Anda di halaman 1dari 46

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH PADA Tn.

R
DENGAN MASALAH KEPERAWATAN PERIOPERATIF
DIAGNOSA MEDIS BENIGNA PROSTAT HIPERTROPI (BPH)
RS.BAPTIS KEDIRI

DISUSUN OLEH :
INDRIYANI EKA LANI OEMATAN
NIM : 01.2.17.00609

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RS. BAPTIS KEDIRI


PROGRAM STUDI KEPERAWATAN STRATA I
TAHUN AKADEMIK 2020/2021

1
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN MASALAH
BENIGNA PROSTAT HIPERTROPI

A. PENGERTIAN

Benigna Prostat Hiperplasi ( BPH ) adalah pembesaran


jinak kelenjar prostat, disebabkan oleh karena hiperplasi
beberapa atau semua komponen prostat meliputi jaringan
kelenjar / jaringan fibromuskuler yang menyebabkan
penyumbatan uretra pars prostatika. (Corwin, E. J. 2009).

BPH adalah pembesaran progresif dari kelenjar


prostat ( secara umum pada pria lebih tua dari 50 tahun )
menyebabkan berbagai derajat obstruksi uretral dan
pembatasan aliran urinarius. ( Robbin, 2009)

B. ETIOLOGI
Penyebab yang pasti dari terjadinya BPH sampai
sekarang belum diketahui. Namun yang pasti kelenjar prostat
sangat tergantung pada hormon androgen. Faktor lain yang
erat kaitannya dengan BPH adalah proses penuaan Ada
beberapa factor kemungkinan penyebab antara lain. (Corwin, E. J.
2009):
1. Dihydrotestosteron
Peningkatan 5 alfa reduktase dan reseptor androgen
menyebabkan epitel dan stroma dari kelenjar prostat
mengalami hiperplasi .
2. Perubahan keseimbangan hormon estrogen - testoteron
Pada proses penuaan pada pria terjadi peningkatan hormon
estrogen dan penurunan testosteron yang mengakibatkan

2
hiperplasi stroma.( Rab, T. 2008)
3. Interaksi stroma - epitel
Peningkatan epidermal gorwth factor atau fibroblast
growth factor dan penurunan transforming growth factor
beta menyebabkan hiperplasi stroma dan epitel.( Rab, T.
2008)
4. Berkurangnya sel yang mati
Estrogen yang meningkat menyebabkan peningkatan lama
hidup stroma dan epitel dari kelenjar prostat.
5. Teori sel stem
Sel stem yang meningkat mengakibatkan proliferasi sel
transit.

3
C. PATOFISIOLOGI
Perubahan usia

Ketidakseimbangan produksi hormon eksterogen, progesteron

Kadar testosteron menurun kadar eksterogen meningkat

Mempengaruhi RNA dalam inti sel hiperplasi sel stoma pada jaringan

Poliferasi sel prostat


BPH

Pre-Op pasien kurang informasi ansietas post-op

Kesehatan +pengobatan

obstruksi saluran kemih yang bermuara Insisi prostatektomi pemasangan kateter

di vesika urinaria terputusnya kontinuitas jaringan

penebalan otot destrusor penurunan pertahanan tubuh Resiko infeksi

dekompensasi otot destrusor


Resiko infeksi
akumulasi urine di vesika
sudar berkemih /tidak lancar peregangan VU penumpukan urine yang lama
lebih besar pada kapasitas di vesika urinaria

pertumbuhan microorganisme
Retensi Urin Nyeri akut
Resiko infeksi
D. GEJALA BENIGNE PROSTAT HYPERPLASIA
Gejala klinis yang ditimbulkan oleh Benigne Prostat Hyperplasia disebut sebagai
Syndroma Prostatisme. Syndroma Prostatisme dibagi menjadi dua yaitu.( Robbin
and Cotran, 2009) :
1. Gejala Obstruktif yaitu :
a. Hesitansi yaitu memulai kencing yang lama dan seringkali disertai dengan
mengejan yang disebabkan oleh karena otot destrussor buli-buli memerlukan
waktu beberapa lama meningkatkan tekanan intravesikal guna mengatasi
adanya tekanan dalam uretra prostatika. ( Grace, Pierce A. 2007)

2. Gejala Iritasi yaitu .( Robbin, 2009) :


a. Urgency yaitu perasaan ingin buang air kecil yang sulit ditahan.
b. Frekuensi yaitu penderita miksi lebih sering dari biasanya dapat terjadi pada
malam hari (Nocturia) dan pada siang hari.
c. Disuria yaitu nyeri pada waktu kencing.

E. DIAGNOSIS
Untuk menegakkan diagnosis BPH dilakukan beberapa cara antara lain
1. Anamnesa
Kumpulan gejala pada BPH dikenal dengan LUTS (Lower Urinary Tract
Symptoms) antara lain: hesitansi, pancaran urin lemah, intermittensi,
terminal dribbling, terasa ada sisa setelah miksi disebut gejala obstruksi
dan gejala iritatif dapat berupa urgensi, frekuensi serta disuria.
2. Pemeriksaan Fisik
Dilakukan dengan pemeriksaan tekanan darah, nadi dan suhu. Nadi dapat
meningkat pada keadaan kesakitan pada retensi urin akut, dehidrasi
sampai syok pada retensi urin serta urosepsis sampai syok - septik.
3. Pemeriksaan abdomen dilakukan dengan tehnik bimanual untuk mengetahui
adanya hidronefrosis, dan pyelonefrosis. Pada daerah supra simfiser pada
keadaan retensi akan menonjol. Saat palpasi terasa adanya ballotemen dan
klien akan terasa ingin miksi. Perkusi dilakukan untuk mengetahui ada
tidaknya residual urin.
4. Penis dan uretra untuk mendeteksi kemungkinan stenose meatus, striktur
uretra, batu uretra, karsinoma maupun fimosis. (Grace, Pierce A. 2007)
5. Pemeriksaan skrotum untuk menentukan adanya epididimitis
6. Rectal touch / pemeriksaan colok dubur bertujuan untuk menentukan
konsistensi sistim persarafan unit vesiko uretra dan besarnya prostat.
Dengan rectal toucher dapat diketahui derajat dari BPH, yaitu :
a).Derajat I = beratnya  20 gram.
b).Derajat II = beratnya antara 20 – 40 gram.
c).Derajat III = beratnya  40 gram.
D. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Pemeriksaan laboratorium untuk pasien BPH adalah ( Robbin, 2009) :
1. Pemeriksaan darah lengkap, faal ginjal, serum elektrolit dan kadar gula
digunakan untuk memperoleh data dasar keadaan umum klien.
2. Pemeriksaan urin lengkap dan kultur.
3. PSA (Prostatik Spesific Antigen) penting diperiksa sebagai kewaspadaan
adanya keganasan. (Robbin and Cotran, 2009)
4. Pemeriksaan Uroflowmetri
Salah satu gejala dari BPH adalah melemahnya pancaran urin. Secara
obyektif pancaran urin dapat diperiksa dengan uroflowmeter dengan
penilaian (Schwartz, 2006) :
a. Flow rate maksimal  15 ml / dtk = non obstruktif.
b. Flow rate maksimal 10 – 15 ml / dtk = border line.
c. Flow rate maksimal  10 ml / dtk = obstruktif.
5. Pemeriksaan Imaging dan Rontgenologik
6. BOF (Buik Overzich ) :Untuk melihat adanya batu dan metastase pada
tulang.
7. USG (Ultrasonografi), digunakan untuk memeriksa konsistensi, volume
dan besar prostat juga keadaan buli – buli termasuk residual urin.
Pemeriksaan dapat dilakukan secara transrektal, transuretral dan supra
pubik. (Robbin and Cotran, 2009)
8. IVP (Pyelografi Intravena)
Digunakan untuk melihat fungsi exkresi ginjal dan adanya hidronefrosis.
9. Pemeriksaan Panendoskop
Untuk mengetahui keadaan uretra dan buli – buli.

