Anda di halaman 1dari 55

Restu Tri Gustiasih

1713020045
 Nama : Tn.M
 Usia : 65 tahun
 Jenis kelamin : Laki-laki
 Alamat : Balapulang Wetan RT
03/05, Kab.Tegal
 Pekerjaan : Buruh
 Tgl pemeriksaan : 13 Mei 2018
 Kel. utama : BAK terasa nyeri
 Lokasi :-
 Onset : 1 minggu yll SMRS
 Kronologi : keluhan pertama kali muncul
pada tahun 2008, kemudian pasien
memeriksakan pada dokter penyakit dalam dan
di berikan obat pereda rasa nyeri dan pada saat
BAK terasa panas serta keluar batu sebesar biji
pepaya setiap bulannya yang disertai dengan
nyeri pada perut bagian bawah. Sekitar 1
minggu yll keluhan tersebut timbul kembali.
Pasien juga mengaku pernah mengalami BAK dan
BAB berdarah 2 bulan yll.
 Kualitas nyeri : nyeri tumpul di rasakan di
perut bagian bawah dan hilang timbul serta tidak
menyebar
 Faktor pemberat : saat pasien beraktifitas
berat dan pada saat BAK
 Faktor peringan : saat pasien beristirahat dan
mengkonsumsi obat
 Kebiasaan : sering konsumsi teh,kopi(-),
rokok (-),
 Keluhan tambahan : nyeri perut bawah (+), pegal
pada kaki kiri, demam(-), mual(-), muntah(-),
pusing(-), insom(-), pusing(-),
 Riwayat Penyakit Dahulu:
◦ Selama 10 tahun hampir setiap bulannya keluar
batu sebesar biji pepaya pasa saat BAK
◦ Pernah BAK berdarah 2 bulan yll
◦ Pernah BAB berdarah 2 bulan yll
◦ Riwayat trauma disangkal
◦ Riwayat alergi di sangkal
◦ Penyakit DM (-), HT (-), jantung (-), paru-paru (-),
ginjal (-), penyakit saluran kencing (-)
 Riwayat Penyakit Keluarga: disangkal
Status Generalis
1. KU : tampak sakit sedang
2. Kesadaran : compos mentis
3. TTV
Tekanan darah : 130 / 80 mmhg
Nadi : 84 x / menit
RR : 20 x / menit
Suhu : 37,2 °C
4. Kepala : DBN, ca: -/- , si: -/- , edema
palpebra : -/-
5. Leher : KGB tidak teraba
6. Thorak
◦ Pulmo : bentuk dan pergerakan simetris, snv +/+,
Wh -/-, Rh -/-
◦ Cor : S1>S2 reg, murmur (-), galop (-)
7. Abdomen
◦ Supel, jejas (-), masa (-), scar (-)
◦ Bising usus (+) normal
◦ Nyeri tekan (+) regio hypogastric
◦ Hepar dan lien tidak teraba
8. Punggung
◦ Jejas (-)
◦ Edema (-)
◦ Scar (-)
9. Ekstremitas atas dan bawah
◦ Edema : (-)
◦ Akral hangat : (+)
Status Urologis

1. Flank mass -/-


2. Jejas -/-
3. Buli-buli tidak teraba
4. NCVA +/-
5. MUE: DC (-)
6. Rectal Toucher:
 Tonus spinchter ani (+) cengkram kuat
 Ampula recti tidak kolaps
 Mukosa licin
 Prostat: teraba (+) pembesaran grade 1
 Handscoon: Darah (-), lendir (-), feses (+)
1. pemeriksaan darah rutin

Jenis pemeriksaan Hasil Keterangan


Leukosit 7,1 Normal
Eritrosit 4,4 Normal
Hemoglobin 12,6 Rendah
Hematokrit 37 Rendah
Trombosit 270 Normal
APTT Test 36,6 Normal
PT test 9,2 Rendah
Gol darah A
Rhesus faktor Positif
Jenis Pemeriksaan Hasil Keterangan
GDS 190 Tinggi
Ureum 44,9 Tinggi
Creatinin 1,75 Tinggi
Uric acid 6,6 Normal
Albumin 4,30 Normal
SGOT 15 Normal
SGPT 7 Normal
Calcium 1,11 Rendah

Elektrolit
Jenis pemeriksaan Hasil Keterangan
Kalium 3,70 Normal
Natrium 141,3 Normal
Chorida 105,9 Tinggi
Jenis pemeriksaan Hasil
HBsAG Non reaktif
Pulmo: tak tampak
infiltrat

Cor: bentuk dan


letak jantung
normal
- Suspek
phlebolith, DD
urolith
- Tampak opasitas
bulat kecil-kecil
pada cavum
pelvis
paramedian
kanan
- Spleen: tak membesar, tak tampak nodul, v.lienalis tak melebar
- Ginjal kiri: bentuk dan ukuran normal, batas kortikomeduler jelas, tak
tampak penipisan korteks, tak tampak batu, pielokaliks tak melebar
- Liver: ukuran tak membesar, parenkim normal, ekogenesitas normal tak
tampak nodul, v.porta tak melebar, v.hepatika tak melebar
- Vesica urinari: dinding tak menebal, permukaan rata, tampak batu uk.sekitar
1,31 cm x 1,49 cm pada aspek lateral kanan, tak tampak massa
Vesikolitiasis
- Duktus biliaris: intra dan ekstrahepatal tak melebar
- Pankreas: parenkim homogen, tak tampak massa maupun kalsifikasi
- Prostat: ukuran membesar ringan (vol 33,37 cc), tak tampak nodul, tampak
kalsifikasi
Pembesaran ringan prostat dengan kalsifikasi
- Ginjal kanan: bentuk dan ukuran normal, batas kortikomeduler jelas, tak
tampak penipisan korteks, tampak batu pada pole bawah uk.sekitar 0,82 cm,
pielokaliks tak melebar
Nefrolitiasis pole bawah kanan
Benigh Prostat Hiperplasi dengan vesikolitiasis
dan nefrolitiasis dextra
Kolik abdomen ec infeksi saluran kencing
 Medikamentosa:
- RL 20 tpm
- Inj. Ketorolak 1 amp
- Inj. Ceftriaxone 2x1 gr
 Pembedahan:
- TURP (Reseksi Prostat Trasuretra)
- Litotripsi
S:
pasein mengatakan nyeri pada punggung belakang
bekas suntik bius, nyeri perut bawah, nyeri pada
kemaluan karena terpasang selang, mual (-), muntah
(-), pusing (-), flatus (-), BAK (+ DC), BAB (+)
O:
status generalis: DBN, Abdomen NT(+)suprapubic
Status urologi:buli tidak teraba, NCVA -/-, Flank mass
-/-, MUE DC 800 cc/17 jam warna jernih, Irigasi (+)
A:
Post TURP-Litotripsi
BPH merupakan pembesaran prostat yang
terjadi akibat proses bertambahnya
jumlah sel-sel kelenjar dan jaringan
penyokong pada prostat sehingga
menimbulkan berbagai gejala
terganggunya proses berkemih karena
letaknya yang mengelilingi uretra yang
merupakan saluran kemih.
BPH

KARSINOMA
Memacu m-
Hormon testoteron RNA dalam sel
pada kelenjar Berubah menjadi
kel prostat
prostat DHT oleh enzim 5
untuk
ᾳ reduktase
mensintesis
protein growth
faktor

Terjadi gangguan Memacu


aliran urin pertumbuhan dan
proliferasi kel prostat
DHT berikatan dengan reseptor RA (androgen) 
Teori membentuk DHT-RA  terjadi sintesis protein
dihidrotestoteron growth faktor  stimulasi pertumbuhan prostat

