Anda di halaman 1dari 7

KASUS FIKTIF

DIARE

An. D, 18 bulan dibawa ke RS dengan keluhan muntah 1 kali, demam tinggi sejak 2 hari
sebelum masuk rumah sakit dan BAB encer sudah 2 hari sebelum masuk rumah sakit. An. D
BAB ± 13 kali dari pagi sebelum masuk rumah sakit, badan lemah, nafsu makan berkurang.

Pada saat pengkajian ibu pasien mengatakan dari mulai masuk ruangan anaknya sudah 6
kali BAB. BAB anaknya encer, berlendir tidak disertai darah, jumlahnya ±50 ml setiap diare,
BAB sudah tidak ampas, warna kuning, area sekitar anus lembab dan tampak sedikit
kemerahan. An. D masih demam anak tampak lemah dan rewel, setiap kali anak BAK
bercampur dengan BAB, anak tampak lesu, dan rewel. Ibu pasien juga mengatakan sebelum
diare An. D menderita demam, dan pilek. Ibu pasien mengatakan sebelumnya tidak ada
anggota keluarga yang menderita diare ataupun mengalami sakit sebelumnya. Ayah pasien
mengatakan anak ke 2nya meninggal umur 5 bulan karena gastroenterititis akut dan ke 3
nya meninggal umur 9 bulan karena demam berdarah.

Ibu pasien mengatakan anaknya tidak mau makan. Setiap kali disuapkan makan An. D
memuntahkannya. Ibu pasien mengatakan biasanya pasien makan makanan yang
dilunakkan, seperti nasi, sayur, lauk yang dilunakkan dan juga minum susu formula ± 4 kali
dalam sehari. An. D juga mengalami penurunan berat badan dari 8,9 kg menjadi 8,6 kg saat
sakit. An. D lebih suka minum oralit (± 8 dot sehari, ± 200cc/dot) dibanding minum air putih
saja. Pola tidur An. D terganggu karena BAB dan badannya masih panas.

Hasil pemeriksaan fisik ditemukan mata cekung, mukosa mulut kering, pucat, ada bintik
merah pada perut, bunyi nafas vesikuler. Bising usus positif lebih dari 10 kali/menit, turgor
kulit kembali lambat, CRT lebih dari 2 detik, akral teraba hangat. Kulit sekitar anus lembab
dan berwarna kemerahan. An. Z mengalami penurunan berat badan, berat badan sebelum
sakit 8,9 kg, berat badan saat sakit 8,6 kg dan tinggi badan 93 cm.

Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital S: 38,8ºC N: 100 x/mnt RR: 20 x/mnt.

Hasil laboratorium pemeriksaan darah


Hemoglobin : 11,8 gl/dl
Leukosit : 11.620 mm3
Trombosit : 305.000 mm3
Hematokrit : 36,1 %.

Hasil laboratorium pemeriksaan feses:


Makroskopis, keadaan : lunak, Lendir : ada, Darah : tidak ada.
Mikoskopis Leukosit: 10-15 / LPB Eritrosit : 4-5 / LPB.

Terapi yang diberikan:


IVFD RL 20 tts/mnt
Zink 1x1 sendok the
Oralit.
Hasil pengkajian mengenai lingkungan rumah, ayah mengatakan sumber air minum dari air
galon isi ulang dan untuk keperluan sehari-hari menggunakan air dari PDAM. Ayah pasien
juga mengatakan untuk kebiasaan mencuci tangan pakai sabun saat menyiapkan makanan
dan menyiapkan susu untuk anaknya jarang dilakukan.
KASUS FIKTIF
ANEMIA

An. B, perempuan, berusia 7 tahun dibawa ke rumah sakit oleh ibunya karena mengeluh
badan terasa lemas. Ibu pasien mengatakan bahwa semalam pasien mengalami muntah
darah 3x dan BAB nya terdapat darah 1x.

Pasien pernah dirawat di RS, 4 tahun yang lalu karena ada massa di abdomen kanan bagian
bawah, tetapi hanya diberikan obat tradisional dan jarang konsumsi obat medis. Pasien
mengatakan alergi terhadap ikan, telur dan mie instan.