E. PENATALAKSANAAN
Modalitas terapi BPH adalah ( Robbin, 2009) :
1. Observasi
Yaitu pengawasan berkala pada klien setiap 3 – 6 bulan kemudian setiap tahun
tergantung keadaan klien.
2. Medikamentosa
Terapi ini diindikasikan pada BPH dengan keluhan ringan, sedang, dan berat
tanpa disertai penyulit. Obat yang digunakan berasal dari: phitoterapi
(misalnya: Hipoxis rosperi, Serenoa repens, dll), gelombang alfa blocker dan
golongan supresor androgen. (Morton, Gallo, Hudak. 2012)
3. Pembedahan
Indikasi pembedahan pada BPH adalah (Schwartz, 2006) :
a. Klien yang mengalami retensi urin akut atau pernah retensi urin akut.
b. Klien dengan residual urin  100 ml.
c. Klien dengan penyulit.
d. Terapi medikamentosa tidak berhasil.
e. Flowmetri menunjukkan pola obstruktif.

Pembedahan dapat dilakukan dengan ( Prince, Dkk. 2006) :


a. TURP (Trans Uretral Reseksi Prostat  90 - 95 % )
b. Retropubic Atau Extravesical Prostatectomy
c. Perianal Prostatectomy
d. Suprapubic Atau Tranvesical Prostatectomy
4. Alternatif lain (misalnya: Kriyoterapi, Hipertermia, Termoterapi, Terapi
Ultrasonik. (Graber, 2006)

F. DIAGNOSA KEPERAWATAN.
Diagnosa keperawatan yang mungkin timbul adalah sebagai berikut :
Pre Operasi (NANDA. 2010) :
1. Obstruksi akut / kronis berhubungan dengan obstruksi mekanik, pembesaran
prostat,dekompensasi otot destrusor dan ketidakmapuan kandung kemih unmtuk
berkontraksi secara adekuat.
2. Nyeri ( akut ) berhubungan dengan iritasi mukosa buli – buli, distensi kandung
kemih, kolik ginjal, infeksi urinaria.
3. Resiko tinggi kekurangan cairan berhubungan dengan pasca obstruksi diuresis..
4. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan atau menghadapi
prosedur bedah
5. Kurang pengetahuan tentang kondisi ,prognosis dan kebutuhan pengobatan
berhubungan dengan kurangnya informasi.

Post Operasi (NANDA. 2010):


1. Nyeri berhubungan dengan spasmus kandung kemih dan
insisi sekunder pada TUR-P
2. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan prosedur
invasif: alat selama pembedahan, kateter, irigasi kandung kemih sering.
3. Resiko tinggi cidera: perdarahan berhubungan dengan
tindakan pembedahan
4. Resiko tinggi disfungsi seksual berhubungan dengan
ketakutan akan impoten akibat dari TUR-P.
5. Kurang pengetahuan: tentang TUR-P berhubungan dengan
kurang informasi
6. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri sebagai
efek pembedahan
DAFTAR PUSTAKA

Corwin, E. J. 2009. Buku Saku Patofiologi 3 jilid Revisi. Jakarta: EGC

Davey, Patrick. 2006. At A Glance. Jakarta : EGC

Graber, A. Mark. DKK. 2006. Buku Saku Keluarga, University Of IOWA.Ed.3. Jakarta :
EGC

Grace, Pierce A. 2007. At A Glance, Ilmu bedah. Ed. 3. Jakarta : EGC

Morton, Gallo, Hudak. 2012. Keperawatan Kritis Vvolume 1 Dan 2 Ed.8. Jakarta: EGC

NANDA. 2010. Diagnostis Keperawatan Definisi Dan Klasifikasi 2012-2014. Jakarrta :


EGC

Prince, Dan Sylvia Anderson Dkk. 2006. Patofisiologi Konsep Klinik Proses Proses
Penyakit. Ed.6 Volume 1dan 2. Jakarta : EGC

Robbin and Cotran. 2009. Buku Saku Dasar Patologis Penyakit. Ed.7. Jakarta : EGC

Rab, T. 2008. Agenda Gawat Darurat (critical care ). Bandung : Penerbit PT. Alumni

Schwartz .2006. Intisari Prinsip Prinsip, Ilmu Bedah. Ed. 6. Jakarta : EGC
STIKES RS. BAPTIS KEDIRI
PRODI PENDIDIKAN PROFESI NERS PROGRAM PROFESI

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN PERIOPERATIF PADA Tn.R


DENGAN BPH
DI RSUD Bangil

A. PRE OPERATIF
1. Data Umum
a. Identitas Klien
Nama : Tn.R
Umur : 55thn
Agama : ISLAM
Jenis Kelamin : LAKI-LAKI
Status Marital : MENIKAH
Pendidikan : SD
Pekerjaan : PETANI
Suku Bangsa : INDONESIA
Alamat : KEDIRI
Tanggal Masuk : 25 NOVEMBER 2020
Tanggal Pengkajian : 26 NOVEMBER 2020
No. Register : 998866
Diagnosa Medis : BPH

b. Identitas Penanggung Jawab


Nama : Ny. M
Umur : 50thn
Hub. Dengan Klien : ISTRI
Pekerjaan : IRT
Alamat : KEDIRI

