Anda di halaman 1dari 75

SISTEM PELIPUT (Kulit)

Apt. Elis Susilawati, M.Si.


Dasar Pengertian Anatomi
Dasar Pengertian Anatomi
Sumber : Bahasa Latin → ANA = bagian/memisahkan. TOMI =
irisan/potongan.
Dasar Pengertian Fisiologi
Sumber : Bahasa Latin FISI = alam/cara kerja. LOGOS = ilmu
pengetahuan.
Arti dari Anatomi-Fisiologi
• Anatomi : ilmu yang mempelajari bentuk dan susunan tubuh, baik
secara keseluruhan maupun bagian-bagian serta hubungan alat
tubuh yang satu dengan yang lainnya.
• Fisiologi : ilmu yang mempelajari faal atau pekerjaan dari tiap-tiap
jaringan tubuh atau bagian bagian dari alat-alat tubuh dan
sebagainya
Tingkatan Organisasi pada Tubuh Manusia
Sel
Unsur dasar jaringan tubuh yang terdiri
atas inti sel/ nucleus dan protoplasma →
Bagian terkecil dari organisme

Jaringan
Kumpulan sel khusus dengan bentuk dan
fungsi yang sama

Organ
Bagian tubuh/ alat manusia dengan fungsi
khusus

Sistem Organ
Susunan alat dengan fungsi tertentu
PENDAHULUAN
Kulit, Merupakan

• Organ tubuh yang terletak paling luar


• Struktur yang kompleks dengan berbagai fungsi
vital
• Bersama dgn asesorinya : Rambut, kuku dan
kelenjar → berier pelindung terhadap : Invasi
mikroba, bahan kimia, kekeringan dan radiasi yang
berbahaya
• Organ yang esensial untuk kehidupan.
- Barier pertahanan tubuh pertama
- berbagai fungsi vital
Untuk Diagnosis
1. Gangguan metabolisme akibat kekurangan gizi
Kulit → kering dan lebih tipis
Rambut → Kering, rapuh, rontok, bercabang dan
tidak bercahaya
2. Warna kulit → kuning pada penyakit hati
3. Warna kuku → Kuning pada penyakit respirasi kronis
gangguan kelenjar tiroid / pd AIDS
4. Kuku menjadi cekung pada bbrp penyakit darah dan
berbintik2 pada psoriasis (pykt rx sist.imun)
5. Aroma tubuh berbau tidak enak bila sedang stres
6. Alergi → timbul benjolan merah (urtikaria) pd kulit
7. Luka pd kulit yang lambat sembuh → DM
KARAKTERISTIKA
DAN
FUNGSI KULIT
Secara Anatomi
Kulit/peliput terdiri dr 2 komponen
1. Membran kulit, ttd 3 lapisan
a. Epidermis
b. Dermis
c. Hipodermis/subkutan
2. Asesori kulit
a. Rambut
b. Kuku
c. Kelenjar
• Epidermis → lapisan luar kulit yang tipis dan Avaskuler
• Terdapat sel melanosit, langerhans dan sel merkel
✓ Sel melanosit → sebagai sistem pigmentasi kulit
✓ Langerhans cell → sebagai sistem imun
✓ Markels cell → sebagai sistem imun pembentukan fibroblast
kolagen
• Tebal epidermis berbeda2 pada berbagai tmpt di tubuh,
paling tebal pada telapak tangan dan kaki
• Ketebalan epidermis hanya sekitar 5 % dari seluruh
ketebalan kulit
• Terjadi regenerasi setiap 4-6 minggu
• Epidermis terdiri dari atas lima lapisan (dari lapisan terluar
sampai lapisan terdalam ).
Struktur Kulit
• Epidermis
Terdiri dari 5 lapisan
1. Stratum korneum
2. Stratum lusidium
3. Stratum granulosum
4. Stratum spinosum
5. Stratum
germinativum/basale
❑ Stratum germinatium (stratum basale +
S.Spinosum)
• Berbentuk silidris dengan bentuk yg lonjong,
terdapat butir-butir melanin (suatu pigment yang
berwarna hitam, pada lapisan terdalam
epidermis).
• Menjadi pusat pembelahan sel yang cepat dan sel
baru didorong masuk kelapisan berikutnya
❑Stratum Spinosum / stratum akantosum, lapisan
yg paling tebal dan banyak glikogen.
• Spinosum →sel yang berbentuk poligonal / banyak
sudut & mempunyai banyak tanduk (spina),
• Akantosum sebab sel2nya berduri.
❑Stratum granulosum, merupakan sel gepeng
berkulit kasar dan berinti, sel- sel tersebut terdapat
hanya 2-3 lapisan yang sejajar dengan permukaan
kulit
❑Stratum lusidum , merupakan sel gepeng tanpa
inti , yang jelas terlihat pada telapak kaki dan tangan
dgn ketebalan empat sampai tujuh lapisan sel
❑ Stratum korneum / lapisan tanduk → bbp
lapisan sel gepeng yang mati dan tidak berinti
• Protoplasmanya telah berubah menjadi keratin
( zat tanduk )
• Mekanisme pertumbuhan kulit (kreatinisasi )
terutama dipengaruhi oleh hormon epidermal
Growth factor (EPF)
• Dermis
- Mrpkan lapisan yg lbh padat, tebal & terletak
dibawah epidermis
- Tdd jaringan ikat yg tergolong dlm jaringan ikat
padat dan tdk teratur
- Tdpt berbagai jenis serabut (elastis, retikular dan
kolagen), otot, pembuluh darah, pembuluh
limpatik, saraf, kelenjar, berbagai reseptor
(sentuh, nyeri, dingin, panas dan tekanan) dan
folikel rambut.
- Tebalnya bervariasi, yg paling tebal pada telapak kaki
sekitar 3mm.
• Dermis terdiri dari 2 lapisan
1. Lapisan papilarium
- Menonjol ke epidermis, tdd serabut saraf & pembuluh darah yg
memberi nutrisi pada epidermis
- Banyak tdpt sel mast dan sel makrofag → diperlukan untuk
menghancurkan mikroorganisme
- Serabut elastis btgs memberikan kelenturan pd kulit & memberi
kekuatan pd alat disekitar kelenjar dan folikel rambut
- Terjadi pengeriputan kulit
- Serabut kolagen bertugas memberi kekuatan pada kulit
2. Lapisan retikular
- Menonjol kearah subcutan, serabut penunjang yaitu serabut
kolagen,elastis dan serabut retikulus
- Dsbt Lapisan retikular krn byk tdpt serat elastin & kolagen yg sangat
tebal & saling berangkai satu sama lain menyerupai jaring-jaring
• epidermal ridges :
tonjolan-tonjolan
yang ada
permukaan bawah
epidermis
• Sidik jari,
ditentukan secara
genetik, berbeda
untuk tiap orang
dan tidak berubah
sepanjang hidup
• Identitas individu
→ kasus kriminal
• Hypodermis/Subkutan
- Mrpkan lapisan yg terikat sangat lemah dgn
dermis
- Lap. Hypodermis tdd jar.ikat longgar yg byk
mengandung lemak (adiposa)
- Berperan dlm stabilitas posisi kulit dlm
kaitannya dgn jaringan/organ lain
- Berfungsi mengurangi pengeluaran panas
(insulator)
- Tersedia sbg sumber energi dgn adanya
lemak pd jaringan adiposa
Warna Kulit
• Warna kulit dipengaruhi o pigmentasi epidermis dan
sirkulasi kapiler yang ada di lapisan dermis.
Pigmentasi epidermis dipengaruhi oleh dua pigmen, →
karoten & melanin
1. Karoten
• Pigmen merah-jingga yg berakumulasi di epidermis
• Paling banyak tdpt di stratum korneum pada orang
berkulit terang, juga di jaringan lemak pada lapisan
dermis dan subkutis.
• Karoten dapat dikonversi menjadi vitamin A yang
diperlukan untuk pemeliharaan epitel dan sintesis
fotoreseptor di mata.
- Byk terdapat pd sayur-sayuran, vegetarian yg byk
mengkonsumsi wortel, karotennya dpt merubah warna
kulit mjd orange
2. Melanosit → Melanin
• Melanosit→ sel-sel pigmen yg tdpt di stratum
germinativum dan terperangkap di antara sel-
sel epitel
• Memproduksi dan menyimpan melanin →
Pigmen kuning-coklat/ hitam
• Melanin yg diproduksi dilepaskan ke sekeliling
sel-sel epitel → mewarnai seluruh permukaan
epidermis
• Melanin → menentukan warna kulit : pucat,
kuning, coklat sampai hitam
Melanin
• Selain memberi warna kulit, melanin melindungi
sel-sel epidermal dari bahaya radiasi
• Mencegah kerusakan kulit dengan cara
mengabsorpsi radiasi ultraviolet sebelum radiasi
tsbt mencapai lapisan epidermis terdalam dan
dermis
• Aktivitas melanin meningkat dengan adanya
paparan ultraviolet
• Namun proses sintesis melanin menjadi
lambat akibat pemaparan uv tsbt
• Darah kaya oksigen → Warna kulit merah
muda
• Darah kaya karbondioksida → Warna kulit
pucat/biru (sianosis)
• Radang → warna merah jelas
ASESORI KULIT
Rambut

• Terdapat hampir di seluruh permukaan


tubuh kecuali telapak tangan dan kaki,
bibir, nipples, klitoris, glans penis dan
bagian tertentu organ genital
• Berasal dari folikel rambut yang terdapat
di dermis
• Berperan melindungi kulit dari abrasi,
radiasi ultraviolet : mencegah masukknya
partikel asing (bulu mata, bulu ditelinga, di
nostril
• Rambut diperkuat oleh kelenjar sebaseus dan
otot polos arrector pili (otot kecil yang
menempel di folikel rambut)
• Kontraki arrector pili → rambut berdiri
ketika marah, takut / sebagai respon thdp
suhu lingkungan yg dingin.
• Kelenjar sebaseus bermuara ke folikel
rambut → menghasilkan minyak (sebum) →
rambut mengkilap dan melicinkan kulit
kepala
• Minyak → melindungi kulit kepala dan
rambut dari angin, panas, perubahan suhu
serta kehilangan air.
Warna Rambut

• Ditentukan oleh pigmen yg dihasilkan melanosit


: - Eumelanin : coklat-hitam
-Peomelanin → kuning merah
• Di tentuka secara genetik
• Kondisi rambut dipengaruhi oleh status hormonal dan
faktor lingkungan
• Usia → Produksi hormon menurun, warna rambut
menjadi abu-putih karena produksi melanin berkurang
Rambut

• Pada orang dewasa, kurang lebih 50


rambut rontok setiap hari
• Rontok melebihi 100 helai per hari
→ sesuatu yg tidak normal
• Penyebab kerontokan : obat, faktor
diet, radiasi, demam tinggi, stres
dan faktor hormonal
• Kebotakan → Pria, karena hormonal
Kelenjar
• Kulit mengandung 2 tipe kelenjar eksokrin, yaitu :
- Kelenjar sebaseus/kel. Minyak
- Kelenjar sudoriferous/kel. Keringat

❑ Kelenjar sebaseus
- Mengeluarkan sekret berupa lilin (waxy) dan berminyak
- Kelenjar ini bersatu dgn folikel rambut
- Tergolong sederhana, tidak bercabang, berbentuk
seperti kantong
- Kontraksi arrector pili menekan kelenjar ini →
mengeluarkan sekret (sebum) ke permukaan tubuh →
melicinkan dan menghambat pertumbuhan mikroba
- Terlalu sering kramas → lemak hilang → rambut/kulit
kepala menjadi kering
Tipe Kelenjar Sebaseus/Kel. Minyak
• Ada 2 tife :
1. Berukuran besar
Terdapat pd wajah, leher, payudara, bagian atas dada dan
organ kelamin laki-laki
2. Berukuran kecil → tdpt pd daerah ekstrimitis
Kedua tipe kelenjar sebaseus ini sangat peka terhadap
perubahan kadar hormonal kelamin dan aktivitasnya
meningkat pada masa pubertas
Fungsi : - Memelihara rambut & kulit agar tdk kering &
rapuh
- Mencegah penguapan air berlebih dgn cara
membuat lapisan tipis di permukaan kulit dan
rambut
- Menjaga agar kulit tetap licin, halus dan lentur.
❑ Kelenjar sudoriferous/kel. Keringat
Kulit mempunyai 2 macam kelenjar keringat :
- Merokrin/ekrin
- Apokrin

1. Ekrin
• Terdistribusi lbh merata & jmlnya lbh byk dibandingkan
Apokrin
• Skretnya jernih dan merupakan seluruh produk selnya
Yaitu tediri dr 99,5% air dgn 0,5-1% bhn padat berupa
bhn organik dan anorganik sprt : NaCl, urea, as.urat,
Vit B, amonia & kreatinin
Ekrin berperan dlm mengatur suhu tubuh mll sensible
perspiration
2. Apokrin
- Mrpkan kelenjar keringat yg berkomunikasi dgn
folikel rambut
- Distribusinya terbatas yaitu pd ketiak, sekitar
putting payudara dan genital, belakang telinga
dan pangkal paha.
- Menghasilkan sekret yg kental, keruh dan bau
- Sekresinya di pengaruhi oleh saraf dan
hormonal
- Mulai di sekresi pada masa pubertas
Lanjutan
• Sekret yg di hasilkan merupakan nutrisi utama
untuk pertumbuhan mikroba yang juga
berperan meningkatkan intensitas baunya
• Kelenjar mammary pd payudara, secara
struktural dan evolusi merupakan kelenjar
apokrin
• Perkembangan dan sekresi kelenjar mammary
dikontrol oleh hormon kelamin dan hormon
pituitari
Kelenjar ceruminous

• Ceruminous merupakan modifikasi


kelenjar keringat yg di temukan pd
bagian ekternal auditory canal
(saluran telinga luar)
• Sekretnya disebut cerumen yaitu senyawa berupa
pasta berwarna kuning seperti lilin
• Cerumen bersama-sama dgn rambut di telinga
berperan mencegah masuknya partikel asing ke
dalam gendang telinga
Mammary Glands
Sekelompok
alveolus bersatu
→ lobulus,
beberapa lobulus
bergabung → 15-25
lobus

Duktulus
berkumpul
• duktus laktiferus
• sinus laktiferus
• muara (papilla).
Kuku

• Mrpkan lapisan stratum


korneum yg paling keras
• Mengandung keratin dan
terbentuk di ujung jari
tangan dan kaki
• Sel2nya padat dan bening
• Berfungsi melindungi ujung
jari
Kuku
SIFAT KULIT
• Elastis dan resiliensi
Elastis →Kulit cenderung kembali ke posisi awal
setelah diregangkan
Resiliensi → Sangat tergantung pd usia, serabut
elsatis dan dermis
• Pada anak2 resiliensinya dpt mencapai 92% dan
pd orang tia 81%
• Kulit jg bersifat elektrik
Permukaan kulit bermuatan negatif sehingga dpt
mengabsorpsi ion-ion tetapi tdk dpt melewatkannya.
FUNGSI KULIT
1. Proteksi
- Serabut2 elastis → menyebabkan kulit berperan
sbg pelindung thdp gerakan dan tekanan
- Sekret kelenjar keringat dan sebaseus → bersifat
sbg bakterisida
- Adanya asam2, air, lipid dan sekret kel.keringat dan
sebaseus → pH kulit bersifat antiseptik (pH 4-6,8)
- Stratum korneum yg terdiri dr sel2 mati → barier
thdp senyawa kimia, mikroba dan radiasi
- Lap. Lipid hsl sekresi kel. Sebaseus → mencegah
kehilangan air dan elektrolit berlebih
- Melanin yg diproduksi melanosit memberi proteksi
terhadap bahaya radiasi
- Sel2 langerhans di epidermis → barier pertahanan
tubuh pertama
2. Absorpsi
Kulit tidak bisa menyerap air , tapi bisa menyerap material
larut-lipid seperti vitamin A, D, E, dan K, obat-obatan tertentu,
oksigen dan karbon dioksida
3. Sensorik
Menerima rangsangan → Reseptor
- Paccinian (tekanan)
- Krause (dingin)
- Ruffini (panas)
- Meissner (sentuh)
- Ujung2 saraf bebas untuk sensai nyeri
4. Pengatur suhu → Mll mekanisme perifer →
fungsi ini di perantarai oleh adanya kelenjar keringat
dan reseptor suhu
5. Sintesis
Sintesis keratin dan vitamin D
- Vit. D → utk penyerapan kalsium dr sl. Cerna
- Kalsium → utk pertumbuhan tulang dan kontraksi
otot
6. Ekskresi → keringat
7. Identifikasi → epidermal ridge → sidik jari yg
khas utk tiap individu
8. Sumber energi → adanya jaringan adiposa →
kaya akan lemak
EFEK PENUAAN PADA KULIT
• Usia yg menginjak 40 th akan memberi gambaran penuaan
berupa perubahan2 tertentu pd kulit → terjadi di lapisan
dermis.
• Fibroblas yg memproduksi serat kolagen dan elastin, akan
mengalami penurunan jumlah dlm proses penuaan. Serat
kolagen menjadi berkurang, mengeras, dan terurai ke
dalam bentuk yg tdk beraturan. Sedangkan serat elastin
mjdi kehilangan elastisitasnya, menebal dan robek → shg
kulit pd penuaan akan menghasilkan gambaran celah →
kerut.
• Sel-sel Langerhans akan berkurang jumlahnya dan
makrofag mjd kurang aktif shg menurunkan aktifitas
imun pada kulit.
• Produksi keringat berkurang dan kelenjar sebasea
akan mengecil shg produksi sebum akan berkurang
→ kulit mjd kering dan lebih rentan terhadap
infeksi (karena mantel asam tidak efektif).
• Melanosit fungsional akan berkurang sehingga
menyebabkan rambut berwarna putih (uban) dan
pigmentasi yang atipikal. Sedangkan beberapa
melanosit lain akan mengalami pembesaran dan
menghasilkan ruam-ruam pigmen.
• Dinding pembuluh darah dermis menjadi lebih tebal
dan kurang permeabel.
• Jaringan lemak adiposa menjadi longgar.
• Proses migrasi sel basal menjadi sel permukaan
berjalan lebih lambat, sehingga penyembuhan
apabila ada cedera menjadi lama.
Proses perbaikan pd kulit yg cedera
• Fase inflamatorik
pendarahan tjd daerah cedera → inflamasi (respons selular dan vaskular)
→ vasodilatasi, peningkatan permeabilitas pembuluh darah, serta
rekrutmen sel-sel fagosit utk mengeliminasi agen penyebab cedera, tjd
penggumpalan darah utk menyatukan daerah yg terpisah akibat cedera.
• Fase migratorik
bbrp jam kmd tjd perpindahan fibroblas utk membentuk jaringan parut,
terbentuk keropeng di daerah cedera.
• Fase proliferatif
1 mgg kmd tjd pertumbuhan sel2 epitel di bwh keropeng, deposisi
fibroblas yg semakin byk dan pembentukan kapiler2 baru, aktivitas
fagositik di daerah luka.
• Fase maturasi
setelah bbrp mgg → Keropeng yg terbentuk akan meluruh & digantikan
dgn jaringan sehat dan kulit kembali ke ketebalannya semula. Kolagen
mjd lebih tersusun, fibroblas berkurang, dan kapiler darah telah normal
kembali.
Martini, F., & al, e. (2012). Fundamentals of Anatomy & Physiology (9 ed.). San Fransisco:
Pearson Education
GANGGUAN PADA KULIT

1.Psoriasis,
2.Dermatitis Kontak,
3.Jerawat
Psoriasis
Pendahuluan

• Penyakit multisistem kronis yang merubah siklus hidup


sel kulit, dengan dominasi gejala di bagian kulit dan
sendi.
• Bermanifestasi sebagai plak / kerak kemerahan yang
tertutupi oleh skuama tebal berwarna putih keperakan
dengan area predileksi terbanyak pada bagian
ekstensor tubuh dan kulit kepala dan tubuh lainnya.
• Akibat dari hiperproliferasi keratinosit pada epidermis
dengan peningkatan kecepatan siklus hidup atau
pergantian (turnover) sel epidermal
Prevalensi
• Psoriasis di berbagai negara bervariasi dengan
rentang 0.09% sampai 11.43%, membuat
psoriasis menjadi permasalahan global yang
serius dengan setidaknya sekitar 100 juta jiwa di
seluruh dunia mengalaminya.
• Sekitar 10%-25% pasien juga terkena artritis
psoriatik yang akan menyebabkan nyeri dan
bengkak pada persendian.
• Psoriasis dapat terjadi wanita dan pria, pada usia
berapapun, dan cenderung dapat kambuh
berulang kali.
• Belum diketahui pasti.
• Faktor genetik, sistem imun, dan lingkungan berperan penting
Etiologi sebagai bagian dari beberapa penyebab psoriasis
• Orang-orang yang mewarisi gen PSORS I-VIII diduga memiliki
risko lebih tinggi untuk menderita penyakit ini. Keberadaan sel
T yang overreaktif juga berperan dalam menyebabkan
psoriasis

➢ Pencetus eksternal dan internal seperti trauma ringan, sinar


matahari, stress, obat-obatan sistemik dan infeksi.
➢ infeksi (seperti infeksi Streptococcus), cedera jaringan kulit
Faktor (seperti luka bakar), stres, merokok, konsumsi alkohol
berlebihan, defisiensi vitamin D, dan beberapa jenis obat
(seperti obat antimalaria dan lithium).
➢ Komorbiditas pada psoriasis meliputi artritis, penyakit
kardiovaskular, sindrom metabolik, IBD (inflammatory bowel
disease) dan depresi.
1. Psoriasis plak,
2. psoriasis inverse (fleksural),
3. psoriasis eritrodermik,
Klasifikasi 4. psoriasis pustular,
5. psoriasis guttate (tetesan),
6. psoriasis pada kuku,
7. artritis psoriatik.

❖ Memperlambat pertumbuhan sel kulit


❖ Pengobatan didasari oleh area permukaan
Tujuan Pengobatan kulit yang terlibat, lokasi tempat lesi, ada
atau tidaknya artritis, dan ketebalan dari
plak juga skuama.
PATOFISIOLOGI PSORIASIS
• Belum diketahui pasti secara jelas.
• Penyakit kulit inflamasi kronis, genetik yang kuat, ditandai dengan perubahan yang kompleks pada
pertumbuhan dan diferensisasi epidermal, biokimia, sistem imun, kelainan vaskuler, dan fungsi sistem
saraf.
• Pada orang normal, produksi sel kulit berlangsung sekitar 3-4 minggu, dimana sel kulit baru tumbuh di
bagian terbawah dan secara perlahan naik ke permukaan kulit dan kulit yang berada di atasnya akan
apoptosis sehingga berkurang dengan sendirinya. Pada penderita psoriasis, proses tersebut hanya
berlangsung sekitar 3-7 hari menyebabkan peningkatan produksi sel. Percepatan dari siklus hidup
sel kulit menyebabkan produksi yang meningkat dan terus menerus, sehingga sel kulit tersebut
terdorong dan menumpuk ke permukaan kulit sehingga menunjukkan gambaran plak keras pada area
yang terkena.
• Proses genetik dan kelainan sistem imun berperan penting dalam terjadinya psoriasis. Sampai saat ini
telah ditemukan setidaknya 8 lokus kromosom yang berkaitan dengan psoriasis. Lokus tersebut
dikenal dengan nama PSORS I-VIII. Penelitian ttg pemetaan gen telah menemukan bahwa HLA-Cw6
allele (PSORS1) merupakan gen utama yang berperan pada kejadian psoriasis.
• Kelainan sistem imun dimana leukosit sel-T menerima sinyal yang salah yang menyebabkan
penyerangan terhadap sel kulit. Secara spesifik, epidermis diinfiltrasi oleh sejumlah besar sel-T
teraktivasi, dimana sel-T yang teraktivasi mampu menginduksi proliferasi keratinosit. Pada akhirnya,
proses inflamasi dengan produksi besar dari sitokin (TNF- α, interferon-ᵞ, interleukin-12) ,
menyebabkan munculnya gambaran klinis dari psoriasis.
• Perubahan respon imun dan kelainan genetik menyebabkan hiperplasia sel epidermal dan dilatasi
pembuluh darah superfisial yang akan membuat peningkatan kecepatan turnover atau pergantian
siklus hidup sel kulit, menyebabkan maturasi sel yang tidak baik.
Diagnosis psoriasis
Melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.
• Pada anamnesis digali keluhan utama, faktor risiko, dan faktor
pencetus.
• Pemeriksaan fisik dapat dilihat ujud kelainan kulit dan tipe psoriasis
yang muncul.
• Pemeriksaan penunjang jarang diperlukan, walaupun kadang
penting untuk menggali faktor risiko dan membedakan psoriasis
dari diagnosis banding yang lain.

Anamnesis
• Ditanyakan umur saat onset timbul dan riwayat psoriasis di
keluarga. Semakin muda umur saat onset penyakit dan adanya
riwayat psoriasis di keluarga akan menyebabkan tendensi kejadian
psoriasis yang sering rekuren dan penyebaran yang lebih luas.
Kasus
Pasien usia 27th dengan keluhan gatal pada bagian
punggung, kedua lengan atas kanan dan kiri, serta
di bagian dada dan perut. Keluhan ini sudah
berlangsung >5 tahun. Sering hilang timbul, kadang
disertai gatal. Pasien juga mengeluhkan sering
ketombean di kepala.
• Pada pemeriksaan fisik ditemukan makula-papula
eritema dengan
• batas tegas, ditutup skuama kasar, putih seperti
perak, disertai adanya fenomena
Daftar Pustaka
1. Menter, A., & et al. (2008). Guidelines of care for the management of
psoriasis and psoriatic arthritis. J Am Acad Dermatol , 58 (5).

2. Staff, M. C. (2015, 06 15). Retrieved 03 24, 2017, from Mayo Clinic:


http://www.mayoclinic.org/diseases-
conditions/psoriasis/basics/definition/con-20030838

3. Gudjonsson, J. E., & Elder, J. T. (2011). Psoriasis. In L. A. Goldsmith, S. I.


Katz, B. A. Gilchrest, A. S. Paller, D. J. Leffel, & K. Wolff, Fitzpatrick's
Dermatology in General Medicine, 8th Ed, 2V (Vol. 1, pp. 197-231). New
York: McGraw-Hill.

4. Meffert, J. (2017, 02 17). Psoriasis. Retrieved 03 24, 2017, from


Medscape: http://emedicine.medscape.com/article/1943419-overview
5. WHO. (2016). Retrieved 03 24, 2017, from WHO:
http://apps.who.int/iris/bitstream/10665/204417/1/9789241565189_en
g.pdf
Dermatitis Kontak

https://www.google.com/search?q=Dermatitis+Kontak%2Cpng&tbm=isch&ved=2ahUKEwiiuNWZ2b7zAhXFbisKHfX9B98Q2-
cCegQIABAA&oq=Dermatitis+Kontak%2Cpng&gs_lcp=CgNpbWcQAzoICAAQgAQQsQM6BQgAEIAEOgYIABAIEB5Q5YSNAljLlY0CYLGejQJoAHAAeACAAboEiAG2BpIBBzMuMS41LTGYAQCgAQGqAQtnd3Mtd2l6LWltZ8AB
AQ&sclient=img&ei=f0JiYeL8O8XdrQH1-5_4DQ&bih=964&biw=2048#imgrc=b-zKxn5OPhnkfM
Pendahuluan
• Peradangan kulit pd epidermis & dermis
• Respon terhadap faktor eksogen & endogen
• Klinis → Polimorfik
• Eritema
• Edema
• Papul
• Vesikel
• Likenifikasi
• Skuama
• Gatal
Etiologi
Eksogen
• Bahan kimia
• Bahan fisik → sinar matahari
• Mikroorganisme jamur, bakteri, tumbuhan

Dermatitis Venenata

Endogen
• Dermatitis atopik
Gejala klinis
• Subjektif : gatal
• Objektif : kelainan kulit ~ stadium
• Akut : eritema, edema, vesikel/bula, erosi,
ekskoriasi → Madidans

Stadium
Sub akut : eritema
eksudat → Krusta
Kronis : hiperpigmentasi, likenifikasi, papul, skuama → Kering
Jenis
Dermatitis Kontak (Dermatitis disebabkan o/
bahan menempel pd kulit
Ada 2 :
1. Dermatitis Kontak Iritan ( DKI )
2. Dermatitis Kontak Alergi (DKA )
DKI
• DKI Epidemiologi : semua orang
• Etiologi : Bahan iritan (pelarut, detergen, asam, alkali,
serbuk kayu dll)
• Patogenesis : Bahan iritan :
Merusak lapisan kulit
Denaturasi keratin
Lemak lapisan tanduk (-)
Daya ikat air epidermis berubah
Sel epidermis rusak
Iritan lemah → kontak berulang2
Iritan kuat → pajanan pertama kali
DKA
• Epidemiologi : tidak semua orang kulit yg peka
• Etiologi : Bahan → alergen (bahan kimia dgn BM < 500-
1000 ), ex : nikel, karet, kosmetik
• Patogenesis : Reaksi Hipersensitivitas tipe IV
➢ Fase sensititasi = induksi
Kontak pertama → sensitif
Berlangsung 2 -3 minggu
➢ Fase elisistasi
Pajanan ulang dengan alergen yg sama →gejala klinis
Berlangsung 24 – 48 jam
GEJALA KLINIS
DKI AKUT DKI KRONIS
• iritan kuat • Dermatitis iritan kumulatif
• Keluhan : kulit pedih / panas • Iritan lemah yg berulang-ulang
Faktor fisik
• Objektif : kulit eritem, - gesekan - kelembaban
vesikel,bula (gelembung isi - trauma - panas / dingin
cairan), kelainan sesuai daerah yg Berbagai bahan
terkena, berbatas tegas - sabun - pelarut
- tanah - air
• DKI Akut lambat : 12 – 24 jam • Keluhan : kulit kering
setelah kontak Podofilin • Objektif : eritema, skuama → likenifikasi
• Antralin hiperkeratosis → fisura (luka atau
robekan di anus)
• Bulu serangga → Dermatitis
kelainan tidak berbatas tegas
Venenata (Herpes Zoster)
Pekerjaan Beresiko DKI : Mememasak, Pekerja bangunan, Pekerja bengkel, Mencuci, Berkebun
Likenifikasi : pola yang terbentuk dari respon kutaneus akibat garukan dan gosokan yang berulang dalam waktu
cukup lama
GEJALA KLINIS DKA
• Subjektif : gatal
• Objektif
✓ Akut : bercak eritem, batas tegas, edema, papulo-vesikel, vesikel,
bula→ erosi eksudasi
✓ Kronis : kulit kering, skuama, papul, likenifikasi

• Berbagai lokasi Dermatitis kontak :


- tangan - leher- lengan - badan- wajah - genitalia- telinga - paha
dan tungkai bawah

• DIAGNOSIS ??
Anamnesis : cermat
Pemeriksaan Klinis : teliti
Pustaka
1. Frosch PJ, John SM. Clinical Aspects of Irritant Contact Dermatitis.
Contact Dermatitis, 2010. 305–345. doi:10.1007/978-3-642-03827-
3_16
2. Nicolas JF, Lachapelle JM. Pathophysiology of Allergic and irritant
contact dermatitis. Eur J Dermatol 2009; 19 (4): 1-8.
3. Al-Otaibi ST, Alqahtani HAM. Management of contact dermatitis.
Journal of Dermatology & Dermatologic Surgery.2015;19:86–91.
DOI:10.1016/j.jdds.2015.01.001
4. Ale IS, Maibach HA. Diagnostic approach in allergic and irritant
contact dermatitis. Expert Review of Clinical Immunology, 2010. 6(2):
291–310. doi:10.1586/eci.10.4
5. Brasch J, Becker D, Aberer W, et al. Guideline contact dermatitis.
Allergo Journal International, 2014. 23(4): 126–
138.doi:10.1007/s40629-014-0013-5
Jerawat/Akne vulgaris (AV)
Pendahuluan
• inflamasi kronis dari unit pilosebaseus yang
ditandai komedo, papul, pustul, nodul dan
kista pada daerah-daerah predileksi → muka,
punggung, dada, bahu dan lengan bagian atas.
• Penyakit ini bersifat self limiting namun
sebagian besar kasus disertai dengan gejala
sisa skar akne
• Penyakit kulit yg sering muncul
• 75 - 95% kasus terjadi pada usia remaja
Patogenesis
• Akne vulgaris merupakan gangguan patologis dari folikel
sebasea dan pemicu penyakit ini multifaktorial dan
kompleks
• Diduga bahwa lesi pada AV terjadi setelah deskuamasi
abnormal dari keratinosit pada muara folikel sebaseus yang
menyebabkan hiperkeratinisasi dan terbentuknya
mikrokomedo sebagai tahap awal AV.
• Proses tsbt kemudian difasilitasi oleh peningkatan kadar
hormone androgen saat pubertas, menyebabkan stimulasi
produksi sebum pada unit pilosebaseus.
• Gabungan dari hiperkeratinisasi dan peningkatan sebum ini
kondusif untuk kolonisasi P.acnes, mengakibatkan berbagai
sitokin inflamasi dan faktor kemotaktik selanjutnya
menginisiasi cascade inflamasi.

(Zaenglein dkk., 2012).


(Zaenglein dan Thiboutot, 2010)
Faktor yang berperan pada patogenesis
akne vulgaris

Hiperkeratinisasi Kolonisasi P.
folikuler disertai Propionibacterium acnes
sumbatan pada folikel pada folikel
Pelepasan
Produksi sebum
mediator inflamasi

Akne vulgaris

(Bhat dkk., 2017)


Manifestasi Klinis

• Manifestasi klinis akne vulgaris disebabkan oleh salah


satu atau gabungan dari lesi inflamasi, non inflamasi
dan atau skar.
• Predileksi utama akne adalah pada daerah wajah
(99%), punggung (60%) dan dada serta bahu (15%).
• Lesi utama akne vulgaris adalah mikrokomedo, yaitu
pelebaran folikel rambut yang mengandung sebum
dan P.acnes.
• Komedo dapat berupa komedo terbuka (blackheads)
dan atau komedo tertutup (whiteheads).
Hub. Fisiologi Kulit Dengan Organ-organ Lain
1. Sistem skeletal
- Kulit mengaktifkan vitamin D3 (calcitriol) yg akan membantu penyerapan kalsium & fosfor di saluran
cerna. Kalsium & fosfor berfungsi unuk membangun dan memelihara tulang.
- Sistem skeletal menyediakan dukungan struktural untuk kulit.
2. Sistem muskular
- Kulit, melalui produksi vitamin D (calcitriol) membantu menyediakan ion kalsium yang berguna untuk
kontraksi otot → di daerah kulit muka menghasilkan ekspresi wajah.
3. Sistem saraf
- Ujung saraf pada kulit akan menghantarkan sinyal terkait sentuhan, tekanan, suhu, dan nyeri.
- Sistem saraf pusat mengatur aliran darah dan pengeluaran keringat untuk termoregulasi →
menstimulasi kontraksi muskulus arektor pili utk menegakkan rambut.
4. Sistem endokrin
- Keratinosit pd kulit membantu mengaktivasi vitamin D mjd calcitriol, sebuah hormon yg mempermudah
penyerapan kalsium dan fosfor di saluran cerna.
- Hormon seks menstimulasi aktivitas kelenjar sebasea, mempengaruhi pertumbuhan, distribusi lemak
subkutan, dan aktifitas kelenjar keringat.
- Hormon adrenal mengatur aliran darah di dermis & membantu memobilisasi lemak di adiposit.
5. Sistem kardiovaskular
- Perubahan kimia setempat di kulit (dermis) menyebabkan perubahan vaskular (melebar /menyempit)
yg mempengaruhi aliran darah setempat.
- Sis. Kard. menyediakan oksigen & nutrien, menghantarkan hormon dan sel-sel imun. Menyediakan panas
utk mengatur suhu kulit. - Pem. darah menghantarkan karbondioksida, sampah metabolisme, & toksin.
6. Sistem limfatik dan imunologi
- Kulit ad. pertahanan pertama dlm imunitas, menyediakan sawar mekanik dan sekret kimia untuk
menghalau penetrasi mikroba.
- Sel-sel Langerhans pd epidermis berperan dlm imunologi dgn cara pengenalan antigen thdp agen asing.
- Makrofag memfagosit mikroba yang berhasil mempenetrasi permukaan kulit.
- Sistem limfatik melindungi integumen dengan menyediakan makrofag tambahan dan memobilisasi
limfosit.
7. Sistem pernapasan
- Rambut hidung berfungsi menyaring partikel debu dari udara yang dihirup.
- Stimulasi pada ujung saraf nyeri dapat mengubah laju pernapasan.
- Sistem pernapasan menyediakan oksigen untuk jaringan dan mengeliminasi karbondioksida.
8. Sistem pencernaan
- Kulit mengaktifkan vitamin D3 (calcitriol) yg akan membantu penyerapan kalsium dan fosfor di sal. cerna.
- Sistem pencernaan menyediakan nutrien untuk sel dan simpanan lipid di adiposit.
9. Sistem saluran kemih
- Ginjal menerima sebagian hormon vitamin D dari kulit dan mengubahnya menjadi calcitriol
- Ekskresi sampah metabolisme mll kelenjar keringat turut berperan dlm menentukan jmlh ekskresi mll
tubulus ginjal.
10. Sistem reproduksi
- Ujung saraf di kulit & subkutan berespon thdp stimulus erotik & berkontribusi thdp kepuasan seksual.
- Gerakan menghisap bayi pd puting susu ibu menstimulasi ujung saraf di kulit & menyebabkan keluarnya
ASI. Kelenjar susu (modifikasi dari kelenjar keringat) memproduksi ASI.
- Kulit mengalami pelebaran (hiperplasia) selama kehamilan terkait pertumbuhan fetus.
- Hormon-hormon seks mempengaruhi distribusi rambut, sel adiposa dan perkembangan kelenjar
payudara.
Daftar Pustaka
• Martini F. Fundamentals of Anatomy and
Physiology. 9 th ed. USA: Pearson Education
Inc; 2012.
• Tortora G, Derrickson B. Principles of Anatomy
and Physiology. 11th ed. USA: John Wiley &
Sons Inc; 2006.
• Buku2 Anfisman

Anda mungkin juga menyukai