Anda di halaman 1dari 34

BENIGN PROSTATIC HYPERPLASIA Mutia Aridha Imannisa

Ayu Ameliya
(BPH) LV-E
Istilah BPH atau benign prostatic hyperplasia sebenarnya merupakan istilah
histopatologis, yaitu
 terdapat hiperplasia sel-sel stroma dan sel-sel epitel kelenjar prostat

BPH atau pembesaran prostat benigna sering ditemukan pada pria yang memasuki
usia lanjut.
Prevalensi BPH yang bergejala pada pria berusia
 40–49 tahun mencapai hampir 15%.
 60 tahun mencapai angka sekitar 43%.

Prevalensi histologis BPH dalam studi otopsi


 20% pada pria berusia 41-50 tahun
 50% pada pria berusia 51-60 tahun
 >90% pada pria yang berusia lebih dari 80 tahun.
BPH memberikan keluhan yang mengganggu aktivitas sehari-hari.
 Keadaan ini akibat dari pembesaran kelenjar prostat
 obstruksi pada leher buli-buli dan uretra
 kelamaan dapat menimbulkan perubahan struktur buli-buli maupun ginjal
 komplikasi pada saluran kemih atas maupun bawah.
Untuk mengatasi obstruksi ini dapat dilakukan
 tindakan yang paling ringan yaitu secara konservatif (non operatif) sampai tindakan yang paling
berat yaitu pembedahan.
ANATOMI
• Kelenjar prostat adalah salah satu
organ genitalia pria
• Terletak di sebelah inferior buli-buli dan
membungkus uretra posterior.
• Prostat berbentuk seperti pyramid
terbalik
• merupakan organ kelenjar fibromuskuler
yang mengelilingi uretra pars prostatica.
• tebalnya ± 2 cm dan panjangnya ± 3
cm dengan lebarnya ± 4 cm, dan berat Alat Reproduksi Pria
20 gram.
Kelenjar prostat terbagi atas 5 lobus :
 Lobus medius
 Lobus lateralis (2 lobus)
 Lobus anterior
 Lobus posterior

Kelenjar prostat dibagi dalam 5 zona :


 Zona Anterior atau Ventral .
 Zona Perifer
 Zona Sentralis.
 Zona Transisional.
Zona kelenjar prostat
 Kelenjar-Kelenjar Periuretra
FISIOLOGI
Sekret kelenjar prostat adalah cairan seperti susu yang bersama-sama sekret dari
vesikula seminalis merupakan komponen utama dari cairan semen.
Semen berisi sejumlah asam sitrat sehingga pH nya agak asam (6,5). Selain itu dapat
ditemukan enzim yang bekerja sebagai fibrinolisin yang kuat, fosfatase asam, enzim-
enzim lain dan lipid.
Sekret prostat dikeluarkan selama ejakulasi melalui kontraksi otot polos. kelenjar
prostat juga menghasilkan cairan dan plasma seminalis, dengan perbandingan cairan
prostat 13-32% dan cairan vesikula seminalis 46-80% pada waktu ejakulasi.
DEFINISI
BPH adalah keadaan dimana kelenjar periuretral prostat
mengalami hiperplasia yang akan mendesak jaringan prostat
ke perifer.
BPH merupakan pembesaran kelenjar prostat yang bersifat
jinak yang hanya timbul pada laki-laki yang biasanya pada
usia pertengahan atau lanjut.
ETIOLOGI
Beberapa hipotesis menyebutkan bahwa hiperplasia prostat erat kaitannya dengan
peningkatan kadar dihidrotestosteron (DHT) dan proses aging (menjadi tua).
Beberapa hipotesis yang diduga sebagai penyebab timbulnya hiperplasia prostat
jinak adalah :
 Teori Dihidrotestosteron
 Adanya ketidakseimbangan antara estrogen-testosteron
 Interaksi antara sel stroma dan sel epitel prostat
 Berkurangnya kematian sel (apoptosis)
 Teori Stem sel
TEORI DIHIDROTESTOSTERON (DHT)

DHT adalah metabolit androgen yang sangat penting pada pertumbuhan sel- sel
kelenjar prostat.
 Dibentuk dari testosteron di dalam sel prostat oleh enzim 5α-reduktase dengan bantuan koenzim
NADPH.
 DHT yang telah terbentuk berikatan dengan reseptor androgen (RA) membentuk kompleks DHT-RA
 inti dan sel selanjutnya terjadi sintesis protein growth factor yang menstimulasi pertumbuhan sel prostat.

