Anda di halaman 1dari 15

TUGAS VILLEP KMB II

“Anamnesa Pengkajian pada Pasien Gangguan Sistem Integumen dan


Sistem Imn”

Oleh :

REVINA AGUSTINA

183110230

2B

Dosen Pembimbing :

POLTEKKES KEMENKES RI PADANG

D-III KEPERAWATAN PADANG

2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Sistem Integumen merupakan suatu sistem organ yang membedakan, memisahkan,
melindungi, dan menginformasika hewan terhadap lingkungan sekitarnya. Sistem ini
seringkali merupakan bagian sistem organ yang terbesar yang mencakup kulit, rambut,
bulu, sisik, kuku, kelenjar keringat dan produknya (keringat atau lendir). Kata ini berasal
dari bahasa Latin "integumentum", yang berarti "penutup".
Secara ilmiah kulit adalah lapisan terluar yang terdapat diluar jaringan yang
terdapat pada bagian luar yang menutupi dan melindungi permukaan tubuh, kulit
merupakan organ yang paling luas permukaan yang membungkus seluruh bagian luar
tubuh sehingga kulit sebagai pelindung tubuh terhadap bahaya bahan kimia.
Sistem imun merupakan sistem yang sangat komplek dengan berbagai peran ganda
dalam usaha menjaga keseimbangan tubuh. Seperti halnya sistem indokrin, sistem imun
yang bertugas mengatur keseimbangan, menggunakan komponennya yang beredar
diseluruh tubuh, supaya dapat mencapai sasaran yang jauh dari pusat. Untuk
melaksanakan fungsi imunitas, didalam tubuh terdapat suatu sistem yang disebut dengan
sistem limforetikuler. Sistem ini merupakan jaringan atau kumpulan sel yang letaknya
tersebar diseluruh tubuh, misalnya didalam sumsum tulang, kelenjar limfe, limfa, timus,
sistem saluran napas, saluran cerna dan beberapa organ lainnya. Jaringan ini terdiri atas
bermacam-macam sel yang dapat menunjukkan respons terhadap suatu rangsangan sesuai
dengan sifat dan fungsinya masing-masing (Roitt dkk., 1993; Subowo, 1993; Kresno,
1991).

1.2. RUMUSAN MASALAH


Bagaimana anamnesa/ pengkajian yang dilakukan pada pasien dengan gannguan sistem
integumen dan gangguan sistem imun ?

1.3. TUJUAN PENULISAN


Mahasiswa mengetahui cara anamnesa/pengkajian pada pasien dengan gangguan sistem
imun da intergumen.
BAB II

PEMBAHASAN

A. SISTEM INTEGUMEN

1. PENGKAJIAN
a. Identifikasi Pasien
Meliputi nama, umur (penting untuk mengetahui angka prevelensi), jenis kelamin,
pekerjaan.
b. Identifikasi Penanggungjawab
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, hubungan dengan keluarga.
c. Riwayat Kesehatan Sekarang
Keluhan utama pasien saat dilakukan pengkajian, biasanya pasien mengeluhkan
gatal, kering, ruam, lesi, ekimosis (bercak hemoragi kecil), benjolandan terdapat
massa. Lihat perubahan pada kulit, rambut, dan kuku pasien.
d. Riwayat Kesehatan Dahulu
1) Tanyakan dermatologis sebelumnya
2) Ketahui kebiasaan pasien
3) Apakah ada gangguan sistemik berkaitan dengan kulit (imunologis, endokrin,
kolagen,vaskuler, ginjal, atau kondisi hati sebelumnya
4) Penyakit masa kanak-kanak
5) Status vaksinasi
6) Apakah pasien pernah melakukan prosedur operasi, pernah mengalami trauma
7) Apakah pasien pernah memiliki tato
Kaji alergi pasien : tanyakan kepada klien apakah alergi terhadap medikasi,
makanan, inhalasi, lateks,dan bahan kimia lain? Apakah kontak dengan polpen,
inhalan, atau binatang menyebabkan biduran? Apakah dengan makanan tertentu
menyebabkan rasa gatal, rasa terbakar, atau erupsi kemerahan.
8) Tanyakan kepada pasien apakah pernah mendapat tindakan medikasi,
penggunaan obat bebas, nutraseutikal, terapi komplementer. Tanyakan kepada
klien :
 Bagaimana dosis obat yang digunakan?
 Berapa frekuensi yang digunakan?
 Berapa durasi atau lama pemberian medikasi?
 Alasan pengobatan (resep atau obat bebas)?
 Bagaimana efek samping penggunaan obat?
 Suplemen vitamin atau mineral?
 Medikasi yang menyebabkan memar dengan mudah?
 Medikasi yang menyebabkan fotosensitivitas (kemerahan seperti terbakar sinar
matahari pada area yang terpapar sinar matahari)?
 Reaksi pada medikasi, penggunaan obat bebas, nutraseutikal, terapi
komplementer akan menyebabkan :
- Morbiliformis (ruam seperti cacar)
- Makulopapular tanpa vasikel bula
- Fotosensitivitas (kemerahan seperti terbakar sinar matahari pada area yang
terpapar sinar matahari)

