Anda di halaman 1dari 31

Pengkajian Sistem

Integumen
Pengkajian Riwayat Kesehatan

Pada saat merawat pasien dengan


gangguan dermatologik, perawat
mendapatkan informasi penting melalui
riwayat kesehatan pasien dan observasi
langsung.
Anamnesis
⚫Tanyakan pada pasien tentang persepsi tentang pola hidupsehat.
⚫Tanyakan apakah pasien mempunyai binatang peliharaan.
⚫Tanyakan apakah pola nutrisi dan ragam diet yang digunakan dapat
mengubah kondisi kulit pasien.
⚫Tanyakan dalam pola sehari-hari kondisi kulit tentang kekeringan atau
kondisi produksi keringat berlebihan.
⚫Tanyakan pada pasien akan adanya lesi, kemerahan, atau memar. Bisa jadi
merupakan gangguan dari panas, dingin, atau stress, keterbukaan terhadap
materi toksik, berjalan-jalan ke tempat yang terbuka, atau hasil perawatan
kulit.
⚫Apakah pasien memperhatikan adanya perubahan kulit?
⚫Tanyakan apakah pasien banyak bekerja atau menghabiskan waktu
berlebihan di luar. Bila ya, apakah menggunakan pelindung matahari dan
seberapa banyak efeknya.
Pemeriksaan Fisik

⚫Warna
Warna kulit normal bervariasi antara orang yang satu
dengan yang lainnya, dan berkisar dari warna gading
hingga coklat gelap.
⚫Tekstur kulit
Tekstur kulit normalnya lembut dan kencang.
⚫Suhu
Suhu kulit normalnya hangat
⚫Kelembapan
Secara normal kulit akan teraba kering apabila disentuh
⚫Bau busuk
Kulit normalnya bebas dari segala bau yang tidak
mengenakan.
Efloresensi
⚫Efloresensi adalah pengkajian kelainan kulit
yang dapat dilihat, dengan diperiksa dengan
perabaan.
⚫terdapat dua macam pengkajian efloresensi
meliputi :
1. Efloresensi primer adalah kelainan kulit
yang terjadi pada permulaan penyakit.
2. Efloresensi sekunder adalah kelainan kulit
yang terjadi selama perjalanan penyakit.
Efloresensi Eflorasensi
Primer sekunder
Contoh Lesi: Contoh Lesi:
⚫Macula
• Skuama
⚫Papula • Erosi
⚫Nodul • Ekskoriasi
⚫Tumor • Ulkus
⚫Vesikula • Kusta
⚫Bula • Sikatriks
⚫Pustule • Fisura
⚫urtika
1. Efloresensi
Primer
LESI

a)Makula

Perubahan warna kulit


yang tegas dengan
ukuran dan bentuk
bervariasi tanpa
disertai peninggian
atau cekungan (bila
diameter > 1 cm
disebut Patch)
Lesi

d) Tumor
Karakteristik:
Seperti nodul tapi lebih
besar
dari nodul
Lesi

b) Papula
Karakteri
stik:
Peninggian kulit yang solid
dengan diameter <1 cm &
bagian terbesarnya berada
diatas permukaan kulit
(bila papula bergabung
dengan diameter > 1 cm
dan permukaan datar
disebut plakat)
Lesi

c) Nodul
Karakteri
stik:
Seperti papula,
berbentuk kubah,
umu yan menunjuk
ukuran >1 cm dan lebih
adanya
m suatu massa
dalam, g kan tumor
baik jinak istilah
merupakan
maupun ganas yang
ukurannya
>2 cm
Lesi

e) Vesikula
Karakteristik:
Peninggian kulit
berbatas tegas berisi
cairan dengan ukuran <
1 cm, dapat pecah
menjadi srosi atau
dapat bergabung
menjadi bula
Lesi

f) Bula
Karakteristik:
Peninggian kulit berbatas
tegas berisi cairan
dengan ukuran > 1cm
Lesi

g)
Pustula
Karakteri
stik:
Seperti halnya vesikula
tetapi isinya pus &
berada di atas kulit yang
meradang
Lesi

h)
U
rtika
Peningg kulit
ian
katrena
Karakteri yang
edema
pada datar
dermis
stik:
bagian atas. Bersifat
gatal, timbulnya cepat,
hilangnya cepat, pori-
pori melebar, warna
pucat
Lesi

i) Abses
Karakteri
stik:
kumpulan nanah (netrofil
yang telah mati) yang
adan pros infeksi
terakumulasi
oleh bakteridi
atau sebuah
ya es (biasanya
kavitas jaringan karena
parasit)atau
karena adanya benda
asing (misalnya serpihan,
luka peluru, atau jarum
suntik)
1. Efloresensi
Sekunder
Lesi

a)
Skuama
Karakteri
stik:
Partikel epidermal dapat
kering atau berminyak,
tipis ataupun tebal dan
dilapisi masa keratin.
Warnanya bervariasi
putih keabu-abuan,
merah, kuning, atau
coklat
Lesi

b) Erosi
Karakteristik:
Hilangnya lapisan kulit
sebatas epidermis dan
sembuh tanpa
meninggalkan jaringan
parut
Lesi

c)
Ekskori
asi
Karakteristik:
Hilangnya jaringan
sampai
dengan stratum papilare
Lesi

d) Ulkus
Karakteristik:
Hilangnya kontinuitas
jaringan pada dermis
atau lebih dalam
sembuh dengan
meninggalkan jaringan
parut
Lesi

e)
K
rusta
Karakteri
stik:
Pengeringancairan
tubuh bercampur epitel
debris bakteri
Lesi

f) Sikatriks
Karakteristik:
Pembentukan jaringan baru yang
sifatnya lebih banyak
mengandung jaringan ikat untuk
mengganti jaringan yang rusak
akibat penyakit atau trauma
pada dermis yang lebih dalam.
Bisa atrofi disebut sikatriks
atrofi, bila membesar disebut
sikatriks hipertrofi
Lesi

g) Fisura
Karakteri
stik:
Retakan kulit yang linier
sepanjang epidermis
atau sampai dermis,
dapat multipel
Prosedur Pemeriksaan Fisik Integumen

Alat khusus
⚫Stetoscop
⚫Pencahayaan yang cukup
⚫Sarung tangan sekali apaki

Persiapan pasien
⚫Untuk pengakjian total Seluruh permukaan
kulit,pasien harus melakukan beberapa posisi
⚫Area yang diperiksa sebaiknya terbuka penuh.
⚫Bila area yang hendak diperiksa tidak bersih atau
tertutup kosmetik, mungkin kulit perlu dibersihkan
untuk memungkinkan inspeksi yang adekuat.
Teknik pengkajian

⚫Inspeksi warna dan pigmentasi kulit.


Bandingkan warna dari bagian simetris tubuh.
Beri perhatian lebih pada area sekitar
pemasangan gif.
⚫Perhatikan bidang atau area kulit dimana
terjadi variasi warna.
⚫Kaji adanya hiperemi atau kemerahan pada
kulit
⚫Palpasi suhu kulit dengan bagian dorsal atau
punggung tangan. Bandingkan bagian tubuh yang
simetris. Bandingkan bagian tubuh atas dan
bagian tubuh bawah.
Teknik pengkajian
⚫Palpasi dengan ujung jari daerah permukaan
kulit untuk merasakan kelembabanya.
⚫Palpasi suhu kulit dengan bagian dorsal atau
punggung tangan. Bandingkan bagian tubuh yang
simetris. Bandingkan bagian tubuh atas dan
bagian tubuh bawah.
⚫Tekan ringan kulit dengan ujung jari untuk
menentukan keadaan strukturnya.
⚫Palpasi ringan kuit untuk memeriksa
kelmbutan, ketegangan, dan kedalaman lesi
eprmukaan. Palpasi lebih dala apada area yang
tampak tidak biasa.
Teknik pengkajian
⚫Inspeksi adanya lesi untuk warna, ukuran, lokasi, jenis, kelompok,
dan cara penularan
⚫Inspeksi setiap area edema mengenai lokasi, warna dan bentuk.
⚫Palpasi setiap area edema tentang mobilitas, konsistensi, dan nyeri
tekan. Untuk mengkaji pitting edema, tekan kuat area tersebut
selama lima detik dan lepaskan.
⚫Catat warna kulit
⚫kaji tekstur kulit
⚫Kaji suhu pada pasien yang beresiko gangguan sirkulasi, yaitu mereka
dengan gips atau balutan yang ketat.
⚫Rekam warna, bau, jumlah, dan konsistensi dari cairan yang keluar
dari lesi
⚫Jangan memijat area kemerahan
⚫Catat adanya pucat, lecet, bintil-bintil, atau tak adanya lapisan
superficial kulit (tanda awal terbentuknya luk tekan)
Pengkajian Kuku

Sebelum mengkaji, kondisi kuku


mencerminkan status kesehatan umum, status
nutrisi , pekerjaan dan tingkat perawatan diri
seseorang. Bahakan status psikologis juga dapat
diungkapkan dari adanya bukti-bukti gigitan
kuku
Inspeksi dan palpasi kuku

⚫Perawat menginspeksi warna bantalan kuku,


kebersihan, panjang, ketebalan dan bentuk plat
kuku, tektur kuku, sudut antara kuku dan
bantalan kuku, serta kondisi lipatan kuku lateral
dan proksimal disekitar kuku
⚫Kuku normalnya transparan, halus, melengkung
dengan baik, dan cembung dengan sudut
bantalan kuku sekitar 160 derajat. Kutikula di
sekelilingnya halus, utuh, dan tanpa inflamasi.
⚫Jari tabuh (clubbing finger) dengan sudut kuku
lebih dari 180 derajat merupakan manifestasi
dari kondisi hipoksia
Palpasi kuku
Mengetahui warna bantalan kuku.
⚫Pada saat ditekan, saat dipencet dan
dilepas bantalan kuku tampak putih atau
memucat, tetapi warna merah muda harus
segera kembali, maka mengindikasikan
adanya insufiensi sirkulasi. warna kebiruan
atau keunguan pada banatalan kuku
memberitahukan terjadinya pada sianosis.
Warna putih atau pucat terjadi karena
anemia.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai