Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK : ANGIOGRAFI DAN LUMBAL

PUNGSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah PKKMB II
Dosen Pengampu : Nandang Ahmad Waluya, SKp., M.Kep., Sp. KMB

Disusun Oleh :

Roni Akhirudin

P17320118111

Tingkat 3 C

PRODI DIPLOMA III KEPERAWATAN BANDUNG


JURUSAN KEPERAWATAN BANDUNG
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, karunia, serta
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Makalah
Pemeriksaan Diagnostik : Angiografi dan Lumbal Pungsi” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Praktik Klinik Keperawatan Medikal Bedah II. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang Pemeriksaan Diagnostik : Angiografi dan
Lumbal Pungsi bagi para pembaca dan bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak/Ibu Dosen yang telah memberikan
tugas pembuatan makalah ini, sehingga penulis dapat menambah wawasan sesuai dengan
bidang studi yang kami tekuni.

Penulis juga berterima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
pengetahuannya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari, makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun penulis harapkan dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Cianjur, 11 November 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................2
1.3 Tujuan........................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................3
2.1 Pemeriksaan Angiografi...........................................................................................3
2.1.1 Pengertian..................................................................................................................3
2.1.2 Tujuan........................................................................................................................3
2.1.3 Indikasi.......................................................................................................................3
2.1.4 Kontraindikasi............................................................................................................4
2.1.5 Persiapan Pasien Sebelum Angiografi......................................................................4
2.1.6 Persiapan Pasien Setelah Angiografi.........................................................................5
2.2 Pemeriksaan Lumbal Pungsi.......................................................................................5
2.2.1 Pengertian..................................................................................................................5
2.2.2 Tujuan........................................................................................................................5
2.2.3 Indikasi.......................................................................................................................6
2.2.4 Kontraindikasi............................................................................................................6
2.2.5 Persiapan Pasien Sebelum Lumbal Pungsi................................................................6
2.2.6 Persiapan Pasien Sebelum Lumbal Pungsi................................................................6
BAB III PENUTUP..................................................................................................................8
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................8
3.2 Saran............................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Angiografi merupakan teknik pencitraan paling akurat dalam mengevaluasi
sistem pembuluh darah otak dan suatu standar emas dalam menemukan kelainan
pembuluh darah di otak, seperti stenosis arteri, malformasi arteri vena, dan aneurisma
otak. Angiografi/Cath Lab adalah prosedur pemeriksaan invasif dengan sinar X (X-Ray)
yang bertujuan menggambarkan pembuluh darah di berbagai bagian tubuh.
Injeksi bahan kontras ke arteri dan vena dilakukan baik secara langsung melalui
tusukan jarum, atau menggunakan kateter angiografik percutaneously dimasukkan paling
sering dibuat dari polietilen, poliuretan atau nilon. Kontras injeksi dilakukan dengan
tangan (terutama di tusuk jarum langsung atau dalam arteri kaliber kecil). Studi
angiografik secara rutin dilakukan dengan anestesi lokal. Setelah infiltrasi kulit dan
jaringan sekitar arteri atau vena yang akan ditusuk, sayatan kulit kecil dibuat, dan arteri
yang ditusuk dengan jarum angiografik.

Lumbar puncture atau lumbal pungsi adalah prosedur pengambilan cairan tulang


belakang dan otak (serebrospinal). Prosedur ini dilakukan dengan menusukkan
jarum ke celah tulang belakang di punggung bagian bawah. Test ini dilakukan untuk
pemeriksaan cairan serebrospinalis, mengukur dan mengurangi tekanan cairan
serebrospinal, menentukan ada tidaknya darah pada cairan serebrospinal, untuk
mendeteksi adanya blok subarakhnoid spinal, dan untuk memberikan antibiotic
intrathekal ke dalam kanalis spinal terutama kasus infeksi.
Jarum biasanya dimasukan ke dalam ruang subarkhnoid diantara tulang belakang
daerah lumbal ketiga dan keempat atau antara lumbal keempat dan kelima hingga
mencapai ruang subarachnoid di bawah medula spoinalis di bagian causa. Karena medula
spinalis membagi lagi dalam sebuah berkas saraf pada tulang belakang bagian lumbal
yang pertama maka jarum ditusukan di bawah tingkat ketiga tulang belakang daerah
lumbal, untuk mencegah medula spinalis tertusuk. Prosedur lumbal pungsi biasanya
digunakan untuk pemeriksaan penyakit otak dan saraf tulang belakang, seperti meningitis

1
2

atau multiple sclerosis. Prosedur ini juga dapat dilakukan untuk memasukkan obat
langsung ke otak atau saraf tulang belakang

1.2 Rumusan Masalah


a Apa pengertian dari Angiografi dan Lumbal Pungsi

b Apa tujuan dari pemeriksaan Angiografi dan Lumbal Pungsi

c Bagaimana indikasi dan kontraindikasi Angiografi dan Lumbal Pungsi

d Bagaimana persiapan pasien sebelum Angiografi dan Lumbal Pungsi

e Bagaimana pemeriksaan pasien setelah Angiografi dan Lumbal Pungsi

1.3 Tujuan
a Mengetahui pengertian dari Angiografi dan Lumbal Pungsi

b Mengetahui tujuan dari pemeriksaan Angiografi dan Lumbal Pungsi

c Mengetahui indikasi dan kontraindikasi Angiografi dan Lumbal Pungsi

d Mengetahui persiapan pasien sebelum Angiografi dan Lumbal Pungsi

e Mengetahui pemeriksaan pasien setelah Angiografi dan Lumbal Pungsi


3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pemeriksaan Angiografi

2.1.1 Pengertian
Angiografi adalah pencitraan pembuluh darah menggunakan air-larut ionik atau
nonionik media kontras sinar X disuntikkan ke dalam aliran darah arteri (arteriografi)
atau vena (venography). Angiografi merupakan teknik pencitraan paling akurat dalam
mengevaluasi sistem pembuluh darah otak dan suatu standar emas dalam menemukan
kelainan pembuluh darah di otak, seperti stenosis arteri, malformasi arteri vena, dan
aneurisma otak.

Angiografi sangat bermanfaat untuk memperlihatkan tumpukan plak pada


pembuluh darah jantung, mendeteksi plak pada arteri carotis di leher yang menggangu
aliran darah ke otak yang menyebabkan stroke, mengetahui kelainan pada pembuluh
darah di otak, serta mengidentifikasi aneurisma intracranial atau bahkan adanya
aneurisma pembuluh darah aorta.

2.1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari angiografi diantaranya :


a Untuk mendeteksi problem pada pembuluh darah yang ada di dalam atau yang
menuju otak (contohnya, aneurysma, malformasi pembuluh datah, trombosis,
penyempitan atau penyumbatan)
b Untuk mempelajari pembuluh darah otak yang letaknya tidak normal (karena
tumor, gumpalan darah, pembengkakan, spasme, tekanan otak meningkat, atau
hydrocephalus)
c Untuk menentukan pemasangan penjepit pembuluh darah pada saat pembedahan
dan untuk mencek kondisi pembuluh tersebut.

2.1.3 Indikasi

Indikasi untuk dilakukan pemeriksaan angiografi diantaranya :

a Pecah pembuluh darah yang menyebakan perdarahan organ dalam.

4
5

b Perubahan kondisi pembuluh darah yang disebabkan oleh cedera atau kerusakan
organ.
c Tumor.
d Aterosklerosis, yaitu penyempitan dan pengerasan pembuluh darah arteri yang
dapat terjadi di otak (stroke), jantung (penyakit jantung koroner), atau tungkai dan
lengan (penyakit arteri perifer).
e Aneurisma atau pembesaran pembuluh darah pada satu area tubuh, seperti otak
atau pembuluh darah pesar aorta.
fEmboli paru atau penyumbatan pembuluh darah arteri yang menyuplai darah ke paru-
paru.
g Hambatan pasokan darah ke ginjal.