e. Riwayat Kesehatan Keluarga


Apakah di keluarga pasien ada yang menderita penyakit keturunan atau menular
seperti DM, Hepatitis

2. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum
Kaji tingkat kesadaran pasien

2. Kepala dan Rambut


Biasanya kepala pasien bersih, tidak ada pembengkakan, kulit kepala kering, ada
kerontokan rambut, terdapat lesi.
a. Inspeksi
Perhatikan penyebaran rambut di seluruh tubuh, penyebaran rambut akan
tampak lebih banyak pada pria dibandingkan wanita. Lihat kebersihannya, catat
adanya tinea kapitis, tinea korporis, kutu, dan lain-lain. Lihat warnanya, warna
rambut berbeda-beda tergantung suku bangsanya.
b. Palpasi
Rasakan apakah rambut berminyak. Tarik sedikit rambut, catat jika ada
kerontokan rambut atau alopesia (rontok berlebihan).

3. Kulit
 Biasanya turgor kulit pasien kembali lambat
 Tekstur kulit pasien akan teraba kering, lembab atau lembut
 Warna kulit pasien biasanya ikterik (kekuningan), erythema (kemerahan) atau
sianosis (kebiruan)
 Biasanya pasien terdapat lesi pada kulit.
 Biasanya pasien mengeluh gatal pada kulit
 Biasanya ditemukan tanda-tanda inflamasi
 Suhu kulit
Suhu kulit normalnya hangat, walaupun pada beberapa kondisi pada bagian
perifer seperti tangan dan telapak kaki akan teraba dingin akibat suatu kondisi
vasokontriksi.
 Kelembapan
Secara normal kulit akan teraba kering apabila disentuh. Pada beberapa kondisi
seperti adanya peningkatan aktivitas dan pada peningkatan kecemasan,
kelembapan akan meningkat.
 Bau busuk
Kulit normalnya bebas dari segala bau yang tidak mengenakan. Bau yang tajam
secara normal dapat ditemukan pada peningkatan produksi keringat terutama
pada area aksila dan lipat paha.
Beberapa jenis lesi pada kulit adalah sebagai berikut :
1. Lesi primer kulit.
Jenis Lesi Keterangan Gambar
Bula Lesi yang berisi cairan, diameter
>2cm (disebut juga blister).
Disebabkan oleh keracunan getah
pohon ek (jenis pohon yang batangnya
keras), dermatitis lvy (sejenis tanaman
menjalar), bullous pemfigoid bulosa,
luka bakar derajat 2.

Komedo Disebabkan karena tertutupnya duktus


pilosebaceous, eksfoliatif, terbentuk
dari sebum dan keratin.
Komedo hitam komedo terbuka ,
komedo putih komedo tertutup.

Kista Massa semi padat atau kapsul yang


berisi cairan yang berada dalam kulit
(misalnya jerawat).

Macula Datar, berpigmen, bentuknya


melingkar, luasnya < 1cm (misalnya,
bekas rubella).
Nodul Lesi berupa tonjolan, lebih tinggi dari
jaringan sekitar dan lebih dalam dari
pada papula. Meluas hingga lapisan
dermal, berdiameter 0,5 – 2cm.

Papula Inflamasi dengan lesi naik hingga 0,5


cm. Warnanya bisa sama atau berbeda
dengan warna kulit.

Tumor Lesi padat, lebih tinggi dari kulit


sekitar, meluas hingga jaringan
dermal dan subkutan.

Vesikel Permukaan kulit naik, berbatas jelas,


terisi cairan, diameternya < 0,5cm.

