Oleh :
Afifah Qonita
2013730123
Pembimbing:
dr. Usman Wahid, Sp.B
Nama : Tn. M
Umur : 77 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Parungkuda
Agama : Islam
Tanggal MRS : 6/05/2018
ANAMNESIS
KELUHAN UTAMA
RIWAYAT PENYAKIT
SEKARANG
Pasien datang dengan keluhan tidak bisa BAK sejak 2 minggu sebelum masuk rumah sakit.
Pasien mengeluh sering mengedan saat BAK dan kencingnya hanya menetes sedikit – sedikit,
rasa tidak lampias dan pancarannya kurang jauh sehingga memerlukan waktu lama di kamar
mandi. Pasien mengatakan tidak pernah kencing keluar batu atau berpasir, pinggang tidak terasa
pegal ataupun sakit. Pasien juga tidak mengeluhkan adanya demam. Pasien minum cukup tidak
ada pengurangan. (kencing berdarah?)
Keluhan ini sebelumnya sudah dirasakan pasien kurang lebih 1 tahun sebelum masuk rumah
sakit,. Pasien sudah berobat ke dokter, oleh dokter penderita diberi obat dan dipasang kateter
(pasien tidak mengalami trauma)
ANAMNESIS
RIWAYAT PENGOBATAN
KEADAAN UMUM
Baik
KESADARAN
Composmentis
TANDA VITAL
Thoraks
Paru-paru : Dalam Batas Normal
Jantung : Dalam Batas Normal
USG :
Menyokong gambaran
hyperplasia prostat setara
dengan volume 43 cc
Hematocrit 34 41-53
Anamnesis
Pasien laki-laki berumur 77 tahun tidak bisa BAK sejak 2 minggu sebelum masuk
rumah sakit. Pasien mengeluh kencingnya hanya menetes sedikit – sedikit, tidak
lampias, pancarannya kurang jauh ,serta sering mengedan saat BAK. Terdapat riwayat
keluhan yang sama kurang lebih 1 tahun sebelum masuk rumah sakit. Pasien sudah
berobat ke dokter, oleh dokter penderita diberi obat dan dipasang kateter.
Pemeriksaan Fisik
Tekanan Darah : 100/70 mmHg Nadi : 84 x/menit
RR : 20x/menit S : 36,7 o C
Rectal Toucher : Didapatkan tonus sfingter ani baik, mukosa rectum licin, prostat
kesan membesar, konsistensi prostat kenyal padat. simetris, tidak teraba nodul, batas
atas sulit teraba.
TINJAUAN PUSTAKA
“Benign Hiperplasia
Prostat”
ANATOMI PROSTAT
Kelenjar
prostat Lobus
Lobus
lateralis
posterio terbagi (2
r atas 5 lobus)
lobus :
Lobus
anterio
r
Zona Anterior
atau Ventral
Kelenjar-
Kelenjar
Periuretra Zona Perifer
Pada kelenjar
prostat juga
dibagi dalam 5
zona :
Zona Zona
Transisional. Sentralis.
APA ITU BPH?
Hiperplasia Prostat Benigna sebenarnya
adalah suatu keadaan dimana kelenjar
periuretral prostat mengalami hiperplasia
yang akan mendesak jaringan prostat yang
asli ke perifer. Selain itu, BPH merupakan
pembesaran kelenjar prostat yang bersifat
jinak yang hanya timbul pada laki-laki
yang biasanya pada usia pertengahan atau
lanjut. .
Gambar. Benign Prostat
Hyperplasia
Teori
Dihidrotestosteron,
Hingga sekarang masih belum diketahui
secara pasti penyebab terjadinya
hiperplasia prostat; tetapi beberapa
Adanya
hipotesis menyebutkan bahwa ketidakseimban
hiperplasia prostat erat kaitannya dengan Teori Stem gan antara
peningkatan kadar dihidrotestosteron sel. estrogen-
(DHT) dan proses aging (menjadi tua). ETIOLOG testosteron,
Interaksi
Berkurangnya antara sel
kematian sel stroma dan
(apoptosis) sel epitel
prostat,
Patofisiologi
Keluhan pada
saluran kemih
bagian bawah
(LUTS)
Gejala
Klinis
Gejala pada
Gejala di luar
saluran kemih
saluran kemih
bagian atas
Keluhan pada saluran kemih bagian bawah (LUTS)
Obstruksi Iritasi
Hesistansi Frekuensi
Pancaran miksi lemah Nokturi
Intermitensi Urgensi
Miksi tidak puas Disuria
Distensi abdomen Urgensi dan disuria jarang
terjadi, jika ada disebabkan oleh
Terminal dribbling (menetes)
ketidakstabilan detrusor
Volume urine menurun sehingga terjadi kontraksi
Mengejan saat berkemih involunter.
Gejala pada saluran kemih bagian atas
Merupakan penyulit dari hiperplasi prostat, berupa gejala obstruksi antara lain nyeri pinggang,
benjolan di pinggang (hidronefrosis), demam (infeksi/ urosepsis).
Pemeriksaan
Pemeriks Pemeriksaa
Patologi
aan lain n Penunjang Anatomi
Pencitraan pada
Benigna Prostat
Hiperplasia
Pemeriksaan •Sedimen urin
•Kultur urin
•Faal ginjal
Laboratorium
•Gula Darah
•Penanda tumor PSA (prostat spesifik antigen)
Anatomi
Fisioterapi 1. TURP
2. TUIP
Hormonal
3. TULP
Elektovaporasi
Pilihan tanpa terapi ini ditujukan untuk pasien BPH dengan skor IPSS dibawah 7, yaitu keluhan ringan
yang tidak mengganggu aktivitas sehari-hari.
Pasien tidak mendapat terapi namun hanya diberi penjelasan mengenai sesuatu hal yang mungkin dapat
memperburuk keluhannya, misalnya
(1) jangan mengkonsumsi kopi atau alcohol setelah makan malam
(2) kurangi konsumsi makanan atau minuman yang mengiritasi buli-buli (kopi/cokelat)
(3) batasi penggunaan obat-obat influenza yang mengandung fenilpropanolamin
(4) kurangi makanan pedasadan asin
(5) jangan menahan kencing terlalu lama.
Secara periodik pasien diminta untuk datang control dengan ditanya keluhannya apakah menjadi lebih
baik (sebaiknya memakai skor yang baku), disamping itu dilakukan pemeriksaan laboratorium, residu
urin, atau uroflometri.
Jika keluhan miksi bertambah jelek daripada sebelumnya, mungkin perlu dipikirkan terapi yang lain.
Penghambat 5 α reduktase
Penghambat reseptor adrenergik α. •Obat ini bekerja dengan cara menghamb
•Mengendurkan otot polos prostat pembentukan dihidrotestosteron (DHT)
testosterone yang dikatalisis oleh enzim
dan leher kandung kemih, yang di dalam sel prostat. Menurunnya kadar
menyebabkan sintesis protein dan replik
membantu untuk meringankan prostat menurun. Pembesaran prostat di
obstruksi kemih disebabkan oleh langsung tergantung pada DHT, sehingg
menyebabkan pengurangan 25% perkira
pembesaran prostat di BPH. prostat lebih dari 6 sampai 12 bulan.
MEDIKAMENTOSA
Terapi Invansive Minimal
Microwave transurethral. (TUMT) Transurethral jarum ablasi. (TUNA)
Dalam prosedur yang disebut microwave Sistem TUNA memberikan energy radiofrekuensi
thermotherapy transurethral (TUMT), perangkat
tingkat rendah melalui jarum kembar untuk region
mengirim gelombang mikro melalui kateter untuk
prostat yang membesar. Shields melindungi uretra
memanaskan bagian prostat dipilih untuk setidaknya
dari kerusakan akibat panas. Sistem TUNA
111 derajat Fahrenheit. Sebuah sistem pendingin
meningkatkan aliran urin dan mengurangi gejala
melindungi saluran kemih selama prosedur.
Meskipun terapi microwave tidak menyembuhkan dengan efek samping yang lebih sedikit jika
BPH, tapi mengurangi gejala frekuensi kencing, dibandingkan dengan reseksi transurethral dari
urgensi, tegang, dan intermitensi. prostat (TURP).
Pada jenis operasi reseksi transurethral dari prostat (TURP) , sayatan eksternal tidak
diperlukan. Ahli bedah mencapai prostat dengan memasukkan instrumen melalui uretra.
The resectoscope, yaitu panjang sekitar 12 inci dan diameter 1 / 2 inci, berisi lampu, katup
untuk mengendalikan cairan irigasi, dan loop listrik yang memotong jaringan dan segel
pembuluh darah.
Selama operasi, ahli bedah menggunakan loop kawat resectoscope untuk menghilangkan
jaringan obstruksi. Potongan-potongan jaringan dibawa oleh cairan ke kandung kemih dan
kemudian dibuang keluar pada akhir operasi. Prosedur transurethral kurang traumatis
daripada bentuk operasi terbuka dan memerlukan waktu pemulihan lebih pendek. Cairan
irigan yang dipakai adalah aquades.
Selama operasi Pasca bedah dini Pasca bedah lanjut
Perdarahan Perdarahan Inkontinensi
Sindrom TURP Infeksi lokal/sistemik Dinsfungsi ereksi
Perforasi Ejakulasi retrograde
Striktur uretra
PVT a-energi laser tinggi untuk menghancurkan jaringan prostat. Cara sama dengan TURP,
hanya saja teknik ini memakai roller ball yang spesifik dengan mesin diatermi yang cukup
kuat, sehingga mampu membuat vaporasi kelenjar prostat. Teknik ini cukup aman tidak
menimbulkan perdarahan pada saat operasi. Namun teknik ini hanya diperuntukan pada
prostat yang tidak terlalu besar (<50 gram) dan membutuhkan waktu operasi yang lebih
lama
Kontrol Berkala
Watchfull waiting
Pembedahan