Anda di halaman 1dari 2

Tatalaksana

Tatalaksana Hepatitis B
Tatalaksana yang pada pasien hepatitis B terdiri dari:1,2
1. Asupan kalori dan cairan yang adekuat.
2. Tirah baring
3. Obat-obatan, yaitu:
a. Pemberian Parasetamol atau Ibuprofen untuk mengatasi demam,
dengan dosis 2x400 mg/hari.
b. Pemberian antiemetik untuk mengatasi mual seperti Dompridon
3x10 mg/hari.
c. Interferon α di beri pada pasien dengan SGPT yng lebih besar 3x
dari batas atas nilai normal (BANN), diberi 3x selama 4-6 minggu.
d. Lamivudin dengan dosis 100 mg/hari sangat efektif untuk suspensi
HBV DNA, normalisasi SGPT, dan perbaikan secara histologi, baik
pada HbeAg positif dan HbeAg negatif atau HBV DNA positif.
e. Entecavir 0,5 m/ hari untuk pasien Hepatitis B kronik.
f. Dapat juga diberi obat seperti Adefovir Dipivoxil, Thymosin Alfa
I,dan Telbivudine.
Selain tatalaksana diatas dapat juga dberi terapi lain yaitu menggunakan vaksin atau
DNA, namun terapi jenis ini masih dalam tahap pengembangan. 2

Tatalaksaana Hepatitis C
Penatalaksanaan pada Hepatitis C dapat dilakukan dengan pemberian Interferon
Alfa Pegilasi yang di kombinasikan dengan Ribavirin. Pemberian terapi ini dapat
memperbaiki fungsi hati. Pada akhir terapi, perlu dilakukan pemeriksaan RNA
VHC secara kualitatif untuk mengetahui apakah VHC resisten terhadap pengobatan
terhadap interferon yang tidak akan bermanfaat untuk memberikan terapi lanjutan
dengan interferon. Keberhasilan terapi dinilai etelah 6 bulan pengobatan dihentikan
dan dilakukan tes RNA VHC kualitatif. Bila hasilnya tetap ngatif, maka pasien
dinyatakan memiliki respon virologik yang menetap dan jika hasilnya positif, maka
pasien di anggap sembuh. 2,3
Tatalaksana Penyakit Hati Akibat Obat
Tatalaksana yang dapat dilakukan pada pasien yaitu dengan melakukan pengamatan
atau monitoring terdadap efek obat yang dikonsumsi, hal ini dapat dilakukan salah
satunya dengan pemeriksaan laboratorium. Contohnya seperti pada obat yang
memiliki potensi terjadi toksik seperti INH, pada obat ini transamilase perlu
diperiksa 3-4 minggu setelah dikonsumsi. Jika terdapat kenaikan transamilase 3x
dari BANN, maka obat tersebut harus di hentikan. 2
Pada dasarnya penanganan yang dilakukan untuk pasien pada penyakit ini yang
paling utama adalah menghentikan konsumsi obat yang dicurigai mengakibatkan
kelainan hati, diikuti dengan monitoring kondisi klinis dan indikator kerusakan hati
secara laboratorium. Ada kasus berat, perlu dilakukan tindakan suportif. Lakuan
segera upaya eliminasi obat / metabolt secepatnya misalnya melalui forched
diuresis, dialisis, atau plasmaferesis. Jika diketahui, perlu diberikn antidotanya. 2

Referensi:
1. Panduan Praktis Klinis Bagi Dokter. Difasilitas Layanan Kesehatan Primer.
Edisi Revisi, 2014.
2. Sulaiman HA, Akbar HN, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Hati. Edisi I, 2007.
3. Sudoyo Aru W. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I. Edisi 5. Jakarta:
Pusat Penerbit Ilmu Penyakit Dalam FKUI. 2009.

Anda mungkin juga menyukai