\
2. Lesi sekunder kulit
Jenis Lesi Keterangan Gambar
Atropi Penipisan kulit pada bagian
tubuh tertentu (misalnya proses
penuaan).

Krusta Sebum yang mongering, eksudat


serosa, purulen, atau sanguineous
di bawah kulit yang mengalami
erosi sehingga muncul
kepermukaan kulit sebagai
vesikel, bula atau pustula.

Erosi Lesi berbatas tidak tegas,


kehilangan lapisan jaringan
epidermis superficial.

Ekskoriasi/Abrasi Garukan / goresan linear, dengan


daerah sekitarnya mengalami
abrasi. Biasanya dilakukan oleh
diri sendiri.

Likenifikasi Lapisan kulit yang menebal, kulit


yang tampak sering digaruk
(misalnya, atopic dermatitis
kronis).
Fisura Belahan pada kulit yang bertepi
rata, dapat meluas ke lapisan
dermal.

Skar Jaringan ikat yang disebabkan


oleh trauma, inflamasi dalam,
atau pembedahan. Berwarna
merah jika baru terjadi, jika
sudah lama akan tampak
berwarna lebih muda dan datar.
Ulkus Kerusakan pada lapisan
epidermal dan dermal, dapat
meluas ke jaringan subkutan.
Biasanya sembuh dengan
menyisakan skar.

a. Inspeksi
 Lihat warna kulit klien bahwa sinar matahari. Normalnya kulit berwarna cerah
merah muda hingga kecokelatan ataupun hitam. Kulit yang tidak terkena sinar
matahari akan berwarna lebih terang, dan tampak pucat pada orang yang tidak
pernah / jarang terpapar sinar matahari.
 Lihat adanya lesi pada kulit (primer ataupun sekunder).
 Lihat apakah kulit klien tampak berminyak
b. Palpasi
- Raba permukaan kulit, rasakan kelembapannya. Normalnya kulit teraba
lembap, tetapi tidak basah.
- Rasakan suhu pada permukaan tubuh, normalnya tubuh akan teraba hangat.
- Cubit sedikit pada bagian dada, atau lengan bagian dalam. Turgor kulit akan
kembali dalam waktu < 2 detik (nilai normal).
- Untuk mengetahui adanya pitting edema, tekan perlahan pada daerah
pretibialis, dorsum pedis, atau sacrum. Jika ditemukan pitting edema, pada
area yang ditekan akan tampak bekas jari pemeriksa dan akan kembali dengan
lambat (> 2 detik).
4. Kuku
a. Inspeksi
 Perhatikan bentuk kuku dan warna dasar kuku. Normalnya dasar kuku
berwarna merah muda cerah karena mengandung banyak pembuluh darah.
 Sudut normal antara kuku dengan pangkalnya adalah 160 derajat.
 Perhatikan sekitar kuku, apakah ada lesi atau perlukaan.
b. Palpasi
 Tekan ujung jari untuk memeriksa Capillary Refil Time (CRT) yaitu waktu
pengisian balik kapiler. Normalnya akan kembali dalam waktu < 2 detik.

Beberapa kelainan pada kuku :


Jenis Keterangan Gambar
Jari gada Terjadi karena kondisi
(clubbing hipoksia dalam waktu yang
finger) lama.
Sudut antara kuku dengan
dasarnya > 180 derajat.

Koilonika Bentuk kuku seperti sendok,


(koilonychia) disebabkan karena anemia
dalam jangka waktu yang
lama.
Paronikia Ditandai dengan adanya
(paronychia) edema pada dasar kuku.
Diakibatkan karena trauma
atau infeksi yang bersifat
local.

Garis Beau Biasa terjadi karena penyakit


infeksi yang kronis. Ditandai
dengan garis transversal pada
permukaan kuku.

Onikomikosis Terjadi karena adanya infeksi


jamur pada kuku.

