Anda di halaman 1dari 10

PEMERIKSAAN FISIK SISTEM INTEGUMEN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah II

Dosen : Bejo Danang, M.Kep

Oleh :

1. Rizka Dwi Septiantini NIM 106117037


2. Sulis Kusuma Dewi NIM 106117038
3. Devina Eka T NIM 106117040
4. Ana Niayu Pratiwi NIM 106117044
5. Gerry Sukma Mauldani NIM 106117045
6. Vanessa Salfadilla NIM 106117046
7. Anggita Sari NIM 106117048
8. Fanny Yuliasari NIM 106117060

STIKES AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH CILACAP

TAHUN AJARAN 2019-2020


Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik pada kulit, rambut dan kuku adalah inspeksi dan palpasi.
Sistem integument meliputi kulit, rambut, dan kuku. Sistem ini berfungsi memberikan
proteksi eksternal bagi tubuh, membantu dalam proses pengaturan suhu tubuh, sebagai
sensor nyeri, dan indera peraba.

A. Kulit
Keterampilan perawat dalam pengkajian fisik dan pemahamanya terhadap
anatomi dan fungsi kulit dapat menjamin bahwa setiap penyimpangan dari keadaan
normal akan dapat dikenali, dilaporkan, dan didokumentasikan. Pemeriksaan pada kulit
adalah non-invasif. Lesi pada kulit bisa saja hanya terjadi pada epidermis, tapi juga bisa
hingga jaringan kulit yang lebih dalam.
Karakteristik kulit normal meliputi :
a. Warna
Warna kulit normal bervariasi antara orang yang satu dengan lainnya, dan
berkisar dari warna gading hingga cokelat gelap. Kulit bagian tubuh yang
terbuka, khususnya di kawasan yang beriklim panas dan banyak cahaya
matahari, cenderung lebih berpigmen daripada bagian tubuh lainnya. Efek
vasodilatasi yang ditimbulkan oleh demam, sengatan matahari, dan inflamsi
akan menimbulkan bercak merah muda atau kemerahan pada kulit. Pucat
merupakan keadaan tidak adanya atau berkurangnya tonus, serta vaskularitas
kulit yang normal dan paling jelas terlihat pada konjungtiva. Warna kebiruan
pada sianosis menunjukan hipoksia selular dan mudah terlihat pada ekstermitas,
dasar kuku, bibir, serta membrane mukosa. Ikterus, yaitu kulit yang
mengunung, berhubungan langsung dengan kenaikan kadar bilirubin serum dan
sering kali terlihat pada sclera, serta membrane mukosa.
b. Tekstur kulit
Tekstur kulit normalnya lembut dan kencang. Pajanan matahari, proses
penuaan, dan perokok berat akan membuat kulit sedikit lembut. Normalnya
kulit adalah elastic dan dapat cepat kembali apabila dilakukan pencubitan yang
sering disebut dengan turgor kulit baik.
c. Suhu
Suhu kulit normalnya hangat, walaupun pada beberapa kondisi pada bagian
perifer seperti tangan dan telapak kaki akan teraba dingin akibat suatu kondisi
vasokontriksi.
d. Kelembapan
Secara normal kulit akan teraba kering apabila disentuh. Pada beberapa kondisi
seperti adanya peningkatan aktivitas dan pada peningkatan kecemasan,
kelembapan akan meningkat.
e. Bau busuk
Kulit normalnya bebas dari segala bau yang tidak mengenakan. Bau yang tajam
secara normal dapat ditemukan pada peningkatan produksi keringat terutama
pada area aksila dan lipat paha.
Beberapa jenis lesi pada kulit adalah sebagai berikut :

1. Lesi primer kulit.


Jenis Lesi Keterangan Gambar

Bula Lesi yang berisi cairan, diameter


>2cm (disebut juga blister).
Disebabkan oleh keracunan getah
pohon ek (jenis pohon yang
batangnya keras), dermatitis lvy
(sejenis tanaman menjalar), bullous
pemfigoid bulosa, luka bakar derajat
2.
Komedo Disebabkan karena tertutupnya
duktus pilosebaceous, eksfoliatif,
terbentuk dari sebum dan keratin.
Komedo hitam komedo terbuka ,
komedo putih komedo tertutup.
Kista Massa semi padat atau kapsul yang
berisi cairan yang berada dalam kulit
(misalnya jerawat).

Macula Datar, berpigmen, bentuknya


melingkar, luasnya < 1cm (misalnya,
bekas rubella).

Nodul Lesi berupa tonjolan, lebih tinggi


dari jaringan sekitar dan lebih dalam
dari pada papula. Meluas hingga
lapisan dermal, berdiameter 0,5 –
2cm.

Papula Inflamasi dengan lesi naik hingga 0,5


cm. Warnanya bisa sama atau
berbeda dengan warna kulit.

Tumor Lesi padat, lebih tinggi dari kulit


sekitar, meluas hingga jaringan
dermal dan subkutan.
Vesikel Permukaan kulit naik, berbatas jelas,
terisi cairan, diameternya < 0,5cm.

2. Lesi sekunder kulit


Jenis Lesi Keterangan Gambar

Atropi Penipisan kulit pada bagian


tubuh tertentu (misalnya proses
penuaan).

