Oleh :
Nama Karyawan : Aditya Trias Pamungkas
Unit Pelayanan : Sochih
LAPORAN PENDAHULUAN DENGAN DIAGNOSA MEDIS BENIGNA PROSTAT
HYPERTROPI POST OPERASI TURP
DI RUANG SOCHIH RSU HARAPAN IBU PURBALINGGA
A. DEFINISI
Menurut Muttaqin dan Sari (2014), hiperplasia prostat atau BPH (Benign
Prostate Hiperplasia) adalah pembesaran progresif dari kelenjar prostat, bersifat jinak
disebabkan oleh hiperplasi beberapa atau semua komponen prostat yang mengakibatkan
penyumbatan uretra pars prostatika.
B. ETIOLOGI/FAKTOR RESIKO
Penyebab pastinya belum diketahui secara pasti dari hiperplasia prostat, namun
faktor usia dan hormonal peningkatan kadar dihidrotesteron (DHT) menjadi predisposisi
terjadinya BPH. Menurut Prabowo dkk (2014) etiologi BPH sebagai berikut:
a. Peningkatan DKT (dehidrotestosteron)
Peningkatan 5 alfa reduktase dan resepto androgen akan menyebabkan epitel dan
stroma dari kelenjar prostat mengalami hyperplasia.
b. Ketidak seimbangan esterogen-testosteron
Ketidakseimbangan ini terjadi karena proses degeneratif. Pada proses penuaan, pada
pria terjadi peningkan hormone estrogen dan penurunan hormon testosteron. Hal ini
yang memicu terjadinya hiperplasia stroma pada prostat.
c. Interaksi antar sel stroma dan sel epitel prostat
Peningkatan kadar epidermal growth factor atau fibroblast growth factor dan
penurunan transforming growth factor beta menyebabkan hiperplasia stroma dan
epitel, sehingga akan terjadi BPH.
d. Berkurangnya kematian sel (apoptosis)
Estrogen yang meningkat akan menyebabkan peningkatan lama hidup stroma dan
epitel dari kelenjar prostat.
e. Teori stem sel
Sel stem yang meningkat akan mengakibatkan proliferasi sel transit dan memicu
terjadi benigna prostat hyperplasia.
2
C. MANIFESTASI KLINIS
Menurut Nuari 2017, manifestasi klinis yang timbulkan oleh BPH disebut sebagai
syndroma prostatisme. Sindroma prostatisme ini dibagi menjadi dua, antara lain:
1) Gejala obstruktif.
a. Hesitansi, yaitu memulai kencing yang lama dan seringkali disertai dengan
mengejan yang disebabkan oleh karena otot destructor buli-buli memerlukan
waktu beberapa lama meningkatkan tekanan intravesikel guna mengatasi adanya
tekanan dalam uretra prostatika
b. Intermittency yaitu terputus-putusnya aliran kencing yang disebabkan oleh
karena ketidakmampuan otot destrussor dalam mempertahankan tekanan
intravesikel sampai berakhirnya miksi
c. Terminal dribbling yaitu menetesnya urine pada akhir kencing
d. Pancaran lemah yaitu kelemahan kekuatan dan pancaran destrussor memerlukan
waktu untuk dapat melampaui tekanan di uretra
e. Rasa tidak puas setelah berakhirnya buang air kecil dan terasa belum puas
2) Gejala iritas.
a. Urgency yaitu perasaan ingin buang air kecil yang sulit ditahan
b. Frequency yaitu penderita miksi lebih sering dari biasanya dapat terjadi pada
malam hari (nocturia) dan pada siang hari
c. Dysuria yaitu nyeri pada waktu kencing
D. PATOFISIOLOGI
Menurut Muttaqin dan Sari (2014), sejalan dengan pertambahan umur, kelenjar
prostat akan mengalami hiperplasia. Jika prostat membesar, maka akan meluas ke atas
(kandung kemih) sehingga pada bagian dalam akan mempersempit saluran uretra
prostatica dan menyumbat aliran urine.
Keadaan ini dapat meningkatkan tekanan intravesikal. Sebagai kompensasi
terhadap tahanan uretra prostatika, maka otot detrusor dan kandung kemih
berkontraksi lebih kuat agar dapat memompa urine keluar. Kontraksi yang terus-
menerus menyebabkan perubahan anatomi dari kandung kemih berupa: hipertropi otot
detrusor, trabekulasi, terbentuknya selula, sekula, dan divertikel kandung kemih.
Tekanan intravesikal yang tinggi diteruskan ke seluruh bagian buli-buli tidak
terkecuali pada kedua muara ureter. Tekanan pada kedua muara ureter ini dapat
menimbulkan aliran balik urine dari buli-buli ke ureter atau terjadi refluks vesiko-
ureter. Keadaan ini jika berlangsung terus akan mengakibatkan hidroureter,
hidronefrosis, bahkan akhirnya dapat jatuh ke dalam gagal ginjal.
3
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Menurut Nuari 2017, pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada pasien BPH
adalah antara lain:
1. Sedimen urin Untuk mencari kemungkinan adanya proses infeksi atau inflamasi
slauran kemih.
2. Kultur urin Mencari jenis kuman yang menyebabkan infeksi atau sekaligus
menentukan sensitifitas kuman terhadap beberapa anti mikroba yang diujikan.
3. Foto polos abdomen Mencari kemungkinan adanya batu saluran kemih atau
kalkulosa prostat dan kadang menunjukkan bayangan buli-buli yang penuh terisi
urin yang merupakan tanda dari retensi urine.
4. IVP (Intra Vena Pielografi) Mengetahui kemungkinan kelainan ginjal atau ureter
berupa hidroureter atau hidronefrosis, memperkirakan besarnya kelenjar prostat,
penyakit pada buli-buli.
5. Ultrasonografi (Trans abdominal dan trans rektal) Untuk mengetahui
pembesaran prostat, volume buli-buli atau mengukur sisa urin dan keadaan
patologi lainnya seperti difertikel, tumor.
6. Systocopy Untuk mengukur besar prostat dengan megukur panjang uretra
parsprostatika dan melihat prostat ke dalam rectum.
4
retensi urin, hematuria, tanda penurunan fungsi ginjal, ada batu saluran
kemih. Terapi bedah yang dapat dilakukan pada klien BPH meliputi :
1) Pembedahan terbuka (Prostatektomi)
Beberapa teknik operasi prostatektomi terbuka yang biasa digunakan
adalah prostatektomi suprapubik, prostatektomi perineal, dan
prostatektomi retropubic.
2) Pembedahan endourologi
Pembedahan endourologi dapat dilakukan dengan memakai tenaga
elektrik diantaranya adalah TURP (Transurethral Resection of the
Prostate), TIUP (Transurethral Incision of the Prostate), BNI (Bladder
Neck Incision), Elektrovaporisasi Prostat, dan Laser Prostaktomi.
3) Terapi invasif minimal, dilakukan pada klien dengan resiko tinggi
terhadap tindakan pembedahan, diantaranya Transurethral Microvawe
Thermotherapy (TUMT), Transuretral Ballon Dilatation (TUBD),
Transuretral Needle Ablation (TUNA), dan pemasangan stent uretra.
G. KOMPLIKASI
Komplikasi dari BPH menurut William & Wilkins (2012) diantaranya :
1. Stasis urine, infeksi saluran kemih (ISK), atau kalkuli renal
2. Hipertrofi otot detrusor
3. Stenosis uretra
4. Inkontinensia paradoksikal (aliran berlebih)
5. Gagal ginjal akut atau kronis
6. Diuresis pasca obstruktif akut
5
H. PATHWAY
Prostat membesar
Pembedahan TURP
Pemasangan DC
Defisit pengetahuan
Resiko infeksi
6
I. FOKUS PENGKAJIAN
1. Identitas klien
Pengkajian identitas klien berupa nama, tempat tanggal lahir, umur, jenis
kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, suku/bangsa, tanggal masuk RS, tanggal
operasi, nomor RM, diagnosa medis dan alamat.
2. Identitas penanggung jawab
Identitas penanggung jawab baik ayah, ibu, suami, istri, atau pun anak yang
meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, agama, hubungan
dengan klien dan alamat.
3. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
Nyeri pada post operasi
b. Riwayat kesehatan sekarang
Keluhan yang sering dialami klien BPH dengan istilah LUTS (Lower Urinary
Tract Symtoms). Antara lain: hesistansi, pancaran urin lemah, intermittensi,
ada sisa urine pasca miksi, frekuensi dan disuria (jika obstruksi meningkat).
c. Riwayat kesehatan dahulu
Apakah klien memiliki Riwayat penyakit yang pernah diderita
d. Riwayat kesehatan keluarga
Apakah anggota keluarga ada yang mengalami jenis penyakit yang sama.
4. Pemeriksaan fisik
a) Keadaan umum
Kesadaran dan Tanda-tanda vital biasanya meningkat
Pada pasien Benigna Prostat Hiperplasia, keluhan yang sering dialami dikenal
dengan istilah LUTS (lower urunary tract symtoms) yaitu pancaran urin
lemah, intermitensi,ada sisa urin pasca miksi, urgensi, frekuensi dan disuria.
b) Sistem pernafasan
Inspeksi : biasanya klien terjadi sesak nafas ,frekuensi pernafasan Palpasi :
pada palpasi supra simfisis akan teraba distensi bladder. Auskultasi : biasanya
terdengar suara nafas tambahan seperti ronchi, wheezing, suara nafas
menurun, dan perubahan bunyi nafas.
c) Sistem kardiovaskuler
Inspeksi : tidak terdapat sianosis , tidak terdapat perubahan letak maupun
pemeriksaan pada inspeksi. Palpasi : biasannya denyut nadi meningkat akral
hangat CRT < 2detik Perkusi : pada pemeriksaan manusia normal
pemeriksaan perkusi yang didapatkan pada thorax adalah redup.
d) Sistem persarafan
Inspeksi : klient menggigil, kesadaran menurun dengan adanya infeksi dapat
terjadi urosepsis berat sampai pada syok septik.
7
e) Sistem perkemihan
Inspeksi : terdapat massa padat dibawah abdomen bawah (distensi kandung
kemih) Palpasi : pada palpasi bimanual ditemukan adanya rabaan pada ginjal.
Dan pada palpasi supra simfisis akan teraba distensi bladder dan terdapat
nyeri tekan. Perkusi: dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya residual urin
terdapat suara redup dikandung kemih karena terdapat residual (urin).
f) Sistem pencernaan
Mulut dan tenggorokan : hilang nafsu makan mual dan muntah. Abdomen :
datar (simetris) Inspeksi : bentuk abdomen datar , tidak terdapat masa dan
benjolan. Auskultasi : biasanya bising usus normal. Palpasi : tidak terdapat
nyeri tekan dan tidak terdapat pembesaran permukaan halus. Perkusi ;
tympani
g) Sistem integument
Palpasi : kulit terasa panas karena peningkatan suhu tubuh karena adanya
tanda gejala urosepsis klien menggigil , kesadaran menurun. Sistem
musculoskeletal Traksi kateter direkatkan di bagian paha klien. Pada paha
yang direkatkan kateter tidak boleh fleksi selama traksi masih diperlukan.
h) Sistem Reproduksi
Pada pemeriksaan penis, uretra, dan skrotum tidak ditemukan adanya
kelainan, kecuali adanya penyakit penyerta seperti stenosis meatus.
