Anda di halaman 1dari 29

Presentasi Kasus

Demam Berdarah Dengue

Pembimbing:
dr. Sarwoko, MARS

Oleh : Afifah Qonita

Program Internship Dokter Periode IV 2022


RSUP DR SITANALA KOTA TANGERANG
Periode November 2022-Mei 2023
01
Tinjauan Kasus
Nama : Nn. W
Umur : 20 Thn
Tgl Lahir : 31-01-2002
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Kp. Lebak

Identitas Pasien No. RM


Masuk RS
: 13.52.XX
: 25/12/2022

20XX Presentation title 3


ANAMNESIS

Keluhan Utama

Demam sudah sejak 3 hari SMRS

Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang dengan keluhan demam, demam sudah sejak 3 hari SMRS. Demam
tidak langsung tinggi dan terus menerus. Demam menurun setelah minum obat
penurun panas lalu naik kembali. Suhu tubuh tidak diukur dirumah. Pada hari ke 4 ini
tidak ada demam. Pasien juga mengeluh pusing berdenyut terus menerus selama 3
hari ini disertai nyeri pada mata. Pasien juga mengeluh adanya mual dan muntah
sejak 3 hari SMRS, setiap pasien makan selalu muntah. Mimisan (-) batuk darah (-)
muntah darah (-) BAB hitam (-)batuk (-) pilek (-) sesak nafas (-) BAB (N) BAK (N)

20XX Presentation title 4


Anamnesis

Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien belum pernah mengalami keluhan yang sama sebelumnya.


Riwayat alergi (-), penyakit jantung (-), hipertensi (-), DM (-)
Riwayat vaksin COVID 19 (+)

Riwayat Penyakit
Pengobatan

Pasien meminum obat penurun panas

Riwayat Penyakit Keluarga

Keluarga pasien yang mengalami keluhan serupa (-)


Riwayat alergi (-), penyakit jantung (-), hipertensi (-), DM (-)

20XX Presentation title 5


PEMERIKSAAN FISIK

KEADAAN UMUM

Keadaan umum : Tampak sakit sedang


Kesadaran : Composmentis (E4M6V5)
Tekanan darah : 110/81 mmHg
HR : 84x/menit
RR : 20x/menit
Suhu : 36,5C
SpO2 : 98% RA

20XX 6
Status Generalis
Kepala
Normocephal, konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-),
epistaksis (-/-) mukosa bibir lembab, sianosis(-),
tidak ada perdarahan pada gusi. Pembesaran KGB (-), tiroid (-)

Thoraks
Simetris, vesikuler (+/+), rh (-/-), wh (-/-)
BJ I-II (+) regular, gallop (-), murmur (-)

Abdomen
Bising usus (+) normal. Nyeri tekan epigastrium (+),

Ektstremitas
Akral hangat, CRT <2 detik, edema (-/-/-/-)

Uji Tourniqet (+)

20XX 7
PEMERIKSAAN PENUNJANG
IGD 24/12/22
PEMERIKSAAN PENUNJANG
IGD 24/12/22
Diagnosis Kerja Tatalaksana

IVFD RL 30 TPM
Ondansentron 3x4 mg
Ranitidin inj 2x1
Paracetamol inj 3x1 gr
DHF gr I Cek darah rutin/24 jam
Edukasi banyak minum
Awasi tanda perdarahan spontan /
tanda bahaya
FOLLOW UP

 Tanggal  S  O  A  P
       
25/12/22 Mual (+) Lemas (+) TD: 104/75 mmHg
DHF gr I Cek HR l
N: 62x/menit
Pusing (+)
R: 20x/menit Terapi lanjut
  S: 36,4
Observasi keluhan, tanda-
SpO2: 99% RA
Trombosit: 45.000 (sebelumnya tanda perdarahan dan
56.000)
TTV
Nyeri tekan epigastrium (+)
 

20XX 11
FOLLOW UP

 Tanggal  S  O  A  P
       
26/12/22 Lemas (+) TD: 110/82 mmHg
DHF gr I Cek HR l
N: 71x/menit
 
R: 20x/menit Terapi lanjut
S: 36,7
Observasi keluhan, tanda-
SpO2: 98% RA
tanda perdarahan dan
TTV
 

20XX 12
FOLLOW UP

 Tanggal  S  O  A  P
       
27/12/22 Tidak ada keluhan TD: 118/80 mmHg
DHF gr I BLPL
N: 62x/menit
 
R: 21x/menit Terapi pulang ;
S: 36,4
Omeprazole 2x20 mg
SpO2: 99% RA
Vit b comp 2x1
 

20XX 13
02
Tinjauan Pustaka
APA ITU DHF?

• Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Demam


Dengue (DD) adalah suatu penyakit infeksi
yang disebabkan oleh virus dengue dengan
manifestasi klinis demam, nyeri otot/ atau nyeri
sendi yang disertai leukopenia, ruam,
limfadenopati, trombositopenia dan diatesis
hemoragik. Pada DBD terjadi perembesan
plasma yang ditandai oleh hemokonsentrasi
(peningkatan hematokrit) atau penumpukan
cairan di rongga tubuh.

