DISUSUN OLEH :
MAESAROH (160210016)
MEYLINDA ANGGITA PUTRY (160210017)
2018
PENGKAJIAN FISIK SISTEM INTEGUMEN
Pengertian
Kulit atau system integument merupakan organ terbesar pada tubuh manusia, membungkus
otot-otot dan organ-organ dalam.
Keterampilan perawat dalam pengkajian fisik dan pemahamannya terhadap anatomi dan
fungsi kulit dapat menjamin bahwa setiap penyimpangan dari keadaan normal akan dapat
dikenali, dilaporkan, dan didokumentasikan.
Warna
Warna kulit normal bervariasi antara orang yang satu dengan yang lainnya, dan
berkisar dari warna gading hingga coklat gelap. Kulit bagian tubuh yang terbuka,
khususnya dikawasan yang beriklim panas dan banyak cahaya matahari, cendrung
lebih berpigmen dari pada bagian tubuh lainnya. Efek vasodilatasi yang ditimbulkan
oleh demam, sengatan matahari dan inflamasi akan menimbulkan bercak merah
muda atau kemerahan pada kulit. Pucat merupakan keadaan tidak adanya atau
berkurangnya tonus serta vaskularitas kulit yang normal dan paling jelas terlihat pada
konjungtiva. Warna kebiruan pada sianosis menunjukkan hipoksia seluler dan mudah
terlihat pada ekstremitas, dasar kuku, bibir, serta membrane mukosa. Ikterus adalah
keadaan kulit yang menguning, berhubungan langsung dengan kenaikan kadar
bilirubin serum dan sering kali terlihat pada sclera serta membrane mukosa.
Tekstur kulit
Tekstur kulit normalnya lembut dan kencang. Pajanan matahari, proses penuaan,dan
perokok berat akan membuat kulit sedikit lembut. Normalnya kulit adalah elastic dan
dapat cepat kembali apabila dilakukan pencubitan yang sering disebut dengan turgor
kulit baik.
Suhu
Suhu kulit normalnya hangat, walaupun pada beberapa kondisi pada bagian perifer
seperti tangan dan telapak kaki akan teraba dingin akibat suatu kondisi vasokontriksi.
Kelembapan
Secara normal kulit akan teraba kering apabila disentuh. Pada beberapa kondisi
seperti adanya peningkatan aktifitas dan pada peningkatan kecemasan, kelmbapan
akan meningkat.
Bau busuk
Kulit normalnya bebas dari segala bau yang tidak mengenakan. Bau yang tajam
secara normal dapat ditemukan pada peningkatan produksi keringat terutama pada
area aksila dan lipat paha.
Efloresensi
Efloresensi adalah pengkajian kelainan kulit yang dapat dilihat dengan mata telanjang (secara
objektif), dan bila perlu dapat diperiksa dengan perabaan. Terdapat 2 macam pengkajian
efloresensi, meliputi :
1. Efloresensi primer adalah kelainan kulit yang terjadi pada permulaan penyakit;
2. Efloresensi sekunder adalah kelainan kulit yang terjadi selama perjalan penyakit.
Efloresensi primer
Efloresensi sekunder
Ulkus Hilangnya
kontinuitas
jaringan pada
dermis atau lebih
dalam, sembuh
dengan
meninggalkan
jaringan perut.
Tujuan
Indikasi
Pada klien dari semua usia, baik yang sehat maupun yang mengalami gangguan pada system
integument
Kontra indikasi
Jangan memijat area kemerahan . pijatan menambah kerusakan pada kapiler jaringan
dibawah kulit dan menaikkan risiko terbentuknya luka tekan.
Alat-alat
1. Pencahayaan yang cukup
2. Penlight
3. Sarung tangan sekali pakai
4. Bengkok
5. Selimut
N TINDAKAN GAMBAR
O
1. Persiapan alat yang
akan digunakan untuk
pemeriksaan
2. Mencuci tangan
3. Jelaskan prosedur
yang akan dilakukan
4. Beri kesempatan
klien untuk bertanya
5. Menutup sampiran
untuk menjaga privasi
6. Memakai sarung
tangan
7. Anjurkan klien untuk
membuka pakaiannya
dan ditutupi dengan
selimut
8. Kaji bagian kulit
secara umum
9. Mengamati warna
kulit dan pigmentasi
klien
Pengertian
Luka bakar adalah suatu kondisi kerusakan jaringan yang dapat diakibatkan oleh trauma
panas, kimia, listrik, cahaya matahari,ataupun radiasi nuklir.