Ketidakseimbna Semakin tua usia  testoteron semakin turun


gan esterogen kadar esterogen tetap  perbandinganya
dan progesteron meningkat  meningkatkan reseptor androgen

interaksi sel Diferensiasi dan pertumbuhan sel epitel di


stroma dan sel pengaruhi oleh sel stroma melaui mediator growth
epitel faktor akan mempengaruhi sel stroma secara
autokrin atau parakrin

Berkurangnya kematian sel prostat terjadi


Berkurangnya kondensasi dan fragmentasi sel akan di
apoptosis sel fagositosis  di degradasi oleh enzim lisososm

Pembentukan sel-sel baruterjadi ketidaktepatan


Teori stem sel aktivitas stem sel  produksi sel stroma dan
epitel berlebihan
Hiperplasia prostat

penyempitan lumen
uretra posterior

Peningkatan tekanan
intravesikel

GINJAL DAN URETER:


BULI-BULI : 1.Refluks vesiko
1. Hipertrofi otot ureter
detrusor 2. Hidro ureter
2. Trabekulasi 3. Hidro nefrosis
3. Selula 4. Pielonefrosis
4. Divertikel buli-buli 5. Gagal ginjal
Gambaran klinis
terdiri atas gejala voiding dan ,storage,dan
pasca miksi.

Fak.pencetus

Kompensas Dekompensasi
i (LUTS) Ret.urin
Inkontinensia
paradoksa
Benjolan di
pinggang (tanda
Demam ( infeksi
hronefrosis)
urosepsis)

Nyeri
pinggang
Hernia inguinaslis hemoroid

Mengedan saat berkemih

Peningkatan tekanan intra abdomen


1. laboratorium :
Pem. Sedimen Mencari proses infeksi,
urin

Untuk mencari jenis kuman, dan


Kultur urin uji sensitifitas kuman

Uji faal ginjal Untuk mencari penyulit dari


sal.kemih atas

Pem.gula
DM gangguan persarafan buli
darah

Prostat spesifik antigen  jika


PSA curiga ada keganasan
2. pencitraan

Untuk mencari batu di sal. kemih

Untuk melihat kelainan ginjal


maupun ureter,memperkirakan
besarnya prostat, penyulit yg terjadi
di buli buli.

Untuk memperkirakan besar


prostat,panjang protusi prostat ke
buli, menghitung sisa urin pasca
miksi, melihat kelainan ginjal
pancaran urin / flow rate

Dengan menghitung jumlah urin di bagi


dengan lamanya miksi berlangsung
(ml/detik)

Alat uroflometri: dapat di ketahui lama proses


miksi, laju pancaran,waktu yg di butuhkan untuk
mencapai maksimum, rerata pancaran,pancaran
max, vol urin yg di kemihkan
Watchful waiting

Skor ipss kurang


dari 7
MEDIKA MENTOSA

TUJUAN:

Mengurangi retensi otot polos prostat, dengan obat


penghambat adrenergik ᾳ

Mengurangi vol prostat sebagai komponen statik


dengan menurunkan hormon DHT
Penghambat adrenegik Prazosin,terazosin,aflizosin,doksazosin
ᾳ1 memperbaiki keluhan miksi dan laju
pancaran urin