2.1.4 Kontraindikasi

a Relatif
1) Cronic heart failure tidak terkontrol, hipertensi, aritmia
2) Cerebrovascular accident/cerebrovascular desease
3) Infeksi
4) Elektrolit inbalance
5) Perdarahan gastrointestinal akut
6) Kehamilan
7) Anti koagulasi
8) Pasien tidak kooperatif
9) Keracunan obat
10) Gagal ginjal
b Mutlak
1) Tidak cukup perlengkapan/persiapan

2.1.5 Persiapan Pasien Sebelum Angiografi


Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum tindakan angiografi adalah:

 Tidak diperbolehkan untuk makan dan minum selama 4-8 jam sebelum prosedur angiografi
dimulai.

 Berikan penjelasan tentang tindakan / prosedur yang akan dilakukan, tehnik batuk,
nafas dalam dan hal-hal yang tidak boleh dilakukan selama tindakan berlangsung.
6

 Bagi penderita diabetes akan dilakukan penyesuaian dosis obat minum maupun insulin
sebelum dilakukan tindakan.
 Menghentikan obat-obatan pengencer darah, seperti aspirin atau warfarin beberapa hari
sebelumnya.

2.1.6 Persiapan Pasien Setelah Angiografi

Pasien akan diistirahatkan di ruang pemulihan selama beberapa jam untuk


mencegah perdarahan. Pasien disarankan untuk beristirahat di rumah sakit selama satu
hari setelah menjalani angiografi. Bila diperbolehkan pulang setelah tindakan, mintalah
keluarga atau kerabat terdekat untuk menemani, setidaknya selama satu hari penuh.

Pada hari berikutnya, pasien diperbolehkan untuk menjalani aktivitas seperti


biasa. Namun selama beberapa hari ke depan, hindari kegiatan berat seperti berolahraga
yang terlalu keras atau mengangkat beban. Cukupi asupan makanan dan banyak minum
air putih untuk mempercepat pembuangan zat kontras melalui urine.

2.2 Pemeriksaan Lumbal Pungsi

2.2.1 Pengertian
Lumbar puncture atau lumbal pungsi adalah prosedur pengambilan cairan
tulang belakang dan otak (serebrospinal). Prosedur ini dilakukan dengan menusukkan
jarum ke celah tulang belakang di punggung bagian bawah.

Lumbal pungsi adalah test diagnostic invasive, dimana CSF dikeluarkan untuk
pemeriksaan, dan mengukur tekanan spinal. Lumbal pungsi dilakukan oleh dokter
menggunakan jarum dengan teknik aseptic. Jarum punksi lumbal dimasukkan diantara
vertebra lumbal ke-3 dan ke-4 atau ke-4 dan ke-5 hingga mencapai ruang subarachnoid
di bawah medulla spinalis di bagian causaquine.

2.2.2 Tujuan

Adapun tujuan dari lumbal pungsi diantaranya :


a. Menyingkirkan kemungkinan infeksi
b. Mendiagnosis penyakit
c. Mengecek kandungan dalam cairan serebrospinal
7

d Mengukur tekanan di sekitar otak dan saraf tulang belakang


e Mengurangi tekanan di dalam tengkorak
f Memasukkan obat anestesi spinal
g Memasukkan zat warna untuk pemeriksaan diagnosis dengan X-ray
h Memasukkan obat-obatan (misalnya, baclofen)

2.2.3 Indikasi

Lumbal pungsi sebaiknya dilakukan sesuai indikasi berikut.

a Suspek meningitis (bakteri, virus, tuberkulosis, cryptococcus dan akibat zat kimia


tertentu)

b Suspek stroke hemorrhagik akibat perdarahan subaraknoid


c Suspek penyakit hematologi seperti leukemia
d Suspek penyakit sistem saraf pusat tertentu (Multiple sclerosis,
sarkoidosis,  guillain-barre syndrome, gangguan mitokondria, leukoensefali dan
meningitis karsinomatosa/sindrom paraneoplastik)

e Terapi peningkatan tekanan intrakranial idiopatik atau spontan (pseudotumor


serebri)

f Memasukkan zat tertentu pada cairan serebrospinal (anestesi spinal, kemoterapi


intratekal, antibiotik intratekal, baclofen intratekal dan zat kontras pada mielografi
dan sisternografi)