20XX 15
Epidemiologi

DBD disebabkan oleh virus


dengue anggota genus Dari keempat serotipe
Flavivirus, yang diketahui tersebut, serotipe DEN-3
memiliki empat serotipe merupakan serotipe
yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3 terbanyak.
dan DEN-4.

Nyamuk penular disebut


vektor, yaitu nyamuk Aedes Vektor DD dan DBD di
dari subgenus Stegomya. Indonesia adalah nyamuk
Vektor adalah hewan Aedes aegypti sebagai vektor
arthropoda yang dapat utama dan Aedes albopictus
berperan sebagai penular sebagai vektor sekunder.
penyakit. 16
20XX
Fase febris ;
Perjalanan penyakit • Demam yang mendadak tinggi. Tidak membaik
DBD dengan obat penurun panas.
• Fase ini biasanya akan bertahan selama 2-7 hari
• Muka kemerahan, eritema, nyeri seluruh tubuh,
mialgia, artralgia, dan nyeri kepala
• Hasil uji torniquet positif
• Manifestasi perdarahan ringan (petekie, perdarahan
hidung dan gusi)
• Penurunan progresif trombosit

Fase kritis ;
• Demam mulai turun (terjadi pada hari ke 3- 7)
• Permeabilitas kapiler meningkat. Berbanding lurus dengan peningkatan hematokrit.
• Kebocoran plasma yang signifikan secara klinis biasanya terjadi selama 4-5 hari.
• Syok timbul saat volume plasma mencapai angka kritis akibat kebocoran plasma.
• Terdapat tanda kegagalan sirkulasi ;
• kulit teraba dingin (jari dan kakI). sianosis di sekitar mulut. pasien menjadi gelisah. nadi
cepat, lemah, kecil sampai tak teraba.
• Saat terjadi syok berkepanjangan. Organ mengalami hipoperfusi -> gangguan fungsi, asidosis
metabolik, dan koagulasi intravaskula diseminata (KID).
• Hal ini menyebabkan perdarahan hebat sehingga nilai hematokrit akan sangat menurun pada
20XX keadaan syok hebat. 17
Perjalanan penyakit DBD

Fase penyembuhan
• Jika pasien dapat bertahan selama 24-48 jam saat fase kritis, reabsorpsi gradual cairan
ekstravaskular akan terjadi dalam 48-72 jam.
• Keadaan umum pasien membaik, nafsu makan kembali, gejala gastrointestinal
berkurang, status hemodinamik meningkat, dan diuresis normal.
• Hematokrit akan stabil atau lebih rendah karena efek dilusi yang disebabkan reabsorpsi
cairan.
• Jumlah leukosit biasanya akan meningkat segera setelah demam turun, namun
trombosit akan meningkat kemudian.
• Pemberian cairan pada fase ini perlu diperhatikan karena bila berlebihan akan
menimbulkan edema paru atau gagal jantung kongestif.

20XX 18
Manifestasi klinis

• Demam tinggi mendadak pola bifasik (saddle back fever)


• Nyeri belakang bola mata
• Nyeri otot, tulang, sendi
• Mual, muntah
• Ruam makulopapular (1 - 2 hari) dan timbul ruam merah halus (hari ke 6 atau 7) terutama di daerah
kaki, telapak kaki dan tangan.
• Lemas
• Gejala klasik dari demam berdarah dengue ditandai dengan 4 manifestasi klinis utama yaitu demam
tinggi, perdarahan, terutama perdarahan kulit dan seringkali disertai pembesaran hati (hepatomegali)
dan kegagalan peredaran darah
• Syok biasanya terjadi saat atau segera setelah demam turun, yaitu antara hari ke 3 - 7. Penderita
awalnya nampak letargi atau gelisah, kemudian jatuh dalam keadaan syok yang ditandai dengan kulit
dingin, lembab, sianosis sekitar mulut, nadi cepat lemah, dan hipotensi

20XX 19
Diagnosis DBD berdasarkan WHO 1997 ditegakkan bila semua hal di bawah ini
terpenuhi :

Terdapat minimal satu dari manifestasi perdarahan


yang ditandai dengan :
- Uji bendung positif
- Ptekie, ekimosis, purpura
Demam atau riwayat demam akut, antara - Perdarahan mukosa (epistaksis, perdarahan gusi)
2-7 hari, biasanya bifasik. atau perdarahan tempat lain
- Hematemesis atau melena

Trombositopenia (jumlah trombosit


<100.000/l)

20XX 20
• Dua kriteria klinis pertama ditambah trombositopenia
atau peningkatan hematokrit, cukup untuk
menegakkan diagnosis klinis demam berdarah
dengue.
• Efusi pleura dan atau hipoalbumin, dapat
memperkuat diagnosis terutama pada pasien anemia
dan atau terjadi perdarahan. Pada kasus syok,
peningkatan hematokrit dan adanya trombositopenia,
mendukung diagnosa demam berdarah dengue.