2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Klien mengatakan merasa tidak nyaman karena nyeri pada perut bagian bawah dan
nyeri saat BAK. Nyeri seperti tertusuk-tusuk, skala nyeri 7, nyeri terasa terus-menerus,
serta merasa cemas Karen akan menjalani oprasi
Riwayat Kesehatan Dahulu
1.Riwayat penyakit kronik dan menular:Pasien mengatakan tidak pernah sakit
sebelumnya.
2.Riwayat penyakit alergi:Pasien mengatakan tidak mempunyai penyakit alergi obat
atau makanan.
3.Riwayat operasi:Pasien mengatakan pernah operasi hernia kurang lebih 1 tahun yang
lalu di RSUD kediri.
b. Keadaan Umum
Pasien tampak menyeringai kesakitan, lemas, dan pucat serta Glasgow Coma Scale: 4,5,6.
Pasien tampak terpasang treeway cateter dan warna urine kuning jernih.
c. Tanda Vital
Suhu : 37oC Nadi : 69x/mnt Napas: 16x/menit T. Darah: 95/68mmHg
d. Pernafasan
Sebelum sakit : klien menyatakan tidak pernah mangalami gangguan
pernapasan seperti sesak nafas.
Saat sakit : klien mengatakan tidak mengalami gangguan dalam bernafas
seperti sesak nafas, klien mengatakan kadang-kadang ia batuk, bila saat batuk klien
mengeluh nyeri meningkat pada abdomen.
e. Sirkulasi
Inspeksi ictus cordis tidak tampak, palpasi nadi 16x/menitperkusi jantung tidak melebar,
auskultasi bunyi jantung I dan II reguler
f. Rentang Gerak
4 4
4 4
0 = paralisis otot
1 = tidak ada gerakan/terllihat kontraksi otot
2 = gerakan otot penuh menentang gravitasi dengan bantuan/sokongan
3 = gerakan normal untuk melawan gravitasi
4 = gerakan normal melawan gravitasi dengan sedikit tahanan
5 = gerakan normal penuh melawan gravitasi dengan tahanan penuh
g. Alergi atau reaksi pasca transfusi
Pasien tidak mempunyai riwayat alergi atau reaksi pasca transfusi
h. Status emosional dan tingkat kesadaran
Kesadaran Composmentis GCS 4,5,6
i. Sosial
Klien menyatakan biasa bergaul dengan siapa saja di lingkungannya maupun
lingkungan rumah sakit saat ini.
j. Obat-obatan yang berkaitan dengan pembedahan
1.Infus RD5 1000 cc/24jam
2.RL 1000 cc/24jam
3.Injeksi: Antrain 4 x 1 grKetorolac 3 x 30 mgOndan Sentron 2 x 4 mgRanitidine 2 x
50 mgFosmiccin 2 x 2 gr
3. DATA PENUNJANG (Pemeriksaan Diagnostik) :
USG Urologi: Ginjal kanan/kiri:Ukuran normal, intensitas echo cortex Nampak normal,
batas echo cortex tampak jelas, tak tampak ektasis system pelviokaliseal, tak tampak
batu/kristal/massa.Buli:Volume cukup, tak tampak penebalan dinding, tak tampak
massa/batu/kista.Prostate:Ukuran membesar dengan volume 59,3 cm^3, intensitas echo
parenchyma tampak normal, tak tampak massa/kalsifikasi.
4. Persiapan Pre Operatif
No. Persiapan Pembedahan Cek Paraf Keterangan
√ Persetujuan
Persetujuan tindakan operasi sudah melakukan oprasi
1.
ditandatangani pasien / keluarga sudah disetujui
oleh keluarga
√ Perawat sudah
melakukan
2. Pemeriksaan laboratorium sudah dikerjakan
pemeriksaan
laboratorium
√ Perawat sudah
melakukan
3. Sudah diukur (preparation)
persiapan
sebelum oprasi
√ Perawat sudah
memberikan obat
pencahar dimalam
4. Pencahar (enema) sudah diberikan
hari sebelum
keesokan harinya
pasien di oprasi

5. Vagina dibersihkan (douche)

√ Sudah diberikan
6. Jam berapa obat penenang (sedative) diberikan
pada pasien dua
jam sebelum
melakukan
tindakan oprasi
√ Pasien dianjurkan
untuk puasa
7. Puasa makan dan minum sejak makan/minum 8
jam sebelum
oprasi

8. Mandi dan sikap gigi

√ Sebelum ke ruang
oprasi pasien
9. Gaun operasi dikenakan
dikenakan gaun
oprasi
√ Dilepaskan saat
pasien mau
10. Alat-alat perhiasan dan prosthese (gigi palsu dll)
masuk ke ruang
oprasi

11. Rambut (perempuan) sudah dijalin

Pasien tidak
12. Simpanlah perhiasan dan uang menggunakan
perhiasan
√ Perawat sudah
13. Catatkanlah suhu, nadi, napas dan TD melakukan
tindakan TTV
√ Pasien
14. Sudah kencing spontan atau kateter menggunakan
kateter

15. Jam berapa suntikan diberikan

16. Laporan pemeriksaan laboratorium ditempelkan

17. Dokter diberitahukan kalau keadaan jelek

5. Analisis Data
1. Nama pasien : Tn.R
2. Umur : 55thn
No. Register : 998866
DATA OBYEKTIF (DO) FAKTOR YANG MASALAH
DATA SUBYEKTIF (DS) BERHUBUNGAN/RISIKO KEPERAWATAN
(E) (SDKI)
(1) Gejala Penyakit Gangguan Rasa Nyaman
DS: (D.0074)
Klien mengatakan nyeri
pada perut bagian bawah
dan nyeri saat BAK. Nyeri
seperti tertusuk-tusuk, skala
nyeri 7, nyeri terasa terus-
menerus.
DO:
Pasien tampak menyeringai
kesakitan, lemas, dan pucat
serta Glasgow Coma Scale:
4,5,6. Pasien tampak
terpasang treeway cateter
dan warna urine kuning
jernih. Dengan TTV:
Suhu : 37oC
Nadi : 69x/mnt
Napas: 16x/menit
T. Darah: 95/68mmHg
(2)
DS:
Klien mengatakan mera Krisis Situasional Ansietas (D.0080)
merasa cemas karen akan
menjalani oprasi.
DO:
Pasien tampak menyeringai
kesakitan, lemas, dan pucat
serta Glasgow Coma Scale:
4,5,6. Pasien tampak
terpasang treeway cateter
dan warna urine kuning
jernih. Dengan TTV:
Suhu : 37oC
Nadi : 69x/mnt
Napas: 16x/menit
T. Darah: 95/68mmHg
6. Diagnosis Keperawatan
3. Nama pasien : Tn.R
4. Umur : 55thn
No. Register : 998866
NO TANGGAL DIAGNOSA KEPERAWATAN TANGGAL TANDA
MUNCUL (SDKI) TERATASI TANGAN
1 26 November Gangguan Rasa Nyaman 28 November Indriyani Eka
2020 Berhubungan Dengan Gejala 2020
Penyakit

2 26 November Ansietas Berhubungan Dengan 28 November Indriyani Eka


2020 Krisis Situasional 2020
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

NAMA PASIEN : Tn.R


UMUR : 55thn
NO REGISTER : 998866

DIAGNOSA KEPERAWATAN :
1. Gangguan Rasa Nyaman (D.0074)
2. Ansietas (D.0080)

1. SLKI : Tingkat Nyeri (L08066)


a. Keluhan nyeri 1/5 Dipertahankan/ditingkatkan pada 1/5
b. Meringis 2/5 Dipertahankan/ditingkatkan pada 2/5
c. Dipertahankan/ditingkatkan pada
d. Dipertahankan/ditingkatkan pada
e. Dipertahankan/ditingkatkan pada
f. Dipertahankan/ditingkatkan pada
g. Dipertahankan/ditingkatkan pada
h. Dipertahankan/ditingkatkan pada
i. Dipertahankan/ditingkatkan pada
j. Dipertahankan/ditingkatkan pada
k. Dipertahankan/ditingkatkan pada

