Anda di halaman 1dari 21

ANATOMI FISIOLOGI KULIT

Kulit merupakan organ tubuh yang terletak paling luar dan merupakan proteksi
terhadap organ-organ yang terdapat dibawahnya dan membangun sebuah barrier yang
memisahkan organ-organ internal dengan lingkungan luar dan turut berpartisipasi dalam
banyak fungsi tubuh yang vital.

•Luas kulit orang dewasa 1,5 -2 m2 dengan berat kira-kira 15 % dari berat badan manusia
•Tebal bervariasi antara ½ - 3 mm. •Kulit sangat kompleks, elastis dan sensitif bervariasi
pada keadaan iklim, umur, sex, ras dan juga bergantung pada lokasi tubuh
Kulit dapat bergerak dan meregang tergantung pada :
•Tebal kulit
•Jumlah lipatan kulit
•Elastisitas kulit
•Perlekatan kulit dengan jaringan dibawahnya
•Umur individu.

Lapisan Kulit
•Epidermis
•Dermis
•Jaringan subcutan.
EPIDERMIS
Terdiri dari 5 lapisan (stratum) berturut-turut dari atas ke bawah :
•Stratum corneum
•Stratum lucidum
•Stratum garanulosum
•Stratum spinosum/ spongiosum
•Stratum basale
Stratum Corneum
•Lapisan paling luar terdiri dari sel-sel gepeng dan tidak berinti lagi, sudah mati dan
protoplasmanya telah berubah menjadi keratin.
•Makin keatas makin halus dan lama-lama terlepas dari kulit berupa sisik-sisik yang
sangat halus.
•Diperkirakan, tubuh melepaskan 50-60 milyar keratinosit (korneosit) setiap hari
Stratum Lucidum
•Hanya terdapat pada kulit yang tebal.
•Mikroskop elektron menunjukkan bahwa sel-selnya sejenis dengan sel-sel yang berada
di stratum corneum.

Stratum Granulosum
•Terdiri dari tiga sampai empat lapisan atau keratocytes yang dipipihkan.
•Keratocytes ini berperan besar terhadap susunan keratin di dalam lapisan atas
epidermis.

Stratum Spinosum
•Terdiri atas beberapa lapis sel yang berbentuk poligonal yang besarnya berbeda-beda,
karena adanya proses mitosis.
•Protoplasmanya jernih karena banyak mengandung glikogen dan inti terletak ditengah-
tengah.
•Diantara sel spinosum terdapat sel langerhans  mengaktifkan sistem imun

Stratum Basale
•Lapisan terdalam epidermis
•10-20 % sel di stratum basale adalah melanocytes  melanin, sel warna untuk kulit
(pigmen).
•Butiran melanin berkumpul pada permukaan setiap keratinocytes.

DERMIS
•Dermis membentuk bagian terbesar kulit dengan memberikan kekuatan dan struktur
pada kulit. Lapisan ini tersusun dari dua lapisan yaitu :
–Lapisan papillaris yaitu bagian yang menonjol ke epidermis merupakan jaringan fibrous
tersusun longgar yang berisi ujung serabut saraf dan pembuluh darah.
–Lapisan retikularis yaitu bagian di bawah lapisan papilaris yang menonjol ke arah
subcutan, lebih tebal dan banyak jaringan ikat.
•Dermis juga tersusun dari pembuluh darah serta limfe, serabut saraf, kelenjar keringat
serta sebasea dan akar rambut.

JARINGAN SUBCUTAN/ HIPODERMIS


•Merupakan lapisan kulit yang paling dalam. Lapisan ini terutama berupa jaringan
adiposa yang memberikan bantalan antara lapisan kulit dan struktur internal seperti otot
dan tulang. Jaringan subcutan dan jumlah lemak yang tertimbun merupakan faktor
penting dalam pengaturan suhu tubuh.

ADNEKSA KULIT

1.Kelenjar pada kulit


a. Kelenjar Sebasea
–Kelenjar sebasea, berkaitan dengan folikel rambut, ductus kelenjar sebasea akan
mengosongkan sekret minyaknya ke dalam ruangan antara folikel rambut dan batang
rambut
–untuk setiap lembar rambut terdapat sebuah kelenjar sebasea yang sekretnya akan
melumasi rambut dan membuat rambut menjadi lunak serta lentur
b. Kelenjar keringat
–Ditemukan pada kulit sebagian besar permukaan tubuh. Kelenjar ini terutama terdapat
pada telapak tangan dan kaki. Hanya glans penis, bagian tepi bibir (margo labium oris),
telinga luar dan dasar kuku yang tidak mengandung kelenjar keringat

Kelenjar Keringat diklasifikasikan menjadi 2 :

 Kelenjar ekrin
- Ditemukan pada semua daerah kulit. Saluran keluarnya bermuara langsung ke
permukaan kulit. Keringat dikeluarkan dari kelenjar ekrin sebagai reaksi terhadap
kenaikan suhu sekitarnya dan kenaikan suhu tubuh.
 Kelenjar apokrin
–Kelenjar apokrin terdapat di daerah aksila, anus, skrotum dan labia mayora. Kelenjar
apokrin menjadi aktif pada pubertas. Kelenjar ini memproduksi keringat yang keruh dan
diuraikan oleh bakteri sehingga menghasilkan bau yang khas.

2.Rambut
–Rambut terdiri atas akar rambut yang terbentuk dari dermis dan batang rambut yang
menjulur keluar dari dalam kulit. Rambut tumbuh dalam sebuah rongga yang dinamakan
folikel rambut. Proliferasi sel-sel dalam bulbus pili menyebabkan pembentukan rambut.
–Folikel rambut akan mengalami siklus pertumbuhan dan istirahat. Kecepatan
pertumbuhan rambut bervariasi, pertumbuhan rambut janggut berlangsung paling cepat
dan kecepatan pertumbuhan ini diikuti oleh rambut pada kulit kepala, aksila serta alis
mata. Pada kulit kepala pertumbuhan rambut biasanya 3 mm perhari.

–Fase pertumbuhan (anagen) dapat berlangsung sampai selama 6 tahun untuk rambut
kulit kepala, sementara fase istirahat (telogen) kurang lebih selama 4 bulan.
–Selama fase telogen, rambut akan rontok dari tubuh.

3. Kuku
–Kuku adalah bagian terminal lapisan tanduk (stratum corneum) yang menebal. Bagian
kuku yang terbenam dalam kulit jari disebut akar kuku (nailroot), bagian yang terbuka di
atas dasar jaringan lunak kulit pada ujung jari disebut badan kuku (nailplate) dan yang
paling ujung adalah bagian kuku yang bebas. Kuku tumbuh dari akar kuku keluar dengan
kecepatan tumbuh kira-kira 1 (satu) mm perminggu.

Fungsi Kulit
•Perlindungan (proteksi)
–Kulit melindungi tubuh dari segala pengaruh luar, misalnya bahan kimia, mekanis,
bakteriologis dan lingkungan sekitarnya yang senantiasa berubah-ubah. Fungsi proteksi
ini terutama dilakukan oleh stratum corneum, dalam hal ini juga dimungkinkan karena
adanya bantalan lemak, tebalnya lapisan kulit dan serabut-serabut jaringan penunjang
yang berperan sebagai pelindung terhadap gangguan fisis

•Sensibilitas/fungsi sensori
–Ujung-ujung reseptor serabut saraf pada kulit memungkinkan tubuh untuk memantau
secara terus menerus keadaan lingkungan disekitarnya. Fungsi utama reseptor pada kulit
adalah untuk mengindera suhu, rasa nyeri, sentuhan yang ringan dan tekanan. Berbagai
ujung saraf bertanggung jawab untuk bereaksi terhadap setiap stimuli yang berbeda.

•Ujung reseptor saraf berupa mekanoreseptor yaitu sel Merkel di epidermis, korpuskulus
Meissner’s di stratum papillare, dan korpuskulus paccinian di jaringan subkutan serta
ujung serabut saraf bebas (free nerve endings (nyeri, tekanan dan reseptor temperatur).

–Korpus Meisner’s: reseptor yang terdapat pada kulit tidak berambut (banyak diujung jari
dan bibir) untuk mendeteksi objek yang sangat ringan dan vibrasi dengan frekuensi
rendah.
–Sel Merkel terdapat didaerah dimana terdapat korpus Meisner’s berfungsi untuk
melokalisasi sensasi raba pada daerah permukaan tubuh dan menentukan teksture
benda yang dipegang.
–Korpus Paccini berperan penting untuk mendeteksi vibrasi
•Keseimbangan air
–Stratum corneum memiliki kemampuan untuk menyerap air dan dengan demikian akan
mencegah kehilangan air serta elektrolit yang berlebihan dari bagian internal tubuh dan
mempertahankan kelembaban dalam jaringan subkutan. Bila kulit mengalami kerusakan
misalnya pada luka bakar, cairan dan elektrolit dalam jumlah yang besar dapat hilang
dengan cepat.

•Pengaturan suhu (thermoregulator)


–Tubuh secara terus menerus akan menghasilkan panas sebagai hasil metabolisme
makanan yang memproduksi energi. Panas ini akan hilang terutama lewat kulit.

•Fungsi komunikasi oleh ekspresi respon otonom.

•Produksi vitamin
–Kulit yang terpajan sinar ultraviolet dapat mengubah substansi yang diperlukan untuk
mensintesis vitamin D (kolekalsiferol).

•Fungsi respons immun


–Beberapa sel dermal (sel langerhans, interleukin-1 yang memproduksi keratinosit dan
sub kelompok limfosit T) merupakan komponen penting dalam sistem immun

Sistem immun lokal


•SALT (skin associated lymphatic tissue)
•MALT (mucosa associated lymphatic tissue)

SALT (Skin Associated Lymphatic Tissue)


•Struktur khusus SALT atau SIS (Skin associated immune system) yaitu:
–Antigen presenting sel (sel Langerhans, monosit, jaringan makrofag)
–Sel efektor (Sel T, sel B, NK cells, granulosit, sel mast)
–Keratinosit (produksi sitokin)

•Kulit beserta struktur anatominya berperan sebagai pertahanan utama terhadap infeksi.
•Sel Langerhans secara normal terdapat dikulit dan setelah diaktivasi akan berpindah ke
nodus limfe dan kontak dengan sel T (sebagai pertahanan spesifik).
•Sebagai contoh: saat mengalami dermatitis kontak akibat alergi perhiasan yang
mengandung nikel masuk ke kulit dan berikatan dengan protein endogen kemudian
difagositosis sebagai antigen oleh makrofag kulit (sel langerhans).

•Selanjutnya makrofag akan bermigrasi ke kelenjar limfe regional dan ditempat tersebut
antigen akan dipresentasikan ke sel T yang spesifik untuk antigen tersebut. Sel T ini akan
berproliferasi dan berdiferensiasi menjadi sel T pembunuh dan sel TH1) sehingga dapat
mencapai tempat pemajanan antigen dalam jumlah besar terutama melalui darah).

Kulit mepunyai tiga lapisan utama: epidermis, dermis dan jaringan sub cutis. Epidermis (lapisan
luar) tersusun dari beberapa lapisan tipis yang mengalami tahap diferensiasi pematangan.

Kulit ini melapisi dan melindungi organ di bawahnya terhadap kehilangan air, cedera mekanik
atau kimia dan mencegah masuknya mikroorganisme penyebab penyakit.

Lapisan paling dalam epidermis membentuk sel – sel baru yang bermigrasi kearah permukaan luar
kulit. Epidermis terdalam juga menutup luka dan mengembalikan integritas kulit sel – sel khusus
yang disebut melanosit dapat ditemukan dalam epidermis. Mereka memproduksi melanin, pigmen
gelap kulit. Orang berkulit lebih gelap mempunyai lebih banyak melanosit aktif.

Lapisan epidermis terdiri dari 5 lapisan yaitu:

1. Stratum Korneum: selnya sudah mati, tidak mempunyai intisel, intiselnya sudah mati dan
mengandung zat keratin.
2. Stratum Lusidum: selnya pipih, bedanya dengan stratum granulosum ialah sel – sel sudah
banyak yang kehilangan inti dan butir–butir sel telah menjadi jernih sekali dan tembus
sinar. Lapisan ini hanya terdapat pada telapak tangan dan telapak kaki.
3. Stratum Granulosum: stratum ini terdiri dari sel – sel pipih. Dalam sitoplasma terdapat
butir–butir yang disebut keratohialin yang merupakan fase dalam pembentukan keratin.
4. Stratum Spinosum/Stratum Akantosum: merupakan lapisan epidermis yang paling tebal.
5. Stratum Basal/Germinativum: stratum germinativum menggantikan sel – sel yang
diatasnya dan merupakan sel – sel induk.

Sedangkan lapisan dermis terdiri dari 2 bagian, yaitu:

1. Bagian atas, papilaris (stratum papilaris)


2. Bagian bawah, retikularis (stratum retikularis)

Kedua jaringan tersebut terdiri dari jaringan ikat lonngar yang tersusun dari serabut – serabut
kolagen , serabut elastis dan serabut retikulus. Serabut kolagen untuk memberikan kekuatan pada
kulit. Serabut elastis memberikan kelenturan pada kulit. Retikulus terdapat terutama di sekitar
kelenjar dan folikel rambut dan memberikan kekuatan pada alat tersebut.

Lapisan sub cutis terdiri dari kumpulan – kumpulan sel – sel lemak dan diantara gerombolan ini
berjalan serabut – serabut jaringan ikat dermis. Fungsi kulit adalah untuk:

 Proteksi
 Pengatur suhu
 Absorbsi
 Pembentukan pigmen
 Eksresi
 Keratinisasi
 Sensasi
 Pembentukan vitamin D

Anatomi dan Fisiologi Kulit Manusia

Wednesday, September 11, 2013 Pharmacy No comments

A. Anatomi Kulit

Kulit adalah suatu organ pembungkus seluruh permukaan luar tubuh, merupakan organ terberat
dan terbesar dari tubuh. Seluruh kulit beratnya sekitar 16 % berat tubuh, pada orang dewasa sekitar 2,7
– 3,6 kg dan luasnya sekitar 1,5 – 1,9 meter persegi. Tebalnya kulit bervariasi mulai 0,5 mm sampai 6 mm
tergantung dari letak, umur dan jenis kelamin. Kulit tipis terletak pada kelopak mata, penis, labium minus
dan kulit bagian medial lengan atas. Sedangkan kulit tebal terdapat pada telapak tangan, telapak kaki,
punggung, bahu dan bokong. Secara embriologis kulit berasal dari dua lapis yang berbeda, lapisan luar
adalah epidermis yang merupakan lapisan epitel berasal dari ectoderm sedangkan lapisan dalam yang
berasal dari mesoderm adalah dermis atau korium yang merupakan suatu lapisan jaringan ikat. (Ganong,
2008).

Secara histopatologis kulit tersusun atas 3 lapisan utama yaitu :


EPIDERMIS

Epidermis adalah lapisan luar kulit yang tipis dan avaskuler. Terdiri dari epitel berlapis gepeng
bertanduk, mengandung sel melanosit, Langerhans dan merkel. Tebal epidermis berbeda-beda pada
berbagai tempat di tubuh, paling tebal pada telapak tangan dan kaki. Ketebalan epidermis hanya sekitar
5 % dari seluruh ketebalan kulit. Terjadi regenerasi setiap 4-6 minggu. Epidermis terdiri atas lima lapisan
(dari lapisan yang paling atas sampai yang terdalam):

1. Stratum Korneum

Terdiri dari sel keratinosit yang bisa mengelupas dan berganti.

2. Stratum Lusidum

Berupa garis translusen, biasanya terdapat pada kulit tebal telapak kaki dan
telapak tangan. Tidak tampak pada kulit tipis.

3. Stratum Granulosum

Ditandai oleh 3-5 lapis sel polygonal gepeng yang intinya ditengah dan sitoplasma terisi oleh granula
basofilik kasar yang dinamakan granula keratohialin yang mengandung protein kaya akan histidin.
Terdapat sel Langerhans.

4. Stratum Spinosum

Terdapat berkas-berkas filament yang dinamakan tonofibril, dianggap filamenfilame tersebut


memegang peranan penting untuk mempertahankan kohesi sel dan melindungi terhadap efek abrasi.
Epidermis pada tempat yang terus mengalami gesekan dan tekanan mempunyai stratum spinosum
dengan lebih banyak tonofibril. Stratum basale dan stratum spinosum disebut sebagai lapisan Malfigi.
Terdapat sel Langerhans.

5. Stratum Basale (Stratum Germinativum)

Terdapat aktifitas mitosis yang hebat dan bertanggung jawab dalam pembaharuan sel epidermis secara
konstan. Epidermis diperbaharui setiap 28 hari untuk migrasi ke permukaan, hal ini tergantung letak, usia
dan faktor lain.Merupakan satu lapis sel yang mengandung melanosit. Fungsi Epidermis : Proteksi barier,
organisasi sel, sintesis vitamin D dan sitokin, pembelahan dan mobilisasi sel, pigmentasi (melanosit) dan
pengenalan alergen (sel Langerhans) (Wasitaatmadja, 1997).

DERMIS

Merupakan bagian yang paling penting di kulit yang sering dianggap sebagai “True Skin”. Terdiri
atas jaringan ikat yang menyokong epidermis dan menghubungkannya dengan jaringan subkutis.
Tebalnya bervariasi, yang paling tebal pada telapak kaki sekitar 3 mm.

Dermis terdiri dari dua lapisan :

 Lapisan papiler; tipis mengandung jaringan ikat jarang.

 Lapisan retikuler; tebal terdiri dari jaringan ikat padat.

Serabut-serabut kolagen menebal dan sintesa kolagen berkurang dengan bertambahnya usia.
Serabut elastin jumlahnya terus meningkat dan menebal, kandungan elastin kulit manusia meningkat kira-
kira 5 kali dari fetus sampai dewasa. Pada usia lanjut kolagen saling bersilangan dalam jumlah besar dan
serabut elastin berkurang menyebabkan kulit terjadi kehilangan kelemasannya dan tampak mempunyai
banyak keriput. Dermis mempunyai banyak jaringan pembuluh darah. Dermis juga mengandung beberapa
derivat epidermis yaitu folikel rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar keringat. Kualitas kulit tergantung
banyak tidaknya derivat epidermis di dalam dermis. Fungsi Dermis : struktur penunjang, mechanical
strength, suplai nutrisi, menahan shearing forces dan respon inflamasi (Wasitaatmadja, 1997).

SUBKUTIS

Merupakan lapisan di bawah dermis atau hipodermis yang terdiri dari lapisan lemak. Lapisan ini
terdapat jaringan ikat yang menghubungkan kulit secara longgar dengan jaringan di bawahnya. Jumlah
dan ukurannya berbeda-beda menurut daerah di tubuh dan keadaan nutrisi individu. Berfungsi
menunjang suplai darah ke dermis untuk regenerasi. Fungsi Subkutis / hipodermis : melekat ke struktur
dasar, isolasi panas, cadangan kalori, kontrol bentuk tubuh dan mechanical shock absorber.
(Wasitaatmadja, 1997).

