Anda di halaman 1dari 65

Case Report Session

Benign
Prostatic
Hyperplasia
(BPH) Presentan :
Revi Annisa

Preseptor :
Dr.dr.Yevri Zulfiqar, Sp.B, Sp.U(K)
TINJAUAN PUSTAKA
ANATOMI
Anatomi

McNeal (1978)
Histologi
FISIOLOGI
Fisiologi Prostate

1 2 3

Cairan encer seperti susu, Cairan Semen :


komposisi : kalsium, ion sitrat, ion Menghasilkan secret bersifat basa - Cairan dan sperma dari vas
fosfat, enzim pembekuan, dan  keberhasilan fertilisasi deferen 10%
profibrinolisis - Cairan vesikula seminalis 60%
- Cairan kelenjar prostat 30%
DEFINISI
BPH

BPH  istilah histopatologis merujuk pada


adanya hiperlasia sel stroma dan sel epitel kelenjar
prostat.

BPE  istilah klinis yang menggambarkan


bertambahnya volume prostat akibat adanya
perubahan histopatologis yang jinak pada prostat
(BPH).
EPIDEMIOLOGI
EPIDEMIOLOGI BPH

Sering terjadi pada usia


lanjut

Prevalensi meningkat seiring


bertambahnya usia
Case Report
ETIOLOGI
TEORI DIHYDROTESTOSTERONE

Dihidrotestosteron (DHT) berperan


penting pada pertumbuhan sel kelenjar
prostat.

Pada pasien BPH terjadi peningkatan


aktivitas enzim 5α-reduktase dan jumlah
reseptor androgen. Sehingga sel prostat
lebih sensitive terhadap DHT → peningkatan
replikasi sel prostat.
Sitoplasma Sel
Nukleus Sel
Kelenjar Prostat

Reseptor
Androgen
Ransang
Proliferasi DHT-RA
n-DNA
2
Penurunan kadar testosterone, sementara kadar
Pada usia tua
esterogen relatif tetap.

Peran hormon esterogen pada prostat :


1. Meningkatkan sensitifitas sel prostat
terhadap rangsangan hormone androgen
2. Meningkatkan jumlah reseptor androgen
Ketidakseimbangan 3. Menurunkan jumlah kematian (apoptosis)
estrogen-testosteron sel prostat

Hiperplasia kelenjar prostat


3 Interaksi Stroma-Epitel

Ketika sel-sel stroma distimulasi oleh DHT dan estradiol,


sel stroma menghasilkan growth factor yang
mempengaruhi stroma dan epitel sehingga terjadinya Berkurangnya Kematian
peningkatan proliferasi dari sel-sel stroma dan epitel Sel Prostat 4
prostat.
Sampai saat ini belum diketahui secara pasti
penyebab dari menurunnya apoptosis sel-sel
prostat pada pasien BPH. Dengan adanya
penurunan apoptosis sel, sementara sel-sel terus
berproliferasi, akan menyebabkan terjadinya

5 Teori Sel Stem hyperplasia pada prostat.

Pada sel prostat terdapat suatu sel stem yang


dapat berproliferasi secara ekstensif.
Pada pasien BPH terjadi ketidaktepatan aktivitas
sel stem sehingga terjadi produksi yang berlebihan
sel stroma dan sel epitel.
PATOFISIOLOGI
Penambahan
massa prostat

Penekanan
sekitar McNeal (1978)
Penambahan
massa prostat KOMPLIKASI

Penekanan
sekitar Vesicolithiasis

Cystitis Refluks Hidronefrosis


Penyempitan
lumen uretra Stasis Divertikel
Stasis
Hambatan Peningkatan Peningkatan
aliran urin tekanan tekanan
(retensio urin) intravesika Pyonefrosis
intravesika

Gagal Ginjal
DIAGNOSIS
Diagnosis
Poin-poin anamnesis yang dapat ditanyakan ialah :

-
Anamnesis Keluhan seperti apa yang dirasakan ?

- Sudah berapa lama keluhan tersebut mengganggu ?

