Anda di halaman 1dari 112

MODUL 1

DERMATITIS
Elisabeth Tiara Maharani 1910007
Steven Zerin Putra Kusmawan 1910013
Daniel Welson 1910028
Timothea Aletha Dysa Puteri 1910056
Balqist Sriprobo Pangestuti 1910066
Kristabella Bethania 1910086
Rosari Artauli Silalahi 1910088
Ghinaa Raudhatul Jannah 1910142
TERMINOLOGI
1. Kronik residif
Penyakit menahun dan mudah untuk kambuh
2. Papula eritema
Adalah eritema yang menonjol kecil, berbatas tegas dan padat
pada kulit diameternya < 0,5 cm
3. Plak eritema
kelainan kulit berupa bercak merah menimbul dan padat Ekskoriasi
dengan diameter > 0,5 cm
4. Ekskoriasi
Adalah lecet kulit yang disebabkan kehilangan lapisan kulit
sampai stratum papilare yang ditandai adanya bintik
perdarahan
5. Krusta
Adalah Cairan badan yang mengering
6. Pruritus
Adalah sensasi yang tidak menyenangkan pada kulit
menimbulkan keinginan untuk menggaruk.
7. Garis Dennie morgan
Adalah garis berupa lipatan di bagian bawah kelopak
mata.
8. Allergic salute
Adalah kebiasaan menyeka dan / atau menggosok
hidung yang menimbulkan garis atau lipatan pada
hidung.
● Pitiriasis Alba: kelainan kulit yang ditandai dengan
bercak eritema yang tidak jelas, bersisik,
samar-samar. Lesi ini meninggalkan daerah
hipopigmentasi yang kemudian perlahan-lahan
kembali ke pigmentasi normal.
● Karies Dentis: Area gigi yang rusak permanen
yang berkembang menjadi lubang kecil.
Penyebabnya antara lain bakteri, ngemil,minum
minuman manis, dan pembersihan gigi yang
buruk.
● Keratosis Pilaris: kelainan keratinisasi folikel
rambut pada kulit bermanifestasi sebagai papula
keratotik folikulosentris yang kecil dan kasar,
sering digambarkan sebagai benjolan ayam, kulit
ayam
● Xerosis: kulit kering
● Gutata: lesi dengan diameter < 0.5 cm (sebesar
tetesan air)
● Plakat: lesi di kulit sebesar telapak tangan
● Krusta Sanguinolenta: krusta yang disebabkan
eksudat atau jaringan granulasi

Gutata
Histologi
Kulit
Atlas of Histology with Functional and Clinical Correlations
Histologi Kulit
Kulit merupakan organ tubuh yang terberat, yaitu 15%-20% berat tubuh total.
1. Epidermis, merupakan epitel berasal dari ektoderm. Folikel rambut, kuku,
glandula sebacea dan glandula sudorifera merupakan derivat epidermis.
2. Dermis (corium), terdiri dari jaringan pengikat, berasal dari mesoderm
mengandung pembuluh darah.
3. Di bawah kulit (dermis) terdapat subkutis (hipodermis), yang tidak termasuk
bagian kulit yang merupakan jaringan pengikat longgar yang biasanya
mengandung jaringan lemak, menghubungkan kulit secara longgar dengan
jaringan di bawahnya yaitu fascia superficialis.

Kulit berdasarkan tebal tipisnya epidermis dibagi menjadi:


● Kulit tebal terdapat pada vola manus (telapak tangan) dan planta pedis
(telapak kaki) dan tebal epidermis 400-1400μ.
● Kulit tipis terdapat pada seluruh tubuh kecuali vola manus dan planta pedis
dan tebal epidermis 75-150 μm.
Struktur Kulit
Lapisan Epidermis
Kulit Tebal
Lapisan Epidermis Kulit tebal
Kulit Tipis
Pada epidermis ditemukan 2 sistem:

● Sistem malpighi (keratinosit): adalah bagian epidermis yang sel-selnya akan mengalami
keratinisasi, terdiri dari stratum basalis dan stratum spinosum. Epidermis manusia diperbaharui
15-30 hari, tergantung usia, dan faktor lain.

● Sistem pigmentasi (melanosit): berasal dari crista neuralis / neural crest (ektoderm) dan akan
memasuki kulit pada 3-6 bulan kehidupan intra uterine. Melanosit adalah sel berbentuk bundar
hingga silindris yang mempunyai prosesus panjang bergelombang menjulur dari permukaan sel
dan menembus ruang interseluler stratum spinosum
Perbedaan Kulit Tebal dan Kulit Tipis
Fisiologi
Kulit
Fungsi Kulit
● Proteksi : Terdapat keratin, lipid, sebum, pigmen melanin, sel langerhans
● Termoregulasi : Mengeluarkan keringat pada permukaannya, Menyesuaikan
aliran darah pada dermis
● Reservoir darah : membawa 8-10% dari aliran darah total pada orang dewasa
● Organ sensorik : Sensasi taktil, termal, nyeri
● Ekskresi dan absorpsi : kulit hanya memiliki sedikit peranan dalam ekskresi dan
absorpsi.
● Sintesis vitamin D : Membutuhkan aktivasi molekul prekursor dalam kulit oleh
sinar UV
Reaksi
Hipersensitivitas
Definisi
Reaksi berlebihan, tidak diinginkan karena terlalu sensitifnya respon imun
(merusak, menghasilkan ketidaknyamanan, dan terkadang berakibat fatal)
yang dihasilkan oleh sistem imun, Bersifat merugikan terhadap penjamu.
Hipersensitivitas Tipe I
Hipersensitivitas Tipe 2
Hipersensitivitas Tipe 3
Hipersensitivitas Tipe 4
Morfologi
Kelainan Kulit
Distribusi
● Lokalisata : terbatas pada suatu bagian/regio/lokasi tertentu
● Regioner : mengenai regio tertentu/berbagai regio tubuh
● Generalisata : menyebar pada sebagian besar tubuh/mengenai banyak regio tubuh
● Universalis : mengenai > 90% atau seluruh tubuh
Pola Karakteristik Khusus
● Simetris : mengenai kedua sisi tubuh pada regio yang sama
● Asimetris : mengenai kedua sisi tubuh pada lokasi yang berbeda
● Unilateral : hanya mengenai satu sisi tubuh
● Dermatomal : mengenai daerah yang dipersarafi dermatom yg sama
Lokasi
● Flexural : mengenai daerah flexor tubuh
● Extenso : mengenai daerah ekstensor
● Intertriginosa : pada lipatan-lipatan tubuh
● Telapak tangan
● Telapak kaki
Lesi
● Jumlah
○ Soliter: hanya ada 1 lesi
○ Multiple
● Penyebaran
○ Diskret: terpisah satu-satu
○ Konfluens: menyatu
● Batas
○ Tegas
○ Tidak tegas
Bentuk dan Susunan
● Asinar
● Polisiklik
● Korimbiformis
● Umbilicated
● Anular
● Linear
● Irisformis
● Herpetiformis
● Zosteriform
Ukuran
● Miliar: sebesar kepala jarum pentul
● Gutata: sebesar tetesan air
● Lentikular: sebesar biji jagung
● Numular: sebesar uang logam
● Plakat: sebesar telapak tangan

Permukaan
● Datar/tidak rata/menimbul/tidak timbul
Efloresensi Primer
● Makula: perubahan warna kulit,tegas,tdk timbul
● Papula: timbul,padat,hiperplasia keratinosit(bruntus)
● Nodus: bulat >1cm, timbul, terdapat di subcutis (benjolan)
● Plak: penonjolan dangkal >1cm (beruntus yg bergabung)
● Vesikel: gelembung berisi cairan,<½ cm,punya dasar
● Bulla: vesikel berukuran lebih besar
● Pustula: vesikel bernanah
● Urtika: edema setempat,timbul mendadak,hilang perlahan
● Abses: kumpulan nanah di jaringan,kutis/subcutis
● Kista: ruang berdinding epitel,berisi cairan/sel/produk sel. Lunak,
timbul, bulat/lonjong
Efloresensi Sekunder
● Krusta: cairan tubuh yg mengering di permukaan tubuh
● Skuama: stratum corneum yang terlepas di kulit
● Erosi: kerusakan kulit,tidak melebihi stratum basalis
● Ekskoriasi: hilangnya jaringan kulit sampai papil dermis
● Fissura: hilangnya kontinuitas kulit, bentuk linear
● Ulkus: hilangnya jaringan lebih dari ekskoriasi, punya tepi,
dinding, dasar, dan isi
● Sikatriks: jaringan kulit yang tidak utuh, epitel jar.ikat
Efloresensi Khusus
● Canaliculi: terowongan di epidermis
● Komedo: penyumbatan gld. sebacea oleh massa sebacea dan keratin
● Telengektasis: vasodilatasi kapiler yg menetap & kronis
● Milia: nodus putih,diameter<1-2 cm
Dermatitis
Definisi
Peradangan kulit (epidermis dan dermis) sebagai respon terhadap
faktor eksogen dan atau faktor endogen, menimbulkan kelainan klinis
berupa efloresensi polimorfik (eritema, edema, papul, vesikel, skuama,
linefikasi) dan gatal.