Reseptor yang cepat beradaptasi di kulit yaitu reseptor taktil (sentuh) dikulit yang
memberitahu mengenai perubahan tekanan pada permukaan kulit. Karena reseptor ini cepat
beradaptasi maka seseorang tidak menyadari sedang memakai jam tangan, cincin dan sebagainya.
Sewaktu memakai sesuatu maka akan terbiasa karena adanya adaptasi cepat reseptor tersebut. Sewaktu
mencopotnya maka akan menyadarinya karena adanya off response (Sherwood, 2001).

Mekanisme adaptasi untuk korpus atau badan Pacini (Pacinian corpuscle) suatu reseptor kulit
yang mendeteksi tekanan dan getaran diketahui dari sifat-sifat fisiknya. Korpus Pacini adalah suatu ujung
reseptor khusus yang terdiri dari lapisan-lapisan konsentrik jaringan ikat mirip kulit bawang yang
membungkus ujung perifer suatu neuron aferen (Sherwood, 2001).

Setiap neuron sensorik berespons terhadap informasi sensorik hanya dalam daerah terbatas
dipermukaan kulit sekitarnya, daerah ini dikenal sebagai lapangan reseptif (receptive field). Ukuran
lapangan reseptif bervariasi berbanding terbalik dengan kepadatan reseptor didaerah tersebut. Semakin
dekat penempatan reseptor jenis tertentu, maka semakin kecil daerah kulit yang terpantau oleh reseptor
tersebut. Semakin kecil lapangan reseptif di suatu daerah maka semakin besar ketajaman (acuity) atau
kemampuan diskriminatif (Sherwood, 2001).

Arteri yang memberi nutrisi pada kulit membentuk pleksus terletak antara lapisan papiler dan
retikuler dermis dan selain itu antara dermis dan jaringan subkutis. Cabang kecil meninggalkan pleksus ini
memperdarahi papilla dermis, tiap papilla dermis punya satu arteri asenden dan satu cabang vena. Pada
epidermis tidak terdapat pembuluh darah tapi mendapat nutrient dari dermis melalui membran
epidermis (Moffat, dkk., 2004).

B. FISIOLOGI KULIT
Kulit merupakan organ yang berfungsi sangat penting bagi tubuh diantaranya adalah memungkinkan
bertahan dalam berbagai kondisi lingkungan, sebagai barier infeksi, mengontrol suhu tubuh
(termoregulasi), sensasi, eskresi dan metabolisme. Fungsi proteksi kulit adalah melindungi dari kehilangan
cairan dari elektrolit, trauma mekanik, ultraviolet dan sebagai barier dari invasi mikroorganisme patogen.
Sensasi telah diketahui merupakan salah satu fungsi kulit dalam merespon rangsang raba karena
banyaknya akhiran saraf seperti pada daerah bibir, puting dan ujung jari. Kulit berperan pada pengaturan
suhu dan keseimbangan cairan elektrolit. Termoregulasi dikontrol oleh hipothalamus. Temperatur perifer
mengalami proses keseimbangan melalui keringat, insessible loss dari kulit, paru-paru dan mukosa bukal.
Temperatur kulit dikontrol dengan dilatasi atau kontriksi pembuluh darah kulit. Bila temperatur
meningkat terjadi vasodilatasi pembuluh darah, kemudian tubuh akan mengurangi temperatur dengan
melepas panas dari kulit dengan cara mengirim sinyal kimia yang dapat meningkatkan aliran darah di kulit.
Pada temperatur yang menurun, pembuluh darah kulit akan vasokontriksi yang kemudian akan
mempertahankan panas. dapat meningkatkan aliran darah di kulit. Pada temperatur yang menurun,
pembuluh darah kulit akan vasokontriksi yang kemudian akan mempertahankan panas.

Sensasi kulit adalah sensasi yang reseptornya ada dikulit, sedangkan sensasi visera adalah sensasi
yang berkaitan dengan persepsi lingkungan dalam, nyeri dari alat-alat visera biasanya digolongkan sebagai
sensasi visera. Terdapat 4 sensasi kulit yaitu: raba-tekan (tekanan adalah rabaan yang ditahan agak lama),
dingin, hangat, dan nyeri. Kulit mengandung berbagai jenis ujung saraf sensorik yang meliputi ujung saraf
telanjang, saraf yang melebar, serta ujung saraf yang terselubung (Ganong, 2008).

C. Fungsi Kulit

Kulit mempunyai berbagai fungsi yaitu sebagai berikut :

1. Pelindung atau proteksi


Epidermis terutama lapisan tanduk berguna untuk menutupi jaringanjaringan tubuh di sebelah dalam dan
melindungi tubuh dari pengaruhpengaruh luar seperti luka dan serangan kuman. Lapisan paling luar dari
kulit ari diselubungi dengan lapisan tipis lemak, yang menjadikan kulit tahan air. Kulit dapat menahan suhu
tubuh, menahan luka-luka kecil, mencegah zat kimia dan bakteri masuk ke dalam tubuh serta menghalau
rangsang-rangsang fisik seperti sinar ultraviolet dari matahari.

2. Penerima rangsang

Kulit sangat peka terhadap berbagai rangsang sensorik yang berhubungan dengan sakit, suhu panas atau
dingin, tekanan, rabaan, dan getaran. Kulit sebagai alat perasa dirasakan melalui ujung-ujung saraf
sensasi.

3. Pengatur panas atau thermoregulasi

Kulit mengatur suhu tubuh melalui dilatasi dan konstruksi pembuluh kapiler serta melalui respirasi yang
keduanya dipengaruhi saraf otonom. Tubuh yang sehat memiliki suhu tetap kira-kira 98,6 derajat
Farenheit atau sekitar 36,50C. Ketika terjadi perubahan pada suhu luar, darah dan kelenjar keringat kulit
mengadakan penyesuaian seperlunya dalam fungsinya masing-masing. Pengatur panas adalah salah satu
fungsi kulit sebagai organ antara tubuh dan lingkungan. Panas akan hilang dengan penguapan keringat.

4. Pengeluaran (ekskresi)

Kulit mengeluarkan zat-zat tertentu yaitu keringat dari kelenjar-kelenjar keringat yang dikeluarkan melalui
pori-pori keringat dengan membawa garam, yodium dan zat kimia lainnya. Air yang dikeluarkan melalui
kulit tidak saja disalurkan melalui keringat tetapi juga melalui penguapan air transepidermis sebagai
pembentukan keringat yang tidak disadari.

5. Penyimpanan.

Kulit dapat menyimpan lemak di dalam kelenjar lemak.