- Riwayat penyakit lain dan penyakit pada saluran


urogenitalia (pernah mengalami cedera, infeksi,
hematuria, kencing batu)

- Riwayat operasi pada saluran kemih

- Riwayat kesehatan secara umum dan keadaan fungsi


seksual

- Riwayat konsumsi obat yang dapat menimbulkan


keluhan berkemih.
Diagnosis
Anamnesis  terstandarisasi WHO

International Prostate Symptom Score (IPSS)

• Kuisioner yang dikembangkan American Urology Association


dan telah distandarisasi WHO yang berisi 7 pertanyaan terkait
gejala LUTS.
• Berfungsi untuk mengukur tingkat keparahan LUTS.
• 3 Gejala iritatif & 4 Gejala Obstruktif
IPSS Score
Pemeriksaan Fisik

• Pemeriksaan Fisik umum

• Pemeriksaan Fisik Urologi (status lokalis)


DIAGNOSIS
- Regio Flank : tanda-tanda sudah melibatkan ginjal

- Regio Suprapubis : Tanda-tanda retensio urin

- Rectal Toucher : tanda-tanda pembesaran prostat


Status Urologi
Regio Flank
• Ramping Pinggang
• Nyeri tekan sudut Murphy
• Ballotement
• Nyeri ketok CVA Regio Suprapubis
• Insp: penonjolan, massa,
jaringan parut, jejas
• Palp: nyeri tekan, buli-buli
Persiapan

Nilai :
• Sfingter  menjepit / tidak (+ Refleks Bulbocavernosus)
• Ampulla Recti  Menganga/Kolaps
• Mukosa  Ada massa/tidak
Rectal Toucher

Putar jari kearah anterior, nilai :


Permukaan, konsitensi, nodul/tidak
• Pull atas  teraba/tidak
Pemeriksaan Penunjang

• Urinalisis
Nilai Hematuria dan Leukositoria

DIAGNOSIS • Uroflowmetri

• USG

• PSA

• Histopatologis (Biopsi)
PSA

Laju pertumbuhan volume prostat rata-rata setiap tahun pada


kadar PSA 0,2-1,3 ng/dl adalah 0,7 mL/tahun

sedangkan pada :
- kadar PSA 1,4-3,2 ng/dl adalah 2,1 mL/tahun
- kadar PSA 3,3-9,9 ng/dl adalah 3,3 mL/tahun
- kadar PSA >4 ng/ml, biopsi prostat dipertimbangkan setelah didiskusikan dengan pasien
Derajat Pembesaran BPH
Derajat Colok dubur Sisa volume urine
I Penonjolan prostat, batas <50ml
atas mudah diraba

II Penonjolan prostat jelas 50-100ml


batas atas dapat dicapai

III Batas atas tidak dapat diraba >100ml

IV   Retensio urin total


TATALAKSANA
Tujuan terapi pada pasien BPH adalah :
(1) memperbaiki keluhan miksi, TATALAKSANA
(2) meningkatkan kualitas hidup,
(3) mengurangi obstruksi infravesika,
(4) mengembalikan fungsi ginjal jika terjadi gagal
ginjal,
(5) mengurangi volume residu urin setelah miksi, dan
(6) mencegah progesifitas penyakit.
Pilihannya terapi :
(1) Konservatif (watchful waiting)
(2) Medikamentosa
(3) pembedahan
(4) lain-lain (kondisi khusus)
IPSS Score < 7

1. Watchful Waiting (Observasi)


- jangan banyak minum dan mengkonsumsi kopi atau alkohol setelah makan malam,
- kurangi konsumsi makanan atau minuman yang menyebabkan iritasi pada kandung kemih (kopi atau cokelat),
- batasi penggunaan obat-obat influenza yang mengandung fenilpropanolamin,
- jangan menahan kencing terlalu lama.
- penanganan konstipasi

Kontrol berkala (3-6 bulan) untuk menilai perubahan keluhan yang dirasakan,
IPSS, uroflowmetry, maupun volume residu urine

Residu urin normal pria : 12 mL


2. Medikamentosa

1. α-blockers 
Menghambat kontraksi otot polos prostat
sehingga mengurangi resistensi tonus leher
kandung kemih dan uretra

Contoh : terazosin, doksazosin, alfuzosin, dan


tamsulosin yang cukup diberikan sekali sehari
1 serta silodosin dengan dosis 2 kali sehari.
2. Medikamentosa

2. 5α-reductase inhibitor 
bekerja dengan menginduksi proses apoptosis
sel epitel prostat yang kemudian mengecilkan
volume prostat hingga 20 – 30%.

