Anda di halaman 1dari 11

KEPATENAN JALAN NAFAS

Dosen pengampu

Rumentalia S.Kep, M.Kep

Disusun Oleh

Kelompok 2 Tingkat 3 B

1. Sheni Marsela Prihesti 8. Waiz Al Qorniadi

2. Shintya Artha Mevya 9. Windi Wahyuni

3. Shintya Putri Pallen 10. Witri Khairul

4. Siti Marlina 11. Yochika Oktapiani

5. Sucitra Astika Sari 12. Yola Oktaviani

6. Tia Rahma Djayanti 13. Yuni Sariati

7. Wahyu Kusuma Wardani 14. Yunita Anggraini

POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG

PRODI DIII KEPERAWATAN

TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT  karena Hidayah-


Nyalah tugas resume Keperawatan Gawat Darurat tentang “KEPATENAN
JALAN NAFAS” dapat kami selesaikan. Dalam penyusunan tugas ini kami
sebagai penulis mengambil referensi atau materi dari internet yang terkait dengan
materi ini, kemudian kami susun dan rangkum menjadi bentuk yang lebih
terperinci.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tugas resume ini masih


terdapat kekurangan – kekurangan untuk itu kami sebagai penulis mengharapkan
kritik dan saran yang sifatnya membangun agar penyusun tugas yang berikutnya
bisa lebih baik lagi.

Palembang, September 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

1.1 Latar Belakang...................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................1

1.3 Tujuan................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................2

2.1 DEFINISI...........................................................................................................2

2.2 TUJUAN............................................................................................................2

2.3 INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI.............................................................2

2.4 MACAM AIRWAY POSITIONING................................................................3

2.5 PROSEDURE....................................................................................................3

BAB III PENUTUP..................................................................................................6

3.1 KESIMPULAN..................................................................................................6

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................7

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keberhasilan pertolongan terhadap penderita gawat darurat sangat
tergantung dari kecepatan dan ketepatan dalam memberikan pertolongan.
Semakin cepat pasien ditemukan maka semakin cepat pula pasien tersebut
mendapat pertolongan sehingga terhindar dari kecacatan atau kematian.

Kondisi kekurangan oksigen merupakan penyebab kematian yang


cepat. Kondisi ini dapat diakibatkan karena masalah sistem pernafasan
ataupun bersifat sekunder akibat dari gangguan sistem tubuh yang lain.
Pasien dengan kekurangan oksigen dapat jatuh dengan cepat ke dalam
kondisi gawat darurat sehingga memerlukan pertolongan segera. Apabila
terjadi kekurangan oksigen 6-8 menit akan menyebabkan kerusakan otak
permanen, lebih dari 10 menit akan menyebabkan kematian. Oleh karena
itu pengkajian pernafasan pada penderita gawat darurat penting dilakukan
secara efektif dan efisien.

Tahapan kegiatan dalam penanggulangan penderita gawat darurat


telah mengantisipasi hal tersebut. Pertolongan kepada pasien gawat darurat
dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan survei primer untuk
mengidentifikasi masalah-masalah yang mengancam hidup pasien, barulah
selanjutnya dilakukan survei sekunder.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa definisi kepatenan jalan nafas ?
2. Apa tujuan kepatenan jalan nafas ?
3. Apa indikasi dan kontraindikasi kepatenan jalan nafas ?
4. Bagaimana prosedur kepatenan jalan nafas ?
1.3 Tujuan
1. Menjelaskan definisi kepatenan jalan nafas
2. Menjelaskan tujuan kepatenan jalan nafas
3. Menjelaskan indikasi dan kontraindikasi kepatenan jalan nafas
4. Menjelaskan prosedur kepatenan jalan nafas

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI
Kepatenan jalan napas adalah mengecek jalan napas dengan tujuan
untuk menjaga jalan napas. Membuka jalan nafas adalah tindakan yang
dilakukan untuk membebaskan jalan napas dengan tetap memperhatikan
kontrol servikal. Tujuan : membebaskan jalan napas untuk menjamin jalan
masuknya udara ke paru secara normal sehingga menjamin kecukupan
oksigenase tubuh.

2.2 TUJUAN
1. Untuk mempertahankan dan memelihara kepatenan jalan napas.
2. Untuk menghilangkan obstruksi parsial maupun total akibat kesalahan
letak dimana lidah jatuh kebelakang paring dan/atau epiglotis setingkat
laring.

2.3 INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI


a. Indikasi
Klien tidak sadar dimana jalan napasnya tidak adekuat.

b. Kontraindikasi Dan Perhatian


a. Pada pasien trauma yg tidak sadar atau pasien yang diketahui atau
dicurigai mengalami cedera/trauma leher, maka kepala dan leher harus
dipertahankan dalam posisi netral tanpa hiperekstensi leher. Gunakan
jaw thrust atau chin-lift untuk membuka jalan napas pada situasi
tersebut.
b. Positioning saja mungkin belum/tidak mencukupi untuk mencapai,
mempertahankan dan memelihara jalan napas agar tetap terbuka.
Intervensi tambahan, seperti suction atau intubasi, mungkin
diperlukan.

2
2.4 MACAM AIRWAY POSITIONING
1. Head-tilt
2. Jaw thrust
3. Chin-lift
4. Sniffing position

2.5 PROSEDURE

1. Head-tilt
a. Letakan/tempatkan pasien dalam posisisupine/terlentang.
b. Angkat dagu ke depan untuk memindahkan mandibula ke depan
sementara gerakan kepala pasien ke belakang dengan satu tangan
yang berada di dahi. Manuver ini mengakibatkan hiperekstensi leher
dan (kontraindikasi jika diketahui/dicurigai adanya trauma leher)

2. Jaw Thrust
a. Letakan/tempatkan pasien dalam posisi supine/terlentang.
b. Angkat mandibula ke depan dengan jari telunjuk sambil mendorong
melawan arkus zigomatik dengan ibu jari. Ibu jari memberikan
tekanan berlawanan untuk mencegah pergerakan kepala saat
mandibula didorong ke depan.

3
3. Chin-Lift
a. Letakan satu lengan (lengan kiri anda) pada dahi untuk
menstabilkan kepala dan leher pasien.
b. Pegang/tangkaplah mandibula pasien dengan ibu jari dan jari
lainnya (lengan kanan anda), kemudian angkat mendibula ke arah
depan.
c. Keji kembali (kaji ulang) kepatenan jalan napas setelah dilakukan
tindakan.

4. Sniffing Position
Untuk tindakan head-tilt, chin-lift pada bagi (infant), tempatkan
satu lengan pada dahi bayi dan angkat kepala secara hati-hati ke
belakang dalam suatu posisi netral. Leher akan sedikit ekstensi. Ini
disebut sebagai sniffing position. Hiperekstensi pada leher bayi dapat
menyebabkan gangguan atau obstruksi jalan napas. Tempatkan jari-
jari di bawah bagian tulang dagu bawah, kemudian angkat mandibula
ke atas dan ke luar. Perhatikan agar mulut tidak tertutup atau
terdorong pada jaringan lunak di bawah dagu, karena dapat
mengobstruksi jalan napas.
Pada anak yang memperlihatkan gejala epiglottitis, seperti
demam tinggi, drolling, distres pernapasan, dsb, jangan dipaksa pada
posisi supine, yang akan menyebabkan obstruksi komplit jalan napas.
Biarkan anak untuk memelihara/mempertahankan posisi nyaman
sampai tindakan definitif pada jalan napas tersedia.

4
5
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Sistem pernafasan adalah salah satu sistem yang berperan vital dalam
tubuh manusia, sistem pernafasan berfungsi untuk pertukaran udara yang
mengandung oksigen dan karbondioksida, yang kemudian akan diteruskan
oleh sistem kardiovaskular untuk penyebarannya dalam tubuh. Sebagai salah
satu sistem yang sangat banyak perannya dalam tubuh, sistem pernafasan
harus dijaga agar tidak mengalami gangguan. Seorang perawat yang
merupakan tenaga kesehatan yang berinteraksi
DAFTAR PUSTAKA

Proehl, J.A. (1999). Eemergency nursing procedures. (2nd ed.).


Philadelphia: W.B. Saunder Company.Further Reading: American
Academy of Pediatrics & American College of Emergency Physicians.
(1993).
Advanced pediatric life support: The pediatric emergency medicine
course. Dallas: Author.
American Heart Association. (1994). Basic life support for healthcare
providers. Dallas: Author.
Emergency Nursing Association. (1993). Trauma nursing core course:
Provider manual. (4th ed.). Park Ridge: Author

Anda mungkin juga menyukai