Krusta Sebum yang mongering,


eksudat serosa, purulen, atau
sanguineous di bawah kulit
yang mengalami erosi
sehingga muncul
kepermukaan kulit sebagai
vesikel, bula atau pustula.
Erosi Lesi berbatas tidak tegas,
kehilangan lapisan jaringan
epidermis superficial.
Ekskoriasi/Abrasi Garukan / goresan linear,
dengan daerah sekitarnya
mengalami abrasi. Biasanya
dilakukan oleh diri sendiri.

Likenifikasi Lapisan kulit yang menebal,


kulit yang tampak sering
digaruk (misalnya, atopic
dermatitis kronis).

Fisura Belahan pada kulit yang


bertepi rata, dapat meluas ke
lapisan dermal.

Skar Jaringan ikat yang disebabkan


oleh trauma, inflamasi dalam,
atau pembedahan. Berwarna
merah jika baru terjadi, jika
sudah lama akan tampak
berwarna lebih muda dan datar.
Ulkus Kerusakan pada lapisan
epidermal dan dermal, dapat
meluas ke jaringan subkutan.
Biasanya sembuh dengan
menyisakan skar.
1. Inspeksi
 Lihat warna kulit klien bahwa sinar matahari. Normalnya kulit berwarna
cerah merah muda hingga kecokelatan ataupun hitam. Kulit yang tidak
terkena sinar matahari akan berwarna lebih terang, dan tampak pucat pada
orang yang tidak pernah / jarang terpapar sinar matahari.
 Lihat adanya lesi pada kulit (primer ataupun sekunder).
 Lihat apakah kulit klien tampak berminyak.
2. Palpasi
 Raba permukaan kulit, rasakan kelembapannya. Normalnya kulit teraba
lembap, tetapi tidak basah.
 Rasakan suhu pada permukaan tubuh, normalnya tubuh akan teraba hangat.
 Cubit sedikit pada bagian dada, atau lengan bagian dalam. Turgor kulit akan
kembali dalam waktu < 2 detik (nilai normal).
 Untuk mengetahui adanya pitting edema, tekan perlahan pada daerah
pretibialis, dorsum pedis, atau sacrum. Jika ditemukan pitting edema, pada
area yang ditekan akan tampak bekas jari pemeriksa dan akan kembali
dengan lambat (> 2 detik).

B. Rambut

1. Inspeksi
 Perhatikan penyebaran rambut di seluruh tubuh, penyebaran rambut akan
tampak lebih banyak pada pria dibandingkan wanita. Lihat kebersihannya,
catat adanya tinea kapitis, tinea korporis, kutu, dan lain-lain. Lihat
warnanya, warna rambut berbeda-beda tergantung suku bangsanya.
2. Palpasi
 Rasakan apakah rambut berminyak. Tarik sedikit rambut, catat jika ada
kerontokan rambut atau alopesia (rontok berlebihan).

C. Kuku

Kondisi kuku mencerminkan status kesehatan umum, status nutrisi, pekerjaan,


dan tingkat perawatan diri seseorang, bahkan status psikologis juga dapat diungkapkan
dari adanya bukti – bukti gigitan kuku. Sebelum mengkaji, kondisi kuku mencerminkan
status kesehatan umum, status nutrisi, pekerjaan, dan tingkat perawatan diri seseorang
bahkan status psikologis juga dapat diungkapkan dari adanya bukti – bukti gigitan kuku.
Sebelum mengkaji kuku, perawat mengumpulkan riwayat singkat. Bagian kuku yang
paling dapat dilihat adalah plat kuku, lapisan transparan sel epitel yang menutupi
bantalan kuku. Vaskularitas bantalan kuku member warna lapisan di bawah kuku.
Semilunar, area putih dibagian dasar bantalan kuku disebut lunula, yaitu merupakan
dari nama plat kuku terbentuk.

1. Inspeksi
 Perhatikan bentuk kuku dan warna dasar kuku. Normalnya dasar kuku berwarna
merah muda cerah karena mengandung banyak pembuluh darah.
 Sudut normal antara kuku dengan pangkalnya adalah 160 derajat.
 Perhatikan sekitar kuku, apakah ada lesi atau perlukaan.
2. Palpasi
 Tekan ujung jari untuk memeriksa Capillary Refil Time (CRT) yaitu waktu
pengisian balik kapiler. Normalnya akan kembali dalam waktu < 2 detik.

Beberapa kelainan pada kuku :


Jenis Keterangan Gambar

Jari gada Terjadi karena kondisi


(clubbing hipoksia dalam waktu yang
finger) lama.
Sudut antara kuku dengan
dasarnya > 180 derajat.

Koilonika Bentuk kuku seperti


(koilonychia) sendok, disebabkan karena
anemia dalam jangka
waktu yang lama.
Paronikia Ditandai dengan adanya
(paronychia) edema pada dasar kuku.
Diakibatkan karena trauma
atau infeksi yang bersifat
local.

Garis Beau Biasa terjadi karena


penyakit infeksi yang
kronis. Ditandai dengan
garis transversal pada
permukaan kuku.

Onikomikosis Terjadi karena adanya


infeksi jamur pada kuku.

Onycholysis Proses terlepasnya kuku


karena onikomikosis yang
tidak ditangani.
DAFTAR PUSTAKA

https://kmb_slide_pengkajian_sistem_integumen.pdf , di unduh tanggal 8 oktober 2019


pukul 09.25 WIB

https://id.scribe.com/doc/248195203/Makalah-Pemeriksaan-Fisik-Sistem-Integumen, di
unduh tanggal 8 oktober 2019 pukul 09.10 WIB

Anda mungkin juga menyukai