2. SLKI : Tingkat Ansietas (L.09093)


a. Verbalisasi Khawatir Akibat Kondisi Yang Dihadapi 2/5 Dipertahankan/ditingkatkan Pada 2/5
b. Perilaku Gelisah 2/5 Dipertahankan/ditingkatkan pada 2/5
c. Pucat 3/5 Dipertahankan/ditingkatkan pada 3/5
d. Dipertahankan/ditingkatkan pada
e. Dipertahankan/ditingkatkan pada
f. Dipertahankan/ditingkatkan pada
g. Dipertahankan/ditingkatkan pada
h. Dipertahankan/ditingkatkan pada
i. Dipertahankan/ditingkatkan pada
j. Dipertahankan/ditingkatkan pada
k. Dipertahankan/ditingkatkan pada

3. SLKI :
a. Dipertahankan/ditingkatkan pada
b. Dipertahankan/ditingkatkan pada
c. Dipertahankan/ditingkatkan pada
d. Dipertahankan/ditingkatkan pada
e. Dipertahankan/ditingkatkan pada
f. Dipertahankan/ditingkatkan pada
g. Dipertahankan/ditingkatkan pada
h. Dipertahankan/ditingkatkan pada
i. Dipertahankan/ditingkatkan pada
j. Dipertahankan/ditingkatkan pada
k. Dipertahankan/ditingkatkan pada

Keterangan : (dipertahankan/ditingkatkan) coret salah satu


7. Rencana Asuhan Keperawatan

5. Nama pasien : Tn.R


6. Umur : 55thn
No. Register : 998866

DIAGNOSA KEPERAWATAN :

DIAGNOSA INTERVENSI
No TUJUAN RASIONAL II. TTD
KEPERAWATAN (SIKI)
1 Gangguan Rasa Setelah dilakukan Manajemen Nyeri (1.08238) Observasi: Indriyani
Nyaman intervensi selama 1x
Berhubungan Observasi: - Agar dapat mengetahui durasi ataupun Eka
Dengan Gejala 24jam, Maka lokasi terjadinya nyeri
Penyakit - Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
diharapakan Tingkat - Agar dapat mengetahui seberapa nyeri
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
Nyeri (L.08066) yang dirasakan oleh pasien
- Identifikasi skala nyeri
munurun dengan - Agar menganjurkan pada pasien untuk
- Identifikasi faktor yang memperberat dan
kriteria hasil sebagai tidak melakukan faktor yang
memperingan nyeri
berikut: memperberat nyeri
Terapeutik:
1. Keluhan Nyeri, Terapeutik:
menurun - Berikan teknik nonformakologis untuk
- untuk mengurangi rasa nyeri pada
2. Meringis, mengurangi rasa nyeri
pasien dan memberikan rasa nyaman
menurun - Kontrol lingkungan yang memperberat rasa
pada pasien
nyeri
- agar menjaga lingkungan dari
- Fasilitas istirahat dan tidur
kebisingan
Edukasi:
- fasilitasi pasien istirahat tidur untuk
- Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
mengurangi rasa nyeri
- Jelaskan strategi meredakan nyeri Edukasi:
- Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri - Agar Pasien dapat mengetahui
Kolaborasi: penyebab dan pemicu terjadiya nyeri
- Kolaborasi pemberian analgetik - Agar pasien mengetahui cara
mengatasi nyeri secara mandiri
- Agar pasien dapat mengetahui tingkat
nyeri yang dirasakan
Kolaborasi:

- Untuk membantu meringankan nyeri


yang dirasakan

2 Ansietas Setelah dilakukan


Berhubungan intervensi selama 1x
Dengan Krisis Observasi:
Situasional 24jam, Maka
Terapi Relaksasi (1.09326) - Untuk membantu pasien
diharapakan Tingkat
meningkatkan energi agar tidak
Ansietas (L.09093) Observasi:
mengganggu kemmapuan kognitif
munurun dengan
- Identifikasi penurunan tingkat energi, pasien
kriteria hasil sebagai
ketidakmampuan berkonsentrasi, atau gejala - Untuk mengatasi rasa cemas pada
berikut:
lain yang mengganggu kemampuan kognitif pasien
1. Verbalisasi
- Identifikasi teknik relaksasi yang pernah - Agar dapat mengetahui apakah tingkat
khawatir akibat
efektif digunakan kecemasan pada pasien berkurang atau
kondisi yang
- Monitor respon terhadap terapi relaksasi tidak
dihadapi
Terapeutik: Terapeutik:
2. Perilaku gelisah
- Berikan informasi tertulis tentang persiapan
3. Pucat dan prosedur teknik relaksasi - Agar pasien dapat memahami
- Gunakan pakaian longgar prosedur teknik relaksasi yang akan
- Gunakan nada suara lembut dengan irama dilakukan
lambat dan berirama - Agar pasien merasa nyaman
Edukasi: - Agar pasien dapat melakukan
relaksasi dengan baik
- Jelaskan tujuan, manfaat, batasan, dan jenis
Edukasi:
relaksasi yang tersedia
- Anjurkan mengambail posisi nyaman - Agar pasien dan keluarga mengetahui
- Anjurkan sering mengulangi atau melatih prosedur yang akan dilakukan
teknik yang dipilih - Agar pasien lebih nyaman untuk
- Demostrasikan dan latih teknik relaksasi melakukan relaksasi
- Agar membantu pasien untuk
mengurangi rasa cemas
- Agar membantu pasien untuk
mengurangi rasa cemas
8. Tindakan Keperawatan
1. Nama pasien : Tn.R
2. Umur : 55thn
No. Register : 998866

N TANGGAL/JA
NO. DX TINDAKAN KEPERAWATAN TTD
O M
1 I 26 November - Melakukan TTV: Indriyani
2020 Suhu : 37oC Eka
08.00 Nadi : 69x/mnt
Napas: 16x/menit
T. Darah: 95/68mmHg
08.10 - Identifikasi skala nyeri
08.15 - Identifikasi faktor yang memperberat
dan memperingan nyeri
08.20 - Jelaskan strategi meredakan nyeri

08.25 - Kolaborasi pemberian analgetik

2 II 26 November Indriyani
-Melakukan TTV:
2020 Eka
Suhu : 37oC
08.00
Nadi : 69x/mnt
Napas: 16x/menit
T. Darah: 95/68mmHg
08.10
- Identifikasi teknik relaksasi yang
pernah efektif digunakan
- Monitor respon terhadap terapi
08.20 relaksasi
08.40 - Jelaskan tujuan, manfaat, batasan, dan
09.00 jenis relaksasi yang tersedia
09.20 - Anjurkan mengambail posisi nyaman
- Anjurkan sering mengulangi atau
09.40 melatih teknik yang dipilih
- Demostrasikan dan latih teknik
relaksasi

9. Catatan Perkembangan
3. Nama pasien : Tn.R
4. Umur : 55thn
No. Register : 998866

No. No. TANGGAL/JA EVALUASI


DX M
S: Pasien Mengatakan nyeri berkurang sedikit saat pasien
1 beristirahat

O: Pasien tampak menyeringai kesakitan


I
26 November A: Masalah gangguan rasa nyaman berhubungan dengan
2020 gejala penyakit, belum teratasi

P: Intervensi dilanjutkan

S: Pasien mengatakan cemas berkurang setelah melakukan


2 26 November relaksasi nafas dalam
2020
O: Pasien tampak cemas berkurang

A: Masalah Ansietas Berhubungan Dengan Krisis


Situasional

P: Intervensi dihentikan

II

B. INTRA OPERATIF
1. Cairan
a. IV Line
Nama cairan : Infus RD5
Jumlah cairan : 1000cc/24jam
Lokasi pemasangan : Tangan Kanan
b. Syringe Pump
Nama cairan : .............................................................................................
Jumlah pemberian : .............................................................................................
Lokasi pemasangan : .............................................................................................
c. CVP line
Nama cairan : .............................................................................................
Jumlah tetesan : .............................................................................................
Lokasi pemasangan : .............................................................................................

2. Posisi untuk Anesthesia / Lokal Administrasi


√ Supine  Tengkurap  Lateral  Semifowler  Fowler
 Lain ...........
3. Posisi setelah Anesthesia
√ Supine  Tengkurap  Lateral  Semifowler  Fowler
 Lain ……….
4. Posisi Pasien saat Operasi
√ Supine  Tengkurap  Lateral  Semifowler  Fowler
 Lain ………….
5. Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital
Waktu
No. Vital Sign Jam .......... Jam .........
Jam 08.00 Jam 13.00 Jam ..........
.. .
1 Tek. Darah 95/68mmHg 95/68mmHg

2 Nadi 69x/mnt 69x/mnt

3 Pernafasan 16x/menit 16x/menit

4 Suhu 37oC 37oC


5 Kesadaran Composmentis Composmentis

6. Pelaksanaan Operasi
Nama pasien : Tn.R
Jenis operasi : TUR-P
Tindakan operasi : Persiapan sebelum dilakukan TUR-P:
1. Periksa darah lengkap.
2. Berpuasa minimal 8 jam sebelum operasi.
3. Pemeriksaan terhadap posisi prostat dengan USG agar dapat mengetahui lokasi
pembengkakan kelenjar prostat yang tepat.
4. Kendalikan konsumsi obat yang mempengaruhi proses pembekuan darah.
5. Oprasi dilakukan 4jam
Waktu mulai operasi : jam 09.00
Waktu selesai operasi : jam 13.00
Proses pelaksanaan operasi : Prosedurdilakukan TUR:
1. Satu jam sebelum tindakan pasien akan diberikan suntikan antibiotik sebagai
pencegahan infeksi, sebelumnya pasien dilakukan tes alergi terhadap antibiotik
yang akan diberikan, biasanya dilakukan pada bagian lengan bawah.
2. Pasien akan diantar oleh perawat menuju kamar operasi, lalu diberikan baju khusus
dan penutup kepala. Semua pakaian, jam tangan danperhiasan diminta untuk
dilepaskan.
3. Setelah itu pasien akan diminta pindah ke tempat tidur dorong menuju ruangan
operasi tempat dilakukan prosedur TURP.
4. Pasien diminta pindah ke meja operasi, lalu dokter anestesi dan penata anestesi
akan memasang alat monitortanda vital pasien. Alat yang dipasang biasanya berupa
tensimeter pada lengan dan monitor jantung pada dada.
5. Bergantung pada jenis pembiusan, biasanya yang digunakan adalah anestesi spinal,
oleh dokter anestesi, pasien akan diminta duduk dan sebuah jarum kecilakan
disuntikkan melalui pinggang bagian belakang. Selanjutnya obat bius dimasukkan
melalui tempat suntikan ini. Pasien akan diminta mengangkat kaki untuk menguji
apakah obat bius sudah bekerja, biasanya prosedur ini membutuhkan waktu 15
menit sampai pasien tidak merasakan apa-apa atau baal mulai dari pinggang sampai
kaki.
6. Selanjutnya pasien akan diposisikan seperti orang melahirkan dan tidak perlu
khawatir atau takut karena sebatas dada pasien akan ditutup dengan kain sehingga
pasien tidak perlu melihat jalannya operasi. Pasien tidak merasakan apa-apa tetapi
pasien tetap sadar.
7. Prosedur TURP berjalan sekitar empat jam.
8. Setelah prosedur selesai pasien akan melihat sebuah selang kateter dari penis
terpasang dan diplester kearah kaki pasien. Fungsi selang ini selain untuk
mengeluarkan air seni juga untuk menghentikan perdarahan setelah 17 TURP. Pada
kateter ini juga akan terpasang cairan untuk mencuci sisa darah dalam kandung
kemih.
9. Pasien lalu dipindahkan ke tempat tidur dorong menuju ruang pemulihan.
10. Pasien akan kembali ke ruangan rawat bila kondisi anda baik dan stabil selama
observasi di ruang pemulihan
Jenis benang yang digunakan : .............................................................................................
.............................................................................................
.............................................................................................
.............................................................................................
.............................................................................................
.............................................................................................
Gambaran jenis jahitan : .............................................................................................
.............................................................................................
............................................................................................
7. Analisis Data
5. Nama pasien : Tn.R
6. Umur : 55thn
No. Register : 998866
DATA OBYEKTIF (DO) FAKTOR YANG MASALAH
DATA SUBYEKTIF (DS) BERHUBUNGAN/RISIKO KEPERAWATAN
(E) (SDKI)
(1) Agen Pencedera Fisik Nyeri Akut (D.0077)
DS:
Pasien mengatakan merasa nyeri di
perut bagian bawah setelah
menjalankan oprasi 5jam yang lalu

DO:
Pasien tampak lemah, belum
sepenuhnya sadar, dan tampak
meringis kesakitan. Dengan TTV:
Suhu : 37oC
Nadi : 80x/mnt
Napas: 21x/menit
T. Darah: 100/70mmHg

(2) Nyeri Gangguan Mobilitas


Fisik (D.0054)
DS:
Pasien mengatakan tidak dapat
melakukan aktivitas tanpa bantuan
keluarga

DO:
Pasien tampak lemah, belum
sepenuhnya sadar, dan terpasang
kateter treeway. Dengan TTV:
Suhu : 37oC
Nadi : 80x/mnt
Napas: 21x/menit
T. Darah: 100/70mmHg
7. Diagnosis Keperawatan
7. Nama pasien : Tn.R
8. Umur : 55thn
No. Register : 998866
NO TANGGAL DIAGNOSA KEPERAWATAN TANGGAL TANDA TANGAN
MUNCUL (SDKI) TERATASI
1 26 November Nyeri Akut Berhubungan 28 November Indriyani Eka
2020 Dengan Agen Pencedera Fisik 2020

