Anda di halaman 1dari 12

Presentasi Skenario 3

Oleh Ali Akbar R. Kibas


Skenario
Seorang laki-laki 70 tahun datang ke RSU haulusi dengan keluhan
tidak bisa BAK sejak 3 jam lalu. Sebelumnya pancaran buang air kecil
terasa lemah, pasien sering terbangun pada malam hari untuk BAK.
Demam (-)
Learning Objective
1. Menjelaskan DD dari kasus
2. Menjelaskan penatalaksanaan dari DK
3. Menjelaskan komplikasi dan prognosis dari DK
Menjelaskan DD dari Kasus
LO 1
Nama Defenisi Etiologi Gejala Pem. Fisik Pem. Penunjang
Penyakit
Striktur Berkurangnya diameter atau Infeksi, trauma, Voiding symptom, Storage Inspeksi dan Uroflowmetri,
Uretra elastisitas uretra yang oprasi, tumor dan symptom, dan Miction post palpasi Retrograde
disebabkan karena jaringan kelainan symptom Uretrogram
uretra digantikan oleh kongenital dikombinasikan
jaringan ikat Voiding
Cystouretrogram,
USG, uretroskopi
dan sistoskopi
Ca Prostat Suatu kanker ganas yang Genetic, ras, usia, Disuria, kesulitan berkemih, Inspeksi, Tes PSA, TRUS,
tumbuh di dalam kelenjar riwayat keluarga, mengedan jika ingin palpasi, TAUS, dan biopsy
prostat secara abnormal diet tinggi lemak, berkemih, peningkatan perkusi, dan
dan tak terkendali sehingga polusi, hormonal frekuensi berkemih, retensi digital rectal
mendesak dan merusak dan aktivitas urin total, nyeri punggung / examination
jaringan sekitarnya seksual pinggang dan hematuria
BPH Pembesaran kelenjar Peningkatan kadar Sering kencing , sulit kencing, Inspeksi, Tes darah,
prostat, memanjang ke atas dihidrotestostero nyeri saat berkemih, urin palpasi, urinalisis, tes
kedalam kandung kemih (DHT) dan proses berdarah, nyeri saat ejakulasi, perkusi, dan ureum dan
dan menyumbat aliran urin aging (menjadi cairan ejakulasi berdarah, digital rectal kreatinin, pemerik
dengan menutupi orifisium tua) gangguan ereksi, dan nyeri examination saan PSA,
uretra akibatnya terjadi pinggul atau punggung uroflometri, IVP,
dilatasi ureter dan ginjal USG dan TRUS
Menjelaskan Penatalaksanaan
dari DK
LO 2
Observasi BPH
Biasanya dilakukan pada pasien dengan keluhan ringan. Pasien
dianjurkan untuk mengurangi minum setelah makan malam yang
ditujukan agar tidak terjadi nokturia, menghindari obat-obat
dekongestan (parasimpatolitik), mengurangi minum kopi dan tidak
diperbolehkan minum alkohol agar tidak terlalu sering miksi. Pasien
dianjurkan untuk menghindari mengangkat barang yang berat agar
perdarahan dapat dicegah. Ajurkan pasien agar sering mengosongkan
kandung kemih (jangan menahan kencing terlalu lama) untuk
menghindari distensi kandung kemih dan hipertrofi kandung kemih.
Secara periodik pasien dianjurkan untuk melakukan control keluhan
Medikamentosa BPH
Penghambat adrenergenik alfa. Obat-obat yang sering dipakai adalah
prazosin, doxazosin,terazosin,afluzosin atau yang lebih selektif alfa 1
(Tamsulosin). Dosis dimulai 1mg/hari sedangkan dosis tamsulosin
adalah 0,2-0,4 mg/hari.
Pengahambat enzim 5 alfa reduktase. Obat yang dipakai adalah
finasteride (proscar) dengan dosis 1X5 mg/hari.
Fitofarmaka/fitoterapi. Penggunaan fitoterapi yang ada di Indonesia
antara lain eviprostat. Substansinya misalnya pygeum africanum, saw
palmetto, serenoa repeus dll. Afeknya diharapkan terjadi setelah
pemberian selama 1-2 bulan dapat memperkecil volum prostat.
Pembedahan pada BPH
Pembedahan adalah tindakan pilihan yang dilakukan didasarkan pada
beratnya obstruksi, adanya ISK, retensio urin berulang, hematuri,
tanda penurunan fungsi ginjal, ada batu saluran kemih dan
perubahan fisiologi pada prostat.
Terdiri dari pembedahan terbuka dan pembedahan endourologi.
Menjelaskan Komplikasi dan
Prognosis dari DK
LO 3
Komplikasi BPH
Retensi urin akut, terjadi apabila buli-buli menjadi dekompensasi
Infeksi saluran kemih
Involusi kontraksi kandung kemih
Refluk kandung kemih
Hidroureter dan hidronefrosis dapat terjadi karena produksi urin terus berlanjut maka
pada suatu saat buli-buli tidak mampu lagi menampung urin yang akan mengakibatkan
tekanan intravesika meningkat.
Gagal ginjal bisa dipercepat jika terjadi infeksi
Hematuri, terjadi karena selalu terdapat sisa urin, sehingga dapat terbentuk batu
endapan dalam buli-buli, batu ini akan menambah keluhan iritasi. Batu tersebut dapat
pula menibulkan sistitis, dan bila terjadi refluks dapat mengakibatkan pielonefritis.
Hernia atau hemoroid lama-kelamaan dapat terjadi dikarenakan pada waktu miksi pasien
harus mengedan.
Prognosis BPH
Prognosis BPH berubah-ubah dan tidak bisa diprediksi tiap individu.
BPH yang tidak diterapi akan menunjukkan efek samping yang
merugikan pasien itu sendiri seperti retensi urin, insufisiensi ginjal,
infeksi saluran kemih yang berulang, dan hematuria.

Anda mungkin juga menyukai