Pemeriksaan RC (rectal toucher) adalah pemeriksaan sederhana yangpaling
mudah untuk menegakan BPH. Tujuannya adalah untuk menentukan
konsistensi sistem persarafan unut vesiko uretra dan besarnya prostate.
i) Sistem imun
Tidak terjadi kelainan imunitas pada penderita BPH.
j) Sistem endokrin
Inspeksi : adanya perubahan keseimbangan hormon testosteron dan esterogen
pada usia lanjut.
k) Sistem Pengindraan
Inspeksi : pada pasien BPH biasanya pada sistem ini tidak mengalami
gangguan
J. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Berdasarkan pada semua data pengkajian diagnosa keperawatan utama
yang dapat muncul pada post TURP BPH, antara lain :
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik (D.0077)
2. Risiko Infeksi ditandai dengan efek prosedur infasive (D.0142)
3. Risiko Perdarahan dibuktikan dengan Tindakan pembedahan (D.0012)
4. Defisit Pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi (D.0111)
8
K. INTERVENSI KEPERAWATAN
No Diagnosa SLKI SIKI
Keperawata
n
1. Nyeri akut Tingkat nyeri (L.08066) Manajemen nyeri
b.d agen Setelah dilakukan tindakan (I.08238).
pencedera keperawatan 3x24 jam Observasi :
fisik diharapkan tingkat nyeri dapat - Identifikasi
(D.0077) menurun dengan kriteria hasil : lokasi ,karakteristik,
Indikator Awal Target durasi, frekuensi,
Keluhan 1 5 kulaitas nyeri, skala
nyeri nyeri, intensitas nyeri
Meringis 1 5 - Identifikasi respon
Sikap 1 5 nyeri non verbal.
protektif - Identivikasi factor yang
Gelisah 1 5 memperberat dan
Keterangan : memperingan nyeri.
1 : Meningkat Terapeutik :
2 : Cukup meningkat - Berikan teknik
3 : Sedang nonfarmakologis untuk
4 : Cukup menurun mengurangi rasa nyeri.
5 : Menurun - Fasilitasi istirahat dan
tidur.
Edukasi :
- Jelaskan
penyebab ,periode, dan
pemicu nyeri
- Jelaskan strategi
meredakan nyeri
- Anjurkan memonitor
nyeri secara mandiri
- Ajarkan Teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi nyeri
2. Resiko Tingkat infeksi (L.14137) Pencegahan Infeksi
infeksi Setelah dilakukan tindakan Observasi :
ditandai keperawatan 3x24 Jam - Monitor tanda dan
dengan diharapkan tingkat infeksi gejala infeksi lokal dan
9
faktor resiko dapat menurun dengan kriteria sistemik
efek hasil : Terapeutik :
prosedur Indikator Awal Target - Batasi jumlah
invasive Demam 1 5 pengunjung
(D.0142) - Berikan perawatan
Kemerah 1 5
kulit pada daerah
an
edema
Nyeri 1 5
- Cuci tangan
Bengkak 1 5
sebelum dan
Keterangan :
sesudah kontak
1 : Meningkat
dengan pasien dan
2 : Cukup meningkat
lingkungan pasien
3 : Sedang
- Pertahankan Teknik
4 : Cukup menurun
aseptic pada pasien
5 : Menurun
berisiko tinggi
Edukasi :
- Jelaskan tanda dan
gejala infeksi
- Ajarkan cara
memeriksa luka
- Anjurkan
meningkatkan
asupan cairan
Kolaborasi :
- kolaborasi pemberian
imunisasi, jika
perlu
3. Risiko Tingkat perdarahan Pencegahan
perdarahan (L.02017) perdarahan (I.02067)
dibuktikan Setelah dilakukan tindakan Observasi
dengan keperawatan 3x24 Jam - Monitor tanda dan
Tindakan diharapkan tingkat perdarahan gejala perdarahan
pembedahan dapat menurun dengan kriteria - Monitor tanda-tanda
(D.0012) hasil : vital ortostatik
Indikator Awal Target Terapeutik
darah invasive
10
Hemoglo 1 5
bin
Hematok 1 5 Edukasi
rit - Jelaskan tanda gejala
Keterangan : perdarahan
1 : Memburuk - Anjurkan
2 : Cukup memburuk meningkatkan asupan
3 : Sedang cairan
4 : Cukup membaik Kolaborasi
5 : Membaik - Kolaborasi
pemberian obat
pengontrol
perdarahan
4. Defisit Defisit pengetahuan Edukasi Kesehatan
pengetahuan (L.12111) Observasi :
berhubunga Setelah dilakukan tindakan - Identifikasi
n dengan keperawatan 1x24 Jam kesiapan dan
kurang diharapkan tingkat kemampuan
terpapar pengetahuan dapat meningkat menerima informasi
informasi dengan kriteria hasil : Teraupetik :
(D.0111) Indikator Awal Target - Sediakan materi dan
Perilaku 1 5 media Pendidikan
sesuai Kesehatan.
anjuran - Berikan kesempatan
Pertanyaan 5 1 untuk bertanya
tentang Edukasi :
masalah - Jelaskan factor
yang resiko yang dapat
dihadapi mempengaruhi
Kemampuan 1 5 kesehatan.
menjelaskan - Ajarkan perilaku
hidup bersih dan
sehat
Keterangan :
1 : Menurun
2 : Cukup menurun
3 : Sedang
4 : Cukup meningkat
5 : Meningkat
11
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddart. 2013. Keperawatan Medikal Bedah. (Alih bahasa Devi Yulianti, Amelia
Kimin). Edisi 12. Jakarta : EGC
Muttaqin Arif dan Kumala Sari. 2014. Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Perkemihan.
