Anda di halaman 1dari 37

Laporan Jaga

BPH dengan Retensio Urin


Oleh:
Sri Adeyana

SKDI: 2
ICD X N 40.1
Identitas Pasien

Nama : Tn. ME
Umur : 59 tahun
Jenis Kelamin : laki-laki
Pendidikan : SD
Pekerjaan : wiraswasta
Agama : Islam
Status : Menikah
Alamat : Jl. KH Agus Salim
No. RM : 96.85.24
Keluhan utama
Tidak bisa buang air kecil sejak 2 hari
SMRS
Riwayat Penyakit Sekarang
3 hari sebelum masuk rumah sakit pasien merasakan
sulit BAK. Pasien membutuhkan waktu 3-5 menit untuk
memulai kencing dan harus mengejan untuk
mengeluarkan kencing. Kencing keluar sedikit dengan
pancaran yang lemah serta menetes. Pasien juga
merasakan buang air kecil lebih sering namun keluar
sedikit-sedikit dan diakhir kencing terasa masih ada
sisa kencing.
Pasien juga merasakan nyeri selama kencing
berlangsung. nyeri tidak menjalar dan hanya terbatas
saat keluar kencing.
Riwayat keluar darah saat kencing (-), keluar batu
spontan (-), sakit pinggang (-)
Riwayat Penyakit Sekarang
1 bulan SMRS, pasien merasakansulit BAK.
Pasien harus mengejan setiap kali ingin BAK.
Selain itu pasien juga merasakan tidak lampias
dalam berkemih dan sering kencing. Pasien juga
merasa pancaran BAK melemah dan terputus-
putus setiap kali kencing. Pasien juga merasa
kencingnya tidak lampias dan lebih sering kencing
dalam 2 jam setelah berkemih. Pada malam hari,
pasien 2x terbangun untuk kencing.
Riwayat Pengobatan

Di puskesmas pasien pernah berobat


dan pernah dipasang kateter urin 2x
namun sulit dimasukkan
Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat hipertensi (-)


Riwayat diabetes (-)
Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak ada keluarga yang memiliki


penyakit yang sama
Tidak ada riwayat keluar batu spontan
Sosial Ekonomi

Pasien merupakan wiraswasta


Pendidikan terakhir SD
Kebiasaan merokok (+)
Alkohol (-)
Pemeriksaan fisik

Keadaan umum : tampak sakit sedang


Kesadaran : komposmentis
Keadaan gizi : baik
Tekanan darah : 120/80 mmHg
RR : 20 x /menit
Nadi : 86 x/menit
Suhu : 36,7 C
Pemeriksaan fisik

Kepala & Leher : konjungtiva anemis


(-/-), sklera ikterik (-/-)
Toraks : DBN
Abdomen : DBN
Ekstremitas : DBN
Genitourinarius : Status lokalis
Pemeriksaan Urologis

Flank Area

Permeriksaan Dextra Sinistra


Inspeksi Tanda trauma (-) (-)
Tanda radang (-) (-)
Skar (-) (-)

Ballotement (-) (-)


Nyeri tekan (-) (-)
Nyeri ketok (CVA) (-) (-)
Pemeriksaan Urologis

Supra Pubis
Tampak distensi, tanda radang (-), dan
pada palpasi buli teraba
Pemeriksaan Urologis
Genitalia Eksterna
Penis
Inspeksi : Penis normal, lurus, disirkumsisi,
tanda, tanda trauma (-), inflamasi (-), MUE
terletak di tengah glans dan tampak
meatal stenosis
Palpasi : Indurasi (-)
Skrotum
Inspeksi : Trauma (-), inflamasi (-)
Palpasi : testis (+/+), kenyal, Nyeri tekan (-
)
Rectal Toucher

Palpasi : Tonus sfingter ani baik,


refleks bulbokavernosus
(+), mukosa rektum licin,
tidak teraba nodul.
Prostat : sulkus interlobaris (-),
konsistensi kenyal simetris,
kutub atas terjangkau, nyeri
(-), nodul keras (-), taksiran
berat prostat 40 g
Handscoon : feses (-), darah (-), lendir (-
)
Diagnosis Kerja

