Anda di halaman 1dari 81

ANATOMI , UJUD

KELAINAN KULIT DAN


DERMATOTERAPI

Bhimo Aji Hernowo 20194010026


Fajmei Aisyah R 20194010062
Virgiawan Andrey W 20194010018
Wiyanti Somaningtas 20194010056
Dwi Rizki K.Tianotak 20194010001
PENDAHULUAN
 Kulit merupakan organ terluas
pada tubuh. Luas kulit dewasa
sekitar 1,5 m persegi dengan
berat kira-kira 15 % dari berat
badan.
 Kulit merupakan bagian tubuh
paling luar, menutupi dan
melindungi permukaan tubuh,
yang berhubungan langsung
dengan lingkungan hidup
manuasia.
 Kulit merupakan organ yang
esensial dan vital serta
merupakan cermin kesehatan dan
kehidupan. Kulit juga sangat
kompleks, elastic dan sensitive,
serta bervariasi pada keadaan
iklim, umur, seks, ras dan lokasi
tubuh.
 Warna kulit bermacam-macam,
PENDAHULUAN
 Ketebalan dan elastisitas kulit
bervariasi
 Kulit yang elastis dan longgar
terdapat pada kelopak mata, bibir
dan prepusium.
 Kulit yang tebal dan tegang pada
telapak kaki.
 Kulit yang kasar pada scrotum (buah
zakar) dan labia mayora (bibir
kemaluan besar),
 Kulit sekitar mata dan leher tipis dan
lembut
 Kulit merupakan jaringan yang saling
berkaitan dengan pembuluh darah,
dan saraf, sebaceous gland (kelenjar
minyak), sweat glands (kelenjar
keringat), folikel rambut, dan pori-
pori. Sifat-sifat anatomi dan fisiologis
kulit di berbagai daerah tubuh amat
berbeda, sesuai dengan fungsi
masing-masing tempat.
DERIVAT KULIT
Rambut

Kuku

Kelenjar sebacea

Kelenjar Keringat
KEADAAN DAN PENAMPILAN
KULIT
 Ketebalan kulit
◦ Tergantung letak bagian badan yang mana antar
0.212- 0.508 cm
◦ Sifat-sifat anatomis berhubungan dengan fungsi
◦ Pengaruh luar sinar violet,temperatur
  LIPATAN KULIT

Pada muka
◦ Dahi
◦ Sulcus Nasolabial
◦ Sekeliling kelopak mata
 Disebabkan : otot-otot mimik
KEADAAN DAN PENAMPILAN
KULIT
Warna Kulit
◦Faktor-faktor yang mempengaruhi warna kulit :
a. Usia
b. Bagian tubuh
c. Ras
d. Individu
e. Lingkungan
Tergantung :
a. banyaknya butir-butir dan zat warna (pigmen)
b. warna sel-sel darah merah dalam pembuluh darah
=> pada cutis yang tipis
c. tebalnya lapis tanduk/sel kulit mati
d. carotene/lapis lemak hipodermis
 
PEREDARAN DARAH LIMFE &
PERSARAFAN KULIT
 
Peredaran Darah Kulit
Peredaran Limfe Kulit
Persarafan Kulit
Terdiri dari:
1. Saraf Motorik
2. Saraf Sensorik
FUNGSI KULIT
1. Alat pelindung / Proteksi
2. Pengatur Suhu Tubuh /
Termoregulasi
3. Alat Perasa (Panca Indera) / Persepsi
4. Alat Ekskretoris (Excration)
5. Alat Penyerap / Absorbsi
6. Pembuat Vitamin D
7. Penyekat (Insulator) suhu
8. Sumber Cadangan Energi
9. Peredam tumbukan
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KONDISI KULIT