Klasifikasi:
Luas luka bakar dinyatakan sebagai persentase terhadap luas permukaan tubuh.
Untuk menghitung secara cepat dipakai Rule
of Nines dari Wallace. Perhitungan cara ini hanya dapat diterapkan pada orang dewasa,
karena anak-anak mempunyai
proporsi tubuh yang berbeda.2,3 Pada keadaan darurat dapat digunakan cara cepat yaitu
dengan menggunakan luas telapak tangan penderita. Prinsipnya yaitu luas telapak tangan =
1% luas permukaan tubuh.
Area luka bakar Presentase ( dalam persen)
Seluruh kepala (muka dan belakang) 9
Dada 9
Perut 9
Ekstremitas atas (kiri dan kanan) 2x9
Pungggung dan bokong 2x9
Pha dan betis (kiri dan kanan) 4x9
Perineum dan genitelia 1
Total 100
Tatalaksana
Evaluasi ini meliputi jalan napas, pertukaran udara dan stabilitas sirkulasi. Selain itu juga
harus diketahui mekanisme terjadinya luka bakar, ada tidaknya gangguan inhalasi, luka bakar
pada kornea dan intoksikasi karbon monoksida. Beratnya luka bakar ditentukan dengan
menilai derajat serta luas luka bakar.
Langkah-langkah pertolongan pertama:
1. Tidak panic
2. Mengurangi berat luka bakar
Dengan cara memadamkan api atau benda panas(pakaian penderita dilepaskan) dan
pindahkan penderita ke tempat yang aman. Jika luka bakar disebabkan oleh listrik, padamkan
kontak listrik. Jika dikarenakan trauma bahan kimia, irigasi area yang terkena.1 Selimuti
tubuh penderita dengan selimut atau kain bersih jika luka bakar cukup luas.
a. Lakukan primary survey
A – (Airway) : Sumbatan jalan nafas dapat terjadi akibat cedera inhalasi.
Tanda yang mungkin ada yaitu kesulitan bernafas atau suara nafas yang
berbunyi (stridor hoarness), edema mukosa mulut dan jalan nafas,
ditemukan sisa-sisa pembakaran di hidung atau mulut dan luka bakar
mengenai muka atau leher. Cedera ini harus segera ditangani karena angka
kematiannya sangat tinggi.
B – (Breathing) : Ekspansi rongga dada dapat terhambat karena nyeri atau
eskar yang melingkar di dada.
C – (Circulation) : Keluarnya cairan dari pembuluh darah terjadi karena
hiperpermeabilitas pembuluh darah. Hal ini juga menjadi penyebab
terjadinyaacute lung injury akibat edema paru.1 Bila disertai syok (suplai
darah ke jaringan kurang), tindakannya adalah atasi syok lalu lanjutkan
resusitasi cairan.
D – (Disability) : Status neurologis penderita.
Pemeriksaan Fisik
1. Inspeksi:
- Menentukan derajat luka
- Area kulit yang tidak terbakar mungkin dingin dan pucat
- Area kulit yang terbakar akan melepuh, ulkus, nekrosis, atau jaringan parut tebal.
- Mukosa bibir kering
- Tanda-tanda inflamasi
Dalam menentukan ukuran luas luka bakar kita dapat menggunakan beberapa
metode yaitu :
Rule of nine
Merupakan cara yang tepat untuk menghitunng luas daerah yang terhadap luas
permukaan tubuh. Metode lund dan Browder
Metode ini lebih tepat dalam memperkirakan luas permukaan tubuh yang terbakar.
Menyatakan bahwa prosentase luka bakar pada berbagai bagian anatomi, khususnya
kepala dan tungkai, akan berubah menurut pertumbuhan
Metode Telapak Tangan
Pada banyak pasien dengan luka bakar yang menyebar, metode yang dipakai
memperkirakan prosentase luka bakar adalah metode telapak tangan ( palm
methode). Lebar telapak tangan pasien kurang lebih sebesar 1 % LPTT.
2. Palpasi:
- Denyut nadi (frekuensi, kuat lemahnya)
- Suhu pada luka
3. Auskultasi:
- Auskultasi bunyi nafas pada paru
- Auskultasi bising usus
Daftar pustaka