BPH dengan retensio urin


Diagnosis Banding

Urethrolitiasis
Striktur uretra
Rencana pemeriksaan lanjutan

Urinalisis
Darah rutin
Kimia darah
TPSA
USG abdomen+prostat
Uretrografi
Hasil pemeriksaan penunjang

Darah rutin
Imunoserolo
HB : 11,5 g/dL
gi
HT : 34,4 %
Leukosit : 19.050 /uL TPSA : 2,03
Trombosit : 350.000/uL ng/ uL

Kimia Darah
Ureum : 33 mg/dl
Kreatinin: 0,92mg/dl
Hasil pemeriksaan penunjang

USG Abdomen :
Kesan : pembesaran kelenjar prostat
ukuran 4635,6x35,7 mm. Volume 30,6cc
(membesar)
Diagnosis
BPH dengan retensio urin
Rencana Tatalaksana
Non farmakologi
Pungsi buli
urethroskopi
TURP
Farmakologi
Ketorolac 2x30 gr
ceftriaxon 2x1 gr
Tinjauan Pustaka
Retensi Urin

Definisi
ketidakmampuan seseorang untuk mengeluarkan
urin yang terkumpul dalam buli-buli hingga
kapasitas maksimal buli-buli terlampaui
Retensi Urin

Etiologi

Obstruksi uretra
Kelemahan otot Inkoordinasi
M. Detrusor- BPH
detrusor
uretra Striktur uretra
Ca Prostat
Kelainan medula
Cedera kauda Batu uretra
spinalis
ekuina Gumpalan darah
Kelainan saraf
perifer
Benign Prostat Hiperplasia (BPH)

Definisi
pertumbuhan kelenjar dan jaringan seluler kelenjar
prostat yang berhubungan dengan perubahan
endokrin dari proses penuaan
Benign Prostat Hiperplasia (BPH)

Zona lobus prostat


Transisinal zone 80%jinak
Central zone
Perifer zone 20% jinak
Anterior fibromuscular stroma
Benign Prostat Hiperplasia (BPH)

Epideimologi
pria >42 tahun
Setelah usia >42 tahun insidensi meningkat
kejadiannya sebanyak 10% setiap 1 dekade
merupakan kasus urologi terbanyak no.3
Benign Prostat Hiperplasia (BPH)

Diagnosis

Anamnesis
Keluhan Voiding (obstruksi): Hasitansi,
kencing kencing mengedan, pancaran
lemah, intermittensi, Terminal dribbling,
BAK tidak lampias
Benign Prostat Hiperplasia (BPH)

Diagnosis

Anamnesis menilai LUTS


Keluhan Storage Urgensi, frekuensi
(>8x), disuria, Nokturia
Benign Prostat Hiperplasia (BPH)

Pemeriksaan fisik
status generalis, status urologis,
suprapubis, Rectal toucher
Benign Prostat Hiperplasia
(BPH)
Rectal toucher
tujuan:
Menentukan keganasan/tidak
Menentukan taksiran berat prostat
Menilai sistem saraf vesikouretra
tonus sfingter ani, refleks bulbo
Cavernosus.
Benign Prostat Hiperplasia
(BPH)
Rectal toucher BPH
Sulcus interlobaris tidak teraba,
konsistensi kenyal, nodul(-), taksiran
berat prostat >20gr
Benign Prostat Hiperplasia
(BPH)
Pemeriksaaan Penunjang
Urinalisis
Darah rutin
PSA (Prostat Spesific Antigen)
Faal ginjal
Benign Prostat Hiperplasia
(BPH)
Tatalaksana
IPSS <7 edukasi
IPSS sedang berat medikamentosa
dengan alfa blocker (Tamsulozin)
Operasiinvasif minimal (TURP),
prostatektomi terbuka
Benign Prostat Hiperplasia
(BPH)
Indikasi pembedahan
BPH dengan retensio urin berulang
BPH dengan komplikasi
Terapi medikamentosa tidak berhasil
Hematuria makroskopis
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai