien untuk


meningkatkan protein dan
Tubuh dapat teratasi
vitamin C
dengan kriteria hasil:
4. Berikan substansi gula
-          Nafsu makan
5. Berikan informasi tentang
meningkat
kebutuhan nutrisi
-          Tidak mual dan
muntah
-          Tidak ada tanda-tanda
kekurangan nutrisi
-          Tidak terjadi
penurunan berat badan
yang berarti
Ansietas berhubungan SLKI SIKI
dengan disminore Setelah dilakukan asuhan 1. Gunakan pendekatan yang
primer keperawatan selama 2 x 20 menenangkan

  menit maka diharapkan 2. Nyatakan dengan jelas

kecemasan menurun harapan terhadap pelaku

dengan Kriteria Hasil : pasien


3. Pahami prespektif pasien
-          Klien mampu
terhadap situasi stress
mengidentifikasi dan
4. Identifikasi tingkat
mengungkapkan gejala
kecemasan
cemas
5. Bantu pasien mengenal
-          Mengidentifikasi ,
mengungkapkan dan situasi yang menimbulkan
menunjukkan teknik kecemasan
untuk mengontrol 6. Dorong pasien untuk

cemas. mengungkapkan perasaan

-          Vital sign dalam batas ketakutan


7. Instruksikan pasien
normal
menggunakan teknik
-          Postur tubuh dan
relaksasi
tingkat aktivitas
-          menunjukkan
berkurangnya
kecemasan.

Implementasi dan Evaluasi Keperawatan

Tabel 3.3
Implementasi dan Evaluasi

Diagnosa Evaluasi
Hari/Tgl Jam Implementasi Paraf
Keperawatan (S,O,A,P)
02 Nyeri Akut 09.00 1. Berkenalan dengan S:  
November berhubungan   pasien kelolaan 1. Nn.A
2020 dengan Kontraksi 09.10 2. Menjelaskan tujuan mengatakan

Uterus   kunjungan masih merasa

09.15 3. Meminta persetujuan nyeri perut tapi


untuk menjadi pasien sudah sedikit
 
kelolaan berkurang
 
4. Melakukan pengkajian setelah minum
09.20
5. Memeriksa Vital sign kunyit asam
10.00
11. Mengidentifikasi 2. Nn.A
10.15
lokasi, karakteristik, mengatakan
 
durasi, frekuensi, kepalanya masih
 
  kualitas dan intensitas terasa pusing
10.16 nyeri.  
  12. Mengidentifikasi skala O:

10.17 nyeri. 1. Nn.A tampak

  13. Mengidentifikasi meringis


respons nyeri non kesakitan
10.18
verbal. 2. Nn.A tampak
 
14. Mengidentifikasi faktor memegangi
 
yang memperberat dan perutnya
10.18
memperingan nyeri 3. Nn.A tampak
 
15. Mengajarkan teknik terbaring di
 
non-farmakologi untuk tempat tidur
 
mengurangi nyeri 4. Akral teraba
menstruasi dengan cara dingin
pemberian Minuman 5. Nadi teraba
Kunyit Asam Terhadap cepat
Tingkat Nyeri 6. TTV :
Menstruasi ini -   Tekanan
dilakukan selama 5 Darah: 120/80 m
hari dengan durasi mHg
waktu selama 30 menit. -   Pernafasan: 25
  kali/ menit
-   Nadi :98kali/
menit
-   Suhu: 36,5 oC
3. PQRST :
-   P : Nyeri
menstruasi
-   Q : Seperti
tertusuk-tusuk
-   R : Perut bagian
bawah
-   S : 7
-   T : 3 menit sekali
 
A : Masalah Nyeri
Akut mulai teratasi.
 
P : Intervensi
dilanjutkan
 
02 Ketidakseimbangan 09.00 1. Menganjurkan makan S:  

November Nutrisi Kurang Dari   sedikit tapi sering 1. Nn.A mual dan
09.10
2020 Kebutuhan Tubuh 2. Menganjurkan untuk muntah ssedikit
 
berhubungan minum air hangat mulai berkurang.
 
dengan Mual dan terlebih dahulu  
 
10.10 3. Menganjurkan pasien O:
Muntah
  untuk meningkatkan 1. Nn.A tampak
 
  protein dan vitamin C mulai nafsu
  4. Memberikan substansi makan
10.15 gula 2. Nn.A tampak
 
5. Memberikan informasi sesekali masih
10.16
tentang kebutuhan muntah
 
nutrisi 3. TTV :
 
  - TD : 130/80 
mmHg
-RR : 25 kali/
menit
-Nadi:101 kali/
menit
- Suhu: 36,2 oC
 
A : Masalah
Ketidakseimbangan
Nutrisi Kurang Dari
Kebutuhan Tubuh
sedikit teratasi.
 