Onycholysis Proses terlepasnya kuku


karena onikomikosis yang
tidak ditangani.
B. SISTEM IMUN
1. PENGKAJIAN
a. Identifikasi Pasien
Meliputi nama, umur (penting untuk mengetahui angka prevelensi), jenis kelamin,
pekerjaan.
b. Identifikasi Penanggungjawab
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, hubungan dengan keluarga.
c. Riwayat Kesehatan Sekarang
Keluhan utama pasien saat dilakukan pengkajian, biasanya pasien mengeluhkan :
1. Kelelahan
2. Demam
3. Diaforesis, keringat pada malam hari
4. Kemerahan
5. Kelemahan muscular
6. Nyeri / pembengkakan sendi
7. Penurunan berat badan
8. Proses pemulihan buruk
9. Hepatomegali
d. Riwayat Kesehatan Dahulu
Biasanya pasien memiliki riwayat alergi / pernah mengidap penyakit autoimun /
pernah terpajan agen kimia/radiasi, pasien memiliki kebiasaan merokok/
penggunaan alkohol, terjadi peningkatan stress, pasangan seks multipel, pernah
menggunakan obat iv dan pemakaian jarum bersama-sama.
 Tanyakan riwayat alergi, tipe alergi, gejala dan variasi cuaca
 Riwayat pemeriksaan dan pengobatan yang pernah atau sedang dijalani
oleh pasien
 Semua riwayat alergi terhadap makanan, obat-obatan harus dicantumkan
pada stiker “waspada alergi”

e. Riwayat Kesehatan Keluarga


Biasanya di keluarga pasien memiliki riwayat penyakit keluarga kanker, hiv/aids,
gangguan imun, mengidap alergi.
2. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan Umum
Terdiri atas tingkat kesadaran pasien, TTV pasien
b. Sistem integumen
Biasanya pasien :
- Sensitivitas matahari
- Kulit tegang diatas sendi yang rusak
- Adanya modul subkutaneus diatas tonjolan tulang
- Kemerahan
- Terdapat Eritema : “kupu-kupu” pada pipi dan hidung : nodusum
- Terdapat bercak putih, abu-abu/putih pada mukosa bibir
- Lesi merah sampai ungu / coklat
- Olserasi oral, nasal
- Terdapat kista tulang, tangan, kaki
- Terjadi perlambatan pemulihan luka
c. Sistem syaraf pusat
Biasanya pasien akan mengeluhkan :
- Sakit kepala, parestesia, paralisis, neuritis, terjadi perubahan kesadaran.
- Terjadi gangguan kognitif meliputi kerusakan memori, kerusakan
konsentrasi, penurunan proses berpikir, dan kacau mental.
- Terjadi gangguan motorik meliputi gaya berjalan, kelemahan tungkai
bawah, penurunan koordinasi tangan, tremor dan kejang.
- Perilaku meliputi kurang menjiwai, menarik diri, emosional labil,
perubahan kepribadian, ansietas.
d. Sistem penglihatan
Biasanya pasien mengeluh fotokobia, / berkurangnya lapang pandang
penglihatan, / diplopia, / kebutaan, / pandangan kabur, / katarak, /
kinjungtivitas & ureitis, / proptosis, papiledema.
e. Sistem pernafasan
Biasanya pasien akan mengeluh sesak nafas, / dipsnea, / ispa sering, / batuk, /
takipnea, / sianosis, / pendarahan, / hipertensi pulmoner dan / fibrosis.
f. Sistem Kardiovaskuler
Meliputi palpitasi, lakikardia, nyeri dada dari sedang sampai berat, hipertensi,
murmur, kardiomegali, dan fenimena reynoud’s
g. Sistem gastrointestinal
Keluhan pasien biasanya :
- Anorexia
- Mual muntah
- Disfagia
- Nyeri abdomen
- Kram serta kembung
- Gatal pada rectum
- Penurunan berat badan
- Diare
- Terjadi pendarahan
- Hepatosplenomegali
h. Sistem muskuloskeletal
Pasien biasanya akan mengeluhkan :
 Nyeri dan kekacauan sendi
 Kelemahan muscular
 Parestesia pada tangan dan kaki
 Peradangan/pembengkakan sendi
 Kerusakan fungsi sendi, nodul-nodul subkutan pada tonjolan hati dan
edema jaringan lunak
i. Sistem hematologi meliputi petekie, purpura, mudah
memar, epistaksis dan pendarahan gusi.
DAFTAR PUSTAKA

Handayani, Wiwik & Andi Sulistyo Haribowo, 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan
pada Klien dengan Gangguan Sistem Hematologi. Jakarta : Salemba Medika

Milani, Damar. Modul Pembelajaran Biologi Sistem Pertahanan Tubuh pada Manusia.
Yogyakarta: Budi Utama.

Anda mungkin juga menyukai