Pada BPH, aktivitas enzim 5α-reduktase dan jumlah reseptor androgen lebih
banyak
KETIDAKSEIMBANGAN ESTROGEN DAN TESTOSTERON

Pada usia yang semakin tua, kadar testosterone menurun, sedangkan kadar estrogen
relatif tetap sehingga perbandingan antara estrogen : testosterone relatif
meningkat.
estrogen di dalam prostat berperan dalam terjadinya proliferasi sel- sel kelenjar
prostat dengan cara
 meningkatkan sensitifitas sel- sel prostat terhadap rangsangan hormon androgen
 meningkatkan jumlah reseptor androgen,
 menurunkan jumlah kematian sel- sel prostat (apoptosis).
INTERAKSI STROMA EPITEL

diferensiasi dan pertumbuhan sel epitel prostat secara tidak langsung dikontrol oleh
sel- sel stroma melalui suatu mediator (growth factor) tertentu.
Setelah sel- sel stroma mendapatkan stimulasi dari DHT dan estradiol, sel- sel stroma
mensintesis suatu growth factor
BERKURANGNYA KEMATIAN SEL PROSTAT ( APOPTOSIS)

Berkurangnya jumlah sel-sel prostat yang apoptosis menyebabkan jumlah sel-sel


prostat secara keseluruhan makin meningkat sehingga mengakibatkan pertambahan
massa prostat.
Diduga hormon androgen berperan dalam menghambat proses kematian sel
TEORI STEM CELL

kelenjar prostat, selain ada hubungannya dengan stroma dan epitel, juga ada
hubungan antara jenis-jenis sel epitel yang ada di dalam jaringan prostat.
Stem sel akan berkembang menjadi sel aplifying, yang keduanya tidak tergantung
pada androgen.
Sel aplifying akan berkembang menjadi sel transit yang tergantung secara mutlak
pada androgen, sehingga dengan adanya androgen sel ini akan berproliferasi dan
menghasilkan pertumbuhan prostat yang normal.
PATOFISIOLOGI
hormon testosteron, di dalam sel- sel kelenjar prostat akan dirubah menjadi
metabolit aktif dihidrotestosteron (DHT) dengan bantuan enzim 5α reduktase.
DHT memacu m-RNA untuk mensintesis protein growth factor yang memacu
pertumbuhan
Pembesaran prostat menyebabkan penyempitan lumen uretra prostatika dan
menghambat aliran urine.
Keadaan ini menyebabkan peningkatan tekanan intravesikal.
buli- buli harus berkontraksi lebih kuat melawan tahanan itu.
Kontraksi terus menerus menyebabkan perubahan anatomik buli- buli
 hipertrofi otot detrusor, trabekulasi,
 terbentuknya selula, sakula,
 divertikel buli- buli.

keluhan pada saluran kemih sebelah bawah atau lower urinary tract symptom (LUTS)
Tekanan intravesika yang tinggi diteruskan pada kedua muara ureter.
refluks vesiko-ureter
hidroureter, hidronefrosis, gagal ginjal.
MANIFESTASI KLINIK
Obstruksi Iritasi
 Hesistansi  Frekuensi
 Pancaran miksi lemah  Nokturi
 Intermitensi  Urgensi
 Miksi tidak puas  Disuria
 Distensi abdomen Urgensi dan disuria jarang terjadi, jika
 Terminal dribbling (menetes) ada disebabkan oleh ketidakstabilan
detrusor sehingga terjadi kontraksi
 Volume urine menurun involunter.
 Mengejan saat berkemih
GEJALA SALURAN KEMIH ATAS
Merupakan penyulit dari hiperplasi prostat, berupa gejala obstruksi antara lain nyeri
pinggang, benjolan di pinggang (hidronefrosis), demam (infeksi/ urosepsis).
GEJALA DI LUAR SALURAN KEMIH

Keluhan pada penyakit hernia/ hemoroid sering mengikuti penyakit hipertropi


prostat.
Gejala generalisata juga mungkin tampak, termasuk keletihan, anoreksia, mual dan
muntah, dan rasa tidak nyaman pada epigastrik (Brunner & Suddarth, 2001).
PEMERIKSAAN FISIK
apabila sudah terjadi kelainan pada traktus urinaria bagian atas ginjal dapat
teraba
apabila sudah terjadi pielonefritis akan disertai sakit pinggang dan nyeri ketok
pada pinggang.
apabila sudah terjadi retensi total, buli-buli penuh (ditemukan massa supra pubis)
yang nyeri dan pekak pada perkusi.
Daerah inguinal harus mulai diperhatikan untuk mengetahui adanya hernia.
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan colok dubur / digital rectal
examination ( DRE )
Pada perabaan prostat harus diperhatikan :
 Konsistensi pada pembesaran prostat kenyal
 Adakah asimetri
 Adakah nodul pada prostat
 Apakah batas atas dapat diraba dan apabila batas atas
masih dapat diraba biasanya besar prostat diperkirakan
<60 gr.
Pada BPH akan ditemukan
prostat yang lebih besar dari
normal, permukaan licin dan
konsistensi kenyal.
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Sedimen urin
Untuk mencari kemungkinan adanya proses infeksi atau inflamasi pada saluran kemih. Mengevaluasi
adanya eritrosit, leukosit, bakteri, protein atau glukosa.
Kultur urin
Mencari jenis kuman yang menyebabkan infeksi dan sekaligus menentukan sensifitas kuman terhadap
beberapa antimikroba yang diujikan
Faal ginjal
Mencari kemungkinan adanya penyulit yang mengenai saluran kemih bagian atas. Elektrolit, BUN, dan
kreatinin berguna untuk insufisiensi ginjal kronis pada pasien yang memiliki postvoid residu (PVR) yang
tinggi.
Gula darah
Mencari kemungkinan adanya penyekit diabetes mellitus yang dapat menimbulkan kelainan
persarafan pada buli-buli (buli-buli neurogenik)
Penanda tumor PSA (prostat spesifik antigen)
Jika curiga adanya keganasan prostat
PEMERIKSAAN PA
BPH dicirikan oleh berbagai kombinasi dari hiperplasia epitel dan stroma di prostat.
Beberapa kasus menunjukkan proliferasi halus-otot hampir murni, meskipun
kebanyakan menunjukkan pola fibroadenomyomatous hyperplasia
PENCITRAAN PADA BENIGNA PROSTAT HIPERPLASIA:
Foto polos
Berguna untuk mencari adanya batu opak di saluran kemih, adanya batu/kalkulosa prostat dan kadangkala
menunjukan bayangan buli-buli yang penuh terisi urine, yang merupakan tanda suatu retensi urine
Pemeriksaan ultrasonografi transrektal (TRUS)
Untuk menentukan apakah suatu daerah yang abnormal tampak memang tumor, digunakan probe dan gambar USG
untuk memandu jarum biopsi untuk tumor yang dicurigaiTransrektal ultrasonografi (TRUS) sekarang juga digunakan
untuk pengukur volume prostat, caranya antara lain :
Sistoskopi
Tes ini memungkinkan dokter untuk menentukan ukuran kelenjar dan mengidentifikasi lokasi dan derajat obstruksi.
Ultrasonografi trans abdominal
USG transabdominal mampu pula mendeteksi adanya hidronefrosis ataupun kerusakan ginjal akibat obstruksi BPH
yang lama.
KOMPLIKASI
Retensi urine akut – ketidak mampuan untuk mengeluarkan urin, distensi kandung kemih, nyeri
suprapubik
Retensi urine kronik –residu urin > 500ml, pancaran lemah, buli teraba, tidak nyeri
Infeksi traktus urinaria
Batu buli
Hematuri
Inkontinensia-urgensi
Hidroureter
Hidronefrosis - gangguan pada fungsi ginjal
PENATALAKSANAAN
Tidak semua pasien hiperplasia prostat perlu menjalami tindakan medik.
Namun adapula yang membutuhkan terapi medikamentosa atau tindakan medik
yang lain karena keluhannya semakin parah.
Tujuan terapi hyperplasia prostat adalah
 memperbaiki keluhan miksi
 meningkatkan kualitas hidup
 mengurangi obstruksi intravesika
 mengembalikan fungsi ginjal jika terjadi gagal ginjal
 mengurangi volume residu urine setelah miksi
 mencegah progrefitas penyakit
Observasi Medikamentosa Operasi Invasive minimal

