Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK: ANGIOGRAPHY DAN LUMBAL

PUNGSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah PKKMB II
Dosen Pengampu : Nandang Ahmad W, SKp.,M.Kep., Sp. KMB

Disusun Oleh :
Nama : Lia Hasna Paujiah (P17320118084)
Kelas : 3B

POLITEKNIK KESEHATAN KEMETRIAN KESEHATAN BANDUNG


PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN BANDUNG
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah kelompok yang berjudul “Makalah
Pemeriksaan Diagnostik : Angiografi dan Lumbal Pungsi” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adaah untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Praktik Klinik Keperawatan Medikal Bedah II. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang penggunaan pemeriksaan diagnostik bagi para
pembaca dan bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak/Ibu dosen yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kelompok ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun kami harapkan demi kesempurnaan makalah
ini.

Bandung, 01 Oktober 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii

BAB I.........................................................................................................................................4

PENDAHULUAN......................................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................5

1.3 Tujuan...............................................................................................................................5

BAB II........................................................................................................................................6

PEMBAHASAN........................................................................................................................6

2.1 Angiografi.........................................................................................................................6

2.1.1 Pengertian......................................................................................................................6

2.1.2 Tujuan Angiography......................................................................................................6

2.1.3 Indikasi Angiography....................................................................................................7

2.1.4 Kontraindikasi Angiography.........................................................................................7

2.1.5 Persiapan Pasien Angiography......................................................................................7

2.2 Pemeriksaan Lumbal Fungsi............................................................................................8

2.2.1 Pengertian Lumbal Pungsi.............................................................................................8

2.2.2 Tujuan Lumbal Pungsi..................................................................................................9

2.2.3 Indikasi Lumbal Pungsi.................................................................................................9

2.2.4 Kontra indikasi Lumbal Pungsi.....................................................................................9

2.2.5 Persiapan Pasien Lumbal Pungsi.................................................................................10

BAB III.....................................................................................................................................13

PENUTUP................................................................................................................................13

3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................13

3.2 Saran...............................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Angiography adalah pencitraan pembuluh darah menggunakan air laut ionik atau
nonionik kontras media sinar x disuntikkan ke dalam aliran darah arteri (arteriografi) atau
vena (venografi). Untuk pembuluh getah bening, media kontras digunakan berminyak.
Angiografi/Cath Lab adalah prosedur pemeriksaan invasif dengan sinar X (X-Ray)
yang bertujuan menggambarkan pembuluh darah di berbagai bagian tubuh. Injeksi bahan
kontras ke arteri dan vena dilakukan baik secara langsung melalui tusukan jarum, atau
menggunakan kateter angiografik percutaneously dimasukkan paling sering dibuat dari
polietilen, poliuretan atau nilon. Kontras injeksi dilakukan dengan tangan (terutama di
tusuk jarum langsung atau dalam arteri kaliber kecil.
Studi angiografik secara rutin dilakukan dengan anestesi lokal. Setelah infiltrasi
kulit dan jaringan sekitar arteri atau vena yang akan ditusuk, sayatan kulit kecil dibuat,
dan arteri yang ditusuk dengan jarum angiografik
Lumbar puncture (lumbal fungsi) adalah upaya pengeluaran cairan serebrospinal
dengan memasukan jarum ke dalam ruang subarakhnoid. Test ini dilakukan untuk
pemeriksaan cairan serebrospinalis, mengukur dan mengurangi tekanan cairan
serebrospinal, menentukan ada tidaknya darah pada cairan serebrospinal, untuk
mendeteksi adanya blok subarakhnoid spinal, dan untuk memberikan antibiotic
intrathekal ke dalam kanalis spinal terutama kasus infeksi. Jarum biasanya dimasukan
kedalam ruang subarkhnoid diantara tulang belakang daerah lumbal ketiga dan keempat
atau antara lumbal keempat dan kelima hingga mencapai ruang subarachnoid dibawah
medulla spoinalis di bagian causa. Karena medula spinalis membagi lagi dalam sebuah
berkas saraf pada tulang belakang bagian lumbal yang pertama maka jarum ditusukan di
bawah tingkat ketiga tulang belakang daerah lumbal, untuk mencegah meduila spinalis
tertusuk.

4
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka didapatkan rumusan masalah sebagai berikut:

a. Apa pengertian dari angiography?

b. Apa tujuan dari angiography?

c. Bagaimanakah indikasi dan kontraindikasi pemeriksaan angiography?

d. Bagaimana persiapan pasien sebelum dan sesudah dilakukan pemeriksaan


angiography?

e. Apa pengertian dari lumbal pungsi?

f. Apa tujuan dari lumbal pungsi?

g. Bagaimanakah indikasi dan kontraindikasi pemeriksaan lumbal pungsi?

h. Bagaimana persiapan pasien sebelum dan sesudah dilakukan pemeriksaan


angiography?

1.3 Tujuan

a. Mengetahui pengertian angiography

b. Mengetahui tujuan angiography

c. Mengetahui indikasi dan kontra indikasi pemeriksaan angiography

i. Mengetahui persiapan pasien sebelum dan sesudah dilakukan pemeriksaan


angiography

j. Mengetahui pengertian lumbal pungsi

k. Mengetahui tujuan lumbal pungsi

5
l. Mengetahui indikasi dan kontra indikasi pemeriksaan lumbal pungsi

m. Mengetahui persiapan pasien sebelum dan sesudah dilakukan pemeriksaan lumbal


pungsi

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Angiografi

2.1.1 Pengertian

Angiography atau arteriografi adalah teknik pencitraan medis yang digunakan untuk
memvisualisasikan dalam atau lumen, pembuluh darah dan organ-organ tubuh, dengan
minat khusus dalam arteri, vena, dan bilik jantung.

6
Angiography adalah pencitraan pembuluh darah menggunakan air-larut ionik atau
nonionik media kontras sinar X disuntikkan ke dalam aliran darah arteri (arteriografi)
atau vena (Venography). Untuk pembuluh getah bening, media kontras digunakan
berminyak.
Angiografi/Cath Lab adalah prosedur pemeriksaan invasif dengan sinar X (X-Ray)
yang bertujuan menggambarkan pembuluh darah di berbagai bagian tubuh.

Angiografi sangat bermanfaat untuk memperlihatkan tumpukan plak pada pembuluh


darah jantung, mendeteksi plak pada arteri carotis di leher yang menggangu aliran
darah ke otak yang menyebabkan stroke, mengetahui kelainan pada pembuluh darah di
otak, serta mengidentifikasi aneurisma intracranial atau bahkan adanya aneurisma
pembuluh darah aorta.

2.1.2 Tujuan Angiography

Tujuan dari angiografi :

1. Untuk mendeteksi problem pada pembuluh darah yang ada di dalam atau yang
menuju otak (contohnya, aneurysma, malformasi pembuluh datah, trombosis,
penyempitan atau penyumbatan)
2. Untuk mempelajari pembuluh darah otak yang letaknya tidak normal (karena
tumor, gumpalan darah, pembengkakan, spasme, tekanan otak meningkat, atau
hydrocephalus)
3. Untuk menentukan pemasangan penjepit pembuluh darah pada saat pembedahan
dan untuk mencek kondisi pembuluh tersebut.

2.1.3 Indikasi Angiography

Dokter akan meganjurkan prosedur angiografi bagi pasien yang mengalami:

1. Pecah pembuluh darah yang menyebakan perdarahan organ dalam.


2. Perubahan kondisi pembuluh darah yang disebabkan oleh cedera atau kerusakan
organ.
3. Tumor.
4. Aterosklerosis yaitu penyempitan dan pengerasan pembuluh darah arteri yang
dapat terjadi di otak (stroke), jantung (penyakit jantung koroner), atau tungkai
dan lengan (penyakit arteri perifer).

7
5. Aneurisma atau pembesaran pembuluh darah pada satu area tubuh, seperti otak
atau pembuluh darah pesar aorta.
6. Emboli paru atau penyumbatan pembuluh darah arteri yang menyuplai darah ke
paru-paru.
7. Hambatan pasokan darah ke ginjal.

