Skenario Seorang laki-laki 70 tahun datang ke RSU haulusi dengan keluhan tidak bisa BAK sejak 3 jam lalu. Sebelumnya pancaran buang air kecil terasa lemah, pasien sering terbangun pada malam hari untuk BAK. Demam (-) Learning Objective 1. Menjelaskan DD dari kasus 2. Menjelaskan penatalaksanaan dari DK 3. Menjelaskan komplikasi dan prognosis dari DK Menjelaskan DD dari Kasus LO 1 Nama Defenisi Etiologi Gejala Pem. Fisik Pem. Penunjang Penyakit Striktur Berkurangnya diameter atau Infeksi, trauma, Voiding symptom, Storage Inspeksi dan Uroflowmetri, Uretra elastisitas uretra yang oprasi, tumor dan symptom, dan Miction post palpasi Retrograde disebabkan karena jaringan kelainan symptom Uretrogram uretra digantikan oleh kongenital dikombinasikan jaringan ikat Voiding Cystouretrogram, USG, uretroskopi dan sistoskopi Ca Prostat Suatu kanker ganas yang Genetic, ras, usia, Disuria, kesulitan berkemih, Inspeksi, Tes PSA, TRUS, tumbuh di dalam kelenjar riwayat keluarga, mengedan jika ingin palpasi, TAUS, dan biopsy prostat secara abnormal diet tinggi lemak, berkemih, peningkatan perkusi, dan dan tak terkendali sehingga polusi, hormonal frekuensi berkemih, retensi digital rectal mendesak dan merusak dan aktivitas urin total, nyeri punggung / examination jaringan sekitarnya seksual pinggang dan hematuria BPH Pembesaran kelenjar Peningkatan kadar Sering kencing , sulit kencing, Inspeksi, Tes darah, prostat, memanjang ke atas dihidrotestostero nyeri saat berkemih, urin palpasi, urinalisis, tes kedalam kandung kemih (DHT) dan proses berdarah, nyeri saat ejakulasi, perkusi, dan ureum dan dan menyumbat aliran urin aging (menjadi cairan ejakulasi berdarah, digital rectal kreatinin, pemerik dengan menutupi orifisium tua) gangguan ereksi, dan nyeri examination saan PSA, uretra akibatnya terjadi pinggul atau punggung uroflometri, IVP, dilatasi ureter dan ginjal USG dan TRUS Menjelaskan Penatalaksanaan dari DK LO 2 Observasi BPH Biasanya dilakukan pada pasien dengan keluhan ringan. Pasien dianjurkan untuk mengurangi minum setelah makan malam yang ditujukan agar tidak terjadi nokturia, menghindari obat-obat dekongestan (parasimpatolitik), mengurangi minum kopi dan tidak diperbolehkan minum alkohol agar tidak terlalu sering miksi. Pasien dianjurkan untuk menghindari mengangkat barang yang berat agar perdarahan dapat dicegah. Ajurkan pasien agar sering mengosongkan kandung kemih (jangan menahan kencing terlalu lama) untuk menghindari distensi kandung kemih dan hipertrofi kandung kemih. Secara periodik pasien dianjurkan untuk melakukan control keluhan Medikamentosa BPH Penghambat adrenergenik alfa. Obat-obat yang sering dipakai adalah prazosin, doxazosin,terazosin,afluzosin atau yang lebih selektif alfa 1 (Tamsulosin). Dosis dimulai 1mg/hari sedangkan dosis tamsulosin adalah 0,2-0,4 mg/hari. Pengahambat enzim 5 alfa reduktase. Obat yang dipakai adalah finasteride (proscar) dengan dosis 1X5 mg/hari. Fitofarmaka/fitoterapi. Penggunaan fitoterapi yang ada di Indonesia antara lain eviprostat. Substansinya misalnya pygeum africanum, saw palmetto, serenoa repeus dll. Afeknya diharapkan terjadi setelah pemberian selama 1-2 bulan dapat memperkecil volum prostat. Pembedahan pada BPH Pembedahan adalah tindakan pilihan yang dilakukan didasarkan pada beratnya obstruksi, adanya ISK, retensio urin berulang, hematuri, tanda penurunan fungsi ginjal, ada batu saluran kemih dan perubahan fisiologi pada prostat. Terdiri dari pembedahan terbuka dan pembedahan endourologi. Menjelaskan Komplikasi dan Prognosis dari DK LO 3 Komplikasi BPH Retensi urin akut, terjadi apabila buli-buli menjadi dekompensasi Infeksi saluran kemih Involusi kontraksi kandung kemih Refluk kandung kemih Hidroureter dan hidronefrosis dapat terjadi karena produksi urin terus berlanjut maka pada suatu saat buli-buli tidak mampu lagi menampung urin yang akan mengakibatkan tekanan intravesika meningkat. Gagal ginjal bisa dipercepat jika terjadi infeksi Hematuri, terjadi karena selalu terdapat sisa urin, sehingga dapat terbentuk batu endapan dalam buli-buli, batu ini akan menambah keluhan iritasi. Batu tersebut dapat pula menibulkan sistitis, dan bila terjadi refluks dapat mengakibatkan pielonefritis. Hernia atau hemoroid lama-kelamaan dapat terjadi dikarenakan pada waktu miksi pasien harus mengedan. Prognosis BPH Prognosis BPH berubah-ubah dan tidak bisa diprediksi tiap individu. BPH yang tidak diterapi akan menunjukkan efek samping yang merugikan pasien itu sendiri seperti retensi urin, insufisiensi ginjal, infeksi saluran kemih yang berulang, dan hematuria.