20XX 21
WHO membagi demam berdarah dengue menjadi 4 derajat berdasarkan
tingkat keparahan, yaitu ;

Demam disertai gejala umum non spesifik, satu-satunya


Derajat I manifestasi perdarahan ditunjukkan melalui uji tourniket
positif.

Manifestasi pada derajat I disertai perdarahan spontan yang


Derajat II bisa terjadi dalam bentuk perdarahan kulit atau dalam
bentuk lain.

Kegagalan sirkulasi ditandai dengan denyut yang melemah


Derajat III dan cepat, penurunan tekanan denyut (20 mmHg atau
kurang) atau hipotensi, disertai kulit lembab dan dingin
serta gelisah.

Syok yang sangat berat dengan tekanan darah yang tidak


Derajat IV terdeteksi.
20XX 22
Tatalaksana

• Seseorang yang tersangka menderita DBD di ruang Gawat


Darurat dilakukan pemeriksaan Hemoglobin (Hb), hematoktrit
dan trombosit apabila didapatkan :
• Hb, Ht dan trombosit normal atau trombosit antara 100.000 –
150.000, pasien dapat dipulangkan dengan anjuran kontrol
atau berobat jalan ke Poliklinik dalam waktu 24 jam
berikutnya (dilakukan pemeriksaan Hb, Ht, Leukosit dan
Protokol 1. Penanganan trombosit tiap 24 jam) atau bila keaadaan penderita
Tersangka DBD dewasa tanpa memburuk segera kembali ke Instansi Gawat Darurat)
syok
• Hb, Ht normal tetapi trombosit <100.000 dianjurkan untuk
(IGD)
dirawat.
• Hb, Ht meningkat dan trombosit normal atau turun juga
dianjurkan untuk dirawat.

20XX 23
• Pasien yang tersangka DBD tanpa perdarahan spontan dan masif dan tampak syok
maka di ruang rawat diberikan cairan infus kristaloid dengan jumlah seperti rumus
berikut ini:
Protokol 2. Pemberian • Volume cairan kristaloid per hari yang diperlukan Sesuai rumus berikut 1500 + 20
cairan pada tersangka x (BB dalam kg – 20)
• Setelah pemberian cairan dilakukan pemeriksaan HB, Ht tiap 24 jam :
DBD dewasa di ruang
• Bila Hb, HT meningkat 10 – 20% dan trombosit <100.000 jumlah pemberian cairan
rawat tetap seperti rumus diatas tetapi pemantauan Hb, Ht dan trombosit dilakukan tian
12 jam.
• Bila Hb, Ht meningkat >20% dan trombosit <100.000 maka pemberian cairan sesuai
dengan protokol penatalaksanaan DBD dangan peningkatan Ht > 20 %.

20XX 24
• infus cairan kristaloid sebnayal 6-7 ml/kgBB/jam. Pasien kemudian dipantau setelah
3-4 jam pemberian cairan.
Protokol 3. • Bila terjadi perbaikan yang ditandai dengan tanda-tanda Ht turun, frekuensi nadi
Penatalaksanaan DBD turun, tekanan darah stabil, produksi urin meningkat maka jumlah cairan harus
dikurangi menjadi 5 ml/kgBB/jam. 2 jam kemudian dilakukan pemantauan keadaan
dengan Peningkatan tetap membaik maka pemberian cairan dapat dihentikan 24-48 jam kemudian.
Ht >20% • Ht dan nadi meningkat, tekanan nadi menurun <20 mmHg, produksi urin menurun,
maka kita harus menaikkan jumlah cairan infus menjadi 10 ml/kgBB/jam.

20XX 25
Protokol 4. • FFP diberikan bila didapatkan defisiensi faktor-faktor pembekuan (PT
Penatalaksanaan dan aPTT yang memanjang)
• PRC diberikan bila nilai Hb kurang dari 10g%.
Perdarahan spontan • Transfusi trombosit hanya diberikan pada pasien DBD dengan
pada DBD deawasa perdarahan spontan dan masif dengan jumlah trombosit <100.000/ul
disertai atau tanpa KID.

20XX 26
Protokol 5.
Tatalaksana Sindrom
Syok Dengue pada
dewasa

20XX 27
PROGNOSIS

• Prognosis demam dengue dapat beragam,


dipengaruhi oleh adanya antibodi yang didapat
secara pasif atau infeksi sebelumnya. Pada DBD,
kematian telah terjadi pada 40-50% pasien dengan
syok, tetapi dengan penanganan intensif yang
adekuat kematian dapat ditekan <1% kasus.
Keselamatan secara langsung berhubungan dengan
penatalaksanaan awal dan intensif. Pada kasus yang
jarang, terdapat kerusakan otak yang disebabkan syok
berkepanjangan atau perdarahan intracranial.
20XX 28
20XX Presentation title 29

Anda mungkin juga menyukai