Contoh : finasteride dan dutasteride

Efek klinis finasteride atau dutasteride baru


dapat terlihat setelah 6 bulan

Finasteride digunakan bila volume prostat >40


ml dan dutasteride digunakan bila volume
prostat >30 ml
Indikasi tindakan pembedahan, yaitu pada BPH
yang sudah menimbulkan komplikasi, seperti:
(1) retensi urine akut;

(2) gagal Trial Without Catheter (TWOC);


(3) infeksi saluran kemih berulang;
(4) hematuria makroskopik berulang;
(5) batu kandung kemih;
(6) penurunan fungsi ginjal yang disebabkan oleh
obstruksi akibat BPH;
(7) dan perubahan patologis pada kandung kemih
dan saluran kemih bagian atas.
3. Terapi Bedah
a. Transurethral Resection of Prostate (TURP)
b. Laser Prostatektomi
c. Transurethral Incision of prostate (TUIP)
b. Prostatektomi Terbuka
Identitas Pasien

Nama : Tn. N
Usia : 64 th
Alamat : Sungai Dareh, Dharmasraya
Pekerjaan : Petani
Status Perkawinan : Menikah
Suku : Minang
Agama : Islam
No. MR : 00.07.44.46
Anamnesis

Keluhan Utama

Susah buang air kecil yang semakin berat sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit

Riwayat Penyakit Sekarang

 Pasien mengeluhkan susah untuk BAK yang dirasakan semakin berat sejak 2 hari
sebelum masuk rumah sakit. Awalnya pasien kontrol rutin di RSUD Sungai Dareh
Dharmasraya karena keluhannya tersebut, pasien mengaku tidak pernah mengknsumsi
obat-obatan terkait keluhan sulit BAK tersebut.
 Pasien juga mengeluh nyeri perut, perut penuh dan kembung namun tidak dapat BAK.
 Pasien mengaku sudah dipasang kateter di RSUD Sungai Daerah sejak 6 bulan yang
lalu, namun keluhan tersebut tidak membaik sehingga dilakukan sistostomi.
Riwayat Penyakit Sekarang

 BAK berdarah sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit. Pasien menyebutkan darah menetes dari ujung
uretra, jumlah darah ± 100 cc, BAK berdarah ini dikeluhkan pasien setelah pemasangan kateter.
 Pasien akhirnya dibawa ke IGD Rumah Sakit BMC dan direncanakan Tindakan TURP. Namun, tindakan
ditunda karena pasien mengalami hipertensi sehingga pasien diberi obat antihipertensi (Candesartan 1x8
mg).
 Selanjutnya, pasien direncanakan tindakan TURP di Rumah Sakit UNAND.
 Riwayat keluhan awal pasien, susah menahan BAK ada sekitar 1 tahun yang lalu. Nyeri saat BAK ada,
terdapat riwayat sering bolak- balik wc karena rasa ingin BAK.
 Riwayat pancaran BAK dirasakan lemah dan pasien sering agak mengedan saat BAK
 Pasien kadang mengalami BAK tersendat-sendat dan rasa tidak lampias/tidak puas selesai BAK.
 Pasien sering terbangun 2-3x pada malam hari karena ingin BAK.
 Tidak ada riwayat trauma pada regio punggung dan sekitarnya. Riwayat jatuh terduduk disangkal.
 Tidak terdapat riwayat penurunan berat badan.
Riwayat Penyakit Dahulu

 Pasien sudah dikenal dengan Hipertensi sejak 10 tahun yang lalu, awalnya rutin kontrol ke
puskemas, namun tidak kontrol lagi 2 bulan terakhir. Pasien lupa nama obat yang pernah
dikonsumsi.

 Riwayat asma (+)

 Riwayat Diabetes Mellitus disangkal

 Riwayat keganasan sebelumnya disangkal


Riwayat Penyakit Keluarga

 Tidak ada riwayat anggota keluarga yang memiliki keluhan yang sama dengan pasien
 Tidak ada riwayat hipertensi dan diabetes melitus pada keluarga
 Riwayat keluarga dengan keganasan disangkal

Riwayat Kebiasaan, Sosial, Ekonomi

 Pasien merupakan seorang petani dengan aktivitas sedang-berat


Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Tanda Vital


Keadaan umum : Sakit sedang
Kesadaran : Composmentis Cooperatif, GCS 15 E4M6V5
Tekanan darah : 141/76 mmHg
Nadi : 98x/menit, teraba kuat angkat
Pernapasan : 22 x/menit
Saturasi O2 : 98%
Suhu : 36,7oC
VAS : 3
Pemeriksaan Status Generalis

