gangguan dari prose pengeluaran air kencing yang diakibatkan oleh gangguan mekanikal atau gangguan fungsional dari saluran kemih bagian bawah Epidemiologi • Ditemukan lebih banyak pada pria dibandingkan wanita 10 :1 • Insiden pada pria usia 40 - 83 tahun adalah 4,5-6.8 per 1000 laki-laki per tahun • Insiden meningkat secara dramatis pada pria yang berusia 70 tahun • Pada saat pria menginjak usia 80 tahun terdapat 30% risiko untuk mengalami retensi urin akut Etiologi yang mungkin dari retensio urin Penyebab Laki-laki Wanita Keduanya Obstruksi BPH, stenosis meatal, Prolapse organ, masa Dilatasi aneurisma, parafimosis, fimosis, pelvis, keganasan kalkulus buli, neoplasma kanker prostat ginekologi, kista ovarium, buli, impaksi fekal, masa saluran cerna atau retropenial, striktur uretra, batu, benda asing Infeksi dan inflamasi Balantitis, abses prostat, Vulvovaginitis akut, lichen Sistitis, GBS, herpes prostatitis vaginalis, pemphigus simplekks virus, penyakit vagina Lyme, abses periutretral, urethritis Lainnya Trauma dan atau fraktur Komplikasi post partum, Gangguan dari buli akibat penis Sindroma Fowler trauma, komplikasi pasak operasi, psikogenik Penyebab retensio urin
Penyebab Retensi Frekuensi
BPH 56% Karsinoma prostat 41% Striktur uretra 16% Trauma tulang belakang 5% Trauma abdomen 2,5% Clot post operatif 2,5% Nyeri post operatif 2,5% Prostatitis akut 2,5% Uretritis akut 1,9% Obat-obatan yang dapat menyebabkan retensio urin Jenis Obat Anti aritmia Disporamide, prokainame, quinidine Antikolinergik Atropine, alkaloid beladona, flavoxate, oksibutinin, skopolamin Antidepresan Amitriptilin, amoxapine, doxepine, imipramine Antihistamine Chlorpheniramine, dipernhidramin, hydroxyzine Antihipertensi Hidralazin, nifedipine Anti prakindone Levodopa, trihexyphenidyl, amantadine, benztropine, bromokriptin Antipsikotik Chlorpromazine, fluphenazine, haloperiodol, thioridazine Agen hormonal Estrogen, progresteron, testosterone Muscle relaxant Diazepam, baclofen Simpmatommetik Efedrine, fenilefrine, psuedoefedrine Beta adrenergic Terbutaline, isoproterenol Sebab neurologis yang dapat menyebabkan retensio urin Tipe lesi Penyebab Otonom atau nervus Neuropati otonom, diabetes melitus, GBS, virus herpes perifer zoster, penyakit Lyme, anemia pernisiosa, poliomyelitis, trauma tulang belakang, tabes dorsalis Serebrum Stroke, gagar otak, sclerosis multiple, tumor, normal pressure hydrocephalus, penyakit Parkinson Spinal Cord Meningomyelocele, spina bifida, occulta, hematom atau abses pada spine, trauma tulang belakang, stenosis spinal, transverse myelitis, masa atau tumor mpada conus medularis Komplikasi Retensi Urine Anamnesis dan pemeriksaan fisik retensio urin pada pria Anamnesis Pemeriksaan fisik Etiologi Riwayat retensio urin Prostat yang membesar, padat, BPH sebelumnya tidak nodular, pemeriksaan digital rectal examination dapat normal Demam, dysuria, nyeri sekitar Prostat yang kenyal, panas, Prostatitis akut retkum terdpaat duh tubuh dari penis Penurunan berat badan, gejala Pembesaran prostat, bernodul, Kanker prostat dan tanda konstitusional rapuh, berdarah Nyeri, bengkak pada kulup atau Edema dari penis dengan kulup Fimosis, parafimosis, atau penis penis yang tidak dapat edema yang disebbakan oleh dikembalikan penis yang terikat Anamnesis dan pemeriksaan fisik retensio urin pada wanita Anamnesis Pemeriksaan fisik Etiologi Tekanan pada pelvis, Proplaps buli, prolapse Sistokele, rektokele, atau protrusi dari organ pelvis rectum, prolapse uterus prolapse uterin dari vagina pada pemeriksaan pelvis Nyeri pelvis, dismenore, Pembesaran uterus, Keganasan ginekologi mual, ovarium, atau kelenjar adenksa Duh tubuh dari vagina, Vulva yang bengkak Vulvovaginitis dysuria, gatal pada vagina Anamnesis dan pemeriksaan fisik retensio urin pada wanita dan pria
Anamnesis Pemeriksaan fisik Etiologi
Disuria, hematuria, Duh tubuh dari kelamin, Sistitis, urethritis, ISK, IMS, demam, duh dari kelamin vesikel dari organ kelamin infeksi herpes Hematuria tanpa nyeri Hematuria gross dengan Tumor buli klot Konstipasi Distensi abdomen, rectum Impaksi fekal terdilatasi Gejala konstitusi, distensi Masa abdomen, masa Keganasan GI abdomen, nyeri abdomen, rectum pendarahan GI Riwayat penyakit Defisit neurologis Neurogenic bladder neurologi Pemeriksaan penunjang untuk retensi urin Pemeriksaan Keterangan Urinalisis Evaluasi infeksi, hematuria, proteinuria, glucosuria Serum BUN SK, kretini, elektrolisis Evaluasi gangguan ginjal Gula darah acak Evaluasi, dari diabetes melitus Prostate specific antigen Meningkat pada kanker prostat, dapat meningkat pada BPH, prostatitis, dan pada retensi urin akut USG urologi Evaluasi batu buli dan ureter, hidronefrosis, dan penyakit saluan kemih atas Sistoskopi Evaluasi tumor buli dan batu buli atau striktur uretra Studi urodinamik Evaluasi fungsi buli Benign Prostatic Hyperplasia • Obstruksi pada saluran kemih karena hiperplsia prostat • Gejala yang muncul adalah frekunesi, urgensi, nocturia, sulit berkemih, aliran kemih tidak lancer • Penting untuk mengetahui factor yang memperberat seperti konsumsi alcohol, riwayat pebdahan, ISK, konstipasi • Lakukan palpasi buli, buli dapat diperkusi jika terdapat minimal 150 ml urin, jika dapat dipalplassi berarti mengandung lebih dari 200 ml urine • Pemeriksaan prostat uneuk menentukan adanya impaks fekal, nodul prostat, dan memperkirakan ukuran prostat Benign Prostatic Hyperplasia • Urinalisis harus dilakukan untuk mengeksklusi adanya infeksi • Pemeriksaan penunjang selanjutnya adalah USG urologi untuk mengeksklusi penyebab lain • Pemeriksaan PSA sebaiknya ditunda pada kasus akut, karena pada kasus retensio urin akut juga ditemukan peningkatan pada PSA Neurogenic Bladder • Pasien akan datang dengan ISK berulang atau inkontinensia • Pasien dapat memiliki riwayat penyakit neurologis, tumor atau trauma tulang belaknag, dan diabetes melitus • Pasien dengan kecurigaan penyakit ini harus menjalani pemeriksaan neurologis lengkap • Pemeriksaan penunjang diarahkan untuk mengidentifikasi diabetes melitus dan berbagai lesi di system saraf pusat maupun perifer Striktur Uretra • Penyempitan • Pancaran kencing kecil • Riwayat trauma • Riwayat kateterisasi • Infeksi Tatalaksana pada retensio urin • Dekompresi dari buli adalah tatalaksana utama dan selalu direkomendasikan hampir pada setiap kasus • Tatalaksana lini pertama adalah dengan kateter urin • Jika kateter urin tidak dapat dimasukkan atau terdapat kontraindikasi segera rujuk ke spesialis urologi (atau jika bisa melakukan sendiri) dapat dilakukan pemasangan Coude catheter atau kateter suprapubic • Komplikasi dari dekompresi buli yang cepat adalah hematuria, hipotensi, dan diuresis post obstruktif, namun biasanya efek samping ini minimal Tatalaksana pada retensio urin
• Kateter urin yang digunakan pada saat percobaan pertama
harus berukuran antara 16 sampai 18 French • Jika terjadi pembesaran prostat sebagai penyebab etiologi maka dapat dilakukan pemasangan kateter dengan ukuran yang lebih besar • Jika terdapat kecurigaan striktur uretra atau adanya bekas luka pada prostat dapat dilakukan pemasangan kateter dengan ukuran kecil( 10 - 12 fr) https://www.nhs.uk/conditions/urinary-catheters/types/ https://www1.racgp.org.au/ajgp/2018/march/ins-and-outs-of-urinary-catheters Kontraindikasi pemasangan kateter • Kateterisasi urin harus dihindari pada pasien yang baru saja menjalani pembedahan urologi seperti prostatektomi radikal dan rekonstruksi uretra • Pasien seperti ini harus menjalani kateterisasi supapubik • Jika kateter dengan berbagai ukuran tidak bisa dipasang, lakukan rujukan ke spesialis urologi untuk dilakukan sistoskopi Pitfall Pemasangan Kateter
• BXO/Meatal stenosis/Striktur Uretra - >anamnesa
• Riwayat operasi prostat • Kurang Lubrikasi • Kurang Rilex • Rupture uretra • False route • Pengisian balon dengan NaCl Daftar Pustaka • Dougherty JM, Aeddula NR. Male Urinary Retention. [Updated 2020 Dec 1]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK538499 • Selius BA, Subedi R. Urinary retention in adults: diagnosis and initial management. Am Fam Physician. 2008 Mar 1;77(5):643-50. PMID: 18350762. • Ugare UG, Bassey IA, Udosen EJ, Essiet A, Bassey OO. Management of lower urinary retention in a limited resource setting. Ethiop J Health Sci. 2014;24(4):329-336. doi:10.4314/ejhs.v24i4.8 TERIMA KASIH