Penghambat adrenegik Tamsulosin  selektif terhadap otot polos


ᾳ1A prostat shg perbaiki pancaran miksi, tidak ada
efek TD dan denyut jantung

Penhambat 5 ᾳ reduktase Mehambat pembentukan DHT  duorat

Fitofarmaka Ekstrak tumbuhan


PEMBEDAHAN / OPERASI

DILAKUKAN JIKA

Infeksi sal. Kemih


Tidak ada perbaikan
berulang
dengan medika mentosa

Retensi urin
Timbul batu sal
kemih

hematuria Batu ginjal


Pembedahan
endourologi
Pembedahan
terbuka

1. TURP ( resksi prostat


transuretra)
1. Suprapubik 2. Elektrovaporasi prostat
trans vesikal ( 3. Laser prostatektomi
frayer) 4. Tindakan invasif minimal
2. Retro pubik 5. Termoterapi
infravesikal 6. TUNA ( trans uretral
(milin) needle ablation of the
prostate)
7. Stent
8. HIFU ( high intensity
focused ultrasound)
INTRINSIK EKSTRINSIK
HEREDITER GEOGRAFI
UMUR: 30-50 TH IKLIM DAN TEMPERATUR
JENIS KELAMIN: LAKI2>PEREMPUAN ASUPAN AIR: KURANG ASUPAN & ↑
MINERAL KALSIUM
DIET: ↑ PURIN, OKSALAT, KALSIUM
PEKERJAAN: ↑ DUDUK
Batu kristal
Metastable Presipitasi Inti batu
(anorganik
(larut) kristal (nukleasi)
& organik)

Menempel Agregasi
Membentuk
pd epitel Kristal yg (menarik
batu yg
(retensi lebih besar bahan2
lebih besar
kristal) lain)

Menyumbat
saluran
kemih
 Batu Kalsium (kalsium oksalat & kalsium
fostat)
 Batu Struvit
 Batu Asam Urat
 Batu jenis lain (sistin, xanthin, triamteren,
silikat)
Paling banyak dijumpai. Kandungan batu ini terdiri
dari kalsium oksalat, kalsium fosfat, atau campuran
dari kedua unsur.
Faktor terjadinya batu kalsium:
Hiperkalsiuri absobtif, hiperkalsiuri renal,
HIPERKALSIURI
hiperkalsiuri resorptif.
Makanan: teh, kopi, soft drink, sayuran
HIPEROKSALURI
berwarna hijau.
As.urat tinggi menyebabkan pembentukan inti
HIPERURIKOSURIA batu yang menyebabkan terjadinya agregasi
(menarik bahan2 lain)
Karena sitrat membentuk kalsium sitrat 
HIPOSITRATURIA menghambat pembentukan kalsium oksalat &
kalsium fosfat.
Karena magnesium membentuk magnesium
HIPOMAGNESURIA oksalat  mencegah ikatan kalsium dengan
oksalat
Disebut juga batu infeksi, karena terbentuknya batu
ini disebabkan oleh adanya infeksi saluran kemih.
Kuman penyebabnya yaitu kuman pemecah urea (Urea
Splitter).
Urea Menghasilk Hidrolisis Urine
splitter an enzim Urea  menjadi basa
urease amonia

Kuman pemecah
urea:
Proteus sp Suasana basa memudahkan
Klebsiella garam-garam magnesium,
Serratia amonium, fosfat dan karbonat
Enterobakter membentuk batu Magnesium
Pseudomonas Amonium Fosfat (MAP)
Stafilokokus
Berasal dari diet yang mengandung purin.

Asam Hipoxant Xantin


Purin inosinat Xanthin
in oksidase

Faktor: Asam urat

Urin yang terlalu


asam Kristal
as.urat
Volume urin sedikit
hiperurosikosuri Batu
as.urat
 Batu sistin
 Batu xanthin
 Batu triamteren
 Batu silkat
Faktor Risiko: Gejala klinis:
• Gangguan miksi (BPH, striktur • Disuria  terdapat refered
uretra, divertikel buli2, buli2 pain ke ujung penis,
neurogenik. skrotum, perineum,
• DC yang terlalu lama pinggang, sampai kaki.
• Benda asing  mjd inti • Intermitensi
terbentuknya batu • Enuresis nokturna (pada
• Batu ginjal/ureter yg turun anak)
• Dehidrasi/diare

Pemeriksaan penunjang: Tatalaksana:


• Foto polos abdomen • Litotripsi
• IVP • Pembedahan terbuka
• USG (vesikulolitotomi)  jika batu besar

Anda mungkin juga menyukai