Watchful waiting Penghambat adrenergik α Prostatektomi terbuka  TUMT


 TUBD
 Stent uretra
Penghambat reduktese α Endourologi  TUNA

Fisioterapi 1. TURP
2. TUIP
Hormonal
3. TULP
Elektovaporasi
Penatalaksanaan Nilai indeks gejala BPH Efek samping
Wactfull waiting Gejala hilang/timbul Risiko kecil , dapat terjadi retensi urinaria

Penatalaksanaan medis
Alpha-blockers Sedang 6-8 Gaster/usus halus-11%
Hidung berair-11%
Sakit kepala-12%
Menggigil-15%
5 alpha-reductase inhibitors Ringan 3-4 Masalah ereksi-8%
Kehilangan hasrat sex-5%
Berkurangnya semen-4%
Terapi kombinasi Sedang 6-7 kombinasi
Terapi invasi minimal
Transuretral microwave heat Sedang-berat 9-11 Urgensi/frekuensi-28-74%
Infeksi-9%
Prosedur kedua dibutuhkan-10-16%
TUNA Sedang 9 Urgensi/frekuensi-31%
Infeksi-17%
Prosedur kedua dibutuhkan-23%
Operasi
TURP, laser & operasi sejenis Berat 14-20 Retensi urinaria-1-21%
Urgensi&frekuensi-6-99%
Gangguan ereksi-3-13%
Operasi terbuka Berat Inkontinensia 6%
KONTROL BERKALA

Kontrol setelah 6 bulan, kemudian setiap tahun untuk mengetahui apakah terdapat
perbaikan klinis
Pengobatan penghambat 5α-reductase kontrol pada minggu ke-12 dan bulan ke-6
Pengobatan penghambat 5α-adrenegik setelah 6 minggu untuk menilai respon
terhadap terapi dengan melakukan pemeriksaan IPSS uroflometri dan residu urin
pasca miksi
Terapi invasive minimal Setelah 6 minggu, 3 bulan dan setiap tahun. Selain dilakukan
penilaian skor miksi, juga diperiksa kultur urin
Pembedahan Paling lambat 6 minggu pasca operasi untuk mengetahui kemungkinan
penyulit.
KESIMPULAN
Hiperplasia kelenjar prostat mempunyai angka morbiditas yang bermakna pada populasi
pria lanjut usia.
Dengan bertambah usia, ukuran kelenjar dapat bertambah karena terjadi hiperplasia
jaringan fibromuskuler dan struktur epitel kelenjar (jaringan dalam kelenjar prostat).
Gejala dari pembesaran prostat ini terdiri dari gejala obstruksidan gejala iritatif.
Penatalaksanaan BPH berupa watchful waiting, medikamentosa, terapi bedah
konvensional, dan terapi minimal invasif.
Prognosis untuk BPH berubah-ubah dan tidak dapat diprediksi pada tiap individu walaupun
gejalanya cenderung meningkat.
Namun BPH yang tidak segera ditindak memiliki prognosis yang buruk karena dapat
berkembang menjadi kanker prostat.

Anda mungkin juga menyukai