Fisiologi Sistem
Integumen
Afifa Radhina
01. 02.
Pembentukan panas dalam
Struktur sistem integumen tubuh
Lapisan kulit dan jaringan
penunjang
03. 04.
Pelepasan panas dari dalam
tubuh Pengaturan suhu tubuh
Pengaturan dan mekanismenya
01.
Struktur sistem
integumen
Lapisan kulit dan jaringan penunjang
Kulit
1. Kulit merupakan organ terbesar di tubuh dan
menutupi seluruh bagian eksternal tubuh
2. Struktur kulit terbentuk dari berbagai jaringan
rumit yang berfungsi sebagai barrier mekanik
antara lingkungan luar dan jaringan dibawahnya
terhadap pathogen, sinar UV, cedera kimia dan
mekanik.
3. Kulit juga mengatur suhu dan jumlah air yang
dikeluarkan ke lingkungan
4. Berat kulit pada dewasa umumnya sektiar 4,5 kg
dan luas permukaannya sekitar 1,86 m2
5. Kulit terdiri dari 3 lapisan:
• Epidermis
• Dermis
• Hipodermis
Epidermis
• Epidermis terdiri dari berbagai lapisan sel epithelia
• Rata2 epidermis akan berganti sekitar 2,5 bulan
• Lapisan epidermis yg lebih dalam terdiri dari sel kubus yang
hidup dan membelah secara cepat, sedangkan lapisan yg
lebih luar adalah sel yang mati dan pipih. Sel yg baru
terbentuk di lapisan dalam epidermis akan terus mendorong
sel yang lebih tua ke permukaan dan menjauhi suplai
nutrient. • Laju pembelahan dan ketebalan
• Epidermis tidak memiliki suplai darah langsung, selnya lapisan keratin ini bervariasi di tiap
mendapatkan nutrisi dari difusi nutrient dari jaringan daerah tubuh. Paling tebal di area
vaskular di bawah dermis kulit yg paling banyak
• Sel epidermal diikat kuat bersama dgn desmosome yg mendapatkan tekanan spt telapak
menghubungkan filament intermediet keratin yang kaki
membentuk pelindung yg kuat dan kompak membentuk
lapisan keratin
Lapisan Epidermis
1. Stratum basale: atau stratum germinativum adalah lapisan
paling dalam, dipisahkan dari dermis oleh membran dasar
(lamina basalis). Sel berbentuk kubus hingga kolom,
memiliki stem cell aktif yang terus memproduksi
keratinosit. Di lapisan ini juga ada melanosit.
2. Stratum spinosum: terdiri dari 8-10 lapis sel seperti duri
karena bentuk sel yang tak beraturan, polyhedral dengan
penonjolan sitoplasma yang berhubungan dengan sel
tetangga oleh desmosome. Sel dendritic ditemukan di
lapisan ini
3. Stratum granulosum: 3-5 lapis sel, terdapat sel berbentuk 4. Stratum lucidum: 2-3 lapis sel, terdapat di
spt berlian dengan granula keratohylain dan lamellar. kulit yang tebal seperti telapak tangan dan
Kerathyalin granule mengandung precursor keratin yang telapak kaki
akan beragregat. Lamella granule mengandung glikolipid 5. Stratum corneum: 20-30 lapis sel, lapisan
yang disekresi keluar sel sbg “lem” antar sel paling atas, terdiri dari keratin dan sel
tanduk yang membentuk keratinosit mati
(sel skuamosa).
Sel Terspesialisasi di Epidermis
1. Lapisan keratin pada epidermis kedap udara, cukup tahan air, dan tahan kebanyakan
substansi sehingga dapat menahan apapun yg melewati antara dalam tubuh dan
lingkungan luar
2. Kulit meminimalisir kehilangan air dan komponen penting dalam tubuh
3. Kulit juga berfungsi sbg barrier terhadap infeksi bakteri dan senyawa toksik (kecuali
yg larut lipid)
4. Kulit dapat memodifikasi senyawa berbahaya yg kontak dengan kulit menjadi
senyawa yg tidak berbahaya, tetapi beberapa senyawa yg larut lipid dapat penetrasi ke
dalam kulit melalui membran lipid bilayer sel epidermis
Dermis
1. Dermis terhubung dengan epidermis dan terdiri dari 2 lapisan jaringan ikat yaitu lapisan
papillary dan reticular yang bergabung bersama
2. Lapisan papillary adalah lapisan di bagian atas, lebih tipis, terdiri dari jaringan ikat longgar
3. Lapisan reticular adalah lapisan lebih dalam, lebih tepat, tidak banyak sel, terdiri dari jaringan
ikat padat kolagen
4. Di lapisan dermis terdapat kelenjar keringat, folikel rambut, otot, saraf sensori, dan pembuluh
darah
Dermis
• Pembuluh darah pada dermis tidak hanya menyuplai dermis dan epidermis, tetapi juga
berperan penting dalam pengaturan suhu tubuh
• Volume darah yang mengalir di pembuluh darah tersebut mengatur jumlah pertukaran
panas antara pembuluh darah di permukaan kulit dan lingkungan luar
• Reseptor di ujung perifer serabut saraf aferen di dermis mendeteksi tekanan, suhu,
nyeri, dan input somatosensory lainnya.
• Ujung saraf eferen di dermis mengatur pembuluh darah, penegakan rambut, dan
sekresi kelenjar eksokrin kulit
Kelenjar Eksokrin Kulit dan Folikel Rambut
Kelenjar Eksokrin Kulit dan Folikel Rambut
1. Sel pada kelenjar sebaceous memproduksi sebum, yakni sekresi minyak yang
dikeluarkan ke folikel rambut di dekatnya. Kemudian sebum akan mengalir ke
permukaan kulit, meminyaki rambut dan lapisan luar keratin di kulit, lalu membantu
kulit menjadi tahan air dan mencegah kulit menjadi kering dan pecah-pecah.