https://jurnal.uimedan.ac.id/i
ndex.php/JURNALKEPERAWATA
N/article/view/243
Etiologi
Penyebab dermatitis dapat berasal dari agen luar (eksogen), seperti
misalnya bahan kimia, fisik (sinar), mikroorganisme (bakteri, jamur),
ataupun dari agen dalam (endogen), misalnya dermatitis atopic.

http://repository.poltekes-kdi.ac.id
Faktor risiko
● Usia → dapat terjadi pada semua usia, tetapi dermatitis atopik
lebih sering terjadi pada anak-anak
● Faktor Lingkungan
● Faktor keluarga
● Alergi dan asma

https://www.mayoclinic.org/dis
eases-conditions/dermatitis-ec
zema/symptoms-causes/syc-203
52380
Epidemiologi
● Dermatitis ditemukan pada 70% penderita dengan faktor
predisposisi seperti asma,rhinitis alergika, dan alergi makanan
● Prevalensi dermatitis atopik lebih sering terjadi pada anak
daripada orang dewasa.
● Di Indonesia prevalensi dermatitis kontak sangat bervariasi.
Sekitar 90% penyakit kulit akibat kerja merupakan dermatitis
kontak, baik iritan maupun alergik.
Klasifikasi
1. Dermatitis Kontak
● Dermatitis Kontak iritan
● Dermatitis Kontak alergik
2. Dermatitis Atopik
3. Dermatitis Seboroik
4. Dermatitis Numularis
Dermatitis
Atopik
Definisi
Dermatitis atopik adalah penyakit kulit inflamasi kronis yang
terutama dimulai pada masa kanak-kanak dengan perjalanan yang
bervariasi dengan gejala khasnya adalah rasa gatal.

Dermatitis Atopik (DA) merupakan peradangan kulit yang bersifat kronis


berulang, disertai rasa gatal, timbul pada tempat predileksi tertentu dan
berhubungan dengan penyakit atopi lainnya, misalnya rinitis alergi dan asma
bronkial. (PPK PERDOSKI 2017)
Etiologi
● Faktor genetik
○ Mutasi gen filaggrin
○ Riwayat atopi
● Faktor lingkungan
● Faktor imunologi
Faktor risiko
● Faktor genetik
● Faktor lingkungan
- Sensitif terhadap wol, bulu kucing, bulu anjing, ayam.
- Makanan: susu, telur, kacang, ikan laut, kerang laut dan gandum
- tungau debu rumah, serbuk sari buah dan jamur kecoa
● Infeksi saluran nafas

https://www-ncbi-nlm-nih-gov.translate.goo
g/pmc/articles/PMC4004110/?_x_tr_sl=en&_
x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=nui,sc
Epidemiologi
● Terlihat pada sekitar 10% hingga 30% anak-anak
● 2% hingga 10% orang dewasa di negara maju.
● Prevalensi ini telah meningkat dua sampai tiga kali lipat dalam
beberapa dekade terakhir.
● Sekitar 95 % terjadi pada usia < 5 tahun

https://www-ncbi-nlm-nih-gov.translate.goo
g/pmc/articles/PMC4004110/?_x_tr_sl=en&_
x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=nui,sc
Klasifikasi
1) Fase infantil (0-2 tahun)
Dermatitis atopik paling sering muncul pada tahun pertama
kehidupan,biasanya setelah usia 2 bulan. Lesi mulai di muka (dahi, pipi)
berupa eritema, papulo-vesikel yang halus, karena gatal digosok, pecah,
eksudatif, akhirnya terbentuk krusta.

2) Fase anak (usia 2 - 12 tahun)


Merupakan kelanjutan bentuk infantil atau timbul sendiri ,Lesi pada
dermatitis atopik anak berjalan kronis akan berlanjut sampai usia sekolah dan
predileksi biasanya terdapat pada lipat siku, lipat lutut, leher dan
pergelangan tangan.
http://eprints.undip.ac.id
3) Fase Dewasa ( > 12 tahun)
Pada dermatitis atopik bentuk dewasa mirip dengan lesi anak usia
lanjut (8-12 tahun),didapatkan likenifikasi terutama pada daerah
lipatan-lipatan tangan. Lesi kering, agak menimbul, papul datar dan
cenderung bergabung menjadi plak likenifikasi dengan sedikit skuama,
sering terjadi ekskoriasi dan eksudasi karena garukan
Patogenesis & Patofisiologis
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6399565/
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6399565/
Mekanisme Pruritus
Menurut Rajka, Mekanisme pruritus sebagai berikut :
○ Akibat adanya rangsang imunologik dan nonimunologik kemudian
dilepaskan mediator peradangan dan enzim proteolitik
■ Pengaktifan sel T pada reaksi inflamasi menghasilkan IL-31 yang
mengakibatkan pruritus
■ Adanya protease dan derivat dari eosinophil mengakibatkan
pruritus
○ Ambang rangsang gatal yang rendah (faktor intrinsic kulit)

Pruritus menyebabkan pasien menggaruk (trauma mekanis), yang merangsang


pelepasan sitokin pro-inflamasi & kemokin berlebih (itch-scratch-cycle)
Gejala Klinik
Bentuk infantil (2 bulan - 2 tahun) Bentuk anak (3-11 tahun)
● Predileksi : dahi, pipi, scalp, leher, ● Predileksi : lipat siku, lipat lutut,
pergelangan tangan dan tungkai serta pergelangan tangan bagian dalam
lutut (pada anak mulai merangkak) (fleksor), kelopak mata,
(ekstensor). kadang-kadang wajah.
● Lesi berupa eritema, papul, vesikel ● Lesi berupa papul, sedikit eksudatif,
halus, eksudatif, krusta. sedikit skuama, likenifikasi, erosi.
Terkadang disertai pustule
Gejala klinik
Bentuk remaja dan dewasa (12-30 tahun)
● Predileksi : lipat siku, lipat lutut,
samping leher, dahi, sekitar mata,
tangan dan pergelangan tangan
(fleksor). Terkadang ditemukan
kelainan setempat, bibir (kering,
pecah”, bersisik), vulva, puting susu
atau scalp.
● Lesi berupa plak papular
eritematosa, skuama, likenifikasi,
kadang erosi dan eksudasi. Terjadi
hiperpigmentasi
Gejala Klinik
● Pruritus
● Papula
● Likenifikasi
● eritema, papulo-vesikel , erosi ,ekskoriasi, dan krusta.
Kriteria
Kriteria Diagnosis Dermatitis Atopik Menurut Hanifin-Rajka

Sudigdoadi. Singkat dermatitis atopik. Dalam: Kartasasmita CB, Supandiman I, penyunting. Pedoman
penatalaksanaan alergi dan imunologi. Bandung. 2006.
Modifikasi Kriteria Diagnosis Dermatitis Atopik Menurut Hanifin-Rajka
Kriteria william
Pemeriksaan Penunjang
● Immunoglobulin → Kadar IgE biasanya meningkat pada 80 sampai 90% penderita DA.
● Bakteriologi → Pada kulit penderita DA yang aktif biasanya sering dijumpai bakteri
patogen seperti Staphylococcus aureus walaupun tanpa gejala klinis infeksi.
● Uji tusuk (Skin Prick Test) → Merupakan uji kulit yang sering dilakukan pada anak yang
dicurigai menderita DA. Tempat uji adalah pada volar lengan bawah dengan jarak 2 cm
dari pergelangaan tangan dan lipat siku.
Penatalaksanaan
Prinsip:
- Edukasi dan empowerment pasien
- Menghindari dan memodifikasi faktor pencetus
- Mempertahankan dan memperkuat fungsi sawar kulit
- Anti-inflamasi
- Mengendalikan dan mengeliminasi siklus gatal-garuk

PERDOSKI HLM. 192 PHARMACOTHERAPY HANDBOOK HLM. 189, 200


Sistemik:
- Terapi gatal: antihistamin intermiten/jangka pendek. Non sedatif untuk pagi
hari/sedatif untuk malam hari bila menyebabkan gangguan tidur.
- DA dengan infeksi sekunder yg luas atau tidak berespons dengan terapi topikal
diberi antibiotik selama 7 hari.
- Lini 1: amoksilin-klavulanat, sefaleksin. Bila alergi penisilin dapat diberikan
eritromisin.
- Lini 2: eritromisin, sefalosporin generasi 2, methycillin-resistant
Staphylooccus aureus (MRSA).
- Kortikosteroid (prednison, metilprednidsolon, triamsinolon) pemberian singkat
(sampai dengan 1 minggu) untuk DA eksaserbasi akut/kronik/berat/luas, rekalsitran.
- Siklosporin-A: DA berat, refrakter terhadap terapi konvensional, pada pasien DA
anak dan dewasa. Dosis 3-5 mg/kgBB/hari atau dewasa 150 mg/300 mg setiap hari
- Antimetabolit: mofetil mikofenolat (DA refrakter) (A,1), metotreksat (DA rekalsitran),
azatioprin (DA berat)
Lain-lain: fototerapi

Rawat Inap: eritrodema, infeksi sistemik berat

Tindak lanjut: Pemantauan hasil uji tusuk alergen hirup (tungau debu rumah) dan
alergen makanan (misalnya susu sapi). Bila sangat dibutuhkan, dilakukan uji
DBPCFC, bekerja sama dengan subspesialis alergi anak. Edukasi sesuai hasil uji
tersebut
Topikal:

- Kompresi luka basah NaCL 0.9%


- Kortikosteroid topikal potensi lemah pada bayi, lemah-sedang pada anak dan kuat
pada dewasa
- Pada wajah dan fleksura KST sedang 5-7 hari-> KST ringan / IKT
KST 2 kali sehari sampai lesi terkontrol atau selama 14 hari
- Lesi terkontrol KST 1 kali sehari + pelembab
Fase pemeliharaan: KST lemah intermiten dilanjutkan 1 kali seminggu pada daerah ‘hot
spot’
Infeksi lokalisata:
- Jamur: KST + derivat azol
- Bakteri: KST + asam fusidat
- DA inflamasi berat dan rekalsitran: KST + asam fusidat atau mupirocin
Pencegahan
Edukasi
1. Penjelasan kepada pasien, keluarga atau caegivers mengenai penyakit, terapi, serta prognosis.
2. Memberi edukasi cara merawat kulit dan menghindari pengunaan obat obat tanpa sepengetahuam
dokter
3. Penjelasan mencakup semua masalah yang berkaitan dengan DA (gejala, penyebab, faktor pencetus,
prognosis, tatalaksana)
4. Perawatan kulit pasien DA :
a. Mandi air hangat
b. pH rendah
c. Pelembab
5. Menghindari faktor pencetus
6. Edukasi terapi DA :
a. Dosis
b. Cara pakai
c. Lama terapi
d. Penghentian terapi

perdoski.id
● Menggunakan moisturizer/pelembab
● Mencoba dan mengidentifikasi dan menghindari pemicu yang memperburuk
kondisi
● Mengeringkan diri dengan hati hati

mayoclinic.org
Komplikasi
● Asthma and Rinitis
● Chronic itchy, scaly skin.
● Infeksi Kulit
● Irritant hand dermatitis.
● Dermatitis Kontak Alergi

mayoclinic.org
Prognosis
● Quo Ad Vitam : Ad bonam
● Quo Ad Functionam : Ad bonam
● Quo Ad Sanationam : Dubia Ad Malam, karena merupakan kulit inflamasi yang
bersifat kronis berulang, namun tergantung dari penatalaksanaan untuk mencegah
kekambuhan

DA yang bermula sejak bayi, sebagian (± 40%) sembuh spontan, sebagian berlanjut ke
bentuk anak dan dewasa. Ada pula yang menyatakan bahwa 40-50% sembuh pada usia 15
tahun. Sebagian besar menyembuh pada usia 30 tahun.

perdoski.id
Dermatitis
Kontak Iritan
Definisi
Respons kulit non-spesifik dan non-alergi terhadap
kerusakan kimiawi langsung dari agen korosif yang
melepaskan mediator inflamasi terutama dari sel
epidermis tanpa proses sensitisasi.

https://emedicine.medscape.com/article/1049353-ov
erview#a2
Epidemiologi
DKI dapat dialami oleh semua orang tanpa memandang umur, jenis kelamin, dan ras.

❖ Dapat diderita semua orang sehingga jumlah penderitanya lebih banyak


dibanding DKA
❖ Sering berhubungan dengan pekerjaan namun angka sulit diketahui
❖ 50% occupational disease (dermatitis occupational meliputi 80% dari penyakit
kulit)
❖ Usia 45-65 tahun
❖ Banyak pada IRT akibat kontak dengan detergen, sarung tangan, atau sepatu
karet
❖ Predisposisi: berkaitan dengan pekerjaan
❖ lebih sering di wanita daripada pria disebabkan oleh faktor lingkungan bukan
faktor genetik
Faktor Risiko
● Ditemukan pada orang-orang yang terpajan oleh bahan iritan
● Riwayat kontak dengan bahan iritan pada waktu tertentu
● Pasien bekerja sebagai tukang cuci, juru masak, kuli bangunan, montir,
penata rambut.
● Riwayat dermatitis atopik
● Endogen: usia (<8 tahun, dan usia lanjut lebih mudah iritasi), jenis
kelamin, ras, kulit putih lebih rentan, lokasi dan dermatitis yg ada
sebelumnya
● Eksogen: kondisi lingkungan
Etiologi
● Dermatitis kontak iritan terjadi karena kulit berkontak dengan
bahan iritan
● misalnya bahan pelarut, deterjen, minyak pelumas, asam, alkali,
dan serbuk kayu yang biasanya berhubungan dengan
pekerjaan.
Klasifikasi
Klasifikasi berdasarkan etiologi:

● Reaksi iritan:

1. Merupakan dermatitis subklinis pada seseorang yang terpajan dengan


pekerjaan basah, misalnya penata rambut dan pekerja logam dalam beberapa
bulan pertama, kelainan kulit monomorfik (efloresensi tunggal) dapat berupa
eritema, skuama, vesikel, pustul, dan erosi.

2. Umumnya dapat sembuh sendiri, namun menimbulkan penebalan kulit, dan


kadang-kadang berlanjut menjadi DKI kumulatif.
● DKI traumatik:
1. Kelainan kulit berkembang lambat setelah trauma panas atau laserasi.

2. Gejala seperti dermatitis numularis (lesi akut dan basah).


3. Penyembuhan lambat, paling cepat 6 minggu.
4. Predileksi paling sering terjadi di tangan.

● DKI non eritematosa:

Merupakan bentuk subklinis DKI, ditandai dengan perubahan fungsi sawar


stratum korneum, hanya ditandai oleh skuamasi ringan tanpa disertai
kelainan klinis lain.
● DKI subyektif/ DKI sensori:
Kelainan kulit tidak terlihat, namun penderita merasa seperti
tersengat (perih) atau terbakar (panas) setelah kontak dengan bahan
kimia tertentu, misalnya asam laktat.
Patogenesis
dan
Patofisiologi
Gejala Klinik
● Lesi eritema yang terasa panas dan berbatas tegas
● Ulcus
● Spongiiosis
● Likenifikasi
● Gatal dan nyeri
Pemeriksaan Penunjang
● Anamnesis dan MK
● Uji tempel ( AtopyPatch Test) → Uji ini banyak digunakan untuk mengidentifikasi reaksi
alergi terhadap aeroalergen pada DA.
Penatalaksanaan
Non-Medikamentosa:
- Identifikasi dan penghindaran terhadap bahan iritan tersangka
- Anjuran APD (sarung tangan, apron, bot)
Medikamentosa:
- Sistemik: simtomatis, sesuai gejala dan klinis
- Sakit berat: KSO setara dengan prednisone 20mg/hari jangka pendek.
- Topikal:
- Pelembab kaya kandungan lipid, vaselin (petrolatum)
- Basah (madidans): kompres terbuka NaCL 0,9%
- Kering: krim flutikason propionat, klobetasol butirat.
- Dermatitis kronis: klobetasol propionate interiten.

- kasus berat: Inhibitor kalsineurin/ fototerapi, imunosupresif sistemik( azatioprin/siklosporin)


- superinfeksi bakteri: antibiotik topikal/sistemik.
Pencegahan

● Edukasi mengenai prognosis, informasi mengenai penyakit, serta perjalanan


penyakit yang akan lama walaupun dalam terapi dan sudah modifikasi
lingkungan pekerjaan, perawatan kulit
● Edukasi mengenai penggunaan alat pelindung diri yang sesuai dengan jenis
pekerjaan, bila dermatitis berhubungan dengan kerja
● Edukasi mengenai perawatan kulit sehari-hari dan penghindaran terhadap
alergen

perdoski.id
● Hindari faktor penyebab
● Menggunakan pakain protektif, seperti baju lengan panjang, celana
panjang dan sarung tangan untuk proteksi kulit dari alergen dan iritan
● Jika terekspos, langsung cuci daerah yang terkena menggunakan sabun
dan air

emedicinehealth
Komplikasi
Infeksi sekunder

perdoski.id
Prognosis
Pada kasus dermatitis kontak ringan, prognosis sangat bergantung pada
kemampuan menghindari bahan iritan penyebab. Pada kasus dermatitis kontak
yang berat diakibatkan pekerjaan, keluhan dapat bertahan hingga 2 tahun
walaupun sudah berganti pekerjaan.

perdoski.id
Dermatitis
Kontak Alergi
Definisi
Dermatitis kontak alergi (DKA) adalah dermatitis yang terjadi
akibat pajanan dengan bahan alergen di luar tubuh, diperantai
reaksi hipersensitivitas tipe 4

PPKPERDOSKI2017.
Epidemiologi
1. Dibandingkan dengan dermatitis kontak iritan, jumlah penderita dermatitis
kontak alergik lebih sedikit, karena hanya mengenai orang yang kulitnya
hipersensitif
2. Prevalensi :
a. The National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES) = 13,6
kasus / 1000 populasi
b. “Swedish study” = 2,7 kasus / 1000 populasi
3. ♀>♂
4. Pada umur > 70 tahun, etiologi tersering adalah obat tipikal

https://emedicine.medscape.com/art
icle/1049216-overview#a1
Faktor Risiko
● Ditemukan pada orang - orang yang terpajan oleh bahan alergen.
● Riwayat kontak dengan bahan alergen pada waktu tertentu
● Riwayat dermatitis atopic atau riwayat atopi diri dan keluarga

www.ncbi.nlm.nih.gov
Etiologi
● Penyebab alergi tidaklah jelas walaupun tampaknya terdapat
predisposisi genetik.
● Predisposisi tersebut dapat berupa pengikatan IgE yang berlebihan,
mudahnya sel mast dipicu untuk bergranulasi, atau respon sel T
helper yang berlebihan. Biasanya penyebab DKA adalah bahan kimia
sederhana dengan berat molekul rendah (< 1000 Dalton), disebut
sebagai hapten, bersifat lipofilik, sangat reaktif, dan dapat
menembus stratum korneum sehingga mencapai sel epidermis
bagian dalam yang hidup.
● Penyebab dermatitis yang sering ditemukan adalah poison ivy atau
poison oak dan bahan-bahan kimia yang terdapat pada perhiasan
klasifikasi

● DKA lokalisata: lesi berbatas tegas dan berbentuk sesuai


dengan bahan penyebab
● DKA sistemik : lesi dapat tersebar luas

PPKPERDOSKI2017.
Patogenesis
Dan
Patofisiologi
Gejala Klinik
● Akut : eritema, edema, dan vesikel
● Sub akut : eritema, krusta
● Kronik : likenifikasi, fisura skuama

● Gatal
Pemeriksaan Penunjang
● Uji tempel ( AtopyPatch Test) → Uji ini banyak digunakan untuk mengidentifikasi
reaksi alergi terhadap aeroalergen pada DKA.
Penatalaksanaan
Non-Medikamentosa:
- Identifikasi dan penghindaran terhadap bahan alergen tersangka
- Anjuran APD (sarung tangan, apron, bot)
1. Edukasi mengenai prognosis, informasi mengenai penyakit, serta perjalanan
penyakit yang akan lama walaupun dalam terapi dan sudah modifikasi

2. Edukasi mengenai penggunaan alat pelindung diri yang sesuai dengan jenis
lingkungan pekerjaan, perawatan kulit.

3. Edukasi mengenai perawatan kulit sehari-hari dan penghindaran terhadap


pekerjaan, bila dermatitis berhubungan dengan kerja. alergen berdasarkan hasil
uji tempel
Medikamentosa:
- Sistemik: simtomatis, sesuai gejala dan klinis
- Sakit berat: KSO setara dengan prednisone 20mg/hari jangka pendek.
- Topikal:
- Pelembab kaya kandungan lipid, vaselin (petrolatum)
- Basah (madidans): kompres terbuka NaCL 0,9%
- Kering: krim flutikason propionat, klobetasol butirat.
- Dermatitis kronis: klobetasol propionate interiten.

- kasus berat: Inhibitor kalsineurin/ fototerapi, imunosupresif sistemik


( azatioprin/siklosporin)
- superinfeksi bakteri: antibiotik topikal/sistemik.
Pencegahan
● Pilih pelembab yang bebas pewangi.
● Gunakan sabun dan pembersih yang lembut, pewangi dan bebas pewarna.
● Cuci bagian yang bersentuhan setelah bersentuhan dengan alergen atau iritan yang
diketahui.
● Edukasi mengenai prognosis, informasi mengenai penyakit, serta perjalanan
penyakit yang akan lama walaupun dalam terapi dan sudah modifikasi
lingkungan pekerjaan, perawatan kulit
● Edukasi mengenai penggunaan alat pelindung diri yang sesuai dengan jenis
pekerjaan, bila dermatitis berhubungan dengan kerja
● Edukasi mengenai perawatan kulit sehari-hari dan penghindaran terhadap
alergen

perdoski.id
Komplikasi
1. Infeksi sekunder (penatalaksanaan sesuai dengan lesi, pemilihan jenis antibiotik sesuai
kebijakan masing-masing rumah sakit).
2. Hipopigmentasi maupun hiperpigmentasi paska inflamasi.

perdoski.id
Prognosis
Pada kasus dermatitis kontak ringan, prognosis sangat bergantung pada kemampuan
menghindari alergen penyebab. Pada kasus dermatitis kontak yang berat diakibatkan
pekerjaan keluhan dapat bertahan hingga 2 tahun walaupun sudah berganti pekerjaan.

perdoski.id
Skenario
ANAMNESIS

Seorang anak laki-laki berusia 8 tahun, dibawa ibunya ke Puskesmas dengan papula eritema dan plak eritema ,
ekskoriasi , serta krusta pada kedua lipat lutut (lokasi khas untuk dermatitis anak-anak) yang disertai pruritus .
Keluhan tersebut timbul sejak 1 minggu sebelumnya. Pasien belum berobat ke dokter, tetapi ibu pasien mencoba
mengompres dengan rebusan daun sirih (kemungkinan kontak iritan / atopik) → iritan : timbul karena senyawa
kimia, rasa keluhannya : rasa perih seperti luka bakar. Dermatitis kontak alergi : rasa gatal Satu minggu kemudian,
pasien merasa pruritus bertambah parah sehingga timbul eskoriasi dan pasien menjadi sulit tidur. Kemudian, ibu
pasien mengoleskan krim ketokonazol 2%, yang menyebabkan intensitas pruritus berkurang. Pruritus terasa
sepanjang hari, tetapi bertambah parah bila berkeringat.

Saat masa balita, ibu pasien menyatakan bahwa anaknya memang sering mengalami pruritus pada kedua pipi dan
kedua ekstremitas bawahnya (dermatitis atopik). Pasien mandi 2x/hari, dan telah menggunakan sabun antiseptik
(bisa menyebabkan iritasi) sejak 1 bulan yang lalu . Setelah mandi, ibu pasien kadang menaburkan bedak (membuat
kulit bertambah kering, dan bisa membuat bedak menempel pada lesi yang basah) . Pasien sering bermain di
taman, tidak memiliki binatang peliharaan (mencari faktor alergi), dan tidak memiliki riwayat asma, rinitis alergika,
konjungtivitis alergika, atau alergi makanan (menanyakan riwayat atopik pada penderita) . Kakak pasien
merupakan penderita asma (riwayat atopi keluarga).
Pemeriksaan Fisik (DBN)

Keadaan umum: tampak sakit ringan

Kesadaran: compos mentis

Status gizi: normal (BB: 25 kg)

Tanda vital: dalam batas normal

Status Generalis

Kepala: orbital darkening -/-, lipatan Dennie-Morgan +/+ ( gejala dermatitis atopik), allergic salute
(-), pitiriasis alba (-) (infeksi lokal) (dermatitis numular) , (Kriteria minor Hanifin- Rajka)

kulit: lihat status dermatologikus, lain-lain dalam batas normal


Leher: tidak ada kelainan DBN

Dada: tidak ada kelainan DBN

Perut: tidak ada kelainan DBN

Ekstremitas: keratosis pilaris (+), pitiriasis alba


(+), xerosis (+) (Kriteria minor Hanifin- Rajka)

kulit: lihat status dermatologikus, lain-lain


dalam batas normal
Status Dermatologikus
Distribusi : regional (sebagian), simetris Lokasi : a/r kedua
lipat lutut (kiri-kanan)

Karakteristik lesi :

• Jumlah : multipel (banyak)


• Penyebaran : sebagian konfluens (beberapa lesi menyatu)

• Bentuk : sebagian besar reguler (bentuknya sama)

• Ukuran : gutata s/d plakat


Efloresensi :
• Batas : sebagian tegas
• Primer : papula eritema , plak eritema
• Permukaan : menimbul
• Sekunder : ekskoriasi, krusta sanguinolenta
• Sifat : sebagian besar kering
Diagnosis Banding Dasar diagnosis
1. Dermatitis atopik a.r kedua lipat lutut
2. Dermatitis atopik + DKI e.c daun sirih Kriteria diagnosis Hanifin-Rajka :
3. Dermatitis atopik + DKA e.c ketokonazol Major
- Pruritus
Usulan pemeriksaan penunjang - Morfologi dan predileksi khas anak
1. IgE serum - Kronik eksaserbasi
2. Skin prick test - Riwayat atopi keluarga
3. Skin patch test Minor
4. Test eosinofil - Lipatan Dennie-Morgan +
- Pityriasis alba
Diagnosis Kerja - Xerosis
Dermatitis atopik a/r kedua lipat lutut - Gatal saat berkeringat
Penatalaksanaan : Prognosis :

Quo ad vitam : ad bonam


Non farmakologi : Quo ad functionam : dubia ad bonam
- Menggunakan sabun Ph normal / sesuai Quo ad sanactionam : dubia ad bonam
- Stop penggunaan bedak

Farmakologi :
- Pelembab
- Kortikosteroid topikal → Krim mometason furoat 0,1% 2x
sehari
- Sistemik → antihistamin : Cetrizine syrup
R/ Cetrizine syr 5mg/5ml Fls. I
S 1 dd cth I

Anda mungkin juga menyukai