6. Penyerapan terbatas

Kulit dapat menyerap zat-zat tertentu, terutama zat-zat yang larut dalam lemak dapat diserap ke dalam
kulit. Hormon yang terdapat pada krim muka dapat masuk melalui kulit dan mempengaruhi lapisan kulit
pada tingkatan yang sangat tipis. Penyerapan terjadi melalui muara kandung rambut dan masuk ke dalam
saluran kelenjar palit, merembes melalui dinding pembuluh darah ke dalam peredaran darah kemudian
ke berbagai organ tubuh lainnya.
7. Penunjang penampilan

Fungsi yang terkait dengan kecantikan yaitu keadaan kulit yang tampak halus, putih dan bersih akan dapat
menunjang penampilan Fungsi lain dari kulit yaitu kulit dapat mengekspresikan emosi seseorang seperti
kulit memerah, pucat maupun konstraksi otot penegak rambut.

C. Warna Kulit

Warna kulit sangat beragam, dari yang berwarna putih mulus, kuning, coklat, kemerahan atau hitam.
Setiap warna kulit mempunyai keunikan tersendiri yang jika dirawat dengan baik dapat menampilkan
karakter yang menarik. Warna kulit terutama ditentukan oleh :

1. Oxyhemoglobin yang berwarna merah

2. Hemoglobin tereduksi yang berwarna merah kebiruan

3. Melanin yang berwarna coklat

4. Keratohyalin yang memberikan penampakan opaque pada kulit, serta

5. Lapisan stratum corneum yang memiliki warna putih kekuningan atau keabu-

abuan.

Dari semua bahan-bahan pembangun warna kulit, yang paling menentukan warna kulit adalah pigmen
melanin. Banyaknya pigmen melanin di dalam kulit ditentukan oleh faktor-faktor ras, individu, dan
lingkungan. Melanin dibuat dari tirosin sejenis asam amino dan dengan oksidasi, tirosin diubah menjadi
butir-butir melanin yang berwarna coklat, serta untuk proses ini perlu adanya enzim tirosinase dan
oksigen. Oksidasi tirosin menjadi melanin berlangsung lebih lancar pada suhu yang lebih tinggi atau di
bawah sinar ultra violet. Jumlah, tipe, ukuran dan distribusi pigmen melanin ini akan menentukan variasi
warna kulit berbagai golongan ras atau bangsa di dunia. Proses pembentukan pigmen melanin kulit terjadi
pada butir-butir melanosom yang dihasilkan oleh sel-sel melanosit yang terdapat di antara sel-sel basal
keratinosit di dalam lapisan benih.

D. Jenis-jenis Kulit
Upaya untuk perawatan kulit secara benar dapat dilakukan dengan terlebih dahulu harus mengenal jenis-
jenis kulit dan ciri atau sifat-sifatnya agar dapat menentukan cara-cara perawatan yang tepat, memilih
kosmetik yang sesuai, menentukan warna untuk tata rias serta untuk menentukan tindakan koreksi baik
dalam perawatan maupun dalam tata rias. Kulit yang sehat memiliki ciri :

1. Kulit memiliki kelembaban cukup, sehingga terlihat basah atau berembun

2. Kulit senantiasa kenyal dan kencang

3. Menampilkan kecerahan warna kulit yang sesungguhnya

4. Kulit terlihat mulus, lembut dan bersih dari noda, jerawat atau jamur

5. Kulit terlihat segar dan bercahaya

6. Memiliki sedikit kerutan sesuai usia.

Pada umumnya jenis kulit manusia dapat dikelompokkan menjadi :

1. Kulit Normal

Kulit normal cenderung mudah dirawat. Kelenjar minyak (sebaceous gland) pada kulit normal biasanya
‘tidak bandel’, karena minyak (sebum) yang dikeluarkan seimbang, tidak berlebihan ataupun kekurangan.
Meski demikian, kulit normal tetap harus dirawat agar senantiasa bersih, kencang, lembut dan segar. Jika
tidak segera dibersihkan, kotoran pada kulit normal dapat menjadi jerawat. Selain itu kulit yang tidak
terawat akan mudah mengalami penuaan dini seperti keriput dan tampilannya pun tampak lelah.

Ciri-ciri kulit normal adalah kulit lembut, lembab berembun, segar dan bercahaya, halus dan mulus,
tanpa jerawat, elastis, serta tidak terlihat minyak yang berlebihan juga tidak terlihat kering. Meskipun jika
dilihat sepintas tidak bermasalah, kulit normal tetap harus dijaga dan dirawat dengan baik, karena jika
tidak dirawat, kekenyalan dan kelembaban kulit normal akan terganggu, terjadi penumpukan kulit mati
dan kotoran dapat menyebabkan timbulnya jerawat.

2. Kulit Berminyak

Kulit berminyak banyak dialami oleh wanita di daerah tropis. Karena pengaruh hormonal, kulit berminyak
biasa dijumpai pada remaja puteri usia sekitar 20 tahunan, meski ada juga pada wanita usia 30-40 tahun
yang mengalaminya. Penyebab kulit berminyak adalah karena kelenjar minyak (sebaceous gland) sangat
produktif, hingga tidak mampu mengontrol jumlah minyak (sebum) yang harus dikeluarkan. Sebaceaous
gland pada kulit berminyak yang biasanya terletak di lapisan dermis, mudah terpicu untuk bekerja lebih
aktif. Pemicunya dapat berupa faktor internal atau faktor eksternal, yaitu :

a. Faktor internal meliputi :

1) Faktor genetis : anak dari orang tua yang memiliki jenis kulit berminyak,

cenderung akan memiliki kulit berminyak pula.

2) Faktor hormonal : hormon manusia sangat mempengaruhi produksi keringat.

Karena itulah pada wanita yang sedang menstruasi atau hamil akan lebih sering

berkeringat. Selain itu stres dan banyak gerak juga dapat menjadi pemicu

keringat berlebihan.

b. Faktor eksternal meliputi :

1) Udara panas atau lembab.

2) Makanan yang dapat merangsang keluarnya keringat seperti makanan yang terlalu pedas baik karena
cabai atau merica, makanan yang terlalu asin, makanan yang berbumbu menyengat seperti bawang putih,
makanan yang terlalu berminyak serta makanan dan minuman yang terlalu panas. Kulit berminyak
memerlukan perawatan khusus dibandingkan kulit normal. Pada jenis kulit ini, minyak berlebihan yang
dibiarkan akan menjadi media yang baik bagi pertumbuhan bakteri yang pada saat selanjutnya akan
menjadi jerawat, radang atau infeksi.