2 26 November Gangguan Mobilitas Fisik 28 November Indriyani Eka


2020 Berhubungan Dengan Nyeri 2020
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

NAMA PASIEN : Tn.R


UMUR : 55thn
NO REGISTER : 998866

DIAGNOSA KEPERAWATAN :
1. Nyeri Akut Berhubungan Dengan Agen Pencedera Fisik
2. Gangguan Mobilitas Fisik Berhubungan Dengan Nyeri

1. SLKI : Tingkat Nyeri L.08066


a. Keluhan nyeri 1/5 Dipertahankan/ditingkatkan pada 1/5
b. Meringis 2/5 Dipertahankan/ditingkatkan pada 2/5
c. Dipertahankan/ditingkatkan pada
d. Dipertahankan/ditingkatkan pada
e. Dipertahankan/ditingkatkan pada
f. Dipertahankan/ditingkatkan pada
g. Dipertahankan/ditingkatkan pada
h. Dipertahankan/ditingkatkan pada
i. Dipertahankan/ditingkatkan pada
j. Dipertahankan/ditingkatkan pada
k. Dipertahankan/ditingkatkan pada

2. SLKI : Mobilitas Fisik L.05042


a. Pergerakan ekstermitas 2/5 Dipertahankan/ditingkatkan pada 2/5
b. Nyeri 1/5 Dipertahankan/ditingkatkan pada 1/5
c. Gerakan terbatas 2/5 Dipertahankan/ditingkatkan pada 2/5
d. Kelemahan fisik 2/5 Dipertahankan/ditingkatkan pada 2/5
e. Dipertahankan/ditingkatkan pada
f. Dipertahankan/ditingkatkan pada
g. Dipertahankan/ditingkatkan pada
h. Dipertahankan/ditingkatkan pada
i. Dipertahankan/ditingkatkan pada
j. Dipertahankan/ditingkatkan pada
k. Dipertahankan/ditingkatkan pada

3. SLKI :
a. Dipertahankan/ditingkatkan pada
b. Dipertahankan/ditingkatkan pada
c. Dipertahankan/ditingkatkan pada
d. Dipertahankan/ditingkatkan pada
e. Dipertahankan/ditingkatkan pada
f. Dipertahankan/ditingkatkan pada
g. Dipertahankan/ditingkatkan pada
h. Dipertahankan/ditingkatkan pada
i. Dipertahankan/ditingkatkan pada
j. Dipertahankan/ditingkatkan pada
k. Dipertahankan/ditingkatkan pada

Keterangan : (dipertahankan/ditingkatkan) coret salah satu


8. Rencana Tindakan Keperawatan
9. Nama pasien : Tn.R
10. Umur : 55thn
No. Register : 998866
DIAGNOSA
No TUJUAN INTERVENSI (SIKI) RASIONAL III. TTD
KEPERAWATAN
1 Nyeri Akut Setelah dilakukan intervensi Manajemen Nyeri (1.08238) Observasi: Indriya
Berhubungan Dengan selama 1x 24jam, Maka
Agen Pencedera Fisik Observasi: - Agar dapat mengetahui durasi ni Eka
diharapakan Nyeri akut ataupun lokasi terjadinya nyeri
- Identifikasi lokasi, karakteristik,
(L.0077) munurun dengan - Agar dapat mengetahui seberapa
durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
kriteria hasil sebagai berikut: nyeri yang dirasakan oleh pasien
nyeri
1. Keluhan Nyeri - Agar menganjurkan pada pasien
- Identifikasi skala nyeri
2. Meringis untuk tidak melakukan faktor yang
- Identifikasi faktor yang memperberat
memperberat nyeri
dan memperingan nyeri
Terapeutik: Terapeutik:

- untuk mengurangi rasa nyeri pada


- Berikan teknik nonformakologis
pasien dan memberikan rasa
untuk mengurangi rasa nyeri
nyaman pada pasien
- Kontrol lingkungan yang
- agar menjaga lingkungan dari
memperberat rasa nyeri
kebisingan
- Fasilitas istirahat dan tidur
- fasilitasi pasien istirahat tidur untuk
Edukasi:
mengurangi rasa nyeri
- Jelaskan penyebab, periode, dan
Edukasi:
pemicu nyeri
- Jelaskan strategi meredakan nyeri - Agar Pasien dapat mengetahui
- Anjurkan memonitor nyeri secara penyebab dan pemicu terjadiya
mandiri nyeri
Kolaborasi: - Agar pasien mengetahui cara
mengatasi nyeri secara mandiri
- Kolaborasi pemberian analgetik
- Agar pasien dapat mengetahui
tingkat nyeri yang dirasakan
Kolaborasi:

- Untuk membantu meringankan


nyeri yang dirasakan

Setelah dilakukan intervensi


Gangguan Mobilitas
2 Fisik Berhubungan selama 1x 24jam, Maka
Dengan Nyeri diharapakan Gangguan Observasi:
Mobilitas Fisik (L.0054) - Agar mengetahui hambatan
Dukungan Mobilisasi (1.05173)
meningkat dengan kriteria mobilisasi
hasil sebagai berikut: Observasi:
- Agar mengetahui adanya hambatan
1. Pergerakan - Identifikasi adanya nyeri atau pasien melakukan pergerakan
ekstermitas keluhan fisik lainnya - Agar mengetahui penyebab
2. Nyeri - Identifikasi toleransi fisik melakukan terjadinya gangguan mobilisasi
3. Gerakan Terbatas pergerakan Terapeutik:
4. Kelemahan Fisik - Monitor kondisi umum selama
- Agar membantu pasien untuk
melakukan mobilisasi
mobilisasi
Terapeutik: - Agar keluarga membantu pasien
dalam melakukan aktivitas
- Fasilitasi melakukan pergerakan
Edukasi:
- Libatkan keluarga untuk membantu
pasien dalam meningkatkan - Agar pasien dan keluarga dapat
pergerakan mengetahui prosedur mobilisasi
Edukasi: - Agar pasien dapat melakukan
aktivitas
- Jelaskan tujuan dan prosedur
- Agar pasien melatih mobilisasi
mobilisasi
secara dini
- Anjurkan melakukan mobilisasi dini
- Ajarkan mobilisasi sederhana yang
harus dilakukan
9. Implementasi
1. Nama pasien : Tn.R
2. Umur : 55thn
No. Register : 998866
N
NO. DX TANGGAL/JAM TINDAKAN KEPERAWATAN TTD
O
1 I 27 November - Melakukan TTV: Indriyani
2020 Suhu : 37oC Eka
14.00 Nadi : 80x/mnt
Napas: 21x/menit
T. Darah: 100/70mmHg
14.10 - Identifikasi skala nyeri
14.20 - Identifikasi faktor yang memperberat
dan memperingan nyeri
14.30 - Jelaskan strategi meredakan nyeri