P : Pertahankan
Intervensi
 
02 Ansietas 10.00 1. Menggunakan S:  

November berhubungan   pendekatan yang 1. Nn.A


2020 dengan disminore 10.10 menenangkan mengatakan

primer   2. Menyatakan dengan sudah tidak

  jelas harapan terhadap panic atau


pelaku pasien cemas lagi
10.15
3. Memahami prespektif setelah
 
pasien terhadap situasi diberikan
 
stress. penjelasan
10.20
4. Mengidentifikasi tentang nyeri
 
tingkat kecemasan. menstruasi
10.22
5. Membantu pasien  
 
mengenal situasi yang O:
  menimbulkan 1. Nn.A tampak
10.24 kecemasan sedikit meringis
  6. Dorong pasien untuk tetapi sudah
  mengungkapkan mulai tenang.
10.26 perasaan ketakutan 2. Akral mulai
  7. Instruksikan pasien teraba hangat
  menggunakan teknik 3. Nadi normal
  relaksasi 4. TTV :
    -   Tekanan
Darah: 110/70 m
mHg
-   Pernafasan: 22
kali/ menit
-   Nadi :80bkali/
menit
-   Suhu: 36,6 oC
 
A : Masalah
Ansietas teratasi.
 
P : Intervensi
dihentikan
 
 
 
03 Nyeri Akut 10.00 1. Memeriksa Vital sign S:  

November berhubungan 10.10 2. Mengidentifikasi 1. Nn.A


2020 dengan Kontraksi   lokasi, karakteristik, mengatakan

Uterus   durasi, frekuensi, nyeri perut tapi

  kualitas dan intensitas sudah mulai


nyeri. berkurang
10.15
3. Identifikasi skala setelah minum
10.20
nyeri. kunyit asam
 
4. Identifikasi respons 2. Nn.A
11.00
nyeri non verbal. mengatakan
 
5. Identifikasi faktor yang kepalanya masih
 
memperberat dan terasa pusing
11.15
  memperingan nyeri  
  6. Mengajarkan teknik O:
  non-farmakologi untuk 1. Nn.A tampak
mengurangi nyeri sedikit tenang
menstruasi dengan cara sambil memijat
pemberian Minuman kepalanya
Kunyit Asam Terhadap 2. Nn.A tampak
Tingkat Nyeri duduk di tempat
Menstruasi ini tidur
dilakukan selama 5 3. Akral teraba
hari dengan durasi hangat
waktu selama 30 menit. 4. Nadi normal
  5. TTV :
a. Tekanan
Darah: 110/80 m
mHg
b. Pernafasan : 23
kali/ menit
c. Nadi :90kali/
menit
d. Suhu: 36,4 oC
 
PQRST :
P : Nyeri
menstruasi
Q : Seperti
tertusuk-tusuk
R : Perut bagian
bawah
S:5
T : 10 menit
sekali
 
A : Masalah Nyeri
Akut mulai teratasi.
 
P : Pertahankan
Intervensi
03 Ketidakseimbangan 09.00 1. Menganjurkan makan S:  

November Nutrisi Kurang Dari   sedikit tapi sering 1. Nn.A mengatakan


09.10
2020 Kebutuhan Tubuh 2. Menganjurkan untuk sudah tidak mual
 
berhubungan minum air hangat dan muntah lagi
 
dengan Mual dan terlebih dahulu  
 
10.10 3. Menganjurkan pasien O:
Muntah
  untuk meningkatkan 1. Nn.A tampak
 
  protein dan vitamin C mulai tenang.
10.15 4. Memberikan informasi 2. Nn.A tampak
  tentang kebutuhan sudah tidak mual
 
nutrisi dan muntah lagi.
  3. TTV :
a. Tekanan
Darah: 110/80 
mmHg
b. Pernafasan
: 23 kali/
menit
c. Nadi :90kali/
menit
d. Suhu: 36,4 oC
 
A : Masalah
Ketidakseimbangan
Nutrisi Kurang Dari
Kebutuhan Tubuh
teratasi.
 
P : Intervensi
dihentikan
04 Nyeri Akut 10.00 1. Memeriksa Vital sign S:  

November berhubungan 10.10 2. Mengidentifikasi -          Nn.A


2020 dengan Kontraksi   lokasi, karakteristik, mengatakan
Uterus   durasi, frekuensi, nyeri perut tapi
  kualitas dan intensitas sudah mulai
nyeri. berkurang
10.15
3. Identifikasi skala nyeri.
10.20 setelah minum
4. Identifikasi respons
  kunyit asam
nyeri non verbal.
11.00 -          Nn.A
5. Identifikasi faktor yang
  mengatakan
memperberat dan
  kepalanya
memperingan nyeri
11.15 masih terasa
6. Mengajarkan teknik
  pusing
non-farmakologi untuk
  mengurangi nyeri  
  menstruasi dengan cara O:

pemberian Minuman -          Nn.A tampak

Kunyit Asam Terhadap memijat

Tingkat Nyeri kepalanya


Menstruasi ini -          Nn.A tampak
dilakukan selama 5 duduk di tempat
hari dengan durasi tidur
waktu selama 30 menit. -          Akral teraba
  hangat
-          Nadi normal
TTV :
a. Tekanan
Darah: 110/80 m
mHg
b. Pernafasan : 23
kali/ menit
c. Nadi :90kali/
menit
d. Suhu: 36,4 oC
 
PQRST :
P : Nyeri
menstruasi
Q : Seperti
tertusuk-tusuk
R : Perut bagian
bawah
S:5
T : 10 menit
sekali
 
A : Masalah Nyeri
Akut mulai teratasi.
 
