Disusun oleh :
Hanna Hamidah
P17320118094
Tingkat 3C
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Keluarga adalah unit Terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari kepala
keluarga dan beberapa orang yang bekumpul disuatu tempat tinggal dibawah satu
atap dan saling bergantung begitupun dalam hal menjaga dan meningkatkan
kesehatan. Keperawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan
masyarakat yang ditunjukan pada keluarga sebagai unit atau kesatuan yang
dirawat dengan sehat sebagai tujuan melalui perawatan sebagai sarana. Kesehatan
keluarga di mulai pada saat keluarga melakukan program keluarga berencana.
Program keluarga berencana merupakan salah satu program pembangunan
nasional yang sangat penting dalam rangka mewujudkan keluarga Indonesia yang
sejahtera . Sesuai dengan Undang - Undang Nomor 10 Tahun 1992 tentang
Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera , disebutkan
bahwa Program Keluarga Berencana ( KB ) adalah upaya peningkatan kepedulian
dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan , pengaturan
kelahiran , pembinaan ketahanan keluarga serta peningkatan kesejahteraan
keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil , bahagia dan sejahtera ( UU 10/1992 )
. Keluarga berencana juga berarti mengontrol jumlah dan jarak kelahiran anak ,
untuk menghindari kehamilan yang bersifat sementara dengan menggunakan
kontrasepsi sedangkan untuk menghindari kehamilan yang sifatnya menetap bisa
dilakukan dengan cara sterilisasi ( Ekarini , 2008 ) . Peran program KB sangat
besar pengaruhnya terhadap kesehatan reproduksi seseorang , baik itu untuk
kesehatan reproduksi wanita maupun kesehatan reproduksi pria . Peran KB bagi
kesehatan reproduksi wanita diantaranya yaitu menghindari dari bahaya infeksi ,
eklamsia , abortus , emboli obstetri , komplikasi masa puerpureum ( nifas ) , serta
terjadinya pendarahan yang disebabkan karena sering melakukan proses
persalinan ( Depkes , 2007 ) . Selain itu program KB juga bertujuan untuk
mengatur umur ibu yang tepat 1 untuk melakukan proses persalinan , sebab jika
umur ibu terlalu muda atau terlalu tua ketika melakukan persalinan , hal ini akan
sangat beresiko mengakibatkan perdarahan serius yang bisa mengakibatkan
kematian bagi ibu maupun bayinya ( Depkes , 2007 ) . Di Indonesia Angka
Kematian Ibu ( AKI ) mencapai 228 per 100.000 kelahiran hidup dan Angka
Kematian Bayi ( AKB ) 34 per 1000 kelahiran hidup ( SDKI , 2007 ).
Kemudian salah satu upaya yang dilakukan keluarga dalam meningkatkan
kesehatan keluarga nya adalah dengan melakukan pembinaan kesehatan anak
sejak dini melalui kegiatan kesehatan ibu dan anak, perbaikan gizi balita dan
pembinaan balita agar setiap balita yang dilahirkan akan tumbuh sehat dan
berkembang menjadi manusia Indonesia yang tangguh dan berkualitas.
Agar dapat mempersiapkan manusia yang berkualitas tersebut, maka kita perlu
memelihara gizi anak sejak bayi berada dalam kandungan. Bayi dan anak yang
mendapat makanan yang bergizi akan tumbuh menjadi anak yang sehat, cerdas
dan terhindar dari berbagai penyakit infeksi.Selain memperhatikan gizi bayi maka
perlu memelihara gizi ibu terutama masa hamil dan menyusui.
Bayi yang lahir dari ibu yang gizinya baik selain dapat tumbuh dan berkembang
dengan baik juga akan memberi air susu ibu (ASI) yang cukup untuk bayinya.
ASI merupakan makanan bergizi yang paling lengkap, aman, hygienis dan murah.
ASI juga meningkatkan keakraban ibu dan anak yang bersifat menambah
kepribadian anak dikemudian hari. Itulah sebabnya ASI terbaik untuk bayi.
Dari berbagai study dan pengamatan menunjukkan bahwa dewasa ini terdapat
kecenderungan penurunan penggunaan ASI dan mempergunakan pemberian ASI
dengan susu fomula di masyarakat. Dengan kenaikan tingkat partisipasi wanita
dalam angkatan kerja dan peningkatan sarana komunikasi dan transportasi yang
memudahkan periklanan susu buatan serta luasnya distribusi susu buatan terdapat
kecenderungan menurunnya kesediaan menyusui maupun lamanya menyusui baik
dipedesaan dan diperkotaan. Menurunnya jumlah ibu yang menyusui sendiri
bayinya pada mulanya terdapat pada kelompok ibu di kota-kota terutama pada
keluarga berpenghasilan cukup yang kemudian menjalar sampai ke desa-desa
meskipun menyadari pentingnya pemberian ASI tetapi budaya modern dan
kekuatan ekonomi yang semakin meningkat telah mendesak para ibu untuk segera
menyapih anaknya dan memilih air susu buatan sebagai jalan keluarnya.
Meningkatnya lama pemberian ASI dan semakin meningkatnya pemberian susu
botol menyebabkan kerawanan gizi pada bayi dan balita.
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan di atas maka penuli tertarik
untuk membuat makalah mengenai konsep asuhan keperawatan buteki dan KB.
1.3 TUJUAN
1.4 MANFAAT
TINJAUAN TEORI
2.1.1.2.Komposisi ASI
ASI bersifat khas untuk bayi karena susunan kimianya, mempunyai nilai
biologis tertentu, dan mempunyai substansi yang spesifik. Ketiga sifat itulah yang
membedakan ASI dengan susu formula. Pengeluaran ASI tergantung dari umur
kehamilan sehingga ASI yang keluar dari ibu dengan kelahiran prematur akan
berbeda dengan ibu yang bayinya cukup bulan. Dengan demikian pengeluaran
ASI sudah diatur sehingga sesuai dengan tuanya kehamilan.
Komposisi ASI:
ASI mengandung protein dan lemak yang paling cocok untuk bayi dalam
jumlah yang tepat
ASI mengandung lebih banyak laktosa (gula susu) daripada susu lainnya
dan laktosa merupakan zat yang diperlukan bagi manusia.
ASI mengandung vitamin yang cukup bagi bayi. Bayi selama 6 bulan tidak
memerlukan vitamin tambahan
ASI mengandung zat besi yang cukup untuk bayi. Tidak terlalu banyak zat
besi yang dikandung, tetapi zat besi ini diserap usus bayi dengan baik.
Bayi yang disusui tidak akan menderita anemia kekurangan zat besi.
ASI mengandung cukup air bagi bayi bahkan pada iklim yang panas.
ASI mengandung garam, kalsium dan fosfat dalam jumlah yang tepat
Pengeluaran ASI dapat dibedakan atas:
1. Kolostrum
Dibanding dengan susu matur yang akhirnya disekresi oleh payudara,
kolostrum mengandung lebih banyak protein, yang sebagian besar adalah
globulin, dan lebih banyak mineral tetapi gula lemak lebih sedikit. Meskipun
demikian kolostrum mengandung globul lemak agak besar di dalam yang disebut
korpustel kolostrum, yang oleh beberapa ahli dianggap merupakan sel-sel epitel
yang telah mengalami degenerasi lemak dan oleh ahli lain dianggap sebagai
fagosit mononuklear yang mengandung cukup banyak lemak. Sekresi kolostrum
bertahan selama kurang lebih lima hari, dengan perubahan menjadi susu matur.
Antibody mudah ditemukan dalam kolostrum. Kandungan immunoglobulin A
mungkin memberikan perlindungan kepada neonatus melawan infeksi enteric.
Faktor-faktor kekebalan hospes lainnya, juga immunoglobulin-immunoglobulin,
terdapat didalam kolostrum manusia dan air susu. Faktor ini meliputi komponen
komplemen, makrofag, limfosit, laktoferin, laktoperoksidase, dan lisozim.
Ciri-ciri kolostrum:
Berwarna kuning jernih dengan protein berkadar tinggi
Mengandung imunoglobulin, laktoferin, ion-ion (Na, Ca, K, Zn, Fe),
vitamin (A, D, E, K), lemak, dan rendah laktosa.
Pengeluaran kolostrum berlangsung sekitar dua sampai tiga hari dan
diikuti ASI yang mulai berwarna putih.
b) Bantulah para ibu mengawali pemberian ASI dalam setengah jam pertama
setelah melahirkan. Kepada para ibu dalam setengah jam pertama setelah
melahirkan diberi bantuan oleh petugas untuk:
Ibu dapat saling bersentuhan dengan bayinya/mengawali pemberian ASI.
Kepada ibu dengan bedah besar (kalau ibu dan anak dalam keadaan sehat),
harus diberikan kesempatan untuk saling bersentuhan/mengawali
menyusui dalam setengah jam setelah ibu sadar dan selanjutnya dilakukan
rawat gabung.
2.2.2.2 Kontrasepsi
1. Metode Sederhana
a. Tanpa alat/obat
1) Senggama terputus
2) Pantang berkala
b. Dengan alat / obat
1) kondom
2) diafragma atau cap
3) cream, jelly dan cairan berbusa
4) tablet berbusa (vaginal tablet)
2. Metode Efektif
a. Pil KB
b. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim )/IUD
c. Suntikan KB
d. Susuk KB
3. Metode Mantap dengan cara operasi
e. Pada Wanita : Tubektomi
f. Pada Pria : Vasektomi
b. IUD/AKDR
1) Pengertian
IUD adalah suatu alat kontrasepsi yang dimasukan ke dalam rahim yang
bertujuan untuk mencegah terjadinya kehamilan (Prawiroharjo, 1999).
Bahan-bahan IUD yang biasa digunakan terdiri dari plastik, benang sutera,
dan metal (Digitized by Usu, 2003).
2) Cara Kerja IUD
Menurut Saifuddin (2003) cara kerja IUD adalah sebagai berikut :
a) Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tubafalopi
b) Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri
c) IUD bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun
IUD membuat sperma sulit masuk kedalam alat reproduksi perempuan dan
mengurangi kemampuan sperma untuk fertilisasi
d) Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus
3) Keuntungan-keuntungan AKDR
Menurut Saifuddin (2003), keuntungan-keuntungan AKDR adalah sebagai
berikut :
a) Sebagai kontrasepsi mempunyai efektifitas yang tinggi, dimana
menurut BKKBN (1989) hanya terdapat 1 kegagalan dalam 125-170
kehamilan.
b) IUD dapat efektif segera setelah pemasangan.
c) Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari Cu T 380 A dan tidak
perlu diganti)
d) Sangat efektif karena tidak perlu mengingat-ingat
e) Tidak mempengaruhi hubungan seksual
f) Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut untuk
hamil.
g) Tidak ada efek samping hormonal dengan Cu IUD (Cu T – 380 A)
h) Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI.
i) Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus
apabila tidak terjadi infeksi
j) Dapat digunakan sampai menopause
k) Tidak ada interaksi dengan obat-obatan
l) Membantu mencegah kehamilan ektopik
c. Suntikan KB
Suntikan KB mengandung hormon progresteron, tidak mengandung
estrogen.
1) Cara kerja
Kontasepsi senantiasa mencegah kehamilan dengan cara:
a) Menghalangi terjadinya ovulasi
b) Menipiskan endometrium sehingga tidak terjadi nidasi
c) Memekatkan lendir serviks sehingga menghambat perjalanan
spermatozoa melalui kanalis servikalis
2) Keuntungan
a) Sangat efektif, kegagalannya kurang dari 1%
b) Kemungkinan salah dan lupa memakainya tidak ada
c) Dapat diberikan pada ibu yang menyusukan karena tidak
mengurangi produksi ASI
d) Diberikan setiap 12 minggu sekali
3) Jenis
Kontrasepsi suntikan yang beredar di Indonesia ada 2 macam, yaitu
DMPA (Depo Medroxis Progresteron Asetat) yang lazim disebut Depo
Provera dan net oen (noretisteron) yang lazim disebut Noristerat. Depo
provera sebagai kontrasepsi suntikan diberikan dosis 150 mg/3 cc
sedangkan noristerat dengan dosis 200 mg/cc
4) Waktu pemberian
a) Pasca persalinan sampai 40 hari
b) Pasca keguguran sampai 7 hari
c) Interval dengan anak hidup minimal satu, sebelum hari kelima haid
5) Cara penyuntikan
a) Intramuskular
b) Tempat penyuntikan
(1) Pada otot bokong (glutea) yang dalam, bekas suntikan ditutup
dengan plester untuk mencegah keluarnya obat.
(2) Pada otot pangkal lengan (deltoid)
(3) Indikasi
a) Ibu telah mempunyai anak lebih dari satu
b) Tidak dalam keadaan hamil
c) Riwayat siklus haid teratur
d) Tidak terdapat kontraindikasi
(4) Kontraindikasi
a) Hamil
b) Perdarahan pervaginam yang tidak diketahui sebabnya
c) Tumor/ keganasan
d) Terdapat penyakit jantung, paru-paru, kelainan faal hati, tekanan
darah tinggi, obesitas, diabetes
A. PENGKAJIAN
1. Data umum
a. Nama kepala keluarga dan ibu, alamat, pekerjaan dan pendidikan kepala
keluarga dan ibu, komposisi keluarga.
b. Tipe keluarga
c. Suku bangsa
d. Agama
e. Status sosial ekonomi keluarga
f. Aktivitas rekreasi keluarga
2. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
c. Riwayat keluarga inti
3. Pengkajian lingkungan
a. Karakteristik rumah
b. Karakteristik tetangga
c. Mobilitas eorafis keluarga
d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
e. Sumber pendukung keluarga
f. Sumber yang tidak mendukung keluarga
4. Struktur keluarga
a. Pola komunikasi keluarga
b. Struktur kekuatan keluarga
c. Struktur peran
d. Nilai atau norma keluarga
5. Fungsi keluarga
a. Fungsi Afektif
Kaji kultur/budaya keluarga
Kaji sikap suami saat istri/ibu menyusui
Pola laktasi
Kaji tentang perawatan ANC
Kaji nutrisi pada keluarga, terutama ibu
b. Fungsi Sosialisasi
Kaji skap keluarga terhadap ibu yang menyusui
Kaji sumber dukungan
Kaji sumber yang tidak mendukung
c. Fungsi Kognitif
Kaji pengetahuan ibu dan keluarga tentang ASI
Kaji sumber dukungan keluarga dengan kartu KMS
Tanyakan pada keluarga nutrisi apa saja yang telah diberikan pada
anggota
keluarga yang menyusui
d. Perawatan kesehatan
Mengenal masalah kesehatan (terutama ASI)
Mengambl keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat untuk
ibu yang
menyusui.
Merawat anggota keluarga yang sakit akibat terjadi masalah pada masa
laktasi
Memelihara lingkungan rumah yang sehat
Menggunakan fasilitas atau pelayanan kesehatan di masyarakat.
e. Fungsi reproduksi
f. Fungsi ekonomi
6. Stres dan koping keluarga
a. Stresor jangka pendek
b. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi atau stresor
c. Strategi koping yang digunakan
d. Strategi adaptasi disfungsional
7. Harapan keluarga
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan pemenuhan kebutuhan menyusui yang terhenti pada Ibu H
keluarga Bapak K berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam
mengenal masalah ibu yang sedang bekerja.
2. Pola menyusui tidak efektif pada Ibu H keluarga Bapak K berhubungan
dengan ketidaktahuan keluarga dalam melakukan laktasi yang efektif dan
benar.
3. Gangguan pemenuhan nutrisi pada bayi Ibu H keluarga bapak K
berhubungan dengan ketidaktahuan keluarga tentang keuntungan/manfaat
dari pemberian ASI.
4. Gangguan cemas pada ibu H keluarga bapak K berhubungan dengan
ketidakmampuan untuk melakukan laktasi/pemberian ASI eksklusif pada
bayi.
C. Intervensi
D. Implementasi
2.2.2 KONSEP ASKEP KB
A. PENGKAJIAN
1. Wawancara
a. Jumlah anak yang direncanakan
b. Adakah masalah dalam kehamilan yang lalu seperti mual-mual dan lain-
lain?
c. Apakah ibu pernah menggunakan alat kontrasepsi sebelumnya?
d. Adakah keluhan dalam penggunaan kontrasepsi: mual, pendarahan, nyeri
saat berhubungan, infeksi atau haid tidak teratur dan sebagainya
e. Riwayat social: adakah pantangan yang berkaitan dengan budaya /kultur,
kebiasaan merokok
f. Harapan pada jenis kelamin anak tertentu
g. Riwayat menstruasi, KB hormonal biasanya menyebabkan gangguan
siklus haid seperti amenore, spotting, metroragia,
2. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum: adakah tanda-tanda ibu sedang sakit yang tampak dari
anemia, kelemahan, berat badan/tinggi badan,
b. Tanda – tanda vital : Tekanan Darah biasanya tinggi, Efek dari hormonal,
Nadi cepat, Napas terkadang sesak, suhu terkadang tinggi karena respon tubuh
terhadap pemasangan AKDR.
c. Muka periksa adanya oedema, jerawat, hyperpigmentasi (efek hormonal).
d. Kardiovaskuler : Palpitasi.
e. Dada : pernapasan kadang sesak.
f. Payudara : hyperpigmentasi
g. Abdomen : nyeri, mules, muntah-muntah, mual (efek AKDR)
h. Vagina : Periksa adakah blood show, keluar darah pervaginam, varises,
ukuran uterus yang mengalami kelainan
i. Ekstremitas : Adakah edema, varises pada ekstrimitas, bekas insisi post
pemasangan implant pada tangan atas.
3. Pemeriksaan Penunjang
Hampir tidak ada pemeriksaan penunjang kecuali ada riwayat perdarahan,
maka diperiksa:
a. Hb, biasanya < 10gr/dl
b. Trombosit (biasanya normal / turun bila perdarahan hebat)
c. Leukosit (biasanya sedikit meningkat >10000/mm3)
4. Pemeriksaan Psikososial
a. Pastikan keinginan KB dari klien dan suami tanpa paksaan
b. Adakah keyakinan / pandangan terkait dengan penggunaan kontrasepsi
c. Adakah ketakutan dengan prosedur pemasangan alat kontrasepsi
d. Status kesehatan ibu, sosial budayanya terkait dengan hal ini tingkat
penghasilan, pengetahuan dan jarak dengan tempat pelayanan kesehatan untuk
kontrol lainnya.
Ketidakmampuan
memilih alat kontrasepsi
Ketidakseimbangan
hormon progresteron dan
estrogen
Haid tidak
teratur/spotting
Haid tidak
teratur/spotting
cemas
4 DS= Klien mengatakan Akseptor KB Pil Gangguan
sejak menggunakan konsep diri:
kontrasepsi pil banyak Body image
bintik-bintik hitam dan
jerawat dimuka
Berisi hormon
DO= Klien akseptor KB progresteron dan estrogen
pil
Keseimbangan
progresteron dan estrogen
terganggu
Timbul gajala-gejala
sampingan
Resiko infeksi
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Setya, Ilham. 2012. Askep Buteki. Diakses pada 08 September 2020 melalui
https://www.scribd.com/doc/97673174/Lp-Kluarga-Ibu-Menyusui