OLEH :
NILAMSARI
2022207209037
1. Definisi
2020).
tahun, meningkat 70% pada usia 60 tahun dan menjadi 90% pada usia 70
tahun. Pembesaran ini bukan merupakan kangker prostat, karena BPH dan
pada prostat.
dari hormon testosteron dalam darah. Proses sintesis ini di bantu oleh enzime
Keluhan yang biasanya muncul dari obstruksi ini adalah dorongan mengejan
saat miksi yang kuat, pancaran urine lemah/ menetes, disuria(saat kencing
Pembesaran pada BPH (hiper plasia prostat) terjadi secara bertahap mulai
dari zona periuretral dan transisional. Hiperplasia ini terjadi secara nodular
banyaknya jaringan kelenjar yang tumbuh pada pucuk dan cabang dari
pada duktus. Sebenarnya proliferasi zona transisional dan zona sentral pada
prostat berasal dari turunan duktus wolffi dan profilerasi zona perifer berasal
(Mitchell, 2019)
4. Manifestasi Klinis
BPH merupakan yang di derita oleh klain laki-laki dengan usia rata- rata
lebih dari 50 tahun. Gambaran klinis dari BPH sebenarnya sekunder dari
Berikut ini adalah beberapa gambaran klinis pada klinis pada klain BPH
Grance, (2016) :
intermitesi, urine menetes, dorongan yang kuat saat miksi,dan dan retensi
urine. Retensi urine sering di alami oleh klain yang mengalami BPH
c. Pembesaran prostat
jinak.
d. Inkontinesia
hilang.
5. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan darah lengkap, faal ginjal, serum elektrolit dan kadar gula
keganasan.
b. Pemeriksaan Uroflowmetri
dengan penilaian
2) USG (Ultrasonografi)
4) Pemeriksaan Panendoskop
a. Terapi simptomatis
merelaksasikan otot polos prostat dan saluran kemih akan lebih terbuka.
Tindakan ini di lakukan jika prostat terlalu besar diikuti oleh penyakit
(Schwatz, 2020)
B. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
yaitu suatu usaha yang dilakukan oleh perawat dalam menggali permasalahan
dari pasien meliputi usaha pengumpulan data tentang status kesehatan seorang
a. Identitas
BPH terjadi terutama pada usia lanjut (50-70 tahun), usiamuda, dapat
b. Keluhan Utama
Sesak napas.
f. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum
a) Pernafasan
banyak.
hiperventilasi.
b) Kardiovaskuler
halus,
c) Persyarafan
granular, hialyn.
f) Pencernaan-Eliminasi Alvi
osthedistory.
1) Aktivitas/istirahat
atau samnolen)
Gejala: riwayat hipertensi lama atau berat, Palpitasi, nyeri dada (angina).
generalisata dan pitting edema pada kaki dan tangan, disritmia jantung,
pendarahan.
3) Integritas Ego
perubahan kepribadian.
4) Eliminasi
5) Makan/cairan
6) Neurosensori
Gejala: sakit kepala, penglihatan kabur, kram otot, sindrom “restless leg”,
rasa terbakar, mati rasa pada telapak kaki, kesemutan, dan kelemahan
7) Nyeri/kenyamanan
Gejala: nyeri panggul, sakit kepala, kram otot/nyeri kaku (memburuk saat
malam hari).
8) Pernafasan
Gejala: nafas pendek, dispnea tiba-tiba di malam hari, batuk atau tanpa
paru).
9) Keamanan
10) Seksualitas
12) Hygiene
13) Penyuluhan/pembelajaran
2. Diagnosa Keperawatan
klien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya baik
antaranya adalah :
d. Nyeri akut
seluruh tubuh
skunder
3. Intervensi Keperawatan
dan kualitas hidup dapat tercapai, demkian juga hal nya untuk menghadapi
kematian secara damai. Rencana dibuat untuk keberlangsungan pelayanan
dalam waktu yang tak terbatas, sesuai dengan respon atau kebutuhan pasien
(Tarwoto, 2013).
Tabel 2.2
Intervensi Keperawatan
4. Implementasi Keperawatan
aktif dalam asuhan keperawatan yang dilakukan oleh perawat sesuai dengan
5. Evaluasi Keperawatan
keperawatan. Evaluasi dapat berupa evaluasi struktur, proses dan hasil evaluasi
terdiri dari evaluasi formatif yaitu menghasilkan umpan balik selama program