Merawat kulit berminyak bukan berarti membuat kulit benarbenar bebas minyak, karena minyak
pada kulit tetap diperlukan sebagai alat pelindung alami dari sengatan sinar matahari, bahanbahan kimia
yang terkandung dalam kosmetika maupun terhadap polusi. Yang perlu dilakukan adalah menjaga agar
kadar sebum tetap seimbang dan kulit tetap dalam keadaan bersih agar bakteri penyebab jerawat dapat
terhambat. Memiliki jenis kulit berminyak, memiliki kelebihan yaitu membantu menjaga kelembaban
lapisan dermis hingga memper-lambat timbulnya keriput.

Ciri-ciri kulit berminyak yaitu : minyak di daerah T tampak berlebihan, tekstur kulit tebal dengan
pori-pori besar hingga mudah menyerap kotoran, mudah berjerawat, tampilan wajah berkilat, riasan
wajah seringkali tidak dapat melekat dengan baik dan cepat luntur serta tidak mudah timbul kerutan.
3. Kulit Kering

Kulit kering memiliki karakteristik yang cukup merepotkan bagi pemiliknya, karena pada umumnya
kulit kering menimbulkan efek yang tidak segar pada kulit, dan kulitpun cenderung terlihat berkeriput.
Kulit kering memiliki kadar minyak atau sebum yang sangat rendah dan cenderung sensitif, sehingga
terlihat parched karena kulit tidak mampu mempertahankan kelembabannya. Ciri dari kulit kering adalah
kulit terasa kaku seperti tertarik setelah mencuci muka dan akan mereda setelah dilapisi dengan krim
pelembab. Kondisi kulit dapat menjadi lebih buruk apabila terkena angin, perubahan cuaca dari dingin ke
panas atau sebaliknya. Garis atau kerutan sekitar pipi, mata dan sekitar bibir dapat muncul dengan mudah
pada wajah yang berkulit kering.

Berbagai faktor yang menjadi penyebab kulit menjadi kering,

diantaranya :

a. Faktor genetik

Faktor genetik merupakan kondisi bawaan seseorang, termasuk kondisi kulit wajah yang kering.

b. Kondisi struktur kulit

Kondisi kelenjar minyak yang tidak mampu memberi cukup lubrikasi untuk kulit, menimbulkan dehidrasi
pada kulit.

c. Pola makan

Pola makan yang buruk, kekurangan nutrisi tertentu seperti vitamin A dan vitamin B merupakan salah satu
pemicu kulit menjadi kering.

d. Faktor lingkungan

Pengaruh lingkungan seperti terpapar sinar matahari, angin, udara dingin, radikal bebas atau paparan
sabun yang berlebihan saat mandi atau mencuci muka pun akan sangat berpengaruh pada pembentukan
kulit kering

e. Penyakit kulit

Kondisi lainnya yang sangat berpeluang menjadi penyebab kulit kering adalah karena kulit
terserang penyakit tertentu seperti eksim, psoriasis dan sebagainya. Kulit kering merupakan bentuk lain
dari tanda tidak aktifnya kelenjar thyroid dan komplikasi pada penderita diabetes. Kulit kering terjadi jika
keseimbangan kadar minyak terganggu. Pada kulit berminyak terjadi kelebihan minyak dan pada kulit
kering justru kekurangan minyak. Kandungan lemak pada kulit kering sangat sedikit,sehingga mudah
terjadi penuaan dini yang ditandai keriput dan kulit terlihat lelah serta terlihat kasar. Kulit kering
memerlukan perawatan yang bersifat pemberian nutrisi agar kadar minyak tetap seimbang dan kulit dapat
selalu terjaga kelembabannya.

Kulit kering memiliki ciri-ciri : kulit halus tetapi mudah menjadi kasar, mudah merekah dan terlihat
kusam karena gangguan proses keratinisasi kulit ari, tidak terlihat minyak berlebihan di daerah T yang
disebabkan oleh berkurangnya sekresi kelenjar keringat dan kelenjar palit atau kelenjar minyak. Ciri
lainnya yaitu mudah timbul kerutan yang disebabkan oleh menurunnya elastisitas kulit dan berkurangnya
daya kerut otot-otot, mudah timbul noda hitam, mudah bersisik, riasan yang dikenakan tidak mudah
luntur, reaktivitas dan kepekaan dinding pembuluh darah terhadap rangsangan-rangsangan berkurang
sehingga peredaran darah tidak sempurna dan kulit akan tampak pucat, suram dan lelah.

4. Kulit Sensitif

Diagnosis kulit sensitif didasarkan atas gejala-gejala penambahan warna, dan reaksi cepat terhadap
rangsangan. Kulit sensitif biasanya lebih tipis dari jenis kulit lain sehingga sangat peka terhadap hal-hal
yang bisa menimbulkan alergi (allergen). Pembuluh darah kapiler dan ujung saraf pada kulit sensitif
terletak sangat dekat dengan permukaan kulit. Jika terkena allergen, reaksinya pun sangat cepat. Bentuk-
bentuk reaksi pada kulit sensitif biasanya berupa bercak merah, gatal, iritasi hingga luka yang jika tidak
dirawat secara baik dan benar akan berdampak serius. Warna kemerahan pada kulit sensitif disebabkan
allergen memacu pembuluh darah dan memperbanyak aliran darah ke permukaan kulit. Berdasarkan
sifatnya tadi, perawatan kulit sensitif ditujukan untuk melindungi kulit serta mengurangi dan
menanggulangi iritasi.

Kulit sensitif seringkali tidak dapat diamati secara langsung, diperlukan bantuan dokter kulit atau
dermatolog untuk memeriksanya dalam tes alergi-imunologi. Dalam pemeriksaan alergi, biasanya pasien
akan diberi beberapa allergen untuk mengetahui kadar sensitivitas kulit. Kulit sensitif memiliki ciri-ciri
sebagai berikut : mudah alergi, cepat bereaksi terhadap allergen, mudah iritasi dan terluka, tekstur kulit
tipis, pembuluh darah kapiler dan ujung saraf berada sangat dekat dengan permukaan kulit sehingga kulit
mudah terlihat kemerahan. Faktor-faktor yang dapat menjadi allergen bagi kulit sensitif antara lain :
makanan yang pedas dan berbumbu tajam, kafein, nikotin dan minuman beralkohol, niasin atau vitamin
B3, kandungan parfum dan pewarna dalam kosmetika, sinar ultraviolet dan gangguan stres. Kulit sensitif
berbeda dengan kulit reaktif. Meski timbul bercak kemerahan atau gatal-gatal akibat penggunaan
kosmetika tertentu, belum tentu menjadi gejala atau tanda kulit sensitif. Kemungkinan bercak kemerahan
tadi hanya menandakan iritasi ringan, yang akan hilang sendiri. Kulit reaktif seperti ini dapat menjadi
sensitif jika iritasi kemudian meluas dan sukar sembuh. Untuk membedakannya perlu dilakukan tes alergi-
imunologi oleh dokter kulit.