Kulit : teraba hangat, turgor kulit normal


KGB : tidak ada pembesaran KGB
Kepala : normocephal.
Rambut : hitam, tidak ada kelainan
Wajah : tampak scar pada wajah terutama pipi kiri
Mata : Pupil isokor 3mm/3mm, refleks cahaya +/+, konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-.
Telinga : Liang telinga lapang, otorrhea (-)
Hidung : rhinorea (-), septum deviasi (-)
Tenggorok : tidak ada kelainan
Gigi dan mulut : tidak ada kelainan.
Leher : JVP 5-2 cm H2O
Abdomen : Inspeksi: jejas (-), distensi (-), sikatrik (-), terpasang selang dari buli
(sistostomi)
Palpasi : supel, nyeri tekan (-), nyeri lepas (-), defans muscular (-).
Perkusi : timpani
Auskultasi :bising usus (+) normal
Pemeriksaan Status Generalis

Paru : Inspeksi : normochest, simetris saat saat statis dan dinamis, jejas (-)
Palpasi : taktil fremitus kiri = kanan
Perkusi : sonor kiri = kanan
Auskultasi : suara nafas vesikuler, rhonki (-), wheezing (-)
Jantung : Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : ictus cordis teraba 1 jari medial LMCS RIC V
Perkusi : batas jantung normal
Auskultasi : bunyi S1-S2 normal, irama regular, murmur (-), gallop (-)
Genitalia : dalam batas normal
Anus : dalam batas normal
Ekstremitas : Akral hangat, CRT <2 s, edema (-), tidak terdapat jejas ataupun skar
Status Lokalis

Regio Regio Genitalia


Regio Flank Suprapubik eksterna

Inspeksi : ramping pinggang Inspeksi : distensi (-), massa Inspeksi : benjolan daerah
(+)/(+), bulging (-), skar (-),
tanda inflamasi (-) (-), tanda inflamasi (-), inguinal (-), benjolan di
terpasang selang dari buli scrotum (-), tanda
Palpasi : nyeri tekan (-)/(-),
balotemen (-)/(-) (sistostomi) inflamasi (-), OUE tidak
Perkusi : nyeri ketok CVA Palpasi : nyeri tekan (-) tampak kelainan
(-)/(-)
Palpasi : nyeri tekan (-), masa
(-)
Status Lokalis

Rectal Toucher

- Inspeksi Anus : tenang, tanda inflamasi (-), penonjolan (-), fistula (-), fisura (-)
- Sfingter ani : tonus sfingter menjepit (+)
- Mukosa rectum : licin, tidak
- Ampula recti : tidak kolaps
- Prostat : Teraba prostat pada arah jam 12, permukaan licin, nodul (-),
konsistensi kenyal, pole atas teraba, volume ± 40 cc
- Handschoen : darah (-), feses (-), nanah (-)
Diagnosis Kerja

Retensio urine e.c BPH + Hematuria


Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Laboratorium (27-9-22) Kimia Klinik : SGOT : 37 U/L


Darah : Hb : 13,5 gr/dL SGPT : 93 U/L
Leukosit :17.000 /mm3 Ureum : 85,4 mg/dL
Trombosit : 402.000 /mm3 Kreatinin : 1,8 mg/dL
Hematokrit : 38,7% GDS :125 mg/dL
PT/APTT: 7,5/18,0 Elektrolit : Na/K/Cl : 140/43,9/103 mmol/L
GDS : 116 mg/dL

Kesan : Leukositosis, Trombositosis, PT kurang dari nilai rujukan, SGPT


meningkat, Ureum meningkat, kreatinin meningkat
Pemeriksaan Penunjang

Rontgen toraks (27-9-22) 


Kesan : Cor dan Pulmo dalam batas normal

Elektrokardiografi (28/9/22)

Kesan : Sinus Rhythm, Axis LAD, ST-T change (-), LVH (-)
Diagnosis

 Retensio Urine e.c BPH + Hematuria

 Hipertensi grade II , 185/105 mmHg (Konsul Penyakit Dalam


Tatalaksana

 IVFD NaCl 0,9% 500cc per 8 jam


 Inj. Ceftriaxone 2x1 gr
 Paracetamol 3x500 mg
 Tamsulosin 1x0,4 mg
 Pro TURP elektif (Kamis/29 September 2022)
Prognosis