14.40 - Kolaborasi pemberian analgetik

- Melakukan TTV:
2 II 27 November Indriyani
Suhu : 37oC
2020 Eka
Nadi : 80x/mnt
14.00
Napas: 21x/menit
T. Darah: 100/70mmHg
- Monitor kondisi umum selama
14.10
melakukan mobilisasi
14.20
- Fasilitasi melakukan pergerakan
- Libatkan keluarga untuk membantu
14.30
pasien dalam meningkatkan pergerakan
14.40
- Anjurkan melakukan mobilisasi dini
10. Evaluasi
3. Nama pasien : Tn.R
4. Umur : 55thn
No. Register : 998866

No. No. Dx TANGGAL/JAM EVALUASI


1 I 27 November 2020 S: Pasien mengatakan merasa nyeri di perut bagian
bawah setelah menjalankan oprasi 5jam yang lalu

O: Pasien tampak lemas, pasien tampak meringis kesakitan

A: Masalah Nyeri Akut Berhubungan Dengan Agen


Pencedera Fisik, teratasi sebagian

P: Intervensi dilanjutkan

2 II

27 November 2020
S: Pasien mengatakan tidak dapat melakukan aktivitas
tanpa bantuan keluarga
O: Pasien tampak lemas, dan terpasang kateter treeway
A: Masalah Gangguan Mobilitas Fisik Berhubungan
Dengan Nyeri, teratasi Sebagian
P: Intervensi dilanjutkan
C. POST OPERATIF
1. Keluhan Utama
Klien mengatakan merasa nyeri pada perut bagian bawah dan nyeri saat BAK. Nyeri
seperti tertusuk-tusuk, skala nyeri 7, nyeri terasa terus-menerus. Pasien mengatakan tidak
bisa melakukan aktivitas tanpa bantuan keluarga.
Riwayat Kesehatan Dahulu
1. Riwayat penyakit kronik dan menular:Pasien mengatakan tidak pernah sakit
sebelumnya.
2. Riwayat penyakit alergi:Pasien mengatakan tidak mempunyai penyakit alergi obat
atau makanan.
3. Riwayat operasi:Pasien mengatakan pernah operasi hernia kurang lebih 1 tahun
yang lalu di RSUD kediri.
2. Keadaan Umum
Pasien tampak menyeringai kesakitan, lemas, dan pucat serta pasien tampak terpasang
treeway cateter dan warna urine kuning jernih.
Tanda Vital
Suhu :37oC Nadi :80x/mnt Napas :21x/mnt T. Darah :100/70 mmHg
1. Pernafasan
Sebelum sakit : klien menyatakan tidak pernah mangalami gangguan
pernapasan seperti sesak nafas.
Saat sakit : klien mengatakan tidak mengalami gangguan dalam bernafas
seperti sesak nafas, klien mengatakan kadang-kadang ia batuk, bila saat batuk klien
mengeluh nyeri meningkat pada abdomen.
Sirkulasi
Inspeksi ictus cordis tidak tampak, palpasi nadi 16x/menitperkusi jantung tidak melebar,
auskultasi bunyi jantung I dan II reguler
2. Rentang Gerak
4 4
4 4
0 = paralisis otot
1 = tidak ada gerakan/terllihat kontraksi otot
2 = gerakan otot penuh menentang gravitasi dengan bantuan/sokongan
3 = gerakan normal untuk melawan gravitasi
4 = gerakan normal melawan gravitasi dengan sedikit tahanan
5 = gerakan normal penuh melawan gravitasi dengan tahanan penuh
Alergi atau reaksi pasca transfusi
Pasien tidak mempunyai riwayat alergi atau reaksi pasca transfusi
Status emosional dan tingkat kesadaran
Kesadaran Composmentis GCS 4,5,6
3. Sosial
Klien menyatakan biasa bergaul dengan siapa saja di lingkungannya maupun lingkungan
rumah sakit saat ini.
4. Obat-obatan yang berkaitan dengan pembedahan
1.Infus RD5 1000 cc/24jam
2.RL 1000 cc/24jam
3.Injeksi: Antrain 4 x 1 grKetorolac 3 x 30 mgOndan Sentron 2 x 4 mgRanitidine 2 x
50 mgFosmiccin 2 x 2 gr
5. Informasi Lain
Pemeriksaan laboratorium yaitu: Neutrofil 89,1 %, Limfosit 7,8 %, Monosit 1,7 %, PLT
403 103/μL, Kalsium Ion 1.080 Mmol/L. Pada pemeriksaan laboratorium pasien 2 tanggal
21 April 2019 yaitu Neutrofil 5,7 %, Limfosit 29,7 %, Monosit 5,5 %, PLT 293 103/μL,
Kalsium Ion 1.150 Mmol/L. Pada pemeriksaan USG Urologi yaitu Ginjal
kanan/kiri:Ukuran normal, intensitas echo cortex nampak normal, batas echo cortex
tampak jelas, tak tampak ektasis system pelviokaliseal, tak tampak batu/kristal/massa.
Buli:Volume cukup, tak tampak penebalan dinding, tak tampak massa/batu/kista. Prostate:
Ukuran membesar dengan volume 59,3 cm^3, intensitas echo parenchyma tampak normal,
tak tampak massa/klasifikasi
a. Analisis Data
5. Nama pasien : Tn.R
6. Umur : 55thn
No. Register : 998866
DATA OBYEKTIF (DO) FAKTOR YANG MASALAH
DATA SUBYEKTIF (DS) BERHUBUNGAN/RISIKO KEPERAWATAN
(E) (SDKI)
(1) Agens Pencedera Fisik Nyeri Akut (D.0077)
DS:
Pasien mengatakan merasa nyeri di
perut bagian bawah setelah
menjalankan oprasi 5jam yang lalu

DO:
Pasien tampak lemah, belum
sepenuhnya sadar, dan tampak
meringis kesakitan. Dengan TTV:
Suhu : 37oC
Nadi : 80x/mnt
Napas: 21x/menit
T. Darah: 100/70mmHg

(2) Nyeri Gangguan Mobilitas


Fisik (D.0054)
DS:
Pasien mengatakan tidak dapat
melakukan aktivitas tanpa bantuan
keluarga

DO:
Pasien tampak lemah, belum
sepenuhnya sadar, dan terpasang
kateter treeway. Dengan TTV:
Suhu : 37oC
Nadi : 80x/mnt
Napas: 21x/menit
T. Darah: 100/70mmHg
b. Diagnosis Keperawatan
7. Nama pasien : Tn.R
8. Umur : 55thn
No. Register : 998866

NO TANGGAL DIAGNOSA KEPERAWATAN TANGGAL TANDA


MUNCUL (SDKI) TERATASI TANGAN
1 26 November Nyeri Akut Berhubungan 28 November Indriyani Eka
2020 Dengan Agen Pencedera Fisik 2020

2 26 November Gangguan Mobilitas Fisik 28 November Indriyani Eka


Berhubungan Dengan Nyeri 2020
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

NAMA PASIEN : Tn.R


UMUR : 55thn
NO REGISTER : 998866

DIAGNOSA KEPERAWATAN :
1. Nyeri Akut Berhubungan Dengan Agen Pencedera Fisik
2. Gangguan Mobilitas Fisik Berhubungan Dengan Nyeri