2.2.4 Kontraindikasi

Adapun kontraindikasi pemeriksaan lumbal pungsi diantaranya :


a. Infeksi dekat tempat penusukan. Kontaminasi dari infeksi akan menyebabkan
meningitis.
b. Pasien dengan peningkatan tekanan intrakranial. Herniasi serebral dapat terjadi
pada pasien ini.
c. Pasien yang mengalami penyakit sendi-sendi vertebra degeneratif. Hal ini akan
sulit untuk penusukan jarum ke ruang interspinal.
8

d. Syok/renjatan

2.2.5 Persiapan Pasien Sebelum Lumbal Pungsi

a Pasien diposisikan tidur lateral pada ujung tempat tidur dengan lutut ditarik ke
abdomen. Apabila pasiennya obesitas, bisa mengambil posisi duduk di atas kursi
dengan kursi dibalikan dan kepala disandarkan pada tempat sandarannya.

2.2.6 Persiapan Pasien Sebelum Lumbal Pungsi

a Anjurkan pasien berbaring datar dengan hanya hanya 1 bantal selama 6 – 12 jam
setelah dilakukan prosedur.
b Observasi tempat penusukan apakah ada kebocoran.
c Observasi pasien mengenai orientasi, gelisah, perasaan mengantuk, mual,
irritabilitasserebral (fitting, twitching, spasticity atau kelemahan tungkai) dan
melaporkannya kepada dokter.
d Anjurkan pasien melaporkan adanya nyeri kepala dan memberikan analgetik sesuai
program.
e Membantu pasien mempertahankan posisi lateral rekumben dengan lutut fleksi.
f Menjamin prinsip atau teknik aseptik secara ketat, memberi label specimen CSF.
g Memonitor status cairan, neurologis dan tanda-tanda vital.
9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Angiografi adalah pencitraan pembuluh darah menggunakan air-larut ionik atau
nonionik media kontras sinar X disuntikkan ke dalam aliran darah arteri (arteriografi)
atau vena (venography).

Lumbar puncture atau lumbal pungsi adalah prosedur pengambilan cairan tulang


belakang dan otak (serebrospinal), dimana CSF dikeluarkan untuk pemeriksaan, dan
mengukur tekanan spinal. Prosedur ini dilakukan dengan menusukkan jarum ke celah
tulang belakang di punggung bagian bawah.

Dalam melaksanakan pemeriksaan diagnostik ini tentu harus diperhatikan terkait


dengan indikasi, kontraindikasi, serta persiapan pasien dalam melakukan prosedur ini
agar pemeriksaan dapat dilaksanakan dengan sebaik mungkin.

3.2 Saran

Dengan melaksanakan pemeriksaan dignostik ini diharapkan tenaga kesehatan


yang bertugas dapat melaksanakannya sesuai dengan standar dan prosedur pelaksanaan
yang ada agar pasien terjamin keamanan dan keselamatannya.

10
11
DAFTAR PUSTAKA

Dosan, Ricky. (2018) Pungsi Lumbal. https://www.alomedika.com/tindakan-


medis/neurologi/pungsi-lumbal. Diakses pada 11 November 2020

Felicia, Levina. (2020). Lumbar Puncture. https://www.sehatq.com/tindakan-medis/lumbar-


puncture. Diakses pada 11 November 2020

Gilbert, dkk. (2019). Profil Keamanan Prosedur Cerebral Digital Subtraction Angiography
di Manado. Jurnal Sinaps, Vol. 2, No. 3 (2019). hlm. 9-13

Iffah, Nur. (2015). Makalah Pemeriksaan Lumbal Pungsi.


https://id.scribd.com/doc/291742676/Makalah-Pemeriksaan-Lumbal-Fungsi. Diakses
pada 11 November 2020

Willy, Tjin. (2018). Angiografi. https://www.alodokter.com/angiografi-ini-yang-harus-anda-


ketahui. Diakses pada 11 November 2020

12

Anda mungkin juga menyukai