Saat dilakukan pengkajian didapatkan data tanda-tanda vital dengan suhu 36,2℃, nadi
62x/menit dan pernapasan 28 x/menit, BB 18 kg, TB 120 cm. Hasil pemeriksaan dokter
mengindikasikan anemia. Pasien tampak bersembunyi dibelakang ibunya saat ada perawat
atau dokter yang mendekat. Hasil pemeriksaan fisik tampak rambut berwarna pirang,
konjuntiva anemis, sklera berwarna putih, bibir tampak pucat, bentuk abdomen simetris,
teraba keras di abdomen kanan bawah dan pembesaran hati, bising usus 8x/menit.

Hasil laboratorium :
APTT 44,8 detik
Hemoglobin 6,0 gr/dL
Eritrosit 2,71 10^6/uL
Hematokrit 19,0 %
Eosonofil 0 %
Neutrofil 73,4 %
Trombosit 71 10^3/uL
PCT 0,07 %

Terapi Medis :
D5 ½ NS 1000 cc/24 jam
OAT (Isoniazid, Rifampicin, Pirazinamide)
B6 1 x 0,6 mg
Paracetamol syrup 3 x ½ ctg per oral
Amoxycilin 3 x ½ ctg per oral
KASUS FIKTIF
DHF

An. C, laki-laki usia 10 tahun masuk ke IGD RS Al-Ihsan pada tanggal 23 November 2020
pada jam 08.00 WIB melalui IGD dengan keluhan demam sudah 4 hari yang lalu, mual dan
muntah, perut terasa sakit, nyeri pada persendian, dan sakit kepala. Saat ini klien dirawat di
ruang anak.

Pengkajian dilakukan pada tanggal 24 November 2020 jam 08.00 WIB. Ibu mengatakan
kondisi An. C sekarang badan teraba hangat, masih sakit kepala, nyeri ulu hati, nyeri pada
persendian dan nafsu makan berkurang. Saat dilakukan pengkajian merupakan hari rawat
pertama klien. Selama dirawat terdapat beberapa data penunjang seperti pemeriksaan
laboratorium.

An. C mengatakan tidak pernah di rawat sebelumnya dengan penyakit yang lain maupun
sakit DBD sebelumnya. Ibu mengatakan kakak An. C juga sedang mengalami sakit DBD dan
dirawat di RS yang sama.

An. C tinggal di lingkungan komplek yang padat. Keluarga mengatakan di rumah memakai
bak mandi jarang dikuras hanya 1 kali dalam 2 minggu. Keluarga mengatakan tetangga dekat
rumah juga ada yang mengalami DBD.

Tanda- tanda vital: S: 38,0 derajat C, HR: 90 x/I, RR: 26 x/mnt. TD: 100/60 mmHg.

Hasil pemeriksaan antropometri didapatkan BB: 30 Kg, TB: 130 cm

Pada pemeriksaan fisik didapatkan tingkat kesadaran An. C komposmentis dengan GCS 15,
wajah tampak kemerahan, tidak ada lesi, dan tidak ada benjolan. Pada mata skelera tidak
ikterik, konjungtiva anemis, dan adanya edema pada palpebra. Hidung simetris, tidak ada
pernapasan cuping hidung dan tidak ada epistaksis. Pada mulut warna bibir pucat dan
mukosa kering, bibir tampak pecah-pecah serta nyeri saat menelan, tidak ada perdarahan
gusi. Telinga simetris kiri kanan, pendengaran baik. Tidak ada pembesaran kelenjer getah
bening dan pembesaran kelenjer limfe. Pada pemeriksaan dada An. C dinding dada tampak
simteris, tidak ada tarikan dinding dada, fremitus kiri dan kanan sama, perkusi sonor dan
saat auskultasi terdengar vesikuler. Pemeriksaan jantung iktus kordis tidak terlihat, iktus
kordis teraba, jantung dalam batas normal, irama jantung reguler. Pemeriksaan abdomen
simetris, nyeri tekan pada ulu hati, bising usus (+). Pada pemeriksaan integument turgor
kulit kembali cepat, kulit kering dan tampak bitnik kemerahan. Terpasang infuse RL 20
tts/mnt pada ekstremitas atas bagian kiri, tidak ada edema, capillary refil < 3 dtk, nyeri pada
persendian.

Selama dirawat di rumah sakit An. C buang air besar satu sehari, sedangkan untuk buang air
kecilnya lebih sering ± 7-8 kali. An. C sering mual dan muntah, An. C sering terbangun saat
malam hari dan tidak nyenyak, pada saat sehat An. C tidak ada tidur siang atau sore karena
An. C beraktivitas dan sekolah. Pada saat sakit An. C minum 4-5 gelas/hari.
Hasil pemeriksaan laboratorium :
Hemaglobin: 13,0 g/dl (normalnya: 10-16 g/dl)
Leukosit: 2.500/ mm3 (normalnya: 9.000-12.000/mm3)
Hematokrit: 42 % (normalnya: 33-38 %)
Trombosit: 133.000/mm3 (normalnya: 200.000-400.000/mm3)

Terapi yang diberikan:


1. IVFD RL 20 tts/menit 12 jam/ kolf,
2. Paracetamol 500 mg 3x1
3. Trolit 3x1
4. Ranitidine syrp 2x1
KASUS FIKTIF
DEMAM THYPOID

An. L, perempuan, usia 7 tahun, dibawa ke RS Al-Ihsan pada tanggal 23 November 2020 jam
19.00 wib karena demam sejak 5 hari yang lalu. Sebelumnya, pasien dibawa ke Puskesmas,
tetapi belum sembuh. Ibu pasien mengatakan anaknya tidak mau makan dan tampak lemas.
Demam muncul terutama saat malam hari.

Setelah dikaji perawat, laju pernafasan 20x/menit, nadi 105x/menit dan suhu 39 ℃. Pasien
tampak berpegangan pada ibunya dan tidak mau melihat perawat. Berat badan pasien 20 kg
dengan tinggi badan 90 cm. Hasil laboratorium menunjukkan widal positif sehingga dokter
mendiagnosis demam thypoid.

Ibu pasien mengatakan, sebelum sakit, pasien minum air putih 2-3 botol minumnya (750
ml), minum susu 1 gelas setiap hari dan jus buah atau minuman ringan. Saat sakit, pasien
malas minum, sejak tadi malam satu botol minumnya masih sisa setengah. BAB pasien
lembek dan BAK warna kuning pekat sebanyak 700 ml. Pasien tampak gelisah saat didekati
petugas Kesehatan.

Terapi medis :
RL 10 tpm
Ceftriaxone IV 1 gr
Ondansentron IV 4 mg
KASUS FIKTIF
KEJANG DEMAM

An. L, perempuan, usia 3 tahun, dibawa ke RS Al-Ihsan hari ini, oleh keluarga dengan
keluhan kejang demam sejak jam 08.00 tanggal 23 November 2020, mata mendelik ke atas,
tangan dan kaki tidak kaku selama 1 – 2 detik. Jam 14.00, kejang berulang mata mendelik
keatas. Jam 18.00, kejang ketiga, mata katas, badan kaku, anak tidak menangis selama 2
detik. Laju pernafasan 28x/menit pada jam 15.00, frekuensi kejang lebih sering terjadi
setelah jam 20.00 yaitu 5 menit sekali, mata keatas dan badan kaku

Ibu An. L mengatakan bahwa sebelumnya An. L tidak pernah dirawat dengan penyakit yang
sama maupun penyakit lainnya. An. L tidak mempunyai Riwayat alergi. An. L merupakan
anak kedua.

Mahasiswa keperawatan melakukan pengkajian dengan hasil sebagai berikut : kesadaran


composmentis, wajah tampak kemerahan, suhu 38,6 0C, nadi 98x/menit, laju pernafasan
20x/menit, terpasang oksigen 2lpm, hidung simetris, tidak ada pernafasan cuping hidung,
tidak ada retraksi dada. Pada mulit tampak warna bibir pucat, telinga simetris kanan dan
kiri, pendengaran baik, pemeriksaan dinding dada tampak simetris, perkusi sonor dan
auskultasi terdengar vesikuler, irama jantung S1S2 reguler, terpasang infus RL 15 tpm mikro,
makan nasi 3x sehari, minum susu formula 5-6 x sehari, tiap minum 70-80 cc, berat badan
pasien 10,5 kg dengan tinggi badan 92 cm.

Terapi medis :
Ampicilin 75 mg/12 jam iv
Gentamicin 14,5 mg / 12 jam iv
Fenobarbita, 73 mg/12 jam iv

Anda mungkin juga menyukai