Anda di halaman 1dari 1

Nama : Indriyani Eka Lani Oematan

NIM : 01.2.17.00609

Program Studi Keperawatan Program Sarjana

Tugas Individu Mata Kuliah : Pendidikan Anti Korupsi

Dosen : Desi Natalia T.I., S.Kep., Ns., M.Kep

Kasus 1:
Dari kasus pertama termasuk dalam gratifikasi karena kasus tersebut melakukan rabat
(diskon) antara B si penjual tanah aset milik BUMN dengan F dan 2 perusahaan pendamping.
Dikasus dijelaskan bahwa B selaku Dirut BUMN telah menjual tanah aset milik BUMN
tanpa sepengetahuan perusahaan BUMN dan meminta bantuan F untuk mencarikan 2
perusahaan pendamping untuk memenuhi persyaratan formal dalam proses lelang dan
menurunkan harga penjualan aset tanah tersebut dijual kepada F di depan notaris dengan
harga Rp 100 M, akan tetapi harga sesuai pasaran penjualan tanah sebesar 150 M.

Kasus 2:
Dari kasus kedua tidak termasuk dalam gratifikasi karena penerima S selaku pemeriksa dari
W sebagai tersangka dengan indikasi penyimpangan dalam proses pengadaan yang
mengakibatkan timbulnya kerugian negara. W mengetahui hal tersebut, lalu berusaha
melakukan pendekatan kepada S dengan menawarkan uang sebesar Rp 300 juta dan
menyampaikan keinginannya kepada S supaya temuan indikasi penyimpangan itu
dihilangkan dari laporan hasil pemeriksaan. Namun S mengetahui hal tersebut salah dan S
melaporkan upaya pemberian uang tersebut kepada penyidik yang kemudian ditindak lanjuti
dengan melakukan perekaman terhadap pembicaraan W dengan S serta merekam proses
pemberian uang yang dilakukan oleh W kepada S pada saat W memberikan uang kepada S.

Kasus 3:
Dari kasus ketiga yang termasuk dalam gratifikasi adalah X selaku panitera karena menerima
dan menggunakan uang dari terdakwa Y untuk membayar hutang-hutangnya sebesar 500 juta.
Tetapi dari kasus ketiga ini juga hakim A tidak termasuk gratifikasi karena hakim A tidak
menerima suap dari terdakwa Y agar hakim A mengatakan bahwa terdakwa Y dinyatakan
tidak bersalah namun hakim A selaku ketua majelis hakim tidak bersedia membantu terdakwa
Y.

Anda mungkin juga menyukai