Salemba Medika, Jakarta
Nuari, N. A. and Widayati, D. (2017), Gangguan pada Sistem Perkemihan dan Penatalaksanaan
Keperawatan. Yogyakarta: CV Budi Utama
Prabowo, E., & Pranata, A. E. (2014). Asuhan Keperawatan Sistem Perkemihan. Yogyakarta:
Nuha Medika.
Purnomo, B.A. (2016). Dasar-dasar urologi edisi ketiga. Jakarta: CV Sagung Seto.
Suhartono Toto. 2013. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan System Pekemihan.
Jakarta : CV Trans Info Media
Williams, Lippincott dan Wilkins. 2012. Kapita selekta penyakit dengan implikasi kepaerawatan
Edisi 2. Jakarta : Buku Kedokteran EGC. dalam Bening (2018)
https://repository.poltekkes-smg.ac.id/index.php/index.php?p=fstream-
pdf&fid=8542&bid=15105
12
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. D DENGAN DIAGNOSA MEDIS BENIGNA
PROSTAT HYPERTROPI POST TURP
DI RUANG SOCHIH RSU HARAPAN IBU PURBALINGGA
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Laporan Orientasi Karyawan Baru
Periode November s/d Januari 2024
Oleh :
13
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. D DENGAN DIAGNOSA MEDIS BENIGNA
PROSTAT HYPERTROPI POST TURP DI RUANG SOCHIH RUMAH SAKIT
HARAPAN IBU PURBALINGGA
PENGKAJIAN
Nama Perawat : Aditya Trias Pamungkas
Tanggal Pengkajian : Rabu, 3 Januari 2024, Jam 18.00
I. IDENTITAS
A. PASIEN
Nama : Tn. D
Umur : 73 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pendidikan :-
Pekerjaan : Petani
Agama : Islam
Alamat : Bajong 01/02
Diagnosa medis : BPH
No. Register : RBI-24-01-0076
Tanggal masuk RS : 03 Januari 2024, Pukul 07:25
B. PENANGGUNG JAWAB
Nama : Ny. M
Umur : 68 Tahun
Alamat : Bajong 01/02 Bukateja
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Hub. dengan pasien : Istri
14
C. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mengatakan tidak pernah mempunyai riwayat penyakit apapun.
D. Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien mengatakan keluarga tidak memiliki penyakit yang sama.
E. Genogram
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
: Meninggal
: Tinggal serumah
15
b. Jenis Nasi Nasi tim
c. Porsi 1 porsi habis 1 porsi habis
d. Keluhan Tidak ada Tidak ada
2. Minum
a. Frekuensi 8 gelas sehari < 8 gelas sehari
b. Jenis Air putih, kopi, teh Air putih
c. Keluhan Tidak ada Tidak ada
C Pola Eliminasi Pasien mengatakan BAB 1 kali Pasien mengatakan selama
sehari di pagi hari, konsistensi dirawat di RS belum BAB.
lembek, warna kuning Pasien terpasang kateter urine,
kecoklatan dan tidak ada irigasi 80 tpm, lancer, warna
gangguan saat BAB jernih
BAK tidak lancar, sering
merasakan ingin BAK tapi saat
keluar putus-putus dan tidak
tuntas, air kencing menetes,
nyeri saat BAK
D Pola Aktifitas dan Kemampuan 0 1 2 3 4 Kemampuan 0 1 2 3 4
Latihan perawatan diri perawatan diri
Mandi √ Mandi √
Toileting √ Toileting √
Berpakaian √ Berpakaian √
Mobilitas √ Mobilitas √
ditempat tidur ditempat tidur
Makan atau √ Makan atau √
minum minum
Berpindah √ Berpindah √
Ambulasi/ √ Ambulasi/ √
ROM ROM
Keterangan : Keterangan :
0. Mandiri 0. Mandiri
1. Alat bantu 1. Alat bantu
2. Dibantu orang lain 2. Dibantu orang lain
3. Dibantu orang lain dan alat 3. Dibantu orang lain dan alat
4. Tergantung total 4. Tergantung total
17
IV. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum
Keadaan umum : Cukup
Kesadaran : Composmentis GCS: E4M6V5
Tanda-tanda Vital : TD = 159/78 mmHg N = 79 x/m,
RR = 20 x/m S = 36oC
Head to toe
A. Kepala
1. Mata
a. Penglihatan : Normal
b. Sklera : Anikterik
c. Konjungtiva : Ananemis
d. Pupil : Isokor, mata kanan ±3mm, mata kiri ±3mm
e. Kelainan : Tidak ada
2. Telinga
a. Bentuk : Simetris
b. Pendengaran : Normal
c. Secret/ cairan/ darah : Tidak ada
3. Hidung
a. Penghidu : Normal
b. Secret/ darah/ polip : Tidak ada
c. Tarikan cuping hidung : Tidak ada
4. Mulut
a. Bibir : Kering
b. Mulut dan tenggorokan : Normal, tidak ada lesi
c. Gigi : Normal, gigi utuh dan tidak ada karies
B. Leher
1. Pembesaran tyroid : Tidak ada
2. Lesi : Tidak ada
3. Nadi karotis : Teraba kuat
4. Pembesaran limfoid : Tidak ada
C. Thoraks
1. Pernafasan (paru - paru)
Inspeksi : Bentuk dada simetris, tidak ada luka, pengembangan dada simetris,
RR 20x/ menit
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Bunyi nafas vesikuler
18
2. Kardiovaskuler (jantung)
Inspeksi : Tidak terdapat luka, gerakan dada simetris
Palpasi : Iktus cordis teraba pada ICS V midclavicula kiri
Perkusi : Redup
Auskultasi : Terdengar bunyi jantung lup-dup
D. Abdomen
Inspeksi : Bentuk abdomen simetris
Auskultasi : Peristaltik usus 15x/ menit
Perkusi : Tympani
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
E. Ekstremitas 5 5
1. Kekuatan otot :
2 2
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. Laboratorium
Tanggal pemeriksaan : Rabu, 03 Januari 2024
PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN
HEMATOLOGI
Hemoglobin 13.0 L 13.4-17.3
Hematokrit 40.8 39.9-51.1
Leukosit 6.16 4.5-12.5
Trombosit 251 216-491
Eritrosit 4.68 L 4.74-6.32
MPV 7.1 6.5-12
PDW 15.6 9-17
PCT 0.179 0.100-0.202
INDEX
MCV 87.1 73.4-91
MCH 27.8 24.2-31.2
MCHC 31.9 31.9-36
HITUNG JENIS
Neutrofil% 67.0 42.5-71
Limfosit% 23.9 20.4-44.6
Monosit% 5.6 3.60-9.90
Eosinofil% 2.3 0.70-5.40
19
Basofil% 1.2 H 0.0-1.0
Limfosit# 1.47 1.25-4.0
Neutrofil# 4.13 2,00 – 7,00
Monosit# 0.34 0.30 – 1.00
Eosinofil# 0.15 0.02 – 0.50
Basofil# 0.07 0.0 – 10.0
RDW-SD 50.0 H 34.7-44.5
HITUNG JENIS
NLR 2.80
ALC 1472.24
Masa Pembekuan (CT) 5 1-6
Masa Perdarahan (BT) 1 1-3
KIMIA
GULA DARAH
Gula Darah Sewaktu 101 70 – 105
IMUNO-SEROLOGI
HBsAg (Rapid) Negative Negative
GINJAL
Ureum 27 15-40
Creatinin 0.87 0.6-1.2
ELEKTROLIT
Natrium 135.8 135-145
Kalium 4.1 3.5-5.5
Chlorida 99.5 96-106
B. Radiologi
Tanggal pemeriksaan USG Upper dan lower abdomen : 29 Desember 2023
Hasil pemeriksaan :
Hepar : Ukuran dan echostrukture normal, permukaan licin, sistema billier dan
vascular intrahepatal tak prominen, tak tampak massa/nodul
Vesica felea : ukuran normal, dinding tak tampak menebal, tak tampak massa,
batu maupun sludge
Lien : Ukuran dan echostrukture normal, tak tampak massa/nodul, hilus lienalis
tak prominen
Pancreas : Ukuran dan echostrukture normal, tak tampak massa maupun
klasifikasi, ductus pancreaticus tak prominen
Ren dextra : Ukuran dan echostrukture normal, batas cortex dan medulla tegas,
SPC tak melebar, tampak batu dengan ukuran 0.57 cm
Ren sinistra : Ukuran dan echostrukture normal, batas cortex dan medulla tegas,
SPC tak melebar, tampak batu dengan ukuran 0.41 cm
Vesika urinaria : terisi cairan, dinding tampak regular menebal, tak tampak batu
maupun massa
20
Prostat : ukuran volume lk. 40.68 cc (N<30 cc) disertai protrusion ke vesica
urinaria dan echostrukture normal, tak tampak massa, tampak balon kateter
intravesica urinaria
Limfonodi : paraaortici tak prominen
Kesan :
Multiple nefrolitiasis bilateral dengan ukuran 0.52 cm (dextra) dan 0.65 cm
(sinistra)
Cystitis
Pembesaran prostat disertai protursio prostat ke vesica urinaria
Tak tampak kelainan pada hepar, vesica felea, lien, pancreas, vesica urinaria,
maupun prostat
Tak tampak limpadenopathy paraaortici
21
VII. ANALISA DATA
DO :
TD : 158/78 mmHg
N : 79x/menit
S : 36 C
RR : 20x/menit
Skala nyeri : 4
- Pasien tampak
meringis
menahan nyeri
- Pasien tampak
gelisah
2. Rabu, 3 DS : Tindakan Resiko
Januari - Pasien pembedahan/ perdarahan
2024 mengatakan Efek
Pukul 18.15 terpasang selang prosedur Adit
2 arah pada invasif
saluran kemih
setelah operasi
DO :
- Terpasang
kateter irigasi 80
tpm post operasi
TURP
22
- Terpasang traksi
- TTV :
TD : 158/78 mmHg
N : 79x/menit
S : 36 C
RR : 20x/menit
3. Rabu, 3 DS : Kurangnya Defisit
Januari - Pasien mengeluh informasi pengetahuan
2024 tidak nyaman
Pukul 18.15 pada saluran Adit
kemih
- Pasien
mengatakan
kedua kakinya
terasa lemas
- Pasien
mengatakan
ingin
menggerakan
kedua kakinya
DO :
- Gerakan pasien
terbatas karena
terpasang traksi
- Pasien terpasang
kateter dua arah
23
IX. INTERVENSI KEPERAWATAN
N HARI/ DIAGNOSA SLKI SIKI PARAF
O TGL/ JAM KEPERAWATAN
1. Rabu, 3 Nyeri akut b.d agen Setelah dilakukan tindakan Manajemen nyeri
Januari pencedera fisik keperawatan 3x24 jam (I.08238)
2024 diharapkan tingkat nyeri Observasi
Pukul dapat menurun dengan - Identifikasi lokasi Adit
18.15 kriteria hasil : , karakteristik,
Tingkat nyeri (L.08066) durasi, frekuensi,
Kriteria Awal Akhir kulaitas nyeri,
hasil skala nyeri,
Keluhan 3 5 intensitas nyeri
nyeri - Identifikasi
Meringis 3 5 respon nyeri non
Kesulittan 3 5 verbal.
tidur - Identifikasi factor
Keterangan : yang
1. Meningkat memperberat dan
2. Cukup meningkat memperingan
3. Sedang nyeri.
4. Cukup menurun Terapeutik
5. Menurun - Berikan teknik
nonfarmakologis
untuk
mengurangi rasa
nyeri.
- Fasilitasi
istirahat dan
tidur.
- Kontrol
lingkungan yang
memperberat
rasa nyeri.
Kolaborasi
- Kolaborasi
pemberian
analgetik jika
24
perlu
2. Rabu, 3 Risiko perdarahan Setelah dilakukan tindakan Pencegahan
Januari dibuktikan dengan keperawatan 3x24 Jam perdarahan
2024 Faktor risiko diharapkan tingkat (I.02067)
Pukul tindakan perdarahan dapat menurun Observasi Adit
18.15 pembedahan dengan kriteria hasil : - Monitor tanda
Tingkat perdarahan dan gejala
(L.02017) perdarahan
Indikator Awal Target - Monitor tanda-
Tekanan 2 5 tanda vital
darah ortostatik
Suhu 4 5 Terapeutik
tubuh - Batasi Tindakan
Hemoglo 4 5 invasif
bin - Pertahankan
Keterangan : bedrest selama
1 : Memburuk perdarahan
2 : Cukup memburuk Edukasi
3 : Sedang - Jelaskan tanda
4 : Cukup membaik gejala perdarahan
5 : Membaik - Anjurkan
meningkatkan
asupan cairan
Kolaborasi
- Kolaborasi
pemberian obat
pengontrol
perdarahan
3. Rabu, 3 Defisit Setelah dilakukan tindakan Edukasi Kesehatan
Januari pengetahuan keperawatan 1x24 Jam (I.12383)
2024 berhubungan diharapkan tingkat Observasi :
Pukul dengan kurangnya pengetahuan dapat - Identifikasi Adit
18.15 informasi meningkat dengan kriteria kesiapan dan
hasil : kemampuan
Defisit pengetahuan menerima
(L.12111) informasi
Indikator Awal Teraupetik :
Target
Perilaku 1 5 - Sediakan materi
sesuai dan media
25
anjuran Pendidikan
Pertanyaan 5 1 Kesehatan.
tentang - Berikan
masalah kesempatan
yang untuk bertanya
dihadapi Edukasi :
Kemampuan 1 5 - Jelaskan factor
menjelaskan resiko yang dapat
mempengaruhi
kesehatan.
Keterangan : - Ajarkan perilaku
1 : Menurun hidup bersih dan
2 : Cukup menurun sehat
3 : Sedang
4 : Cukup meningkat
5 : Meningkat
X. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
HARI/
NO IMPLEMENTASI RESPON PARAF
TGL/ Jam
1 Rabu, 3 Memonitor TTV, KU DS :
Januari dan keluhan pasien - Pasien mengatakan nyeri setelah
2024 operasi Adit
Jam 18.30 P : Setelah Operasi
Q : Senut-senut
R : Saluran kemih
S : Skala 5
T : Hilang timbul
DO :
- KU Baik, kesadaran composmentis
- TD : 158/78 mmHg ;
- N : 79x/ menit ;
- S : 36°C ;
- RR : 20x/ menit
- Pasien terpasang infus RL 14 tpm
- Pasien tampak menahan nyeri
Jam 18.45 Mengajarkan pasien DS :
relaksasi nafas dalam Pasien mengatakan akan melakukannya Adit
saat merasa nyeri
26
DO :
- Pasien tampak dapat
mendemonstrasikannya
- Pasien tampak rileks
Jam 19.00 Memonitor tanda dan DS : Adit
gejala perdarahan Pasien kooperatif
DO :
- Terpasang irigasi 80 tpm, terpasang
traksi (24 jam), warna jernih, tidak
ada perdarahan
- TD : 150/75 mmHg, N= 86x/m,
S=36.2oC,RR=21x/m
Menjelaskan tanda gejala DS : Adit
perdarahan dan - Pasien mengatakan akan membatasi
membatasi aktifitas di pergerakan sampai waktu yang
tempat tidur dianjurkan
- Keluarga mengatakan akan melapor
jika terjadi perdarahan
DO :
- Pasien dan keluarga tampak
memahami
Jam 19.15 Mengajarkan cara cuci DS: Adit
tangan yang benar, - Pasien dan keluarga mengatakan akan
manfaat cuci tangan, melakukan cuci tangan sesuai yang
waktu tepat cuci tangan diajarkan
- Pasien mengatakan akan menjaga
kebersihan terutama daerah operasi
DO
- Pasien dan keluarga mampu
mendemonstrasikan cuci tangan 6
langkah
27
pasien dan membantu miring setelah
6jam dengan mempertahankan kaki
yang terikat
- Keluarga akan melapor jika terjadi
tanda-tanda perdarahan
DO:
- Pasien dan keluarga tampak
memahami