P : Pertahankan
Intervensi
 
05 Nyeri Akut 10.00 1. Memeriksa Vital sign S:  

November berhubungan 10.10 2. Identifikasi lokasi, -          Nn.A


2020 dengan Kontraksi   karakteristik, durasi, mengatakan
Uterus   frekuensi, kualitas dan nyeri perut tapi
  intensitas nyeri. sudah mulai
10.15 3. Identifikasi skala nyeri. berkurang
10.20 4. Identifikasi respons setelah minum
nyeri non verbal.
  kunyit asam
5. Identifikasi faktor yang
11.00  
memperberat dan
  O:
memperingan nyeri
11.15 -          Nn.A tampak
6. Mengajarkan teknik
  duduk di tempat
non-farmakologi untuk
  kursi
mengurangi nyeri
  -          Akral teraba
menstruasi dengan cara
hangat
pemberian Minuman
-          Nadi normal
Kunyit Asam Terhadap
Tingkat Nyeri TTV :

Menstruasi ini a. Tekanan

dilakukan selama 5 Darah: 110/80 m

hari dengan durasi mHg

waktu selama 30 menit. b. Pernafasan : 23

  kali/ menit
c. Nadi :90kali/
menit
d. Suhu: 36,4 oC
 
PQRST :
P : Nyeri
menstruasi
Q : Seperti
tertusuk-tusuk
R : Perut bagian
bawah
S:2
T : 20 menit
sekali
 
A : Masalah Nyeri
Akut mulai teratasi.
 
P : Pertahankan
Intervensi
06 Nyeri Akut 10.00 1. Memeriksa Vital sign S:  

November berhubungan 10.10 2. Mengidentifikasi -          Nn.A


2020 dengan Kontraksi   lokasi, karakteristik, mengatakan
Uterus   durasi, frekuensi, nyeri perut
  kualitas dan intensitas sudah tidak ada.
nyeri.  
10.12
3. Mengajarkan teknik O:
 
non-farmakologi untuk -          Nn.A tampak
 
mengurangi nyeri
  duduk di tempat
menstruasi dengan cara
  kursi
pemberian Minuman
  -          Akral teraba
Kunyit Asam Terhadap
  hangat
Tingkat Nyeri
  -          Nadi normal
Menstruasi ini
  TTV :
dilakukan selama 5
  a. Tekanan
hari dengan durasi
Darah: 120/80 m
  waktu selama 30 menit.
mHg
   
b. Pernafasan : 22
 
kali/ menit
 
c. Nadi :94kali/
 
  menit
d. Suhu: 36,4 oC
 
A : Masalah Nyeri
Akut teratasi.
 
P : Hentikan
intervensi
 
BAB IV

PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis akan membandingkan antara teori dan kasus yang penulis amati dalam

pemberian asuhan keperawatan pada pasien Disminore Pimer dengan penerapan minum kunyit

asam untuk menurunkan skala nyeri di Wilayah kerja Puskesmas Sei Panaspada tanggal 02

November sampai dengan 06 November 2020. Tahap ini dibuat berdasarkan proses keperawatan

yang meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi. Adapun

uraiannya sebagai berikut :

4.1 Analisa Pengkajian

Pada proses pengkajian penulis memperoleh data dengan menggunakan metode wawancara

yang dilakukan secara langsung kepada klien. Selain itu juga penulis memperoleh data dari

observasi langsung. Selama melakukan pengkajian penulis tidak banyak menemukan

hambatan yang berarti dalam memperoleh data tentang klien. Hal ini dikarenakan adanya

kerjasama dari klien ke penulis.

Dari hasil pengkajian didapatkan klien mengalami Disminore primer di hari pertama

haid yang menimbulkan nyeri perut bagian bawah dan sakit, pusing, badan lemas, keringat

dingin, badan terasa pegal-pegal, mual dan muntah serta tidak nafsu makan. dari hasil

pengkajian yang didapatkan dari observasi didapatkan bahwa Nn.A tampak meringis
kesakitan, memegangi perutnya dan tampak terbaring di tempat tidur dengan akral teraba

dingin, nadi teraba cepat dan tekanan darah 130/80 mmHg.

Hasil pengkajian diatas sesuai dengan penelitian yang sampaikan oleh Revinta Ayu

Wardani (2019) dengan judul penelitian “Inovasi Kunyit Asam Untuk Meredakan Nyeri

Akut Pada Remaja Dismenore” yaitu klien mengatakan saat menstruasi malas untuk

beraktivitas karena nyeri yang dirasakan, klien mengatakan nyeri karena menstruasi, seperti

ditusuk-tusuk, nyeri dirasakan dariperut sampai pinggang, skala nyeri 6, hilang timbul, klien

mengatakan mual saat. Sedangkan data objektif: klien tampak memegang area nyeri

yaitupada perut dan pinggang. Klien tampak menahan nyeri, tekanan darah (120/80mmHg).