Quo ad vitam : dubia ad bonam


Quo ad functionam : dubia ad bonam
Quo ad sanationam : dubia ad bonam
DISKUSI
keluhan susah buang air yang
semakin memberat sejak 2
ANAMNESIS hari

Diiringi nyeri perut,


RETENSI
Pria, 64 tahun perut terasa penuh
URIN
dan kembung

Pasang kateter namun


BAK Berdarah
keluhan tidak membaik

Sistostomi
tidak ditemukan keluhan
penurunan berat badan dan
riwayat trauma pada daerah
pinggang/panggul
ANAMNESIS

ANAMNESIS AWAL MULA KELUHAN


(Sejak 1 tahun yang lalu)
 Sulit menahan
 Sering bolak-balik WC untuk BAK
 BAK terasa tersendat-sendat sehingga
pasien merasa tidak lampias/puas setelah
selesai BAK.
 Pancaran BAK juga dirasakan melemah.
 Pasien juga terbangun 2-3x saat tidur malam
untuk BAK
Pemeriksaan Fisik Derajat Colok dubur Sisa
volume
urine
Rectal Toucher (Prostat) I Penonjolan <50ml
prostat, batas
- Prostat teraba membesar atas mudah
- Permukaan rata, tidak terdapat diraba
nodul II Penonjolan 50-100ml
- Konsistensi kenyal prostat jelas
- Pole atas prostat teraba batas atas
- sulkus medianus teraba dapat dicapai
III Batas atas >100ml
Perkiraan volume prostat < 50 cc tidak dapat
diraba
IV   Retensio
BPH urin total
ANAMNESIS PEMERIKSAAN FISIK

RETENSI URIN e.c BPH + Hematuria

LABORATORIUM

Ureum dan creatinine serum meningkat  Kecurigaan keterlibatan ginjal


leukositosis  Curiga ISK
TERAPI KONSULTASI Sp.PD

- IVFD NaCl 0,9% 500 cc per 8 HIPERTENSI GRADE


II
Candesartan 1x8 mg

jam
 terapi cairan maintenance
- injeksi ceftriaxone 2x1 gram
antibiotik spektrum luas golongan Cephalosporin
generasi ketiga dalam hal ini digunakan untuk infeksi
saluran kemih
- Paracetamol 3x500 mg
 analgetik dan antipiretik untuk mengatasi keluhan
nyeri
- Tamsulosin 1x0,4 mg
 α1-blocker bertujuan untuk menghambat kontraksi
otot polos prostat sehingga mengurangi resistensi
tonus leher kandung kemih dan uretra
TERAPI

Indikasi tindakan pembedahan, yaitu pada BPH yang sudah


menimbulkan komplikasi, seperti:
(1) retensi urine akut;

(2) gagal Trial Without Catheter (TWOC);


(3) infeksi saluran kemih berulang;
TURP
(4) hematuria makroskopik berulang;
(5) batu kandung kemih;
(6) penurunan fungsi ginjal yang disebabkan oleh obstruksi akibat BPH;
(7) dan perubahan patologis pada kandung kemih dan saluran kemih
bagian atas.
KESIMPULAN
BPH

Hiperplasia jinak pada sel Tujuan terapi


stroma dan sel kelenjar prostat yang • memperbaiki keluhan miksi,
biasa terjadi pada usia dewasa akhir
• meningkatkan kualitas hidup,
dan dewasa lanjut, yang dapat
menyebabkan penyumbatan pada saluran kemih • mengurangiobstruksi intravesika,
sehingga terjadinya gangguan miksi
• mengembalikan fungsi ginjal jika
terjadi gagal ginjal,
• mengurangi volume residu urin
Hal ini dapat dicapai dengan cara setelah miksi
medikamentosa, pembedahan, atau
tindakan endourologi yang kurang invasif. • mencegah progesifitas penyakit.
Indikasi tindakan pembedahan ialah retensi urine akut, gagal
Trial Without Catheter (TWOC); infeksi saluran kemih berulang;
hematuria makroskopik berulang; batu kandung kemih;
penurunan fungsi ginjal yang disebabkan oleh obstruksi akibat
BPH; dan perubahan patologis pada kandung kemih dan saluran
kemih bagian atas. Pada pasien indikasinya adalah retensi urin
akut.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai