Anda di halaman 1dari 20

BENIGN PROSTATIC

HIPERPLASIA

DOKTER PEMBIMBING
dr. Surya Habsara, Sp.B
DEFINISI
Benigna Hiperplasia Prostat

BPH merupakan istilah


histopatologis yaitu terdapat
hiperplasia sel-sel stroma dan sel-
sel epitel kelenjar prostat.

Kelenjar prostat adalah salah satu organ genitalia pria yang terletak sebelah inferior buli-buli
dan melingkari uretra posterior. Bila mengalami pembesaran, organ ini dapat menyumbat
uretra pars prostatika dan menyebabkan terhambatnya aliran urine keluar dari buli-buli.
Bentuknya sebesar buah kenari dengan berat normal pada orang dewasa 20 gram.
4 area prostat
ETIOLOGI
Belum diketahui secara pasti penyebab  terjadinya  hiperplasia prostat,
tetapi  beberapa hipotesis menyebutkan bahwa  hiperplasia prostat erat kaitannya
dengan peningkatan kadar dehidrotestosteron (DHT)  

Testosterone dan dihydrotestosterone (DHT) merangsang proliferasi sel epitel dan


stroma prostat, inhibisi apoptosis, dan angiogenesis prostat. Testosteron diproduksi
oleh sel leydig di testis dan diubah oleh enzim 5α-reductase menjadi
dihydrotestosterone. Keseimbangan antara proliferasi dan apoptosis sel terjadi jika
tingkat androgen dan estrogen di dalam prostat normal, tetapi ketidakseimbangan
DHT terjadi seiring penuaan, menyebabkan proliferasi sel epitel dan stroma prostat
FAKTOR RISIKO
USIA
RAS
GENETIK
HORMON SEX STEROID
SINDROM METABOLIK
OBESITAS
DIABETES
AKTIVITAS FISIK
DIET
INFLAMASI
PATOFISIOLOGI
Ketidakseimbangan antara pertumbuhan dan kematian sel menyebabkan pembesaran
prostat. Pembesaran prostat menyebabkan obstruksi mekanis yang mengakibatkan intrusi
ke lumen uretra yang akan menimbulkan mekanisme kompensasi pada fungsi kandung
kemih. Peningkatan tekanan otot detrusor diperlukan untuk mempertahankan aliran urin
pada kondisi ini. Perubahan fungsi detrusor ini disebabkan oleh karena obstruksi,
perubahan fungsi kandung kemih dan fungsi sistem saraf yang berhubungan dengan usia.
Kondisi ini akan menimbulkan keluhan frekuensi berkemih, urgensi, nokturia
GEJALA-BPH
OBSTRUKTIF IRITASI
Hestinancy Frequency
Poor Stream Nokturia
Intermittency Urgency
Terminal Dribbling Disuria
Sensation of Incomplete
bledder emptying
straining
Retensi urin
DIAGNOSIS
ANAMNESIS
PEMERIKSAAN
FISIK
PEMERIKSAAN
PENUNJANG

PENCITRAAN
ANAMNESIS
Keluhan Utama
Riwayat Penyakit Sekarang
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat Personal Sosial
Riwayat Pengobatan
Riwayat Trauma

catatan harian berkemih


SKOR KELUHAN
Visual Prostatic Symptom Score (VPSS)
PEMERIKSAAN FISIK
STATUS UMUM HEAD - TOE
Keadaan Umum Inspeksi
Menilai VAS Palpasi
Vital Sign Perkusi
Pemeriksaan Head to Toe Auskultasi

STATUS UROLOGIS
TAMBAHAN
Ginjal
Kandung Kemih
colok dubur
Genitalia Eksterna
PEMERIKSAAN PENUNJANG
URINALISIS
(leukosituria, Hematuria)
FUNGSI GINJAL
PSA (Prostat Spesific Antigen)
Uroflometry (volume miksi)
Residu Urin
PENCITRAAN
USG
BNO IVP Pencitraan saluran kemih bagian ATAS

SISTOGRAFI hanya dikerjakan apabila terdapat hematuria, infeksi saluran


kemih, insufisiensi renal, residu urine yang banyak, riwayat
SISTOSKOPI urolitiasis, dan riwayat pernah menjalani pembedahan pada
saluran urogenitalia

Pencitraan saluran kemih bagian BAWAH


Saluran kemih atas Pemeriksaan uterosistografi retogard dilakukan jika di curigai
adanya striktur uretra
saluran kemih bawah
pencitraan prostat merupakan pemeriksaan rutin yang bertujuan untuk
Prostat (TAUS / TRAUS) menilai bentuk dan besar prostat, dengan menggunakan transabdominal
ultrasonography (TAUS) atau transrectal ultrasonography (TRAUS)
Indeks protrusi prostat
TATALAKSANA
NON FARMAKOLOGI
FARMAKOLOGI
PEMBEDAHAN

NON
FARMAKOLOGI
watchful waiting yaitu pasien tidak mendapatkan terapi apapun tetapi perkembangan penyakitnya tetap diawasi oleh
dokter. Pilihan tanpa terapi ini ditujukan untuk pasien BPH dengan skor IPSS dibawah 7, yaitu keluhan ringan yang tidak
mengganggu aktivitas sehari-hari. Pada watchful waiting ini, pasien diberi penjelasan mengenai segala sesuatu hal
yang mungkin dapat memperburuk keluhannya. Pasien diminta untuk kontrol berkala (3-6 bulan) untuk menilai
perubahan keluhan yang dirasakan. Jika keluhan berkemih bertambah buruk, perlu dipikirkan pilihan terapi lainnya
FARMAKOLOGI

α1fa-blocker
Pengobatan dengan α1-blocker bertujuan menghambat kontraksi otot polos prostat sehingga
mengurangi resistensi tonus leher kandung kemih dan uretra. Beberapa obat α1- blocker yang tersedia,
yaitu terazosin, doksazosin, alfuzosin, dan tamsulosin yang cukup diberikan sekali sehari.

5α-reductase inhibitor
5α-reductase inhibitor bekerja dengan menginduksi proses apoptosis sel epitel prostat yang kemudian
mengecilkan volume prostat hingga 20 – 30%. 5a-reductase inhibitor juga dapat menurunkan kadar
PSA sampai 50% dari nilai yang semestinya sehingga perlu diperhitungkan pada deteksi dini kanker
prostat. Saat ini, terdapat 2 jenis obat 5α-reductase inhibitor yang dipakai untuk mengobati BPH, yaitu
finasteride dan dutasteride. Efek klinis finasteride atau dutasteride baru dapat terlihat setelah 6 bulan.
Antagonis Reseptor Muskarinik
Pengobatan dengan menggunakan obat-obatan antagonis reseptor muskarinik bertujuan untuk
menghambat atau mengurangi stimulasi reseptor muskarinik sehingga akan mengurangi
kontraksi sel otot polos kandung kemih. Beberapa obat antagonis reseptor muskarinik yang
terdapat di Indonesia adalah fesoterodine fumarate, propiverine HCL, solifenacin succinate,
dan tolterodine l-tartrate.

Phospodiesterase 5 inhibitor
Phospodiesterase 5 inhibitor (PDE 5-inhibitor) meningkatkan konsentrasi dan memperpanjang
aktivitas dari cyclic guanosine monophosphate (cGMP) intraseluler, sehingga dapat mengurangi
tonus otot polos detrusor, prostat, dan uretra.
Di Indonesia, saat ini ada 3 jenis PDE5-Inhibitor yang tersedia, yaitu sildenafil, vardenafil, dan
tadalafil. (tadalafil dosis 5 mg per hari yang direkomendasikan untuk pengobatan LUTS.).
Taldalafil 5 mg per hari dapat menurunkan skor IPSS sebesar 22-37%.
Penurunan yang bermakna ini didapatkan setelah pemakaian selama 1 minggu.
PEMBEDAHAN
1) Gagal Trial Without Cateter (TwoC)
2) Infeksi saluran kemih berkurang
3) Hematuria makroskopik berulang
4) Batu kandung kemih
5) Penurunan fungsi ginjal yang disebabkan oleh obstruksi akibat BPH
6) Perubahan patologis pada kandung kemih dan saluran kemih bagian atas

INVASIVE MINIMAL OPERASI TERBUKA


Transurethral Resection of the Prostate (TURP) Transvesikal (Hryntschack atau Freyer) dan
Laser Prostatektomi retropubik (Millin).
Transurethral Incision of the Prostate (TUIP) Pembedahan terbuka dianjurkan pada prostat yang
Transurethral Microwave Thermotherapy (TUMT) volumenya lebih dari 80 ml.
Transurethral Needle Ablation (TUNA)
High Intensity Focused Ultrasound (HIFU)
terimakasih
HARI AKAN AKAN MENJADI
HARI LUAR BIASA!

Anda mungkin juga menyukai