Hasil pengkajian diatas juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Dyah

Nurfitriani, 2017 dengan judul penelitian “Asuhan keperawatan pada klien dengan

disminorea primer menggunakan aroma terapi lemon secara inhalasi di Desa Kalibiji

Kecamatan Sempor Kabupaten kebumen” yang mengungkapkan hasil pengkajian yaitu

nyeri bertambah saat aktivitas, nyeri berkurang saat istirahat , nyeri seperti ditusuk-tusuk,

nyeri pada daerah pubis (bawah abdomen) dan klien tampak merintih.

Berdasarkan uraian diatas dapat di simpulkan bahwa terdapat kesamaan antar hasil

pengkajian yang dilakukan, teori serta penelitian yang telah dilakukan sebelumnya.
4.2 AnalisaDiagnosa Keperawatan

Menurut Videbeck (dalam Nurjannah,2005) menyatakan bahwa diagnosa keperawatan

berbeda dari diagnosa psikiatrik medis dimana diagnosa keperawatan adalah respon klien

terhadap masalah medis atau bagaimana masalah memperngaruhi fungsi klien sehari-hari

yang merupakan perhatian utama diagnosa keperawatan.

Pada studi kasus penulis menemukan 3 (tiga) diagnosa keperawatanyaitu:Nyeri Akut

berhubungan dengan Kontraksi Uterus, Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan

Tubuh berhubungan dengan Mual dan Muntah dan Ansietas berhubungan dengan disminore

primer.

Sedangkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Rima Dayanti dengan judul

Asuhan Keperawatan Pada Kesehatan Reproduksi dengan Disminre Primer di Ruang Poli

Kandungan RSUD dr. Soekardjo Tasikmalayaada4diagnosa keperawatan yang mungkin

muncul pada pasien dengan Dismonorea Primer yaitu nyeri akut berhubungan dengan

gangguan menstruasi (dismenore), intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan

umum, ansietas berhubungan perubahan status kesehatan, kurang pengetahuan tentang

proses terjadinya disminore berhubungan dengan kurang informasi.

Sedangkan berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Delvi

hamdayani(2018) dengan judul “Asuhan Keperawatan pada Nn.NdenganDisminore Primer

Pada Mahasiswi StikesMercubakti Padang dengan Pemberian Kunyit Asam”terdapat


kesamaan dengan studi kasus dimana pada penelitian sebelumnya juga mengangkat 2

masalah yaitu nyeri akutberhubungan dengan Kontraksi Uterus, dan Kurang pengetahuan

tetang proses penyakit diet, perawatan dan pengobatan berhubungan dengan kurangnya

informasi.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa salah satu upayauntuk menurunkan

skala nyeri pada penderita disminore primer adalah dengan mengkonsumsi rebusan kunyit

asam, kunyit asam dapat menurunkan intensitas nyeri dismenorea. Rebusan kunyit asam

mempunyai aktivitas antioksidan dan karena mengandung senyawa fenolik. Kunyit asam

tersebut memiliki kandungan seperti kurkuminoid, atsiri, flavonoid dan lainnya yang

bermanfaat sebagai analgetik (pengilang rasa nyeri), antiinflamasi dan sebagainya, sehingga

nyeri yang dirasakan pada saat menstruasi dapat berkurang dengan mengkonsumsi rebusan

kunyit asam secara rutin.

4.2 AnalisaIntervensi Keperawatan

Rencana keperawatan merupakan serangkaian tindakan dalam mencapai tujuan

khusus, perencanaan keperawatan meliputi tujuan, tindakan, dan penilaian asuhan

keperawatan berdasarkan pengkajian agar masalah keperawatan teratasi (Nurjanah, 2009).

Pada perencanaan terdiri dari prioritas diagnosa keperawatan dan rencana

keperawatan. Untuk prioritas diagnosa keperawatan ditulis berdasarkan masalah utama.


Dalam kasus ini, diagnosa keperawatan yang muncul adalah Nyeri akut berhubungan dengan

Kontraksi Uterus.

Penyusunan rencana keperawatan meliputi langkah – langkah menentukan tujuan yaitu

tujuan umum yang mengacu pada masalah dan tujuan khusus yang mengacu pada penyebab,

menentukan kriteria evaluasi, rencana, intervensi serta membuat rasional atas intervensi

yang dilakukan (Damaiyanti, 2012).

Penyusunan intervensi keperawatan yang dilakukan oleh penulis berdasarkan diagnosa

yang penulis temukan dan disesuaikan berdasarkan kebutuhan klien.

Adapun intervensi utama yang dilakukan pada Nn.A yaitu untuk masalahNyeri Akut

berhubungan dengan Kontraksi Uterus dilakukan tindakan non farmakologi untuk

menurunkan skala nyeriyaitu dengan Memberikan terapi minum rebusan kunyit. Menurut

(Fidatul Jamila dan Salis Qurota, 2018) yaitu menurut penelitian sesudah diberikan

minuman kunyit asam rata-rata responden mengalami efek penurunan tingkat nyeri

menstruasi. Karena kandungan curcumin dan minyak atsiri pada kunyit kombinasi

anthocyanin dan tanin pada asam jawa dapat menurunkan tingkat nyeri menstruasi atau

dysmenorrhea dengan memanfaatkan sistem blokade pembentukan zat biokimia tubuh yaitu

prostalglandin yang merupakan reseptor stimulus nyeri tubuh sehingga tingkat nyeri pada

dysmenorrhea dapat diminimalkan.


Intervensi yang dilakukan serta teori diatas juga didukung oleh penelitian yang

dilakukan oleh (Yuflihul Khair, 2015) dengan judul “Asuhan keperawatan pada Pasien

dengan Disminore” dengan Hasil penelitian menunjukkan bahwa penurunan skala nyeri

dengan pemberian pereda nyeri nonfarmakologi dan non invasif.

Pada Masalah keperawatan Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan

Tubuh berhubungan dengan Mual dan Muntah tindakan utama yang dilakukan berdasarkan

salah satu Intervensi menurut buku SDKI(2014) adalah management gangguan makan.

Dengan Pemberian makanan berporsi kecil tapi sering adalah terapi yang digunakan untuk

melatih pencernaan pasien agar dapat menerima makanan sehingga tidak berpotensi mual

muntah.

Hal ini juga sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan (Rati Ristiawati, 2018)

dengan judul penelitian “Asuhan Keperawatan Pada Nn.C dengan Disminore di Ruang

Mawar Rumah Sakit RSUD R.syamsudi Sukabumi” yang menunjukkan masalah gangguan

nutrisi padaklien dapat diatasi dengan salah satu intervensi yang diberikan yaitu memberikan

nutrisi sedikit demi sedikit dan melihat efek setelah pemberian nutrisi.Management nutrisi

bertujuan untuk Alergi akan memperburuk kondisi pasien, Sajian makanan yang disukai

adalah salah satu pasien untuk mau makan, Jumlah asupan nutrisi yang masuk

mempengaruhi keseimbangan nutrisi, Mual dan muntah adalah tanda adanya alergi atau

benda asing yang tidak dapat diterima oleh sistem pencernaan pasien, Pemberian makanan
berporsi kecil tapi sering adalah terapi yang digunakan untuk melatih pencernaan pasien

agar dapat menerima makanan.

Pada Masalah keperawatan Ansietas berhubungan dengan disminore primer yang

dilakukan berdasarkan salah satu Intervensi menurut buku SDKI (2014) adalah dengan

penurunan kecemasan dengan pendekatan yang menenangkan menjelaskan mengenai

penyelesaian kecemasan.

Hal ini juga sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan (Agung Subakti, 2017)

dengan judul penelitian “Asuhan keperawatan pada Nn.N dengan Disminore Primer di

wilayah kerja puskesmas TembalangSemarang” yang menunjukkan masalah Ansietas

berhubungan dengan kurangnya pengetahuan dengan intervensi melibatkan klien dengan

rencana keperawatan dengan mekanisme koping baru.

Hal ini juga sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan (Rofiqoh, 2014) dengan

judul penelitian “Asuhan keperawatan pada Nn.Y dengan Disminore Primer di wilayah kerja

puskesmas Solo Baru” yang menunjukkan masalah Ansietas berhubungan dengan

pengetahuan dengan intervensi melakukan pendekatan dengan mengajukan pertanyaan dan

memberikan pengetahuan mengenai etiologi disminore, mempertahankan rasa aman dan

nyaman untuk mengurangi kecemasan.

Berdasarkan Uraian diatas dapat simpulkan terdapat keselarasan antara intervensi yang

dilakukan kepada Nn.A dengan teori yang ada serta di dukung oleh penelitian sebelumnya.
4.2 Analisa Implementasi Keperawatan

Pelaksanaan tindakan keperawatan yang dilakukan oleh penulis secara nyata langsung

kepada klien Nn.A, merupakan realisasi dari intervensi keperawatan yang sesuai dengan

konsep teori yang dilaksanakan selama 5 hari secara bertahap, spesifik dan

akurat.Pelaksanaannya mulai tanggal 02 November 2020-06 November 2020.

Implementasi diagnosa untuk Nyeri b.d kontraksi uterus dilakukan selama 5 hari dengan

tindakan pertama berkenalan, melakukan persetujuan kepada klien, identifikasi nyeri

selanjutnya identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri selanjutnya

Mengajarkan teknik non-farmakologi untuk mengurangi nyeri menstruasi dengan cara

pemberian Minuman Kunyit Asam Terhadap Tingkat Nyeri Menstruasi ini dilakukan selama

5 hari dengan durasi waktu selama 30 menit.

Berdasarkan oleh penelitian yang dilakukan oleh Ulfa Unr Baiti (2018) dengan judul

penelitian “Berdasarkan oleh penelitian yang dilakukan oleh Junila (2018) dengan judul

penelitian “Pengaruh Pemberian Minuman Kunyit Asam Terhadap Perubahan Skala Nyeri

Pada Siswi Kelas VII Dengan Disminore Primer di MTsN 6 Madiun” Terapi non

farmakologi minuman kunyit asam dilakukan selama 3 hari dengan durasi 30 menit setiap

kali responden merasakan nyeri. 

Implementasi diagnosa untuk ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan mual dan muntah dilakukan selama 2 hari dengan tindakan
menganjurkan makan sedikit tetapi sering, menganjurkan makanan yang mengandung protein

dan vitamin C, memberikan informasi mengenai kebutuhan nutrisi.

Berdasarkan oleh penelitian yang dilakukan oleh Milenia (2015) dengan judul penelitian

“Asuhan Keperawatan Pada Gangguan Menstruasi di SMP N 3 Bandung” dengan

hasil Mengkaji adanya alergi makanan, Memonitor asupan nutrisi yang masuk, Memonitor

mual dan muntah, Memberikan makanan porsi kecil tapi sering.

Implementasi diagnosa untuk ansietas berhubungan dengan disminore primer dilakukan

selama 1 hari dengan tindakan pendekatan dan memenangkan, menjelaskan mengenai

informasi sertamenginstruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi.

4.2 Analisa Evaluasi Keperawatan

Setelah selama 5 hari melakukan asuhan keperawatan , penulis menemukan 5 diagnosa

keperawatan yang berdasarkan konsep teori, dari 5 diangnosa yang ditemuakan hanya 3

diagnosa yang penulis angkat yaitu Nyeri Akut berhubungan dengan Kontraksi Uterus,

Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh berhubungan dengan Mual dan

Muntah dan Ansietas berhubungan dengan disminore primer.

Nyeri b.d Kontraksi Uterus masalah keperawatan di hari pertama klien merasa nyeri perut

sebelum minum kunyit asam dengan skala nyeri 8 setelah minum air kunyit asam klien

merasa skala nyeri nya berkurang dengan skala 7 dengan akral teraba dingin, nadi cepat dan

tekanan darah tinggi 130/80.


Hari kedua sebelum minum kunyit asam skala nyeri 7 dengan tekanan darah 120/90 dan nadi

90 x /I setelah minum minuman kunyit asam klien merasakan nyeri berkurang dengan skala

5, terasa pusing dan masih berbaring ditempat tidur.

Hari ketiga setelah minum kunyit asam skala nyeri masih 5 namun sudah duduk di tempat

tidur dan kepala masih terasa pusing.

Hari keempat sebelum minum kunyit asam skala nyeri 5, dengan tekanan darah 110/80

mmHg, akral terasa hangat. Setelah diberikan minuman kunyit asam klien sudah bisa duduk

dikursi, skala nyeri 2 dan tidak terasa pusing.

Hari kelima hari terakhir klien sudah bisa duduk dikursi, intervensi dihentikan.

Berdasarken teori yang dikemukakan oleh Maya Safitri (2018) mengatakan buah rimpang

kunyit dan buah asam yang kemudian diolah menjadi minuman kunyit asam, bahwa

gabungan kedua komponen tersebut mengandung berbagai bahan aktif alami yang dapat

menurunkan aktivitas enzim siklookginase sehingga dapat menurunkan reaksi inflamasi,

mengurangi pelepasan prostlanding saat menstruasi, menekan terjadinya kontraksi dan

vasospasme uterus yang berlebihan dan mengurasu stres emosional yang bekerja memalui

saraf otonom.

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual dan

muntah masalah keperawatan, Intervensi dihentikan selama 2 hari, klien tampak mulai nafsu

makan di hari pertama dan di hari kedua sudah tidak mual muntah dan tampak tenang.
Berdasarkan penelitian yang dikemukakan oleh Hanna (2011) dengan judul Asuhan

Keperawatan “Asuhan Keperawatan Disminore Pada siswa SMA 1 Yogyakarta” yaitu

evaluasi proses dalam tindakan keperawatan dilakukan selama satu kali dan tidak

mengalami hambatan dalam proses keperawatan. Evaluasi hasil setelah dilakukannya

tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam tujuan teratasi ditandai dengan Pasien mengatakan

tadi pagi makan menghabiskan tiga seperempat porsi dan minum baru 3 gelas berupa air

putih teh dan susu, Pasien mengatakan tidak mual dan muntah.

Masalah ansietas berhubungan dengan disminorea primer memiliki hasil setelah

implementasi adalah klien sudah tidak panik setelah diberi penjelasan tentang nyeri

menstruasi dan intervensi dihentikan selama satu hari.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Revilda Humaira (2015) dengan judul “Asuhan

Keperawatan Nn.N pada remaja yang mengalami gangguan menstruasi” Menyatakan hasil

dari implementasi ansietas adalah pasien menyatakan kesadaran, menunjukkan relaksasi,

klien menunjukkan untuk menangani stres.

4.2 Analisa Mengosumsi Kunyit Asam

Senyawa aktif yang terkandung dalam kunyit yaitu curcumine, begitu juga asam jawa yang

memiliki kandungan aktif yaitu anthocyanin yang dapat digunakan sebagai antipiretik dan

anti-inflamasi. Kandungan curcumine pada kunyit bisa mengurangi nyeri.


Pada kasus Nn.A dilakukan pemberian minuman kunyit asam yang bertujuan untuk

mengurangi skala nyeri ini dilakukan selama 5 hari dengan durasi waktu selama 30 menit

setiap hari. Setelah dilakukan implementasi selama 5 hari dengan durasi 30 menit Nn.A

menunjukkan peningkatan dengan tidak merasakan nyeri seperti di hari pertama. Hal ini

dilakukan pemberian minum kunyit asammerupakan salah satu upaya non farmakologi yang

bertujuan untuk mengurangi nyeri.

