R
DENGAN MASALAH KEPERAWATAN PERIOPERATIF
DIAGNOSA MEDIS BENIGNA PROSTAT HIPERTROPI (BPH)
RS.BAPTIS KEDIRI
DISUSUN OLEH :
INDRIYANI EKA LANI OEMATAN
NIM : 01.2.17.00609
1
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN MASALAH
BENIGNA PROSTAT HIPERTROPI
A. PENGERTIAN
B. ETIOLOGI
Penyebab yang pasti dari terjadinya BPH sampai
sekarang belum diketahui. Namun yang pasti kelenjar prostat
sangat tergantung pada hormon androgen. Faktor lain yang
erat kaitannya dengan BPH adalah proses penuaan Ada
beberapa factor kemungkinan penyebab antara lain. (Corwin, E. J.
2009):
1. Dihydrotestosteron
Peningkatan 5 alfa reduktase dan reseptor androgen
menyebabkan epitel dan stroma dari kelenjar prostat
mengalami hiperplasi .
2. Perubahan keseimbangan hormon estrogen - testoteron
Pada proses penuaan pada pria terjadi peningkatan hormon
estrogen dan penurunan testosteron yang mengakibatkan
2
hiperplasi stroma.( Rab, T. 2008)
3. Interaksi stroma - epitel
Peningkatan epidermal gorwth factor atau fibroblast
growth factor dan penurunan transforming growth factor
beta menyebabkan hiperplasi stroma dan epitel.( Rab, T.
2008)
4. Berkurangnya sel yang mati
Estrogen yang meningkat menyebabkan peningkatan lama
hidup stroma dan epitel dari kelenjar prostat.
5. Teori sel stem
Sel stem yang meningkat mengakibatkan proliferasi sel
transit.
3
C. PATOFISIOLOGI
Perubahan usia
Mempengaruhi RNA dalam inti sel hiperplasi sel stoma pada jaringan
Kesehatan +pengobatan
pertumbuhan microorganisme
Retensi Urin Nyeri akut
Resiko infeksi
D. GEJALA BENIGNE PROSTAT HYPERPLASIA
Gejala klinis yang ditimbulkan oleh Benigne Prostat Hyperplasia disebut sebagai
Syndroma Prostatisme. Syndroma Prostatisme dibagi menjadi dua yaitu.( Robbin
and Cotran, 2009) :
1. Gejala Obstruktif yaitu :
a. Hesitansi yaitu memulai kencing yang lama dan seringkali disertai dengan
mengejan yang disebabkan oleh karena otot destrussor buli-buli memerlukan
waktu beberapa lama meningkatkan tekanan intravesikal guna mengatasi
adanya tekanan dalam uretra prostatika. ( Grace, Pierce A. 2007)
E. DIAGNOSIS
Untuk menegakkan diagnosis BPH dilakukan beberapa cara antara lain
1. Anamnesa
Kumpulan gejala pada BPH dikenal dengan LUTS (Lower Urinary Tract
Symptoms) antara lain: hesitansi, pancaran urin lemah, intermittensi,
terminal dribbling, terasa ada sisa setelah miksi disebut gejala obstruksi
dan gejala iritatif dapat berupa urgensi, frekuensi serta disuria.
2. Pemeriksaan Fisik
Dilakukan dengan pemeriksaan tekanan darah, nadi dan suhu. Nadi dapat
meningkat pada keadaan kesakitan pada retensi urin akut, dehidrasi
sampai syok pada retensi urin serta urosepsis sampai syok - septik.
3. Pemeriksaan abdomen dilakukan dengan tehnik bimanual untuk mengetahui
adanya hidronefrosis, dan pyelonefrosis. Pada daerah supra simfiser pada
keadaan retensi akan menonjol. Saat palpasi terasa adanya ballotemen dan
klien akan terasa ingin miksi. Perkusi dilakukan untuk mengetahui ada
tidaknya residual urin.
4. Penis dan uretra untuk mendeteksi kemungkinan stenose meatus, striktur
uretra, batu uretra, karsinoma maupun fimosis. (Grace, Pierce A. 2007)
5. Pemeriksaan skrotum untuk menentukan adanya epididimitis
6. Rectal touch / pemeriksaan colok dubur bertujuan untuk menentukan
konsistensi sistim persarafan unit vesiko uretra dan besarnya prostat.
Dengan rectal toucher dapat diketahui derajat dari BPH, yaitu :
a).Derajat I = beratnya 20 gram.
b).Derajat II = beratnya antara 20 – 40 gram.
c).Derajat III = beratnya 40 gram.
D. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Pemeriksaan laboratorium untuk pasien BPH adalah ( Robbin, 2009) :
1. Pemeriksaan darah lengkap, faal ginjal, serum elektrolit dan kadar gula
digunakan untuk memperoleh data dasar keadaan umum klien.
2. Pemeriksaan urin lengkap dan kultur.
3. PSA (Prostatik Spesific Antigen) penting diperiksa sebagai kewaspadaan
adanya keganasan. (Robbin and Cotran, 2009)
4. Pemeriksaan Uroflowmetri
Salah satu gejala dari BPH adalah melemahnya pancaran urin. Secara
obyektif pancaran urin dapat diperiksa dengan uroflowmeter dengan
penilaian (Schwartz, 2006) :
a. Flow rate maksimal 15 ml / dtk = non obstruktif.
b. Flow rate maksimal 10 – 15 ml / dtk = border line.
c. Flow rate maksimal 10 ml / dtk = obstruktif.
5. Pemeriksaan Imaging dan Rontgenologik
6. BOF (Buik Overzich ) :Untuk melihat adanya batu dan metastase pada
tulang.
7. USG (Ultrasonografi), digunakan untuk memeriksa konsistensi, volume
dan besar prostat juga keadaan buli – buli termasuk residual urin.
Pemeriksaan dapat dilakukan secara transrektal, transuretral dan supra
pubik. (Robbin and Cotran, 2009)
8. IVP (Pyelografi Intravena)
Digunakan untuk melihat fungsi exkresi ginjal dan adanya hidronefrosis.
9. Pemeriksaan Panendoskop
Untuk mengetahui keadaan uretra dan buli – buli.
E. PENATALAKSANAAN
Modalitas terapi BPH adalah ( Robbin, 2009) :
1. Observasi
Yaitu pengawasan berkala pada klien setiap 3 – 6 bulan kemudian setiap tahun
tergantung keadaan klien.
2. Medikamentosa
Terapi ini diindikasikan pada BPH dengan keluhan ringan, sedang, dan berat
tanpa disertai penyulit. Obat yang digunakan berasal dari: phitoterapi
(misalnya: Hipoxis rosperi, Serenoa repens, dll), gelombang alfa blocker dan
golongan supresor androgen. (Morton, Gallo, Hudak. 2012)
3. Pembedahan
Indikasi pembedahan pada BPH adalah (Schwartz, 2006) :
a. Klien yang mengalami retensi urin akut atau pernah retensi urin akut.
b. Klien dengan residual urin 100 ml.
c. Klien dengan penyulit.
d. Terapi medikamentosa tidak berhasil.
e. Flowmetri menunjukkan pola obstruktif.
F. DIAGNOSA KEPERAWATAN.
Diagnosa keperawatan yang mungkin timbul adalah sebagai berikut :
Pre Operasi (NANDA. 2010) :
1. Obstruksi akut / kronis berhubungan dengan obstruksi mekanik, pembesaran
prostat,dekompensasi otot destrusor dan ketidakmapuan kandung kemih unmtuk
berkontraksi secara adekuat.
2. Nyeri ( akut ) berhubungan dengan iritasi mukosa buli – buli, distensi kandung
kemih, kolik ginjal, infeksi urinaria.
3. Resiko tinggi kekurangan cairan berhubungan dengan pasca obstruksi diuresis..
4. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan atau menghadapi
prosedur bedah
5. Kurang pengetahuan tentang kondisi ,prognosis dan kebutuhan pengobatan
berhubungan dengan kurangnya informasi.
Graber, A. Mark. DKK. 2006. Buku Saku Keluarga, University Of IOWA.Ed.3. Jakarta :
EGC
Morton, Gallo, Hudak. 2012. Keperawatan Kritis Vvolume 1 Dan 2 Ed.8. Jakarta: EGC
Prince, Dan Sylvia Anderson Dkk. 2006. Patofisiologi Konsep Klinik Proses Proses
Penyakit. Ed.6 Volume 1dan 2. Jakarta : EGC
Robbin and Cotran. 2009. Buku Saku Dasar Patologis Penyakit. Ed.7. Jakarta : EGC
Rab, T. 2008. Agenda Gawat Darurat (critical care ). Bandung : Penerbit PT. Alumni
Schwartz .2006. Intisari Prinsip Prinsip, Ilmu Bedah. Ed. 6. Jakarta : EGC
STIKES RS. BAPTIS KEDIRI
PRODI PENDIDIKAN PROFESI NERS PROGRAM PROFESI
A. PRE OPERATIF
1. Data Umum
a. Identitas Klien
Nama : Tn.R
Umur : 55thn
Agama : ISLAM
Jenis Kelamin : LAKI-LAKI
Status Marital : MENIKAH
Pendidikan : SD
Pekerjaan : PETANI
Suku Bangsa : INDONESIA
Alamat : KEDIRI
Tanggal Masuk : 25 NOVEMBER 2020
Tanggal Pengkajian : 26 NOVEMBER 2020
No. Register : 998866
Diagnosa Medis : BPH
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Klien mengatakan merasa tidak nyaman karena nyeri pada perut bagian bawah dan
nyeri saat BAK. Nyeri seperti tertusuk-tusuk, skala nyeri 7, nyeri terasa terus-menerus,
serta merasa cemas Karen akan menjalani oprasi
Riwayat Kesehatan Dahulu
1.Riwayat penyakit kronik dan menular:Pasien mengatakan tidak pernah sakit
sebelumnya.
2.Riwayat penyakit alergi:Pasien mengatakan tidak mempunyai penyakit alergi obat
atau makanan.
3.Riwayat operasi:Pasien mengatakan pernah operasi hernia kurang lebih 1 tahun yang
lalu di RSUD kediri.
b. Keadaan Umum
Pasien tampak menyeringai kesakitan, lemas, dan pucat serta Glasgow Coma Scale: 4,5,6.
Pasien tampak terpasang treeway cateter dan warna urine kuning jernih.
c. Tanda Vital
Suhu : 37oC Nadi : 69x/mnt Napas: 16x/menit T. Darah: 95/68mmHg
d. Pernafasan
Sebelum sakit : klien menyatakan tidak pernah mangalami gangguan
pernapasan seperti sesak nafas.
Saat sakit : klien mengatakan tidak mengalami gangguan dalam bernafas
seperti sesak nafas, klien mengatakan kadang-kadang ia batuk, bila saat batuk klien
mengeluh nyeri meningkat pada abdomen.
e. Sirkulasi
Inspeksi ictus cordis tidak tampak, palpasi nadi 16x/menitperkusi jantung tidak melebar,
auskultasi bunyi jantung I dan II reguler
f. Rentang Gerak
4 4
4 4
0 = paralisis otot
1 = tidak ada gerakan/terllihat kontraksi otot
2 = gerakan otot penuh menentang gravitasi dengan bantuan/sokongan
3 = gerakan normal untuk melawan gravitasi
4 = gerakan normal melawan gravitasi dengan sedikit tahanan
5 = gerakan normal penuh melawan gravitasi dengan tahanan penuh
g. Alergi atau reaksi pasca transfusi
Pasien tidak mempunyai riwayat alergi atau reaksi pasca transfusi
h. Status emosional dan tingkat kesadaran
Kesadaran Composmentis GCS 4,5,6
i. Sosial
Klien menyatakan biasa bergaul dengan siapa saja di lingkungannya maupun
lingkungan rumah sakit saat ini.
j. Obat-obatan yang berkaitan dengan pembedahan
1.Infus RD5 1000 cc/24jam
2.RL 1000 cc/24jam
3.Injeksi: Antrain 4 x 1 grKetorolac 3 x 30 mgOndan Sentron 2 x 4 mgRanitidine 2 x
50 mgFosmiccin 2 x 2 gr
3. DATA PENUNJANG (Pemeriksaan Diagnostik) :
USG Urologi: Ginjal kanan/kiri:Ukuran normal, intensitas echo cortex Nampak normal,
batas echo cortex tampak jelas, tak tampak ektasis system pelviokaliseal, tak tampak
batu/kristal/massa.Buli:Volume cukup, tak tampak penebalan dinding, tak tampak
massa/batu/kista.Prostate:Ukuran membesar dengan volume 59,3 cm^3, intensitas echo
parenchyma tampak normal, tak tampak massa/kalsifikasi.
4. Persiapan Pre Operatif
No. Persiapan Pembedahan Cek Paraf Keterangan
√ Persetujuan
Persetujuan tindakan operasi sudah melakukan oprasi
1.
ditandatangani pasien / keluarga sudah disetujui
oleh keluarga
√ Perawat sudah
melakukan
2. Pemeriksaan laboratorium sudah dikerjakan
pemeriksaan
laboratorium
√ Perawat sudah
melakukan
3. Sudah diukur (preparation)
persiapan
sebelum oprasi
√ Perawat sudah
memberikan obat
pencahar dimalam
4. Pencahar (enema) sudah diberikan
hari sebelum
keesokan harinya
pasien di oprasi
√ Sudah diberikan
6. Jam berapa obat penenang (sedative) diberikan
pada pasien dua
jam sebelum
melakukan
tindakan oprasi
√ Pasien dianjurkan
untuk puasa
7. Puasa makan dan minum sejak makan/minum 8
jam sebelum
oprasi
√ Sebelum ke ruang
oprasi pasien
9. Gaun operasi dikenakan
dikenakan gaun
oprasi
√ Dilepaskan saat
pasien mau
10. Alat-alat perhiasan dan prosthese (gigi palsu dll)
masuk ke ruang
oprasi
Pasien tidak
12. Simpanlah perhiasan dan uang menggunakan
perhiasan
√ Perawat sudah
13. Catatkanlah suhu, nadi, napas dan TD melakukan
tindakan TTV
√ Pasien
14. Sudah kencing spontan atau kateter menggunakan
kateter
5. Analisis Data
1. Nama pasien : Tn.R
2. Umur : 55thn
No. Register : 998866
DATA OBYEKTIF (DO) FAKTOR YANG MASALAH
DATA SUBYEKTIF (DS) BERHUBUNGAN/RISIKO KEPERAWATAN
(E) (SDKI)
(1) Gejala Penyakit Gangguan Rasa Nyaman
DS: (D.0074)
Klien mengatakan nyeri
pada perut bagian bawah
dan nyeri saat BAK. Nyeri
seperti tertusuk-tusuk, skala
nyeri 7, nyeri terasa terus-
menerus.
DO:
Pasien tampak menyeringai
kesakitan, lemas, dan pucat
serta Glasgow Coma Scale:
4,5,6. Pasien tampak
terpasang treeway cateter
dan warna urine kuning
jernih. Dengan TTV:
Suhu : 37oC
Nadi : 69x/mnt
Napas: 16x/menit
T. Darah: 95/68mmHg
(2)
DS:
Klien mengatakan mera Krisis Situasional Ansietas (D.0080)
merasa cemas karen akan
menjalani oprasi.
DO:
Pasien tampak menyeringai
kesakitan, lemas, dan pucat
serta Glasgow Coma Scale:
4,5,6. Pasien tampak
terpasang treeway cateter
dan warna urine kuning
jernih. Dengan TTV:
Suhu : 37oC
Nadi : 69x/mnt
Napas: 16x/menit
T. Darah: 95/68mmHg
6. Diagnosis Keperawatan
3. Nama pasien : Tn.R
4. Umur : 55thn
No. Register : 998866
NO TANGGAL DIAGNOSA KEPERAWATAN TANGGAL TANDA
MUNCUL (SDKI) TERATASI TANGAN
1 26 November Gangguan Rasa Nyaman 28 November Indriyani Eka
2020 Berhubungan Dengan Gejala 2020
Penyakit
DIAGNOSA KEPERAWATAN :
1. Gangguan Rasa Nyaman (D.0074)
2. Ansietas (D.0080)
3. SLKI :
a. Dipertahankan/ditingkatkan pada
b. Dipertahankan/ditingkatkan pada
c. Dipertahankan/ditingkatkan pada
d. Dipertahankan/ditingkatkan pada
e. Dipertahankan/ditingkatkan pada
f. Dipertahankan/ditingkatkan pada
g. Dipertahankan/ditingkatkan pada
h. Dipertahankan/ditingkatkan pada
i. Dipertahankan/ditingkatkan pada
j. Dipertahankan/ditingkatkan pada
k. Dipertahankan/ditingkatkan pada
DIAGNOSA KEPERAWATAN :
DIAGNOSA INTERVENSI
No TUJUAN RASIONAL II. TTD
KEPERAWATAN (SIKI)
1 Gangguan Rasa Setelah dilakukan Manajemen Nyeri (1.08238) Observasi: Indriyani
Nyaman intervensi selama 1x
Berhubungan Observasi: - Agar dapat mengetahui durasi ataupun Eka
Dengan Gejala 24jam, Maka lokasi terjadinya nyeri
Penyakit - Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
diharapakan Tingkat - Agar dapat mengetahui seberapa nyeri
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
Nyeri (L.08066) yang dirasakan oleh pasien
- Identifikasi skala nyeri
munurun dengan - Agar menganjurkan pada pasien untuk
- Identifikasi faktor yang memperberat dan
kriteria hasil sebagai tidak melakukan faktor yang
memperingan nyeri
berikut: memperberat nyeri
Terapeutik:
1. Keluhan Nyeri, Terapeutik:
menurun - Berikan teknik nonformakologis untuk
- untuk mengurangi rasa nyeri pada
2. Meringis, mengurangi rasa nyeri
pasien dan memberikan rasa nyaman
menurun - Kontrol lingkungan yang memperberat rasa
pada pasien
nyeri
- agar menjaga lingkungan dari
- Fasilitas istirahat dan tidur
kebisingan
Edukasi:
- fasilitasi pasien istirahat tidur untuk
- Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
mengurangi rasa nyeri
- Jelaskan strategi meredakan nyeri Edukasi:
- Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri - Agar Pasien dapat mengetahui
Kolaborasi: penyebab dan pemicu terjadiya nyeri
- Kolaborasi pemberian analgetik - Agar pasien mengetahui cara
mengatasi nyeri secara mandiri
- Agar pasien dapat mengetahui tingkat
nyeri yang dirasakan
Kolaborasi:
N TANGGAL/JA
NO. DX TINDAKAN KEPERAWATAN TTD
O M
1 I 26 November - Melakukan TTV: Indriyani
2020 Suhu : 37oC Eka
08.00 Nadi : 69x/mnt
Napas: 16x/menit
T. Darah: 95/68mmHg
08.10 - Identifikasi skala nyeri
08.15 - Identifikasi faktor yang memperberat
dan memperingan nyeri
08.20 - Jelaskan strategi meredakan nyeri
2 II 26 November Indriyani
-Melakukan TTV:
2020 Eka
Suhu : 37oC
08.00
Nadi : 69x/mnt
Napas: 16x/menit
T. Darah: 95/68mmHg
08.10
- Identifikasi teknik relaksasi yang
pernah efektif digunakan
- Monitor respon terhadap terapi
08.20 relaksasi
08.40 - Jelaskan tujuan, manfaat, batasan, dan
09.00 jenis relaksasi yang tersedia
09.20 - Anjurkan mengambail posisi nyaman
- Anjurkan sering mengulangi atau
09.40 melatih teknik yang dipilih
- Demostrasikan dan latih teknik
relaksasi
9. Catatan Perkembangan
3. Nama pasien : Tn.R
4. Umur : 55thn
No. Register : 998866
P: Intervensi dilanjutkan
P: Intervensi dihentikan
II
B. INTRA OPERATIF
1. Cairan
a. IV Line
Nama cairan : Infus RD5
Jumlah cairan : 1000cc/24jam
Lokasi pemasangan : Tangan Kanan
b. Syringe Pump
Nama cairan : .............................................................................................
Jumlah pemberian : .............................................................................................
Lokasi pemasangan : .............................................................................................
c. CVP line
Nama cairan : .............................................................................................
Jumlah tetesan : .............................................................................................
Lokasi pemasangan : .............................................................................................
6. Pelaksanaan Operasi
Nama pasien : Tn.R
Jenis operasi : TUR-P
Tindakan operasi : Persiapan sebelum dilakukan TUR-P:
1. Periksa darah lengkap.
2. Berpuasa minimal 8 jam sebelum operasi.
3. Pemeriksaan terhadap posisi prostat dengan USG agar dapat mengetahui lokasi
pembengkakan kelenjar prostat yang tepat.
4. Kendalikan konsumsi obat yang mempengaruhi proses pembekuan darah.
5. Oprasi dilakukan 4jam
Waktu mulai operasi : jam 09.00
Waktu selesai operasi : jam 13.00
Proses pelaksanaan operasi : Prosedurdilakukan TUR:
1. Satu jam sebelum tindakan pasien akan diberikan suntikan antibiotik sebagai
pencegahan infeksi, sebelumnya pasien dilakukan tes alergi terhadap antibiotik
yang akan diberikan, biasanya dilakukan pada bagian lengan bawah.
2. Pasien akan diantar oleh perawat menuju kamar operasi, lalu diberikan baju khusus
dan penutup kepala. Semua pakaian, jam tangan danperhiasan diminta untuk
dilepaskan.
3. Setelah itu pasien akan diminta pindah ke tempat tidur dorong menuju ruangan
operasi tempat dilakukan prosedur TURP.
4. Pasien diminta pindah ke meja operasi, lalu dokter anestesi dan penata anestesi
akan memasang alat monitortanda vital pasien. Alat yang dipasang biasanya berupa
tensimeter pada lengan dan monitor jantung pada dada.
5. Bergantung pada jenis pembiusan, biasanya yang digunakan adalah anestesi spinal,
oleh dokter anestesi, pasien akan diminta duduk dan sebuah jarum kecilakan
disuntikkan melalui pinggang bagian belakang. Selanjutnya obat bius dimasukkan
melalui tempat suntikan ini. Pasien akan diminta mengangkat kaki untuk menguji
apakah obat bius sudah bekerja, biasanya prosedur ini membutuhkan waktu 15
menit sampai pasien tidak merasakan apa-apa atau baal mulai dari pinggang sampai
kaki.
6. Selanjutnya pasien akan diposisikan seperti orang melahirkan dan tidak perlu
khawatir atau takut karena sebatas dada pasien akan ditutup dengan kain sehingga
pasien tidak perlu melihat jalannya operasi. Pasien tidak merasakan apa-apa tetapi
pasien tetap sadar.
7. Prosedur TURP berjalan sekitar empat jam.
8. Setelah prosedur selesai pasien akan melihat sebuah selang kateter dari penis
terpasang dan diplester kearah kaki pasien. Fungsi selang ini selain untuk
mengeluarkan air seni juga untuk menghentikan perdarahan setelah 17 TURP. Pada
kateter ini juga akan terpasang cairan untuk mencuci sisa darah dalam kandung
kemih.
9. Pasien lalu dipindahkan ke tempat tidur dorong menuju ruang pemulihan.
10. Pasien akan kembali ke ruangan rawat bila kondisi anda baik dan stabil selama
observasi di ruang pemulihan
Jenis benang yang digunakan : .............................................................................................
.............................................................................................
.............................................................................................
.............................................................................................
.............................................................................................
.............................................................................................
Gambaran jenis jahitan : .............................................................................................
.............................................................................................
............................................................................................
7. Analisis Data
5. Nama pasien : Tn.R
6. Umur : 55thn
No. Register : 998866
DATA OBYEKTIF (DO) FAKTOR YANG MASALAH
DATA SUBYEKTIF (DS) BERHUBUNGAN/RISIKO KEPERAWATAN
(E) (SDKI)
(1) Agen Pencedera Fisik Nyeri Akut (D.0077)
DS:
Pasien mengatakan merasa nyeri di
perut bagian bawah setelah
menjalankan oprasi 5jam yang lalu
DO:
Pasien tampak lemah, belum
sepenuhnya sadar, dan tampak
meringis kesakitan. Dengan TTV:
Suhu : 37oC
Nadi : 80x/mnt
Napas: 21x/menit
T. Darah: 100/70mmHg
DO:
Pasien tampak lemah, belum
sepenuhnya sadar, dan terpasang
kateter treeway. Dengan TTV:
Suhu : 37oC
Nadi : 80x/mnt
Napas: 21x/menit
T. Darah: 100/70mmHg
7. Diagnosis Keperawatan
7. Nama pasien : Tn.R
8. Umur : 55thn
No. Register : 998866
NO TANGGAL DIAGNOSA KEPERAWATAN TANGGAL TANDA TANGAN
MUNCUL (SDKI) TERATASI
1 26 November Nyeri Akut Berhubungan 28 November Indriyani Eka
2020 Dengan Agen Pencedera Fisik 2020
DIAGNOSA KEPERAWATAN :
1. Nyeri Akut Berhubungan Dengan Agen Pencedera Fisik
2. Gangguan Mobilitas Fisik Berhubungan Dengan Nyeri
3. SLKI :
a. Dipertahankan/ditingkatkan pada
b. Dipertahankan/ditingkatkan pada
c. Dipertahankan/ditingkatkan pada
d. Dipertahankan/ditingkatkan pada
e. Dipertahankan/ditingkatkan pada
f. Dipertahankan/ditingkatkan pada
g. Dipertahankan/ditingkatkan pada
h. Dipertahankan/ditingkatkan pada
i. Dipertahankan/ditingkatkan pada
j. Dipertahankan/ditingkatkan pada
k. Dipertahankan/ditingkatkan pada
- Melakukan TTV:
2 II 27 November Indriyani
Suhu : 37oC
2020 Eka
Nadi : 80x/mnt
14.00
Napas: 21x/menit
T. Darah: 100/70mmHg
- Monitor kondisi umum selama
14.10
melakukan mobilisasi
14.20
- Fasilitasi melakukan pergerakan
- Libatkan keluarga untuk membantu
14.30
pasien dalam meningkatkan pergerakan
14.40
- Anjurkan melakukan mobilisasi dini
10. Evaluasi
3. Nama pasien : Tn.R
4. Umur : 55thn
No. Register : 998866
P: Intervensi dilanjutkan
2 II
27 November 2020
S: Pasien mengatakan tidak dapat melakukan aktivitas
tanpa bantuan keluarga
O: Pasien tampak lemas, dan terpasang kateter treeway
A: Masalah Gangguan Mobilitas Fisik Berhubungan
Dengan Nyeri, teratasi Sebagian
P: Intervensi dilanjutkan
C. POST OPERATIF
1. Keluhan Utama
Klien mengatakan merasa nyeri pada perut bagian bawah dan nyeri saat BAK. Nyeri
seperti tertusuk-tusuk, skala nyeri 7, nyeri terasa terus-menerus. Pasien mengatakan tidak
bisa melakukan aktivitas tanpa bantuan keluarga.
Riwayat Kesehatan Dahulu
1. Riwayat penyakit kronik dan menular:Pasien mengatakan tidak pernah sakit
sebelumnya.
2. Riwayat penyakit alergi:Pasien mengatakan tidak mempunyai penyakit alergi obat
atau makanan.
3. Riwayat operasi:Pasien mengatakan pernah operasi hernia kurang lebih 1 tahun
yang lalu di RSUD kediri.
2. Keadaan Umum
Pasien tampak menyeringai kesakitan, lemas, dan pucat serta pasien tampak terpasang
treeway cateter dan warna urine kuning jernih.
Tanda Vital
Suhu :37oC Nadi :80x/mnt Napas :21x/mnt T. Darah :100/70 mmHg
1. Pernafasan
Sebelum sakit : klien menyatakan tidak pernah mangalami gangguan
pernapasan seperti sesak nafas.
Saat sakit : klien mengatakan tidak mengalami gangguan dalam bernafas
seperti sesak nafas, klien mengatakan kadang-kadang ia batuk, bila saat batuk klien
mengeluh nyeri meningkat pada abdomen.
Sirkulasi
Inspeksi ictus cordis tidak tampak, palpasi nadi 16x/menitperkusi jantung tidak melebar,
auskultasi bunyi jantung I dan II reguler
2. Rentang Gerak
4 4
4 4
0 = paralisis otot
1 = tidak ada gerakan/terllihat kontraksi otot
2 = gerakan otot penuh menentang gravitasi dengan bantuan/sokongan
3 = gerakan normal untuk melawan gravitasi
4 = gerakan normal melawan gravitasi dengan sedikit tahanan
5 = gerakan normal penuh melawan gravitasi dengan tahanan penuh
Alergi atau reaksi pasca transfusi
Pasien tidak mempunyai riwayat alergi atau reaksi pasca transfusi
Status emosional dan tingkat kesadaran
Kesadaran Composmentis GCS 4,5,6
3. Sosial
Klien menyatakan biasa bergaul dengan siapa saja di lingkungannya maupun lingkungan
rumah sakit saat ini.
4. Obat-obatan yang berkaitan dengan pembedahan
1.Infus RD5 1000 cc/24jam
2.RL 1000 cc/24jam
3.Injeksi: Antrain 4 x 1 grKetorolac 3 x 30 mgOndan Sentron 2 x 4 mgRanitidine 2 x
50 mgFosmiccin 2 x 2 gr
5. Informasi Lain
Pemeriksaan laboratorium yaitu: Neutrofil 89,1 %, Limfosit 7,8 %, Monosit 1,7 %, PLT
403 103/μL, Kalsium Ion 1.080 Mmol/L. Pada pemeriksaan laboratorium pasien 2 tanggal
21 April 2019 yaitu Neutrofil 5,7 %, Limfosit 29,7 %, Monosit 5,5 %, PLT 293 103/μL,
Kalsium Ion 1.150 Mmol/L. Pada pemeriksaan USG Urologi yaitu Ginjal
kanan/kiri:Ukuran normal, intensitas echo cortex nampak normal, batas echo cortex
tampak jelas, tak tampak ektasis system pelviokaliseal, tak tampak batu/kristal/massa.
Buli:Volume cukup, tak tampak penebalan dinding, tak tampak massa/batu/kista. Prostate:
Ukuran membesar dengan volume 59,3 cm^3, intensitas echo parenchyma tampak normal,
tak tampak massa/klasifikasi
a. Analisis Data
5. Nama pasien : Tn.R
6. Umur : 55thn
No. Register : 998866
DATA OBYEKTIF (DO) FAKTOR YANG MASALAH
DATA SUBYEKTIF (DS) BERHUBUNGAN/RISIKO KEPERAWATAN
(E) (SDKI)
(1) Agens Pencedera Fisik Nyeri Akut (D.0077)
DS:
Pasien mengatakan merasa nyeri di
perut bagian bawah setelah
menjalankan oprasi 5jam yang lalu
DO:
Pasien tampak lemah, belum
sepenuhnya sadar, dan tampak
meringis kesakitan. Dengan TTV:
Suhu : 37oC
Nadi : 80x/mnt
Napas: 21x/menit
T. Darah: 100/70mmHg
DO:
Pasien tampak lemah, belum
sepenuhnya sadar, dan terpasang
kateter treeway. Dengan TTV:
Suhu : 37oC
Nadi : 80x/mnt
Napas: 21x/menit
T. Darah: 100/70mmHg
b. Diagnosis Keperawatan
7. Nama pasien : Tn.R
8. Umur : 55thn
No. Register : 998866
DIAGNOSA KEPERAWATAN :
1. Nyeri Akut Berhubungan Dengan Agen Pencedera Fisik
2. Gangguan Mobilitas Fisik Berhubungan Dengan Nyeri
3. SIKI :
a. Dipertahankan/ditingkatkan pada
b. Dipertahankan/ditingkatkan pada
c. Dipertahankan/ditingkatkan pada
d. Dipertahankan/ditingkatkan pada
e. Dipertahankan/ditingkatkan pada
f. Dipertahankan/ditingkatkan pada
g. Dipertahankan/ditingkatkan pada
h. Dipertahankan/ditingkatkan pada
i. Dipertahankan/ditingkatkan pada
j. Dipertahankan/ditingkatkan pada
k. Dipertahankan/ditingkatkan pada
- Melakukan TTV:
2 II 28 November Indriyani
Suhu : 37oC
2020 Eka
Nadi : 80x/mnt
14.00
Napas: 21x/menit
T. Darah: 100/70mmHg
- Monitor kondisi umum selama
14.10
melakukan mobilisasi
14.20
- Fasilitasi melakukan pergerakan
- Libatkan keluarga untuk membantu
14.30
pasien dalam meningkatkan
14.40
pergerakan
- Anjurkan melakukan mobilisasi dini
e. Evaluasi
Nama pasien : Tn.R
Umur : 55thn
No. Register : 998866
2 II
28 November
S: Pasien mengatakan tidak dapat melakukan aktivitas
2020 tanpa bantuan keluarga
O: Pasien tampak lemas, dan terpasang kateter treeway
A: Masalah Gangguan Mobilitas Fisik Berhubungan
Dengan Nyeri, teratasi Sebagian
P: Intervensi dilanjutkan di rumah