2.1.4 Kontraindikasi Angiography

1. Relatif
a. Cronic heart failure tidak terkontrol, hipertensi, aritmia
b. Cerebrovasculer accident
c. Elektrolit inbalance
d. Perdarahan gastrointestinal akut
e. Kehamilan
f. Anti koagulasi
g. Pasien tidak kooperatif
h. Keracunan obat
i. Gagal ginjal
2. Mutlak
a. Tidak cukup perlengkapan/persiapan

2.1.5 Persiapan Pasien Angiography

1. Persiapan sebelum pemeriksaan


 Diskusi terkait penyakit yang sedang atau pernah dialami, misalnya alergi,
hipertensi tidak terkontrol, aritmia ventrikular, stroke akut, perdarahan
lambung, gagal ginjal akut serta gagal jantung kongestif.
 Diskusi terkait obat-obatan yang sedang dikonsumsi. Dokter akan meminta
pasien untuk menghentikan konsumsi jenis obat tertentu sebelum prosedur.
 Pemeriksaan kondisi kesehatan pasien secara umum, termasuk pemeriksaan
fisik dan tes darah (haemoglobin, hematokrit, ureum, creatinin)
 Mendiskusikan prosedur, risiko, dan penggunaan obat penenang selama
angiografi guna membantu pasien tetap tenang. Jika pasien memutuskan untuk
memakai obat penenang, dokter akan menginstruksikan pasien untuk berpuasa
selama beberapa hari sebelum prosedur.

8
 Memastikan ada orang yang mengantar pasien pulang dari rumah sakit karena
pasien tidak boleh langsung berkendara pasca
2. Persiapan setelah pemeriksaan angiografi
Setelah angiografi, pasien akan dibawa ke ruang pemulihan. Selama di ruangan
ini, tanda-tanda vital pasien akan diawasi. Misalnya, detak jantung dan tekanan
darah. Pasien pun akan diminta untuk tetap berbaring selama beberapa jam untuk
mencegah pendarahan dari luka sayatan.Sebagian besar pasien bisa pulang di hari
yang sama. Sementara sebagian lainnya mungkin perlu menginap semalam di
klinik atau rumah sakit.Saat pasien sudah pulang, beberapa hal berikut harus
diperhatikan:
 Beristirahat minimal satu
 Banyak mium air putih agar zat pewarna kontras bisa dikeluarkan lewat urine.
Pasien biasa dapat kembali beraktivitas normal pada keesokan harinya. Tetapi
olahraga berat dan mengangkat beban berat perlu dihindari selama beberapa hari.

2.2 Pemeriksaan Lumbal Fungsi

2.2.1 Pengertian Lumbal Pungsi

Lumbal puncture adalah test diagnostic invasive dimana CSF di keluarkan untuk
pemeriksaan dan mengukur tekanan spinal. Lumbal puncture (lumbal fungsi) adalah
upaya pengeluaran cairan serebrospinal dengan memasukan jarum ke dalam ruang
subarakhnoid. Test ini dilakukan untuk pemeriksaan cairan serebrospinali, mengukur
dan mengurangi tekanan cairan serebrospinal, menentukan ada tidaknya darah pada
cairan serebrospinal, untuk mendeteksi adanya bloksubarakhnoid spinal, dan untuk
memberikan antibiotic intrathekal ke dalam kanalis spinalterutama kasus infeksi
(Brunnar and Suddarth’s, 1999).

2.2.2 Tujuan Lumbal Pungsi

a. Tujuan diagnostik
 Cairan serebrospinalis untuk pemeriksaan laboratorium pemeriksaan kimia,
sitologi, bakteriologi, dan neuropatologi
 Mengukur tekanan cairan serebrospinalis

9
 Mengetahui ada tidaknya sumbatan total atau sebagian dari aliran dinamis
cairan serebrospinais yang disebabkan tumor atau kondisi patologis dari
medula spinalis
 Memasukkan zat kontras atau agen radioaktif visualisasi saraf sentral.
b. Tujuan terapi
 Mengeluarkan darah, nanah dari ruang subarakhnoid
 Memasukkan obat, serum, atau sitoastika
 Mengurangi tekanan intrakranial
 Pinal anaestesi

2.2.3 Indikasi Lumbal Pungsi

1. Meningitis Bacterial / TBC


2. Perdarahan Subarakhnoid
3. Febris (kaku kuduk) dengan kesadaran menurun
4. Encephalitis atau tumor maligna
5. Tumor mileum : sesudah dan sebelum mileografi
6. Sindroma guillainBare (bila perlu diulang-ulang kurang lebih 1 mingggu)
7. Kelumpuhan
8. Untuk mengidentifikasi adanya darah dalam CSS akibat trauma ataudicurigai
adanya perdarahan subarachnoid

2.2.4 Kontra indikasi Lumbal Pungsi

1. Syok renjatan
2. Infeksi local disekitar daerah tempat pungsi lumbal
3. Peningkatan tekanan intrakranial (oleh tumor, space occupaying lesion,
hidrocepalus)
4. Gangguan pembekuan darah
5. Pasien yang mengalami gangguan-gangguan sendi vertebra degenerative.

2.2.5 Persiapan Pasien Lumbal Pungsi

1. Persiapan pasien sebelum pemeriksaan lumbal pungsi

10
 Menjelaskan prosedur kepada pasien dan menggambarkan sensasi selama
prosedur berlangsung
 Menentuakan apakah pasien  memilii pertanyaan atau merasa belum jelas
tentang prosedur, kaji ulang pasien bahwa jarum tidak masuk medulla spinalis
atau menyebabkan paralysis
 menganjurkan pasien untuk mengosongkan kantung kemih sebelum tindakan
di lakukan.
 Pasien diposisikan tidur lateral pada ujung tempat tidur dengan lutut ditarik ke
abdomen. Apabila pasiennya obesitas, bisa mengambil posisi duduk di atas
kursi dengan kursi dibalikan dan kepala disandarkan pada tempat sandarannya.
2. Persiapan pasien setelah pemeriksaan lumbal pungsi
 Anjurkan pasien berbaring datar dengan hanya hanya 1 bantal untuk
mengurangi post-duralpuncture headache.
 Anjurkan pasien tidur datar selama 6 – 12 jam setelah dilakukan prosedur.
 Observasi tempat penusukan apakah ada kebocoran.
 Observasi pasien mengenai orientasi, gelisah, perasaan mengantuk, mual,
irritabilitasserebral (fitting, twitching, spasticity atau kelemahan tungkai) dan
melaporkannya kepada dokter.
 Anjurkan pasien melaporkan adanya nyeri kepala dan memberikan analgerik
sesuai program.
 Melaporkan ke dokter bila ada hal yang tidak bisa diatasi
 Membantu pasien mempertahankan posisi lateral rekumben dengan lutut
fleksi.
 Menjamin prinsip atau teknik aseptik secara ketat.
 Memberi label specimen CSF.
 Menjaga posisi pasien dengan posisi flat beberapa jam tergantung pada
permintaan dokter.
 Memonitor status cairan, neurologis dan tanda-tanda vital.
 Memberikan obat analgetik sesuai kebutuhan. (Lewis, Heitkemper and
Dirksen, 2000)

11
12
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Angiography atau arteriografi adalah teknik pencitraan medis yang digunakan


untuk memvisualisasikan dalam atau lumen, pembuluh darah dan organ-organ tubuh,
dengan minat khusus dalam arteri, vena, dan bilik jantung.

Lumbal puncture (lumbal fungsi) adalah upaya pengeluaran cairan serebrospinal


dengan memasukan jarum ke dalam ruang subarakhnoid. Test ini dilakukan untuk
pemeriksaan cairan serebrospinali, mengukur dan mengurangi tekanan cairan
serebrospinal, menentukan ada tidaknya darah pada cairan serebrospinal, untuk
mendeteksi adanya bloksubarakhnoid spinal, dan untuk memberikan antibiotic
intrathekal ke dalam kanalis spinalterutama kasus infeksi.

Pemeriksaan diagnostik ini harus dilakukan sesuai dengan indikasi dan harus
dipersiapkan sebaik mungkin baik persiapan alat, bahan, dan pasien.

3.2 Saran

Dalam melakukan pemeriksaan diagnostik diharapkan tenaga kesehatan


melakukan sesuai dengan standar dan pedoman pelaksanaannya demi terciptanya
keselamatan dan keamanan pasien.

13
DAFTAR PUSTAKA

Iffah, Nur. (2015). Makalah Pemeriksaan Lumbal Pungsi. Diakses pada tanggal 01
November 2020. https://id.scribd.com/doc/291742676/Makalah-Pemeriksaan-Lumbal-
Fungsi
BLUD RSUD Kota Banjar. Cathlab dan Angiography. Diakses pada tanggal 01 November
2020. https://rsud.banjarkota.go.id/layanan-penunjang/cathlab-angiografi/
Aprilia, Ellin Puji. (2017). Makalah Angiography. Dikases pada tanggal 01 November 2020.
https://id.scribd.com/document/343480029/MAKALAH-ANGIOGRAFI

Reyhand. (2017). Angiography. Jakarta: Jurusan Teknik Elektromedik, Poltekkes Jakarta III.
Tersedia di https://www.slideshare.net/jaaaw9/angiografi diakses pada tanggal 01
November 2020

14

Anda mungkin juga menyukai