Minuman kunyit asam ini merupakan salah satu upaya non farmakologi dalam

mengurangi nyeri mentruasi karena kandungan yang terdapat. Hal ini di dukung oleh

penelitian yang dilakukan Maya Safitri 2018 dengan judul Efektifitas Minuman Kunyit

Asam Dalam Penurunan Skala Nyeri Haid yaitu terdapat pengaruh minuman kunyit asam

terhadap penurunan nyeri haid


BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan studi kasus pada Nn.A dengan asuhan keperawatan Disminore Primer

Dengan Pemberian Minuman Kunyit Asam di Wilayah Kerja Puskesmas Sei Panas Batam

tahun 2020maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

5.1.1 Setelah dilakukan pengkajian meliputi pengumpulan data yang dilakukan pada tanggal

20 Oktober 2020, dimana data diperoleh melalui teknik wawancara, observasi dan

pemeriksaan fisik. Data yang diperoleh pada klien yaitu :Dari hasil pengkajian didapatkan

klien mengalami Disminore primer di hari pertama haid yang menimbulkan nyeri perut

bagian bawah dan sakit, pusing, badan lemas, keringat dingin, badan terasa pegal-pegal, mual

dan muntah serta tidak nafsu makan. dari hasil pengkajian yang didapatkan dari observasi

didapatkan bahwa Nn.A tampak meringis kesakitan, memegangi perutnya dan tampak

terbaring di tempat tidur dengan akral teraba dingin, nadi teraba cepat dan tekanan darah

130/80 mmHg.

5.1.2 Setelah data terkumpul penulis menemukan 3 (tiga) diagnosa keperawatan yang telah

diprioritaskan dengan menggunakan penilaian skoring yaitu: nyeri akut berhubungan dengan

Kontraksi Uterus, Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh berhubungan

dengan Mual dan Muntah dan Ansietas berhubungan dengan disminore primer.
5.1.3 Penyusunan rencana keperawatan meliputi langkah – langkah menentukan tujuan yaitu

tujuan umum yang mengacu pada masalah dan tujuan khusus yang mengacu pada penyebab,

menentukan kriteria evaluasi, rencana, intervensi serta membuat rasional atas intervensi yang

dilakukan serta penyusunan intervensi keperawatan yang dilakukan oleh penulis berdasarkan

diagnosa yang penulis temukan dan disesuaikan berdasarkan kebutuhan klien.

5.1.4 Adapun intervensi utama yang dilakukan pada Nn.A yaitu untuk masalah Nyeri Akut

berhubungan dengan Kontraksi Uterus dilakukan tindakan non farmakologi untuk

menurunkan skala nyeri yaitu dengan Memberikan terapi minum rebusan kunyit. Menurut

(Fidatul Jamila dan Salis Qurota, 2018) yaitu menurut penelitian sesudah diberikan minuman

kunyit asam rata-rata responden mengalami efek penurunan tingkat nyeri menstruasi. Karena

kandungan curcumin dan minyak atsiri pada kunyit kombinasi anthocyanin dan tanin pada

asam jawa dapat menurunkan tingkat nyeri menstruasi atau dysmenorrhea dengan

memanfaatkan sistem blokade pembentukan zat biokimia tubuh yaitu prostalglandin yang

merupakan reseptor stimulus nyeri tubuh sehingga tingkat nyeri pada dysmenorrhea dapat

diminimalkan.

5.1.5 Setelah selama 5 hari melakukan melakukan implementasi keperawatan didapatkan

nyeri akut berhubungan dengan Kontraksi Uterus masalah keperawatan dipertahankan dan

dimandirikan. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh berhubungan

dengan Mual dan Muntah masalah keperawatan teratasi selama dua hari dengan
menganjurkan makan makannan yang sedikit tetapi sering dan Ansietas berhubungan dengan

disminore primer masalah teratasi dengan pemberian informasi mengenai disminore.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis mengambil saran untuk meningkatkan

pelayanan asuhan keperawatan pada penderita Disminore Primer . Adapun saran dalam

karya tulis ilmiah ini :

5.2.1 Bagi Masyarakat

Untuk meningkatkan pengetahuan pada masyarakat tentang masalah disminore primer

pada remaja dan mampu merawat pasien disminore primer secara tepat.

5.2.2 Bidang Keperawatan

Memberikan informasi bagi perawat dalam meningkatkan kemampuan pemberian

asuhan keperawatan pada pasien disminore primer dengan pemberian minuman

kunyit asam.

Bagi Institusi Kesehatan

Sebagai masukan untuk meningkatkan pengelolaan pasien dalam upaya

mengurangi nyeri dismonore primer pada remaja


Sebagai sumber informasi dan pertimbangan bagi institusi kesehatan untuk

strategi dan usaha peningkatan mutu pelayanan kesehatan khususnya dalam

pemenuhan kebutuhan klien.