Jam 20.00 Memonitor tanda dan DS : Adit
gejala perdarahan Pasien kooperatif
DO :
- Terpasang irigasi 80 tpm, terpasang
traksi (24 jam), warna jernih, tidak
ada perdarahan
TD : 140/90 mmHg, N= 83x/m,
S=36.1oC, RR=20x/m
Jam 21.00 Memonitor tanda dan DS : Adit
gejala perdarahan Pasien mengatakan tidak ada perdarahan
DO :
- Terpasang irigasi 80 tpm, terpasang
traksi (24 jam), warna jernih, tidak
ada perdarahan
TD : 160/90 mmHg, N= 87x/m,
S=36.4oC, RR=22x/m
Jam 22.00 Memberikan terapi obat - Injeksi ketorolac 30mg
- Injeksi ranitidine 50mg Adit
- Injeksi As. Tranex 500mg
Memonitor tanda dan DS : Adit
gejala perdarahan Pasien mengatakan tidak ada perdarahan
DO :
- Terpasang irigasi 80 tpm, terpasang
traksi (24 jam), warna jernih, tidak
ada perdarahan
TD : 149/90 mmHg, N= 81x/m,
S=36.2oC, RR=21x/m
Menganjurkan pasien DS: Adit
istirahat - Pasien mengatakan akan istirahat
DO:
- Pasien tampak istirahat
28
2 Kamis, 4 Mengobservasi KU dan DS: Adit
Januari keluhan - Pasien mengatakan nyeri setelah
2024 operasi berkurang
Jam 22.00 P : Setelah Operasi
Q : Senut-senut
R : Saluran kemih
S : Skala 4
T : Hilang timbul
DO :
- KU Baik, kesadaran composmentis
- Terkadang pasien tampak menahan
nyeri
Jam 22.10 Merivew visit sore DPJP Advice : Adit
Aff traksi
Irigasi 40 tpm
Terapi lanjut :
- Inj ketorolac 30mg
- Inj ranitidine 50mg
- Inj asam tranex 500mg
Jam 22.15 Memberikan terapi obat DS : Adit
- Pasien kooperatif
DO :
- Injeksi ketorolac 30mg
- Injeksi ranitidine 50mg
- Injeksi As. Tranex 500mg
Jam 23.00 Memonitor tetesan infus DS : Adit
dan tanda gejala Pasien mengatakan tidak ada perdarahan
perdarahan DO :
- Terpasang irigasi 40 tpm, traksi aff,
warna jernih, tidak ada perdarahan
- TD : 142/84 mmHg, N= 83x/m,
S=36.2oC, RR=20x/m
- Infus RL 14 tpm
Jam 23.15 Menganjurkan relaksasi DS: Adit
nafas dalam - Pasien kooperatif
DO:
- Pasien tampak rileks
29
Jumat, 5 Menganjurkan pasien DS: Adit
Januari istirahat - Pasien mengatakan akan istirahat
2024 DO:
Jam 24.00 - Pasien tampak istirahat
Jam 05.00 Memonitor vital sign dan DS : Adit
tanda gejala perdarahan Pasien mengatakan tidak ada perdarahan
DO :
- Terpasang irigasi 40 tpm, traksi aff,
warna jernih, tidak ada perdarahan
- TD : 138/79 mmHg, N= 78x/m,
S=36.3oC, RR=20x/m
Jam 06.00 Memberikan terapi obat DS: Adit
- Pasien kooperatif
DO:
- Injeksi asam tranex 500mg
3 Jumat, 5 Mengobservasi KU dan DS: Adit
Januari keluhan - Pasien mengatakan nyeri setelah
2024 operasi berkurang
Jam 22.00 P : Setelah Operasi
Q : Senut-senut
R : Saluran kemih
S : Skala 3
T : Hilang timbul
DO :
- KU Baik, kesadaran composmentis
- Terkadang pasien tampak menahan
nyeri
Jam 22.10 Merivew visit sore DPJP Advice: Adit
Irigasi 20 tpm
Terapi lanjut:
- Inj ketorolac 30mg
- Inj ranitidine 50mg
- Inj asam tranex 500mg
Jam 22.15 Memberikan terapi obat DS : Adit
- Pasien kooperatif
DO :
- Injeksi ketorolac 30mg
- Injeksi ranitidine 50mg
- Injeksi As. Tranex 500mg
30
Jam 23.00 Memonitor tetesan infus DS : -
DO : Adit
- Infus RL 14 tpm
Sabtu, 6 Menganjurkan pasien DS:
Januari istirahat - Pasien mengatakan akan istirahat Adit
2024 DO:
Jam 24.00 - Pasien tampak istirahat
Jam 05.00 Memonitor vital sign dan DS :
tanda gejala perdarahan - Pasien mengatakan tidak ada Adit
perdarahan
DO :
- Terpasang irigasi 20 tpm, traksi aff,
warna jernih, tidak ada perdarahan
- TD : 129/85 mmHg, N= 82x/m,
S=36.1oC, RR=21x/m
Jam 06.00 Memberikan terapi obat DS:
- Pasien kooperatif Adit
DO:
- Injeksi asam tranex 500mg
31
Keluhan 1 3
nyeri
Meringis 1 3
Sikap 1 3
protektif
Gelisah 1 3
Keterangan :
1 : Meningkat
2 : Cukup meningkat
3 : Sedang
4 : Cukup menurun
5 : Menurun
P :
- Lanjutkan intervensi
- Identifikasi lokasi, karakteristik durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
- Identifikasi skala nyeri
- Anjurkan relaksasi nafas dalam
- Kolaborasi pemberian analgetik
2 Rabu, 3 Risiko perdarahan S :
Januari dibuktikan dengan Pasien mengatakan tidak ada perdarahan
2024 Faktor risiko O : Adit
Jam 22.00 tindakan pembedahan - Terpasang irigasi 80 tpm, terpasang
traksi (24 jam), warna jernih, tidak
ada perdarahan
- TD : 149/90 mmHg, N= 81x/m,
S=36.2oC, RR=21x/m
Tekanan 2 2
darah
Suhu tubuh 4 5
Hemoglobi 4 4
n
Keterangan :
1 : Memburuk
32
2 : Cukup memburuk
3 : Sedang
4 : Cukup membaik
5 : Membaik
P:
- Lanjutkan intervensi
- Monitor tanda dan gejala perdarahan
- Batasi Tindakan invasif
- Pertahankan bedrest selama
perdarahan
- Kolaborasi medis
3 Rabu, 3 Defisit pengetahuan S :
Januari berhubungan dengan
- Pasien mengatakan akan
2024 kurangnya informasi Adit
memperbanyak minum air putih dan
Jam 22.00
membatasi pergerakan terutama kaki
yang terdapat ikatan sampai waktu
yang dianjurkan
- Keluarga mengatakan akan menjaga
pasien dan akan melapor jika terjadi
tanda-tanda perdarahan
O:
- Pasien dan keluarga dapat
mendemonstrasikan cuci tangan
dengan benar
- Pasien dan keluarga mampu
memahami tanda dan gejala
perdarahan setelah operasi dan hal-hal
yang perlu dan tidak boleh dilakukan
A : Masalah keperawatan defisit
pengetahuan b.d kurangnya informasi teratasi
33
dihadapi
Kemampuan 1 5
menjelaskan
Keterangan :
1 : Meningkat
2 : Cukup meningkat
3 : Sedang
4 : Cukup menurun
5 : Menurun
P:
- Hentikan intervensi
- Menganjurkan tetap memantau pasien
34
5 : Menurun
P :
- Lanjutkan intervensi
- Identifikasi lokasi, karakteristik durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
- Identifikasi skala nyeri
- Anjurkan relaksasi nafas dalam
- Kolaborasi pemberian analgetik
2 Jumat, 5 Risiko perdarahan S :
Januari dibuktikan dengan Pasien mengatakan tidak ada perdarahan
2024 Faktor risiko O :
Adit
Jam 06.00 tindakan pembedahan - Terpasang irigasi 40 tpm, traksi aff,
warna jernih, tidak ada perdarahan
- TD : 138/79 mmHg, N= 78x/m,
S=36.3oC, RR=20x/m
Tekanan 2 4
darah
Suhu tubuh 4 5
Hemoglobi 4 4
n
Keterangan :
1 : Memburuk
2 : Cukup memburuk
3 : Sedang
4 : Cukup membaik
5 : Membaik
P:
- Lanjutkan intervensi
- Monitor tanda dan gejala perdarahan
- Pertahankan bedrest selama
perdarahan
- Kolaborasi medis
35
1 Sabtu, 6 Nyeri akut b.d agen S :
Januari pencedera fisik - Pasien mengatakan nyeri luka setelah
2024 operasi berkurang
Adit
Jam 06.00 P : Luka setelah operasi
Q : Senut senut
R : Saluran kemih
S : Skala nyeri 3
T : Hilang timbul
O:
- Pasien terkadang menahan nyeri
- Terpasang DC irigasi post operasi
A:
Masalah keperawatan nyeri akut b.d agen
pencedera fisik teratasi sebagian
Indikator Awal Akhir
Keluhan 1 4
nyeri
Meringis 1 4
Sikap 1 5
protektif
Gelisah 1 5
Keterangan :
1 : Meningkat
2 : Cukup meningkat
3 : Sedang
4 : Cukup menurun
5 : Menurun
P :
- Lanjutkan intervensi
- Identifikasi skala nyeri
- Anjurkan relaksasi nafas dalam
- Kolaborasi pemberian analgetik
2 Jumat, 5 Risiko perdarahan S :
Januari dibuktikan dengan Pasien mengatakan tidak ada perdarahan
2024 Faktor risiko O :
Jam 06.00 tindakan pembedahan - Terpasang irigasi 20 tpm, traksi aff, Adit
warna jernih, tidak ada perdarahan
- TD : 129/85 mmHg, N= 82x/m,
36
S=36.1oC, RR=21x/m
Tekanan 2 5
darah
Suhu tubuh 4 5
Hemoglobi 4 4
n
Keterangan :
1 : Memburuk
2 : Cukup memburuk
3 : Sedang
4 : Cukup membaik
5 : Membaik
P:
- Lanjutkan intervensi
- Monitor tanda dan gejala perdarahan
- Kolaborasi medis
37