Anda di halaman 1dari 17

Presentasi skenario 1

Oleh ali akbar r kibas


Skenario

Anak 16 tahun datang dengan orang tua dengan keluhan timbul bercak
putih yang semakin besar di bagian atas dada kemudian meluas ke perut
dan lengan atas. Pasien mengeluh gatal ringan di bagian tersebut jika
terkena keringat. Pemeriksaan fisik ditemukan makula hipopigmentasi
disertai skuama tersebar di bagian dada dan perut.
Learning objective

Alur penegakan diagnosis


Diagnosis diferensial (DD)
Patomekanisme pitiriasis vesikolor
Penatalaksanaan
Prognosis
Edukasi
Indikasi topikal dan sistemik pada pasien ini
Indikasi kortikosteroid pada infeksi jamur
Alur penegakan diagnosis
Learning Objective
Anamnesis Pemfis
1. Melihat perubahan tekstur atau warna
1. Apakah lesi tersebut nyeri atau gatal ?
2. Melihat dimana letak lesi
2. Dimana lesi pertama kali terlihat ?
3. Melihat susunan lesi, batas-batasnya
3. Kapan lesi pertama kali terlihat ?
4. Apakah ada gejala lain yang timbul bersama lesi kulit ?
4. Melihat letak bidang lesi

5. Bagaimana perubahan lesi kulit setelah terlihat ? Catat


urutan waktu dan perubahan kulit.
6. Apakah ada paparan yang berkaitan ?
7. Dimana tempat tinggal ?
8. Apakah dalam keluarga ada yang mengalami hal serupa
?
Diagnosis Diferensial
Learning Objective
Differensial
Pitriasis Versikolor Pitiriasi Alba Morbus Hansen
Diagnosis
Gambaran Klinis a. Lesi di bagian dada, punggung, perut, lengan. a. Lesi dijumpai pada ext dan badan. Terlampir
b. Lesi berupa macula bbts tegas, hipopigmentasi, b. Lesi berbentuk oval, bulat atau plakat yg tak teratur.
hiperpigmentasi, berskuama halus c. Setelah eritema menghilang, lesi yg dijumpai hanya
depigmentasi dengan skuama halus
Etiologi Disebabkan oleh Malassezia spp,. Diduga o/ bakteri streptococcus, tetapi blm dapat dibuktikan Mycobacterium Leprae

Pem. Penunjang 1. Lampu wood 1. Pemeriksaan histopatologi 1. Kerokan jaringan kulit


2. Pemeriksaan mikologis langsung sediaan kerokan 2. Mikroskop elektron 2. Pemeriksaan histopatologi
kulit 3. Pemeriksaan serologik
3. Pemeriksaan dengan larutan KOH 20% + tinta parker
blue-black
Tata laksana Pengobatan topikal terutama untuk pasien dengan lesi Umumnya mengecewakan. Skuama dapat dikurangi dengan Obat antikusta MDT
terbatas. Sedangkan Pengobatan sistemik untuk lesi luas, krim emolien, dapat dicoba dengan preparat ter misalnya 1. Tipe PB: 6 ds dlm 9 bln.
kambuhan, dan gagal dengan terapi topikal. liquor karbonis detergens 3-5% dengan krim atau salep, Rifampisin 1x600
a. Topikal: (1) Ketokonazol 2%, sampo, 10-15 menit setelah dioleskan harus banyak terkena sinar matahari. mg/bulan;DDS 1x100 mg/hr
sebelum mandi;(2) Selenium sulfide 1.8% (sampo) 2. Tipe MB: 12 ds dalam 18 bln.
atau 2.5% (losio), oles tiap hari selama 15-30 menit Rifampisin 1x600
kmdn bilas;(3) Larutan Tiosulfas natrikus 25%, oles mg/bulan;DDS 1x100
2x/hr, sehabis mandi, 2w mg/hr;Clofazimin 300 mg 1x
b. Sistemik: (1) Ketokonazol 200 mg/hr slm 5-10 hr;(2) sbln dlnjtkan 50 mg/hr
Itrakonazol 200 mg/hr selama 5-7 hr.

Edukasi a. Preventif: Pakaian tidak lembab, tidak berbagi barang -


pribadi dengan orang lain. Pemakaian ketokonazol
200 mg/hr selama 3 hr stiap bulan atau sampo
selenium sulfide sekali seminggu
Prognosis Bonam Dapat sembuh spontan stlh bbrp bulan - tahun Bergantung pada: tipe,
penanganan awal, akses
Penatalaksanaan pitiriasis vesikolor
Learning objetive
Non medika mentosa

Memakai bahan katun yang tipis dan tak terlalu ketat


Tak menggaruk daerah yang gatal
Mengelap dan mengganti pakaian yang berkeringat
Medika mentosa

Topikal agents
Terapi sistemik
Secondary profilactic
Prognosis pitiriasis vesikolor
Learning objetive
Prognosis

Prognosis baik bila pengobatan dilakukan menyeluruh, tekun, dan


konsisten
Edukasi pitiriasis vesikolor
Learning objetive
Edukasi
Pajanan terhadap sinar matahari dan kalau perlu obat
fototoksik dapat dipakai dengan hati-hati, misalnya oleum
bergamot atau metoksalen untuk memulihkan warna kulit
tersebut
Mandi minimal 2x sehari
Tidak menggunakan handuk secara bergantian
Menghindari keringat berlebih
Indikasi kortikosteroid pada infeksi
jamur
Learning objetive
Penggunaan kortikosteroid untuk
infeksi jamur
Penggunaan kortikosteroid untuk infeksi jamur tidak dianjurkan. Hal ini
dikarenakan kortikosteroid memiliki efek samping, yaitu imunosupresan.
Imunosupresi atau terjadinya penurunan sistem imun dikarenakan
kortikosteroid

Anda mungkin juga menyukai