Bagi Institusi pendidikan

Dapat digunakan untuk mengembangkan ilmu keperawatan sebagai sumber

data / referensi bagi peneliti selanjutnya

Sebagaitambahansumberbacaan di perpustakaan institusi pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA
Sofia, A. Adiyanti, M.G. (2013). Hubungan Pola Asuh Otoritatif Orang Tua dan Konformitas
Teman Sebaya Terhadap Kecerdasan Moral.

Badan Pusat Statistik . (2019). Statistik Pemuda Indonesia 2019. 2086 - 1028

Purwoastuti & Walyani. (2015). Ilmu Obstetri & Ginekologi Sosial untuk Kebidanan.
Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Ratnawati, Emmelia.(2017).Keperawatan Komonitas. Yogyakarta : Pustaka Baru Press.

Bavil Abadi Dina dkk. (2018). Comparison of Physical Activity and Nutrion in Young Woman
With and Without Primary Dysmenorrhea. Department of Midwifery and Reproductive Health.

Jamila Fidatul. (2018) Pengaruh Pemberian Minuman Kunyit Asam Terhadap Penurunan
Tingkat Nyeri Menstruasi (Dysmenorrhea) Primer Pada Remaja Putri di MTS Nurul Hikmah
Kota Surabaya tahun 2018. 2018;8(2):2087-877

Safitri Maya dkk. (2015) Pengaruh Minuman Kunyit Asam Terhadap Penurunan Skala Nyeri
Haid Primer Pada Mahasiswi DIII Kebidanan. Akademi Kebinanan Bangka Belitung.

Konstania G, Kurniawati A. (2016) Perbedaan efektivitas ekstrak jahe dengan ekstrak kunyit
dalam mengurangi nyeri dismenorhea primer pada mahasiswi di asrama jurusan Kebidanan
Poltekkes Surakarta. JTIK. 2016; 5(2):110-237.

Indriastuti DP. Hubungan Antara Pengetahuan Kesehatan Reproduksi dengan Perilaku Higienis
Remaja Putri Pada Saat Menstruasi. 2009.

Kusmiran, E. Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta :SalembaMedika; 2014.

Kowalak JP, Welsh W, Mayer B. 2013. Buku Ajar Patofisiologi. Alihbahasa oleh Andry
Hartono. Jakarta: EGC.

Nurlaily, E. Z. Hubungan Antara Status Gizi, Riwayat Dismenore Keluarga dan Kerutinan
Olahraga dengan Kejadian Dismenore pada Remaja Putri. (Universitas Airlangga, 2016).

Abdul, K. 2016. Kejadian Dismenore berdasarkan Karakteristik Orang dan Waktu serta
Dampaknya Pada Remaja Putri SMA dan Sederajat di Jakarta Barat tahun 2015. Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Andreria, C. (2015). Perbandingan efek ekstrak kunyit (Curcuma domestica Val) dan madu (Mel
deporatum) terhadap penyembuhan luka insisi pada mencit (Mus Musculus). Jurnal FK
Universitas Kristen Maranatha. 64 : 10- 43

Nurfitriani, Dyah (2017) Analisis Asuhan Keperawatan Pada Klien Disminorea Primer
Mengunakan Aromaterapi Lemon Secara Inhalasi di Desa Kalibeji Kecamatan Sempor
Kabupaten Kebumen. Program Studi Ners Keperawatan Seklah Tinggi Ilmu Kesehatan
Muhammadiyah Gombong.

Revinta Ayu Wardani (2019) Inovasi Kunyit Asam Untuk Meredakan Nyeri Akut Pada Remaja
Dismenore, Program Studi Keperawatan, Universitas Muhammadiyah Magelang.

Delvi hamdayani (2018) Asuhan Keperawatan pada Nn.N dengan Disminore Primer Pada
Mahasiswi Stikes Mercu bakti Padang dengan Pemberian Kunyit Asam. STIKes Mercubaktijaya
Padang.

Rati Ristiawati, (2018), Asuhan Keperawatan Pada Nn.C dengan Disminore di Ruang Mawar
Rumah Sakit RSUD R.syamsudi Sukabumi. Program Studi DIII Keperawatan, Universitas
Muhammadiyah Sukabumi.

PPNI, (2018) Standar Intervensi Keperawatan Indonesia, Jakarta: DPP PPNI

Andi, Mary. 2007. Seri Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem Reproduksi dan
Seksualitas. Jakarta.

Agung Subakti, 2017, Asuhan keperawatan pada Nn.N dengan Disminore Primer di wilayah
kerja puskesmas Tembalang Semarang, Universitas Muhammadiyah Semarang.

Junila (2018) Pengaruh Pemberian Minuman Kunyit Asam Terhadap Perubahan Skala Nyeri
Pada Siswi Kelas VII Dengan Disminore Primer di MTsN 6 Madiun.

Dede Mahdiah (2016), Efektivitas Pemberian Minuman Sari Kunyit Putih Terhadap Penurunan
Nyeri Haid “Disminore” Primer Pada Siswi Kelas Xi Smkn 3 Banjarmasin, Akademi Kebidanan
Sari Mulia Banjarmasin

Anda mungkin juga menyukai