5. Kulit Kombinasi atau Kulit Campuran

Faktor genetis menyebabkan kulit kombinasi banyak ditemukan di Asia. Banyak wanita timur
terutama di daerah tropis yang memiliki kulit kombinasi : kering-berminyak atau normal-berminyak. Pada
kondisi tertentu kadang dijumpai kulit sensitif-berminyak. Kulit kombinasi terjadi jika kadar minyak di
wajah tidak merata. Pada bagian tertentu kelenjar keringat sangat aktif sedangkan daerah lain tidak,
karena itu perawatan kulit kombinasi memerlukan perhatian khusus. Area kulit berminyak dirawat dengan
perawatan untuk kulit berminyak dan di area kulit kering atau normal dirawat sesuai dengan jenis kulit
tersebut. Kulit kombinasi atau kulit campuran memiliki ciri-ciri sebagai berikut : kulit di daerah T
berminyak sedangkan di daerah lain tergolong normal atau justru kering atau juga sebaliknya. Di samping
itu tekstur kulit sesuai jenisnya yakni di area kulit berminyak akan terjadi penebalan dan di area normal
atau kering akan lebih tipis.

Struktur Anatomi Dan Fungsi Kulit Manusia

Anatomi Kulit.
Kulit tersusun atas tiga lapisan, yaitu lapisan kulit terluar biasa disebut lapisan ari atau epidermis,
di bawah lapisan ari adalah lapisan jangat atau dermis, dan lapisan terdalam dari kulit adalah
lapisan lemak atau hypodermis. Secara skematik, susunan dan anatomi kulit dapat dilihat pada
gambar dibawah.

Anatomi Kulit

Lapisan Kulit Epidermis.


Epidermis tersusun dari stratum germinativum, stratum granulosum, dan stratum corneum. Pada
lapisan ari terdapat lapisan sel keratinosit yang berperan aktif dalam regenerasi sel kulit dan sel
pembentuk pigmen melamin. Di dalam sel pembentuk pigmen melamin terdapat melanosom.
Melanosom merupakan tempat terjadinya melaminisasi, proses pembentukan pigmen melamin.

Melamin berfungsi dalam mewarnai kulit dan sebagai pelindung kulit dari sengatan matahari dan
ultra violet. Orang kulit hitam memiliki pigmen melamin lebih banyak daripada orang kulit
putih, sehingga kulitnya lebih mampu menahan pengaruh ultra violet sinar matahari dibanding
orang kulit putih.

Lapisan Kulit Dermis.


Pada lapisan dermis terdapat pembuluh darah, folikel rambut, kelenjar minyak (glandula
sebasea), kelenjar keringat (glandula sudorifera), serabut saraf, dan lapisan lemak subkutans.
Lapisan ini mengandung banyak serat kolagen dan elastin. Kolagen dan elastin memberikan
pengaruh besar terhadap elastisitas kulit.

Pembuluh darah bertugas mentransfer kebutuhan oksigen dan nutrisi yang akan digunakan oleh
jaringan epidermis dan dermis. Pembuluh darah merupakan bagian penting dalam system
mengatur suhu tubuh.
Kelenjar keringat menghasilkan keringat untuk membawa zat sisa atau senyawa hasil
metalobisme keluar dari tubuh melalui pori-pori. Keringat yang keluar membawa sebagian panas
tubuh.

Folikel rambut merupakan tempat akar rambut, dimana rambut dapat tumbuh dan berwarna.
Sedangkan warna rambut ditentukan oleh pigmen melanin. Rambut dapat tumbuh terus selama
mendapat nutrisi dari pembuluh darah di sekitar folikel rambut. Kelenjar minyak berfungsi
menghasilkan minyak untuk melumasi kulit dan rambut agar tidak kering.

Hypodermis.
Hypodermis terletak di bawah lapisan dermis. Lapisan ini mengandung banyak lemak dengan
berbagai fungsinya. Lemak berfungsi sebagai cadangan makanan. Sebagian berperan dalam
melindungi tubuh dari berbagai pengaruh buruk lingkungan luar seperti benturan, tekanan sinar
matahari, kimiawi, mikroorgenisme. Lemak juga akan menjamin suhu tubuh selalu dalam
kondisi normal.

Anatomi dan fisiologi kulit

1. 1. SISTEM INTEGUMEN dr. Miftahurrahmah 085369151459 PROGRAM STUDI ILMU


KEPERAWATAN UNIVERSITAS JAMBI
2. 2. Definisi Kulit : Bagian paling luar & terluas dari organ tubuh Paling tebal: telapak kaki &
telapak tangan 60 mm Paling tipis: penis 0.5 mm Kelopak mata & Glans
3. 3. Ciri-ciri kulit • Pembungkus elastis sebagai pelindung dari pengaruh lingkungan • Alat tubuh
yang terberat 15% berat badan • Luas 1.5-1.75 m • Tebal 1.22 mm
4. 4. ANATOMI KULIT a.Epidermis b.Dermis c.Sub Kutis
5. 5. Anatomi kulit
6. 6. Epidermis Terdiri 5 lapis : 1.STRATUM KORNEUM 2.STRATUM LUSIDUM 3.STRATUM
GRANULOSUM 4.STRATUM SPINOSUM 5.STRATUM BASALIS
7. 7. Epidermis • Stratum Korneum 5-10 lapis sel GEPENG MATI tak berinti Secara teratur
mengelupas Protoplasmanya telah berubah menjadi keratin • Stratum lusidum Sel2 GEPENG tak
berinti protoplasmanya berubah menjadi protein disebut ELEIDIN
8. 8. Epidermis • Stratum Granulosum – 2-3 lapis sel – Sitoplasma berbutir kasar – inti (+) – butir
kasar terdiri atas keratohialin • Stratun Spinosum – lapisan epidermis yang paling dalam –
terdiri sel polygonal, makin ke permukaan makin  gepeng, antara sel  SEL LANGERHANS – inti
(+) ditengah – protoplasmanya jernih karena mengandung>> glikogen – Perlektan antara
jembatan penebalan bulat kecil NODULUS BIZZOZERO
9. 9. Epidermis • Stratum Basalis/Germinatifum Lapisan paling bawah Lapisan kolumner spt pagar
mitosis secara periodik Diantara sel basale terdpt sel melanosit (pembentuk melanin/pigmen)
Keratinisasi : 21-28 hari
10. 10. Dermis • dibawah epidermis Lebih tebal, • Terdiri dari 2 lapisan: – Pars papilare – Pars
retikulare
11. 11. Dermis Berada dibawah epidermis dan lebih tebal, 1. PARS PAPILARE Bagian yg menonjol ke
epidermis terdiri: ujung saraf & pembuluh darah 2. PARS RETIKULARE Bagian yg menonjol KE
SUBKUTAN,terdiri: Serabut penunjang: – kolagen, – elastin – retikulin DASAR (matriks): – asam
hialuronat – kondroitin sulfat – TERDAPAT JUGA fibroblas
12. 12. KULIT MUDA KULIT TUA
13. 13. Subkutis • Terdiri atas jaringan ikat longgar berisi sel lemak. • Sel berbentuk bulat, besar, inti
terdesak ke pinggir sitoplasma lemak yang bertambah. • Sel berkelompok dan dipisahkan oleh
trabekula fibrosa • Fungsi: sebagai bantalan antara kulit dan struktur internal, cadangan
makanan.
14. 14. VASKULARISASI KULIT • Pleksus superficialis  dibagian atas dermis • Pleksus profunda  di
subkutis
15. 15. Adneksa kulit 1.Kelenjar kulit : – Kelenjar keringat (Glandula sudorifera) – Kelenjar
minyak(Glandula Sebasea ) 2 KUKU 3 RAMBUT. 4.Organ sensoris: adanya ujung saraf sensoris di
dermis dan sub kutis.
16. 16. Kelenjar pada kulit 1. kelenjar keringat 1. Kelenjar ekrin (terdapat disemua kulit) melepaskan
keringat pada saat suhu tubuh atau lingkungan meningkat. Kecepatan sekresi diatur oleh saraf
simpatik, faktor panas, dan stress emosional 2. Kelenjar apokrin kelenjar keringat yang
bermuara pada folikel rambut. Menghasilkan keringat keruh dan dapat diuraikan oleh bakteri
sehingga menimbulkan bau khas pada telinga bagian luar disebut kelenjar seruminosa produksi
serumen
17. 17. 2. Kelenjar sebacea • mengontrol minyak ke dalam ruang antar folikel rambut dan batang
rambut  melumasi rambut rambut halus, lentur dan lunak. • Lokasi  disamping akar rambut
& bermuara di folikel rambut
18. 18. Kuku Definisi: Bagian terminal lapisan tanduk yang menebal Bagian kuku: 1. Matriks kuku:
PEMBENTUK JARINGAN kuku yang baru 2. Dinding kuku: LIPATAN KULIT yang menutupi bagian
atas dan pinggir kuku 3. Dasar kuku: BAGIAN KULIT yang ditutupi kuku 4. Alur kuku: CELAH antar
dasar dan dinding kuku 5. Akar kuku: bagian proksimal kuku (yang terbenam dalam kulit) 6.
Lempeng kuku: BAGIAN KUKU yang di kelilingi dinding kuku 7. Lunula: bagian LEMPENG KUKU
yang BERWARNA PUTIH berbentuk bulan sabit dan terletak didekat akar kuku, sering tertutup
kulit. 8. Eponikium: dinding kuku bagian peroksimal 9. Hiponikium: dasar kuku, kulit ari dibawah
kuku yang bebas menebal
19. 19. Rambut • Terdapat diseluruh tubuh kecuali: Telapak tangan dan telapak kaki,bagian dorsal
dari falang distal jari tangan, kaki, penis, labia minora dan bibir. • Jenis rambut: – Rambut
terminal rambut kasar, >> pigmen lokasi: kepala, alis, bulu mata, ketiak dan genitalia eksterna
– Rambut velus pigmen<<, lokasi  hampir seluruh tubuh
20. 20. Rambut • Penampang rambut: – Kutikula: lapisan keratin proteksi kekeringan & pengaruh
lain dari luar – Korteks: lapisan polipeptida yang memanjang dan saling berdekatan. Lapisan ini
mengandung pigmen – Medula: terdiri atas 3-4 lapis sel kubus yang berisi keratohialin, badan
lemak, rongga udara, RAMBUT VELUS TIDAK MEMPUNYAI MEDULA.
21. 21. Siklus Aktivasi Folikel Rambut • Anagen stage (2-6 tahun) sel-sel matriks melalui proses
mitosis membentuk sel-sel baru mendorong sel-sel lebih tua ke atas • Catagen stage penebalan
jaringan ikat disekitar folikel rambut, bagian tengah akar rambut menyempit & bagian
bawahnya melebar • Telogen stage sel epitel memendek & berbentuk tunas kecil, membuat
rambut baru, rambut gada akan terdorong keluar
22. 22. Rambut
23. 23. Rambut Fungsi rambut: • Pelindung • Penyaring udara • Pengatur suhu • Pendorong
penguapan keringat • Indera peraba yang sensitif
24. 24. ORGAN ORGAN SENSORIS - Badan badan Ruffini : rangsangan panas - Badan badan Krause :
rangsangan dingin - Badan badan Meissner: rangsangan raba kuat/dalam - Badan badan Merkel
Ranvier untuk: rangsangan raba halus - Badan badan Vater paccini : untuk tekanan
25. 25. Fungsi kulit 1. 2. PROTEKSI : FISIK DAN MEKANIK ABSORPSI: Material yang larut dalam lemak,
mudah diabsorbsi kulit. Sejumlah obat juga dapat diserap mell kulit, contoh : salep. 3. EKSKRESI:
Suhu tubuh / lingkungat meningkat menyebabkan pembuluh darah di kulit akan melebar, maka
semakin banyak darah mengalir kedaerah tersebut. Karena pangkal kelenjar keringat b.d
pembuluh darah maka terjadilah penyerapan air, garam & sedikit urea oleh kelenjar keringat
kemudian keringat keluar melalui pori-pori kulit. PERSEPSI : Adanya organ sensoris. PENGATUR
SUHU TUBUH. PEMBENTUK PIGMEN KERATINISASI PEMBENTUKAN VITAMI D Kulit dapat
merbuat vit D dari bahan baku 7-dihidarioksi kolesterol dengan bantuan sinar matahari (UV). 4.
5. 6. 7. 8.

Anda mungkin juga menyukai