Anda di halaman 1dari 21

Benigna Hiperplasia Prostat

I Nyoman Putra Hartawan 102013095


Ayesha Shaironita 102013556
Silma Yuniarty Rammang 102014096
Dicky Alfian Ade Muda 102014096
Nurul Siti Khodijah 102014117
Try Satrio Wicaksono 102014140
Abitita Hartien Tahun 102014184
Ruth Anthea Airin Simanjuntak 102014210
Skenario 6

 Seorang laki-laki berusia 60 tahun datang ke poliklinik


dengan keluhan sering BAK, terutama pada malam
hari.
Identifikasi Istilah

-
Rumusan Masalah

 Laki-laki 60 tahun dengan keluhan sering BAK


terutama pada malam hari
MIND MAP
PENCEGAHAN ANAMNESIS

PROGNOSIS GEJALA KLINIK

PEMERIKSAAN
KOMPLIKASI RM (PF/PP)

DIAGNOSIS
PENATALAKSANAAN (WD/DD)

PATOFISIOLOGI ETIOLOGI
EPIDEMIOLOG
I
Anamnesis

• Identitas : Laki-laki 60 tahun

• KU : sering BAK terutama pada malam hari

• RPS : setelah BAK pasienn merasa tidak lempias dan pancaran urinnya lemah. Keluhan

ini dirasakan sejak 6 bulan terakhir dan dirasa semakin memberat. Sisa urin <150 cc

• Keluhan penyerta :-

• RPD :-

• RP keluarga :-

• R social :-
Pemeriksaan fisik

• KU :

• kesadaran :

• TTV :

• Rectal Toucher : teraba prostat > 4 cm dari anus


Pemeriksaan Penunjang

 Laboraturium

 Faal ginjal

 Prostat Spesific Antigen (PSA)

 Foto polos abdomen

 USG :
 Trans Abdominal Ultrasonografi

 Trans Uretral Ultrasonography : berat >100 gram

 Pancaran urin atau flow rate


Diagnosa Kerja
 Hypertrophy Prostat Benigna (BPH) merupakan kelainan histologis yang
khas ditandai dengan proliferasi sel prostat. Diperkirakan 50% laki-laki
menunjukkan histopatologi BPH pada umur 60 tahun, dan jumlahnya
meningkat menjadi 90% pada umur 80 tahun.
 Biasanya ditemukan gejala dan tanda obstruksi (hesistancy,
intermittency, menetes pada akhir miksi, pancaran miksi lemah, rasa
belum puas sehabis miksi) dan iritasi (meningkatnya frekuensi miksi,
nokturia, urgency, disuria.
Diagnosa Banding

Gejala pasien BPH CA ISK Striktur uretra


prostat
60 tahun + + +/- +/-
Pria + + + +
BAK tidak lampias + + +/- +
Nokturia + - - -
Urin lemah + + +/- +
BB berkurang - + +/- -
Riwayat kateterisasi - - +/- -
Demam - - - -
Etiologi

1. Teori Hormonal (Dehidrotestosteron)


2. Teori stem sel

3. Berkurangnya kematian sel prostat


4. Interaksi stroma dan sepitel
5. Ketidakseimbangan antara estrogen dan testosteron
Epidemiologi

• BPH terjadi pada sepertiga pria yang lebih tua dari 50 tahun.

• BPH sangat jelas terjadi secara histologi hingga 90% pria dengan usia 85 tahun.

• Sebanyak 14 juta pria di Amerika Serikat memiliki gejala BPH.

• Seluruh dunia, sekitar 30 juta pria memiliki gejala yang berhubungan dengan
BPH.

• Prevalensi BPH pada orang kulit putih dan Afrika-Amerika mirip. Namun, BPH
cenderung lebih parah dan progresif di Afrika-Amerika.
Patofisiologi
Usia lanjut

Pengaruh hormon

Hyperplasia epitel dan stroma


pada kelenjar prostat

Penyempitan lumen ureter Menhambat aliran urin,


prostatika tekanan intravesikal
Gejala klinis

• Gejala dan tanda obstruksi saluran • Gejala iritasi disebabkan


kemih: hipersensivitas otot detrusor
1. hesitancy (perasaan BAK yang tidak berarti :
komplit/ menunggu utk mulai miksi) 1.bertambahnya frekuensi miksi,
2. miksi terputus(intermittency), 2. Nokturia
3. menetes pada akhir miksi, 3. urgency (perasaan ingin berkemih)
4.pancaran miksi menjadi lemah 4. disuria
5. rasa belum puas sehabis miksi.
Penatalaksanaan

Observasi
• Biasanya dilakukan pada pasien dengan keluhan ringan.

• mengurangi minum setelah makan malam untuk mengurangi nokturia,

• menghindari obat-obat dekongestan (parasimpatolitik),

• mengurangi minum kopi

• tidak diperbolehkan minum alkohol agar tidak terlalu sering miksi.

• Setiap tiga bulan lakukan kontrol keluhan (sistem skor), residu urin, dan
pemeriksaan colok dubur.
Medika mentosa
 Antagonis adrenergik α

 Penghambat enzim 5- a –reduktase

 Fitoterapi
 Terapi kombinasi

 Terapi bedah
Komplikasi

• Hernia • Retensi urin


• Hemoroid • Inkontinensia paradoks
• Hematuria • refluks vesiko-ureter
• Sistitis
• hidroureter
• Pielonefritis
• Hidronefrosis
• Gagal ginjal
Prognosis

• Prognosis untuk BPH berubah-ubah dan tidak dapat


diprediksi pada tiap individu walaupun gejalanya
cenderung meningkat. Namun BPH yang tidak segera
ditindak memiliki prognosis yang buruk karena dapat
berkembang menjadi kanker prostat.
Pencegahan

• Saw palmetto

• Vitamin A, E, dan C (antioksidan)

• Glukonat dapat membantu melancarkan BAK dan mendukung fungsi ginjal.

• L-glisin merupakan senyawa asam amino yang membantu sistem penghantaran rangsangan ke SSP.

• Zinc bermanfaat untuk meningkatkan kualitas dan produksi sperma.

• Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi resiko masalah prostat, antara lain:

 Mengurangi makanan kaya lemak hewan.


 Meningkatkan makanan yang mengandung likopen (tomat).

 Perbanyak konsumsi serat.

 Berolahraga secara teratur.


 Pertahankan agar berat badan tubuh ideal.
Kesimpulan

 Benign Prostatic Hyperplasia ( BPH ) merupakan pertumbuhan berlebihan dari sel-sel


prostat yang tidak ganas dan biasa menyerang pria diatas 50 tahun. Penyebab BPH tidak
diketahuni, tetapi mungkin akibat adanya perubahan kadar hormon yang terjadi karena
proses penuaan. Gejala dan tanda obstruksi saluran kemih berarti penderita harus
menunggu pada permulaan miksi (hesitancy), miksi terputus (intermittency), menetes pada
akhir miksi, pancaran miksi menjadi lemah, dan rasa belum puas sehabis miksi. Gejala iritasi
disebabkan hipersensivitas otot detrusor berarti bertambahnya frekuensi miksi, sering miksi
waktu malam hari (nokturia), miksi sulit ditahan (urgency), nyeri saat miksi (disuria ).
Penatalaksanaan BPH berupa watchful waiting, medikamentosa, terapi bedah konvensional,
dan farmakoterapi. Prognosis BPH tidak dapat diprediksi, tetapi dapat dikatakan buruk jika
tidak segera ditangani karena dapat berkembang menjadi kanker prostat yang bersifat
mematikan. Upaya pencegahan BPH adalah dengan menjalankan pola hidup sehat.

Anda mungkin juga menyukai