1. Usia
semakin tua kulit semakin tipis dan kering
2. Iklim/cuaca
semakin dingin kulit semakin kering
3. Makanan
makanan pedas dan berlemak meningkatkan kadar minyak, ada
orang-orang yang alergi makanan tertentu, makanan yang
mengandung banyak pengawet, msg, pewarna dll menyebabkan
kulit sering bermasalah dan sulit disembuhkan
4. Kesehatan
jika daya tahan tubuh menurun kulit lebih kering dan kasar
5. Psikis
pada wanita psikis akan mengganggu sistem hormonal sehingga
bisa menyebabkan jerawat atau flek
6. Keturunan – ras
kulit caucasia lebih kering, kulit asia lebih berminyak  
STRUKTUR KULIT
Epidermis/ Kulit Ari
◦ Lima (5) Lapis + Adneksa : kuku,
rambut, kelenjar keringat, kelenjar
palit.
◦ Berkembang dari Ectoderm
Dermis = Cutis = Corium =
Kulit Jangat.
◦ Dua (2) lapis : Papilar dan Reticular
◦ Berkembang dari Mesoderm.
◦ Jaringan Ikat : Elastis, Colagen,
Reticulin
◦ Sel utama : Fibrosit
Hypodermis/ Subcutis/
Telasubcutanea/ Jaringan ikat
bawah kulit.
◦ Jaringan ikat, lemak, vasa, dan
limfe
Sel utama : Liposit
EPIDERMIS
Stratum Corneum/ Lapis tanduk
◦ Lapis epidermis paling luar
◦ Terdiri atas ± 15 – 20 baris sel
◦ Telapak tangan dan kaki jumlah keratinosit
lebih banyak
◦ Secara biologis telah mati
◦ Hubungan antar sel nya erat sekali
◦ Sel tanduknya : Keratin Lunak (Keratin
Epidermal) dalam susunan kimiawinya
berbeda dengan keratin keras pada rambut
dan kuku
Sifat :
◦ Bentuk : gepeng, tidak berinti, tidak berair
◦ Elasitas kecil
◦ Efektif untuk mencegah terjadinya
penguapan air
◦ Memiliki daya serap air cukup besar
◦ Sel-sel di permukaan lapis deskuamasi =
stratum disyumtum
◦ Lama keratinosit : 20 hari
EPIDERMIS
Stratum Lucidum – Transparent
Layer (Lapis Bening)
◦ Dianggap sebagai penyambung lapis
tanduk dengan lapis butir
◦ Sel-selnya tidak mempunyai batas-batas
jelas
◦ Inti sel berbentuk gepeng - samar-
samar – tidak terlihat
◦ Protoplasma bersifat transluse – bening
◦ Protoplasma mengandung zat Pra
Keratin = ELEIDIN
◦ Proses keratinisasi dimulai lapis ini
◦ Ketebalan : Tidak sama di seluruh kulit
tubuh
◦ Kulit kelopak mata tidak memiliki
◦ Kulit tangan dan kaki paling tebal
◦ Sawar terhadap penyerapan air dan zat
lain 
◦ Stratum Konyungtum : Kulit ari
mulai dari lapis bening ke dalam
EPIDERMIS
Stratum Granulosum
– granula layer (lapis
butir)
◦ Sel berbentuk kumparan
gepeng (Fusiform, Spindile
Shaped)
◦ Teratur menjadi 2 – 4 baris
◦ Didalam Protoplasma
terdapat Keratohialin
◦ Keratohialin : Suatu zat
pendahulu dalam proses
kerantinisasi

 
EPIDERMIS
Stratum Spinosum – Prickle
cell layer (lapis taju)
◦ Bentuk sel : Bulat ke poligonal
(bersudut banyak)
◦ Penebalan – penebalan dinding
sel berupa duri pada permukaan
sel
◦ Tonofilamen merupakan serabut
terdiri dari protein berserabut,
sejenis keratin dalam bentuk
tidak sempurna
◦ Tonofilamen merupakan essensial
untuk mempertahankan keutuhan
epidermis
◦ Sel Langerhans : Penyaji antigen,
menyerap dan membersihkan
benda-benda asing
EPIDERMIS
Stratom Germinativum –
Stratum Basale/ Basal
layer (Lapis Benih)
◦ Merupakan lapisan terdalam
Epidermis
◦ Aktif Mitosis
◦ Dibentuk oleh satu baris sel
torak (Silinder)
◦ Alas sel-sel Torak bersatu
dengan lamina Basalis
◦ Lamina Basalis : Struktur halus
yang membatasi Epidermis
terhadap dermis
◦ Melanosit : Sel-sel bening (Clear
Cells) membuat pigmen
melanin
DERMIS
 Collagen = memberikan
support pada kulit
 Elastine = memberikan
kekenyalan dan daya
pegas / elastisitas
 Fibroblas cell =
bertanggung jawab
membentuk collagen,
 elastin reticulin yang
merupakan dasar dari
dermis, Jika terjadi
kerusakan, fibroblas akan
berproliferasi membentuk
kolagen baru terjadi scar.
.
TIPE KULIT
Ada 4 macam jenis kulit :

1. Kering, Ciri-ciri :
◦ kelembaban tidak baik
◦ Tekstur kasar dan tipis,
◦ kulit Nampak seperti berpetak-petak kecil dan berserpih,
2. Berminyak, Ciri-ciri:
kulit lengket dan selalu mengkilap, karena sisa produksi sebum
yang berlebihan, pori besar, kadang pigmentasi yang terjadi tidak
rata
3. Kombinasi, Ciri-ciri :
◦ Pori-pori pada daerah T-zone besar, namun pada daerah pori-
porinya kecil atau sedang
◦ Kulit tampak pucat pada daerah yang berminyak tetapi pada
daerah yang kering kulit tampak sensitive
◦ Pada daerah T atau pada daerah yang berminak nampak terjadi
kelainan kulit seperti pustules dan komedo.
TIPE KULIT
 Sensitif :
◦ Kulit nampak “sangat berwarna” merah muda/ kemerahan
◦ Kulit bila disentuh terasa hangat
◦ Kulit akan nampak “berwarna” apalagi setelah
membersihkan kulit, jika sensitive terhadap tekanan
1. Acne, kulit mudah berjerawat
2. Rosacea, wajah kemerahan
3. Panas & perih
4. Dermatitis kontak, terjadi karena kulit yang alergi
disebabkan oleh penggunaan allergens dari luar, termasuk
bahan-bahan kimia pada produk kosmetk. 

 
UJUD KELAINAN KULIT
Ujud kelainan kulit (UKK) / Efloresensi adalah kelainan kulit yang dapat dilihat dengan
mata telanjang (secara objektif) dan bila perlu dapat diperiksa dengan perabaan

 Primer : makula, papul, plak, urtika, nodus,nodulus, vesikel, bula, pustul, kista
 Sekunder: skuama, krusta, erosi, ulkus, sikatrik

1. Bentukan Lesi kulit


A. .Timbul/Menonjol = a.Papula b.Plak c.Nodule d.Kista e.Urtika f.Skar g.Komedo
B. Cekung/Depressed = a.Erosi b.Ulkus c.Atrofi d.Poikiloderma e.Sinus f.Stria
g.Sklerosis h.Burrow
C. Datar = a.Makula b.Patch c.Eritema d.Eritroderma
D. Lesi dengan perubahan pd permukaan = a.Skuama b.Krusta c.Ekskoriasi d.fisura
e.Likenifikasi f.Eskar
E. Berisi cairana = Vesikel b.Bula c.Pustul d.Furunkel e.Abses
F. Lesi Vaskuler = a.Purpura b.Talengiektasi c.Infarct
PAPULA
 penonjolan kulit solid diameter < 0.5 cm - o.k :
* Infiltrasi papila dermis
- seluler : Liken nitidus
- non seluler : Liken amiloides
• Hiperplasi epidermis, misal:
- veruka
- moluskum -
Bentuknya :
runcing : liken nitidus
datar : liken planus
bulat : akne
umbilikata: moluskum Kontagiosum
Plak –
Peninggian kulit, permukaan
datar, > 0.5 cm – Dapat : -
perluasan papula - Gabungan
bbrp. Papula
NODUL 
 Penonjolan, > 0.5 cm, PADAT, bentuk solid / bulat/
elips  Letak/tipe dibagi : 1. Epiderma 2.
Epidermal-dermal 3. Dermal 4. Dermal-sub
epidermal 5. Subkutaneus
 Etiologi : 1. Infiltrat inflamasi 2.Deposit
metabolik
 Batas : a.Tegas (superfisial ) b. Tdk tegas (dalam)
 Sifat : keras, lunak, mudah digerakkan, nyeri, dll

KISTA
 Berkapsul
 Sifat :  berisi cairan atau semisolid  Bentuk
5. Urtika / Bidur : • Edem papila krn
ekstravasasi plasma mell pemb.
Darah dermis, lokal,datar, mendadak
• Hilang dlm 24-48 jam • Ukuran 2-4
mm s/d > 10 cm • Batas : oval,
bulat, anular • Warna : pink - merah
6. SKAR
-Penyembuhan jaringan -> jar.
Fibrous .
• Ada 2 : Atropik & Hipertropik
• Sifat : tidak melebihi batas luka
Bentuknya mirip dengan KELOID,
bedanya melampaui tepi luka
7. KOMEDO 
 Sumbatan folikel rambut krn lemak
& keratin  Bentuk klinis : 1. Black
head / terbuka 2. White Head /
tertutup
LESI dg CEKUNGAN /
DEPRESSED
1. EROSI  Hilangnya
sebagian/seluruh epidermis / epitel
mukosa.
 Jika hilang seluruh epidermis ->PIN
POINT BLEEDING
 Tendensi munculnya Skar (-) 
Etiologi
: 1. Trauma 2. vesukel/bula yg pecah
3. Nekrosis epidermal
2. ULKUS Defek dimana epidermis &
papila dermis hilang  re-epitelisasi-
>SKAR
 Bentuk tepi: – Rolled – Punch-out –
Bergerigi – Angular
 Dasar : – Bersih – Kasar / tdk rata – Jar.
Nekrotik

3.ATROFI = Pengurangan / penyusutan


ukuran sel, jaringan, organ, dll 
Berkurangnya jumlah dr sel2 epidermis-
>penipisan epidermis
LESI KULIT DATAR
 1.MAKULA : – perubahan warna kulit semata
tanpa perubahan konsistensi / permukaan – Tidak
teraba, diameter < 1cm, >1 cm = patch – Bentuk
klinis : Hipo / Hiperpigmentasi, Depigmentasi

 2.PATCH  Lebih luas dr Makula, > 0.5cm  Bisa


disertai skuama halus  Bisa bergabung /
konfluens membentuk area yg luas
3. ERITEMA  Kemerahan  dilatasi
arteri/vena pd papilar / retikular
dermis  Bersifat reversibel
SKUAMA
lapisan stratum korneum yang terlepas dari kulit
 Gangguan pada proses diferensiasi epidermis
 Diferensiasi epidermis → 28 Hari
 Bentuk Klinis :
◦ Halus : Pitiriasis Alba
◦ Berlapis-lapis : Psoariasis
◦ Sisik Ikan : Iktiosis
◦ Berlembar-lembar : Iktiosis Lamelar
JENIS SKUAMA
1. Crack-like/craquelé

Deskuamasi menyebabkan kulit pecah-pecah dan retak


Diagnosa : Eczema craquelé

2. Exfoliativa

Skuama seperti lekukan pada epidermis


Diagnosa : Reaksi Obat
JENIS SKUAMA
3. Follicular

Skuama tampak seperti sumbatan keratotik, duri atau filamen


Diagnosa : Keratosis pilaris

4. Berpasir

Skuama tebal melekat dengan tekstur seperti kertas pasir


Diagnosa : Actinic keratosis
JENIS SKUAMA
5. Ihtyosiformc

Skuama berbentuk lempeng poligonal yang teratur yang disusun pada


baris-baris paralel atau pola berlian (seperti ikan)
Diagnosa : Ichthyosis vulgaris

6. Lamellar

Skuama merupakan piringan besar yang tipis atau seperti perisai


Diagnosa : Lamellar ichthyosis
JENIS SKUAMA
7. Pityriosiform

Skuama kecil dan seperti kulit padi


Diagnosa : Pityriasis rosea

8. Psoriasiform (micaceous dan ostraceous)

Skuama keperakan dan rapuh dan seperti piringan yang tipis, seperti mika
(micaceous scale). Skuama yang besar dapat diakumulasi/bertumpuk,
memberi gambaran seperti cangkang kerang (ostraceous scale)
Diagnosa : Psoriasis vulgaris
JENIS SKUAMA
9. Seborrheic

Skuama tebal, seperti lilin atau berminyak, kuning-coklat,


mengelupas
Diagnosa : Dermatitis seboroik

10. Wickham striae

Skuama terlihat seperti renda putih yang diatasnya terdapat


papul-papul violaseous yang datar
Diagnosa : Lichen planus
KRUSTA
ruam sekunder berupa pengeringan cairan eksudat

 Khas Pada Infeksi Piogenik

 Memiliki warna tertentu :


◦ Krusta kekuningan : serum
◦ Krusta hijau / kuning kehijauan : purulen
◦ Krusta coklat/merah gelap/hitam : darah

 Krusta karena pecahnya papula, pastula, vesikel, atau bulla.


JENIS KRUSTA
1. Krusta superfisial terbatas pada epidermis

tampak krusta halus, honey-colored dengan erosi

2. Krusta lebih tebal disertai nekrosis dermis

erosi dalam- ulkus


EROSI
hilangnya sebagian atau seluruh epidermis atau epitel mukosa

 Jika hilang seluruh epidermis


→ PIN POINT BLEEDING
 Tendensi munculnya skar (-)
 Etiologi :
◦ Trauma
◦ Vesikel / Bula yang pecah
◦ Nekrosis Epidermal
ULKUS
Defek dimana epidermis & papila dermis hilang → re-epitelisasi → SKAR

 Bentuk tepi :  Isi / Discharge :


◦ Rolled ◦ Purulen
◦ Punch-out ◦ Granular
◦ Bergerigi ◦ Berbau
◦ Angular
 Tepian Ulkus :
 Dasar : ◦ Eritem / Merah
◦ Bersih ◦ Pigmented
◦ Kasar / Tidak Rata ◦ Indurasi
◦ Jaringan Nekrotik ◦ Sklerotik
◦ Reticulated
SIKATRIK
penonjolan kulit akibat penumpukan jaringan fibrosa sebagai pengganti
jaringan kolagen normal

 Terdiri atas :
◦ Jaringan tak utuh
◦ Relief kulit tidak normal
◦ Permukaan kulit licin
◦ Tidak terdapat adneksa kulit
 EKSKORIASI Hilangnya epidermis karena
garukan akibat sensasi gatal

 FISURA  Hilangnya kontinuitas permukaan


kulit / mukosa krn tegangan yg berlebihan
atau turunnya elastisitas jaringan  Srg
muncul di telapak tangan / kaki
LESI BERBENTUK CAIRAN
1. VESIKEL  Gelembung cairan isi
serum /darah, Ø < 0.5 cm

2. BULA  Gelembung cairan, Ø >


0.5 cm. • Atap bula tipis 
transparan • Letak : subcorneal/intra
epidermal & sub epidermal •
Bentuk : bula hemoragik, bula
purulen, bula hipopion.
3.PUSTUL  Vesikel berisi pus/nanah 
yg mgd bakteri/virus ataupun steril 
Warna : putih, kuning, hijau- kekuningan

FURUNKEL  Deep necrotizing folikulitis


dg supurasi  Bentuk klinis : Folicle
center-nodule dg inflamasi, > 1 cm, dpt
disertasi “central necrotic plug”  Bbrp
furunkel bergabung  KARBUNKEL
1.PURPURA  Ektrasvasasi darah dari pemb.
Darah kulit ke dalam Kulit / membran mukosa 
tampak kemerahan  Pmx DIASKOPI -> TIDAK
BERUBAH PUCAT

2.TALENGIEKTASI  Dilatasi pemb. Darah kecil


persisten pd superfisial dermis.  Klinis :
tampak jelas, warna terang, bisa tampak
gambaran “net-like pattern” ( spt jaring ) 
DIASKOPI -> PUCAT / TETAP
 UKK Berdasarkan ukuran :
1. Miliar: kepala jarum pentul
2. Lentikuler : sebesar jagung
3. Numular : Sebesar uang koin
4. Plakat : > dr numular
 UKK bdsk susunan/bentuk :

1. Linier : spt garis lurus


2. Sirsinar/anular : spt lingkaran
3. Polisiklik : sambung-menyambung pinggirnya
UKK bdsk penyebaran & Lokalisasi :
1. Sirkumkrip : batas tegas
2. 2. Difus : tdk tegas
3. 3. Generalisata : sebagian besar bagian tubuh
4. Universalis : hampir 100% tubuh
5. Herpertiformis : vesikel berkelompok
6. Konfluens : bbrp lesi bergabung jd 1
7. Soliter : hanya 1 lesi
Dermatotherapy
PENATALAKSANAAN UMUM
merupakan nasehat-nasehat untuk
mempercepat kesembuhan
KHUSUS
 SISTEMIK

 TOPIKAL
 PENGOBATAN LAINNYA
Pengobatan Sistemik
0 Antibiotik, antijamur,
antivirus, antihistamin,
1 antiinflamasi

Derma
0 toT
Pengobatan Topikal
2
Antibakteri, antijamur,
Therap
antivirus,
Kortikosteroid
y

Pengobatan Lainnya
0 Radioterapi, sinar UV, laser,
kriooterapi, bedah listrik,
3 bedah skalpel
DERMATOTHERAPY
 Anti Mikotik :
Anti Virus :
-acid benzoic, acid
Acyclovir 5%
undesilenat, sulfur
presipitatum.
-sol natrium thiosulfas,
Kaustik :
Acid Salicil 40 % atau
seleneum sulfas,
lebih
yodium,nistatin
Podophyllin 25%-40%
-mikonazole, tiokonazole,
Trichloracetic acid
isoconazole, bifonazole,
40%
clotrimazol, ketokonazol,
-naftifine, terbenafine,
tolnaftate,
ciclopiroxolamine
DERMATOTHERAPY
Antiseptik: Keratolitik
Acid salicil 3% - lebih.
Sol Rivanol ½ %- 1%, Asam retinoik
Ka.Permanganat
1/5000-1/10.000. Anti parasit :
Gamexan 1%, Permethrine
Anti pruritus : 5%, Lindane 1%
Menthol 0,5%-1%
Camphora 1% Anti Bakteri
Keratoplastik Chlroramfenicol
(merangsang 2%,Gentamycin 1%,
Neomycin 1%, Asam fusidat
terbentuknya keratin baru) 2%, Basitracin,Mupirocin 2%,
Acid salicil 2%
PENGOBATAN TOPIKAL
Keuntungan obat topikal
 1. Mencegah metabolisme obat lewat
hati
 2. Penetrasi obat lewat kulit menjadi
lebih stabil dibanding dengan oral yang
tergantung level obat dalam serum.
 3. Pemakaian yang lebih alamiah (non-
invasive nature of drug application)
 4. lebih nyaman
 5. Memperbaiki kepatuhan
 pasien dalam pemberian pengobatan.
Kerugian
1. Kemungkinan local
irritation/allergic reaction
pada tempat pengolesan
obat
2. Keterbatasan obat topikal
yang tersedia bila
dibandingkan secara oral.
3. Struktur obat topikal yang
bersifat hidofilik lebih
lambat diserap
dibandingkan dengan
obat topikal yang lipofilik
Rute Utama Penetrasi
Obat

 Jalur transcellular – obat topikal


menembus langsung membran fosfolipid
dan sitoplasma keratinosit termasuk lapisan
stratum korneum. Jalur ini merupakan jalur
terpendek dibandingkan yang lain,
kenyataan menghadapi rintangan yang
bermakna sebab harus menembus membran
lipofilik setiap sel, kemudian hidrofilik
seluler, setelah itu phospholipid bilayer dari
sel
 Langkah ini ditempuh berkali-kali secara
tranversal tergantung tebalnya stratum
korneum, mengakibatkan hanya sedikit
sediaan obat topikal yang mempunyai
kemampuan lewat jalur transeluler. 
Rute Intercellular
(Paracellular)

 Rute Intercellular/
Paracellular
Obat harus melalui ruang
yang sempit antar sel, sehingga
menjadi lebih berliku, meskipun
ketebalan stratum korneum
hanya 20 μm, kenyataan jalur
difusi yang dilalui dapat
mencapai 400 μm.
Meningkatnya jalur yang dilalui
sampai dengan 20 kali lipat
akan mengurangi kecepatan
penetrasi obat.
Rute follicular &
transappendageal

 Rute yang kurang


penting dalam penetrasi
obat topikal, meskipun
jalur ini dapat langsung
sampai pembuluh darah
di dermis.
 Karena folikel rambut
hanya 1/1,000 dari
seluruh permukaan
kulit, akibatnya hanya
sedikit obat topikal yang
sesungguhnya lewat
jalur folikular rambut.
Secara umum ada 3 jalur
EFEK FISIK DAN KIMIA
Fisik Kimia
Mengeringkan Anti alergik
Membasahi Anti inflamasi
Melembutkan Antivirus
Lubrikasi Antijamur
Mendinginkan Anti bakteri
Memanaskan
Melindungi
Pendahuluan
Tujuan : mengembalikan homeostasis
kulit yang sakit ke keadaan fisiologis

Ada 2 pedoman
1. Basah dengan basah
Kering dengan kering
2. Makin akut suatu dermatosis, makin lemah
bahan aktif yang dipakai

Prinsip topikal ada


1. Vehikulum
2. Bahan aktif
Vehikulum
Guna Vehikulum
1. Membawa
Pembawa bahan aktif bahan
suatu obat
aktif obat
Ada 3:
2. Mempertinggi
 cairan
 Bedak penetrasi obat ke kulit
3. Tidak menghambat
 Salep
Diantaranya ada campuran
absorbsi obat
ketiganya yaitu:- bedak
kocok,4. Efek non spesifik
krim, pasta :
berlemak, pasta pendingin.
pendingin, proteksi,
emolien, oklusif
Vormulasi vehikulum
sediaan topical
Cairan
 Prinsip: Bahan pelarut :
membersihkan kulit Alkohol, eter, kloroform
TINGTUR
yang sakit dari
debris (pus, krusta, Air ~ aqua SOLUTIO
dll).
 Hasil: perlunakan Solutio :
dan keadaan yang Mandi
membasah menjadi Rendam
kering kuman Kompres: terbuka &tertutup
tidak dapat tumbuh,
terjadi proses
epitelisasi.
Indikasi kompres
Penggunaan kompres terutama kompres
terbuka dilakukan pada:
 Dermatitis eksudatif; pada dermatitis akut
atau kronik yang mengalami eksaserbasi.
 Infeksi kulit akut dengan eritema yang
mencolok. Efek kompres terbuka ditujukan
untuk vasokontriksi yang berarti mengurangi
eritema seperti eritema pada erisipelas.
 Ulkus yang kotor: ditujukan untuk
mengangkat pus atau krusta sehingga ulkus
menjadi bersih.
Kompres terbuka dan
tertutup
Kompres Terbuka Kompres tertutup
• Dermatitis eksudatif: • Prinsip: tidak
akut/ eksaserbasi akut. menghendaki penguapan
• Infeksi akut dengan
yang terlalu banyak (beda
dengan kompres terbuka).
tanda eritem > Herpes
zoster, erisipelas. • Cara: kompres tertutup
• Ulkus yang kotor,
untuk mencegah
mengandung pus, krusta,
penguapan misalnya
ulkus piogenik
selofan atau kertas
plastik–> vasodilatasi.
CARA : • Indikasi: jarang digunakan,
Kain kasa misalnya untuk LGV,
Non iritasi, absorben, selulitis.
tidak perlu steril
3 lapis
Celup ke dalam air
kompres  peras 
balutkan pada kulit
(tdk perlu ketat)
Bedak
Merupakan sediaan topikal berbentuk padat terdiri atas
talcum venetum dan oxydum zincicum dalam komposisi
yang sama. Bedak memberikan efek sangat superfisial
karena tidak melekat erat sehingga hampir tidak
mempunyai daya penetrasi
Fungsi: untuk mencegah friksi, pergeseran terutama
pada daerah lipatan, untuk mendinginkan, anti pruritus.
Indikasi: penutup, proteksi, daya slip, daya absorbsi.
Dapat dipakai pada herpes zoster, miliaria, fungsinya
untuk mencegah vesikel tidak mudah pecah.
Kontraindikasi: pada daerah eksudat/ pus, agar tidak
terjadi adonan yang memudahkan terjadi infeksi.
Salep
Bahan berlemak ~ spt Kontraindikasi
lemak  Radang akut 
Suhu kamar = mentega eksudatif
Bahan dasar :-vaselin  Daerah berambut
-lanolin /  Daerah lipatan
minyak
Indikasi
1. Dermatosis kering dan
kronik
2. Dermatosis tebal :
likenifikasi,
hiperkeratosis
Krim

Campuran minyak dan cairan, perlu


emulgator dan pengawet
Ada 2: krim w/o (cold cream)
krim o/w (vanishing cream)
Bahan krim: cera alba, oleum olivarum,
oleum sesami, cetaceum, cera lanett
Khasiat: mendinginkan dan emolien
Indikasi: dermatitis subakut, sering
sebagai bahan dasar biocream
(decubal)
Bedak kocok
Nama lain= losio, harus dikocok dulu.
Mengandung akua, bedak dan gliserin.
Bahan padat dapat s/d 40%, gliserin < 10%
Gliserin: cairan jernih kental, higroskopis,
larut dalam air/alkohol, dipakai sebagai
pelekat pada bedak kocok.
Indikasi: untuk dermatosis superfisial dan
kering, keadaan subakut
Kontraindikasi: daerah eksudatif, tidak
untuk daerah berambut
Gel
 Gel merupakan sediaan setengah padat yang
terdiri dari suspensi yang dibuat dari partikel
organik dan anorganik.
 Gel dikelompokkan ke dalam gel fase tunggal
dan fase gandaGel fase tunggal dapat dibuat
dari makromolekul sintetik (misalnya
karbomer) atau dari gom alam (seperti
tragakan).
Keistimewaan gel
• Mampu berpenetrasi lebih jauh dari krim.
• Sangat baik dipakai untuk area berambut.
• Disukai secara kosmetika.
Pasta
Campuran bedak + salap
Sudah jarang digunakan
Tidak dipakai pada :
Daerah berambut
Daerah lipatan
Kelainan kulit eksudatif

Pasta pendingin = LINIMEN


 campuran salap, cairan & bedak
Bahan aktif

1. ALUMINIUM
ASETAT 4. ASAM BORAT
Lar burowi Al. asetat 3%
5%
Sebaiknya tidak dipakai
Kompres (1:10)
Bersifat toksik
2. ASAM ASETAT Efek antiseptik sedikit
Lar 5 % 5. ASAM SALISILAT
Kompres Keratolitik tertua
Bergantung konsentrasi
3. ASAM BENZOAT Keratoplastik  1 – 2%
Antiseptik  Keratolitik  3 – 20%
fungisidal ↑ 40% kalus, veruka
Dalam salap  A.A.V. plantaris
Bahan aktif

6. ASAM
UNDESILINAT
5% dalam salep/krim 10. MENTHOL
Anti pruritus
7. ASAM VIT A =
[ ] 0,25 – 2 %
ASAM RETINOAT
Memperbaiki 11. PODOFILIN
[ ] 25% Tingtura :
keratinisasi kondiloma
8. BENZOKAIN
9. CAMPHORA 12. SELENIUM DISULFIDA
1 – 2%. [ ] 1% → sampo :
Anti pruritus dermatitis seboroik
pit. Versikolor
Bahan aktif
Bahan aktif

19. KORTIKOSTEROID TOPIKAL


Khasiat :
♥ Antiinflamasi ♥ Antialergi
♥ Antipruritus ♥ Antimitotik
♥ Vasokonstriksi
Penggolongan
– Lemah  anti inflamasi, anti mitotik (-)
– Sedang anti inflamasi, anti mitotik sedang
– Kuat  anti inflamasi, anti mitotik kuat
– Sgt kuat  anti inflamasi, anti mitotik sgt kuat
Efek samping kortikosteroid

Efeks samping lokal:


• Atrofi kulit, striae, purpura,
telangiketasi
• Potensiasi infeksi (menutup proses
randang)
• Akne steroid, rosasea, dermatitis
perioral
• Glaukoma, bila steroid poten pd
palpebra
• Leukoderma, granuloma gluteal
infantil
• Psoriasis pustular
• DKA
Atrofi Purpura

Telangiektasi Striae
Dermatitis Akneformis

Dermatitis Akneformis

Dermatitis Perioral Hipogpigmentasi & Striae


Efek samping sistemik
Penekanan sumbu hipothalamus-
hipofisis- adrenalis (HPA).
 Sindroma cushing iatrogenik
 Retardasi pertumbuhan anak
Timbulnya efek
samping
1. Meresepkan kekuatan yang tidak tepat
2. Diagnosis yang tidak tepat
3. Mengulang resep
4. Dioleskan terlalu banyak oleh pasien
5. Penggunaan yang tidak tepat oleh pasien
THANKYOU
!

Anda mungkin juga menyukai