2. Kelenjar sebaceous aktif ketika manusia memasuki masa pubertas, sehingga
menyebabkan kulit berminyak pada remaja
3. Setiap folikel rambut dibatasi oleh sel yang mensekresi keratin dan protein yang
membentuk batang rambut
4. Rambut meningkatkan stimuli sentuhan (taktil)
Hipodermis
1. Kulit dilekatkan dengan jaringan dibawahnya (otot atau tulang) oleh hypodermis
(hypo = bawah) atau dikenal juga dengan jaringan ikat longgar yakni jaringan
subkutan.
2. Sel lemak kebanyakan berada di hypodermis. Deposit lemak yang berada di seluruh
tubuh ini disebut sebagai jaringan adiposa.
02.
Pembentukan panas
dalam tubuh
Pendahuluan mengenai kesetimbangan energi
1. Seluruh sel dalam tubuh membutuhkan energi untuk menjalankan fungsinya masing-
masing. Semua energi didapatkan dari makanan yang dikonsumsi.
2. Energi yang masuk dari makanan adalah input energi. Energi yang diperoleh dari
proses biokimia ketika makanan diingesti dapat digunakan scr langsung untuk kerja
biologis atau disimpan dalam bentuk lemak di tubuh untuk digunakan nanti
3. Output energi atau pengeluaran energi di tubuh terbagi menjadi kerja eksternal dan
kerja internal. Kerja eksternal adalah energi yang dikeluarkan ketika otot rangka
berkontraksi untuk bergerak atau memindahkan benda. Kerja internal adalah semua
bentuk pengeluaran energi yang tidak membutuhkan kerja mekanik di luar tubuh
seperti aktivitas otot untuk postur atau menggigil dan semua kerja biologis yang harus
berjalan untuk mepertahankan hidup spt mempompa darah, bernapas, transport materi
antar sel dll (metabolic cost of living)
Konversi Energi Nutrient menjadi Panas
1. Tidak semua energi dari molekul nutrient dapat digunakan untuk menjalankan kerja
biologis. Energi yg tidak digunakan untuk kerja diubah menjadi energi termal atau
panas.
2. Ketika proses biokimia, sekitar 50% energi di molekul nutrient diubah menjadi ATP,
sisanya 50% lagi hilang dalam bentuk panas. Ketika sel menggunakan ATP, ada lagi
25% energi dari makanan diubah menjadi panas.
3. Jadi total energi yang digunakan dari makanan tidak lebih dari 25% dan sisanya 75%
lagi hilang sbg panas
4. Pada akhirnya, hampir semua energi yang digunakan oleh tubuh akan menjadi panas.
Contohnya energi yang digunakan untuk memompa darah perlahan menjadi panas
oleh gesekan ketika darah mengalir di pembuluh darah, energi yang digunakan untuk
kerja otot rangka juga akhirnya keluar sebagai panas, dan energi yang disimpan di
lemak juga berakhir menjadi panas
5. Panas yang terbentuk bukanlah semata-mata energi yang terbuang, tetapi digunakan
untuk menjaga suhu tubuh.
Input Energi dan Output Energi
Produksi panas tubuh yang tidak diatur
Produksi Panas dari Metabolisme
1. Produksi panas dalam tubuh terbentuk dari proses metabolisme normal di tubuh
Produksi Panas dari Kontraksi Otot
Produksi panas tubuh yang diatur
Pengaturan Suhu
Tubuh
Pendahuluan
1. Manusia umumnya memiliki suhu lingkungan yang lebih rendah dibandingkan suhu
tubuh sehingga tubuh secara konstan membuat panas di dalam tubuh untuk menjaga
suhu tubuh.
2. Produksi panas bergantung pada oksidasi bahan bakar metabolik yang berasal dari
makanan.
3. Perubahan suhu tubuh dapat mengubah aktivitas sel, peningkatan suhu dapat
mempercepat reaksi kimia, sedangkan penurunan suhu dapat memperlambat reaksi
kimia.
4. Karena fungsi sel tubuh sensitif terhadap perubahan suhu, maka manusia harus untuk
menjaga suhu dalam tubuh tetap homeostasis.
Suhu Tubuh Manusia
1. Suhu tubuh manusia terdiri dari suhu inti dan suhu kulit.
2. Suhu inti adalah suhu jaringan dalam tubuh (organ di abdomen dan toraks) yang
umumnya selalu konstan, sehingga ketika manusia terpajan berbagai suhu di
lingkungan yang dingin atau panas, suhu intinya akan relative konstan (±0,6°C)
3. Suhu kulit berbeda dengan suhu inti, suhu kulit dapat naik atau turun mengikuti suhu
lingkungan.
4. Suhu inti normal bervariasi tiap orang sehat, suhunya berkisar antara 36,6°C sampai
37°C jika diperiksa secara oral dan 37,2°C sampai 37,5°C jika diperiksa melalui
rektal.
5. Suhu kulit dapat bervariasi mengikuti suhu lingkungan, suhu kulit dapat berfluktuasi
mulai dari 20°C hingga 40°C.
Hipotalamus sebagai thermostat
1. Hipotalamus berperan sebagai thermostat dalam tubuh, yaitu menjaga suhu tubuh atau
pusat termoregulatori yang menerima informasi aferen mengenai suhu di berbagai
tempat di tubuh dan menginisiasi pengaturan suhu untuk mengoreksi perbedaan suhu
inti dari suhu normalnya (perbedaan hingga 0,01°C).