1. SIKI : Tingkat Nyeri L.08066


a. Keluhan nyeri 1/5 Dipertahankan/ditingkatkan pada 1/5
b. Meringis 2/5 Dipertahankan/ditingkatkan pada 2/5
c. Dipertahankan/ditingkatkan pada
d. Dipertahankan/ditingkatkan pada
e. Dipertahankan/ditingkatkan pada
f. Dipertahankan/ditingkatkan pada
g. Dipertahankan/ditingkatkan pada
h. Dipertahankan/ditingkatkan pada
i. Dipertahankan/ditingkatkan pada
j. Dipertahankan/ditingkatkan pada
k. Dipertahankan/ditingkatkan pada

2. SIKI : Mobilisasi Fisik L.05042


a. Pergerakan Ekstermitas 1/5 Dipertahankan/ditingkatkan pada 1/5
b. Nyeri 2/5 Dipertahankan/ditingkatkan pada 2/5
c. Gerakan Terbatas 2/5 Dipertahankan/ditingkatkan pada 2/5
d. Kelemahan Fisik 2/5 Dipertahankan/ditingkatkan pada 2/5
e. Dipertahankan/ditingkatkan pada
f. Dipertahankan/ditingkatkan pada
g. Dipertahankan/ditingkatkan pada
h. Dipertahankan/ditingkatkan pada
i. Dipertahankan/ditingkatkan pada
j. Dipertahankan/ditingkatkan pada
k. Dipertahankan/ditingkatkan pada

3. SIKI :
a. Dipertahankan/ditingkatkan pada
b. Dipertahankan/ditingkatkan pada
c. Dipertahankan/ditingkatkan pada
d. Dipertahankan/ditingkatkan pada
e. Dipertahankan/ditingkatkan pada
f. Dipertahankan/ditingkatkan pada
g. Dipertahankan/ditingkatkan pada
h. Dipertahankan/ditingkatkan pada
i. Dipertahankan/ditingkatkan pada
j. Dipertahankan/ditingkatkan pada
k. Dipertahankan/ditingkatkan pada

Keterangan : (dipertahankan/ditingkatkan) coret salah satu


c. Rencana Tindakan Keperawatan
9. Nama pasien : Tn.R
10.Umur : 55thn
No. Register : 998866

NO DIAGNOSA KEPERAWATAN INTERVENSI RASIONAL


(SIKI)
1 Nyeri Akut Berhubungan Dengan Manajemen Nyeri (1.08238) Observasi:
Agen Pencedera Fisik
Observasi: - Agar dapat mengetahui durasi ataupun lokasi
terjadinya nyeri
- Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
- Agar dapat mengetahui seberapa nyeri yang
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
dirasakan oleh pasien
- Identifikasi skala nyeri
- Agar menganjurkan pada pasien untuk tidak
- Identifikasi faktor yang memperberat dan
melakukan faktor yang memperberat nyeri
memperingan nyeri
Terapeutik:
Terapeutik:
- untuk mengurangi rasa nyeri pada pasien dan
- Berikan teknik nonformakologis untuk
memberikan rasa nyaman pada pasien
mengurangi rasa nyeri
- agar menjaga lingkungan dari kebisingan
- Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
- fasilitasi pasien istirahat tidur untuk mengurangi
- Fasilitas istirahat dan tidur
rasa nyeri
Edukasi:
Edukasi:
- Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
- Agar Pasien dapat mengetahui penyebab dan
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
pemicu terjadiya nyeri
- Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
Kolaborasi: - Agar pasien mengetahui cara mengatasi nyeri
secara mandiri
- Kolaborasi pemberian analgetik
- Agar pasien dapat mengetahui tingkat nyeri yang
dirasakan
Kolaborasi:

- Untuk membantu meringankan nyeri yang


dirasakan

2 Gangguan Mobilitas Fisik


Berhubungan Dengan Nyeri
Observasi:

Dukungan Mobilisasi (1.05173) - Agar mengetahui hambatan mobilisasi


- Agar mengetahui adanya hambatan pasien
Observasi:
melakukan pergerakan
- Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik - Agar mengetahui penyebab terjadinya gangguan
lainnya mobilisasi
- Identifikasi toleransi fisik melakukan pergerakan Terapeutik:
- Monitor kondisi umum selama melakukan
- Agar membantu pasien untuk mobilisasi
mobilisasi
- Agar keluarga membantu pasien dalam melakukan
Terapeutik:
aktivitas
- Fasilitasi melakukan pergerakan Edukasi:
- Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam
- Agar pasien dan keluarga dapat mengetahui
meningkatkan pergerakan
Edukasi: prosedur mobilisasi
- Agar pasien dapat melakukan aktivitas
- Jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi
- Agar pasien melatih mobilisasi secara dini
- Anjurkan melakukan mobilisasi dini
- Ajarkan mobilisasi sederhana yang harus
dilakukan
d. Tindakan Keperawatan
Nama pasien : Tn.R
Umur : 55thn
No. Register : 998866

NO NO. DX TANGGAL/JAM TINDAKAN KEPERAWATAN TTD


1 I 28 November - Melakukan TTV: Indriyani
2020 Suhu : 37oC Eka
14.00 Nadi : 80x/mnt
Napas: 21x/menit
T. Darah: 100/70mmHg
14.10 - Identifikasi skala nyeri
14.20 - Identifikasi faktor yang memperberat
dan memperingan nyeri
14.30 - Jelaskan strategi meredakan nyeri

14.40 - Kolaborasi pemberian analgetik

- Melakukan TTV:
2 II 28 November Indriyani
Suhu : 37oC
2020 Eka
Nadi : 80x/mnt
14.00
Napas: 21x/menit
T. Darah: 100/70mmHg
- Monitor kondisi umum selama
14.10
melakukan mobilisasi
14.20
- Fasilitasi melakukan pergerakan
- Libatkan keluarga untuk membantu
14.30
pasien dalam meningkatkan
14.40
pergerakan
- Anjurkan melakukan mobilisasi dini
e. Evaluasi
Nama pasien : Tn.R
Umur : 55thn
No. Register : 998866

No. No. DX NGGAL/JAM EVALUASI


1 I 28 November S: Pasien mengatakan merasa nyeri di perut bagian
2020 bawah setelah menjalankan oprasi 5jam yang lalu

O: Pasien tampak lemas, pasien tampak meringis kesakitan

A: Masalah Nyeri Akut Berhubungan Dengan Agen


Pencedera Fisik, teratasi sebagian

P: Intervensi dilanjutkan di rumah

2 II

28 November
S: Pasien mengatakan tidak dapat melakukan aktivitas
2020 tanpa bantuan keluarga
O: Pasien tampak lemas, dan terpasang kateter treeway
A: Masalah Gangguan Mobilitas Fisik Berhubungan
Dengan Nyeri, teratasi Sebagian
P: Intervensi dilanjutkan di rumah

Anda mungkin juga menyukai