PUNGSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah PKKMB II
Dosen Pengampu : Nandang Ahmad W, SKp.,M.Kep., Sp. KMB
Disusun Oleh :
Nama : Lia Hasna Paujiah (P17320118084)
Kelas : 3B
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah kelompok yang berjudul “Makalah
Pemeriksaan Diagnostik : Angiografi dan Lumbal Pungsi” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adaah untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Praktik Klinik Keperawatan Medikal Bedah II. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang penggunaan pemeriksaan diagnostik bagi para
pembaca dan bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak/Ibu dosen yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kelompok ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun kami harapkan demi kesempurnaan makalah
ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................4
1.3 Tujuan...............................................................................................................................5
BAB II........................................................................................................................................6
PEMBAHASAN........................................................................................................................6
2.1 Angiografi.........................................................................................................................6
2.1.1 Pengertian......................................................................................................................6
BAB III.....................................................................................................................................13
PENUTUP................................................................................................................................13
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................13
3.2 Saran...............................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
4
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka didapatkan rumusan masalah sebagai berikut:
1.3 Tujuan
5
l. Mengetahui indikasi dan kontra indikasi pemeriksaan lumbal pungsi
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Angiografi
2.1.1 Pengertian
Angiography atau arteriografi adalah teknik pencitraan medis yang digunakan untuk
memvisualisasikan dalam atau lumen, pembuluh darah dan organ-organ tubuh, dengan
minat khusus dalam arteri, vena, dan bilik jantung.
6
Angiography adalah pencitraan pembuluh darah menggunakan air-larut ionik atau
nonionik media kontras sinar X disuntikkan ke dalam aliran darah arteri (arteriografi)
atau vena (Venography). Untuk pembuluh getah bening, media kontras digunakan
berminyak.
Angiografi/Cath Lab adalah prosedur pemeriksaan invasif dengan sinar X (X-Ray)
yang bertujuan menggambarkan pembuluh darah di berbagai bagian tubuh.
1. Untuk mendeteksi problem pada pembuluh darah yang ada di dalam atau yang
menuju otak (contohnya, aneurysma, malformasi pembuluh datah, trombosis,
penyempitan atau penyumbatan)
2. Untuk mempelajari pembuluh darah otak yang letaknya tidak normal (karena
tumor, gumpalan darah, pembengkakan, spasme, tekanan otak meningkat, atau
hydrocephalus)
3. Untuk menentukan pemasangan penjepit pembuluh darah pada saat pembedahan
dan untuk mencek kondisi pembuluh tersebut.
7
5. Aneurisma atau pembesaran pembuluh darah pada satu area tubuh, seperti otak
atau pembuluh darah pesar aorta.
6. Emboli paru atau penyumbatan pembuluh darah arteri yang menyuplai darah ke
paru-paru.
7. Hambatan pasokan darah ke ginjal.
1. Relatif
a. Cronic heart failure tidak terkontrol, hipertensi, aritmia
b. Cerebrovasculer accident
c. Elektrolit inbalance
d. Perdarahan gastrointestinal akut
e. Kehamilan
f. Anti koagulasi
g. Pasien tidak kooperatif
h. Keracunan obat
i. Gagal ginjal
2. Mutlak
a. Tidak cukup perlengkapan/persiapan
8
Memastikan ada orang yang mengantar pasien pulang dari rumah sakit karena
pasien tidak boleh langsung berkendara pasca
2. Persiapan setelah pemeriksaan angiografi
Setelah angiografi, pasien akan dibawa ke ruang pemulihan. Selama di ruangan
ini, tanda-tanda vital pasien akan diawasi. Misalnya, detak jantung dan tekanan
darah. Pasien pun akan diminta untuk tetap berbaring selama beberapa jam untuk
mencegah pendarahan dari luka sayatan.Sebagian besar pasien bisa pulang di hari
yang sama. Sementara sebagian lainnya mungkin perlu menginap semalam di
klinik atau rumah sakit.Saat pasien sudah pulang, beberapa hal berikut harus
diperhatikan:
Beristirahat minimal satu
Banyak mium air putih agar zat pewarna kontras bisa dikeluarkan lewat urine.
Pasien biasa dapat kembali beraktivitas normal pada keesokan harinya. Tetapi
olahraga berat dan mengangkat beban berat perlu dihindari selama beberapa hari.
Lumbal puncture adalah test diagnostic invasive dimana CSF di keluarkan untuk
pemeriksaan dan mengukur tekanan spinal. Lumbal puncture (lumbal fungsi) adalah
upaya pengeluaran cairan serebrospinal dengan memasukan jarum ke dalam ruang
subarakhnoid. Test ini dilakukan untuk pemeriksaan cairan serebrospinali, mengukur
dan mengurangi tekanan cairan serebrospinal, menentukan ada tidaknya darah pada
cairan serebrospinal, untuk mendeteksi adanya bloksubarakhnoid spinal, dan untuk
memberikan antibiotic intrathekal ke dalam kanalis spinalterutama kasus infeksi
(Brunnar and Suddarth’s, 1999).
a. Tujuan diagnostik
Cairan serebrospinalis untuk pemeriksaan laboratorium pemeriksaan kimia,
sitologi, bakteriologi, dan neuropatologi
Mengukur tekanan cairan serebrospinalis
9
Mengetahui ada tidaknya sumbatan total atau sebagian dari aliran dinamis
cairan serebrospinais yang disebabkan tumor atau kondisi patologis dari
medula spinalis
Memasukkan zat kontras atau agen radioaktif visualisasi saraf sentral.
b. Tujuan terapi
Mengeluarkan darah, nanah dari ruang subarakhnoid
Memasukkan obat, serum, atau sitoastika
Mengurangi tekanan intrakranial
Pinal anaestesi
1. Syok renjatan
2. Infeksi local disekitar daerah tempat pungsi lumbal
3. Peningkatan tekanan intrakranial (oleh tumor, space occupaying lesion,
hidrocepalus)
4. Gangguan pembekuan darah
5. Pasien yang mengalami gangguan-gangguan sendi vertebra degenerative.
10
Menjelaskan prosedur kepada pasien dan menggambarkan sensasi selama
prosedur berlangsung
Menentuakan apakah pasien memilii pertanyaan atau merasa belum jelas
tentang prosedur, kaji ulang pasien bahwa jarum tidak masuk medulla spinalis
atau menyebabkan paralysis
menganjurkan pasien untuk mengosongkan kantung kemih sebelum tindakan
di lakukan.
Pasien diposisikan tidur lateral pada ujung tempat tidur dengan lutut ditarik ke
abdomen. Apabila pasiennya obesitas, bisa mengambil posisi duduk di atas
kursi dengan kursi dibalikan dan kepala disandarkan pada tempat sandarannya.
2. Persiapan pasien setelah pemeriksaan lumbal pungsi
Anjurkan pasien berbaring datar dengan hanya hanya 1 bantal untuk
mengurangi post-duralpuncture headache.
Anjurkan pasien tidur datar selama 6 – 12 jam setelah dilakukan prosedur.
Observasi tempat penusukan apakah ada kebocoran.
Observasi pasien mengenai orientasi, gelisah, perasaan mengantuk, mual,
irritabilitasserebral (fitting, twitching, spasticity atau kelemahan tungkai) dan
melaporkannya kepada dokter.
Anjurkan pasien melaporkan adanya nyeri kepala dan memberikan analgerik
sesuai program.
Melaporkan ke dokter bila ada hal yang tidak bisa diatasi
Membantu pasien mempertahankan posisi lateral rekumben dengan lutut
fleksi.
Menjamin prinsip atau teknik aseptik secara ketat.
Memberi label specimen CSF.
Menjaga posisi pasien dengan posisi flat beberapa jam tergantung pada
permintaan dokter.
Memonitor status cairan, neurologis dan tanda-tanda vital.
Memberikan obat analgetik sesuai kebutuhan. (Lewis, Heitkemper and
Dirksen, 2000)
11
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pemeriksaan diagnostik ini harus dilakukan sesuai dengan indikasi dan harus
dipersiapkan sebaik mungkin baik persiapan alat, bahan, dan pasien.
3.2 Saran
13
DAFTAR PUSTAKA
Iffah, Nur. (2015). Makalah Pemeriksaan Lumbal Pungsi. Diakses pada tanggal 01
November 2020. https://id.scribd.com/doc/291742676/Makalah-Pemeriksaan-Lumbal-
Fungsi
BLUD RSUD Kota Banjar. Cathlab dan Angiography. Diakses pada tanggal 01 November
2020. https://rsud.banjarkota.go.id/layanan-penunjang/cathlab-angiografi/
Aprilia, Ellin Puji. (2017). Makalah Angiography. Dikases pada tanggal 01 November 2020.
https://id.scribd.com/document/343480029/MAKALAH-ANGIOGRAFI
Reyhand. (2017). Angiography. Jakarta: Jurusan Teknik Elektromedik, Poltekkes Jakarta III.
Tersedia di https://www.slideshare.net/jaaaw9/angiografi diakses pada tanggal 01
November 2020
14