Anda di halaman 1dari 33

KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH

RETENSI URIN ET CAUSA BPH

Diajukan Kepada :
Pembimbing : dr. Noer Tommy P, Sp.B
Disusun Oleh :
Haidar Azzam Omivar
IDENTITA
S
• Nama : Tn. X
• Umur : 58 tahun
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Alamat : Jl. Karangasem
• Pekerjaan : Buruh
• Agama : Islam
• Status : Sudah Menikah
• No. RM : 00074xx
ANAMNESIS

Keluhan Utama : Sulit BAK


Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien mengeluh sulit BAK sejak 10 hari yang lalu.


pasien mengaku menahan BAK selama 2 jam namun
setelahnya BAK tidak bisa keluar. Dalam 1 tahun terakhir
pasien mengeluh harus mengejan saat pertama akan
buang air kecil, tapi air kencing yang keluar hanya sedikit
dan menetes, sehingga dirasa kurang puas. BAK darah
disangkal, kencing berpasir disangkal, demam disangkal.
Riwayat Penyakit Dahulu :
- Riwayat penyakit serupa: diakui, sudah pernah mengalami
gejala yang sama dan dipasang selang untuk BAK sebanyak 1
kali.
- Riwayat gangguan BAK: disangkal
- Riwayat operasi : disangkal
- Riwayat alergi : disangkal
- Riwayat Trauma : disangkal
- Riwayat tumor : disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga
- Riwayat seperti pasien : disangkal
- Riwayat gangguan BAK : disangkal
- Riwayat tumor : disangkal
- Riwayat penyakit jantung : disangkal
- Riwayat penyakit paru : disangkal
- Riwayat alergi : disangkal
Riwayat Sosial Ekonomi
• Riwayat Merokok : diakui
• Riwayat menahan kencing : diakui
• Riwayat minum alkohol : disangkal
• Riwayat konsumsi obat-obatan : disangkal
• Pekerjaan : swasta
• Biaya pengobatan : BPJS
PEMERIKSAAN FISIK
• Keadaan umum : Tampak kesakitan
• Kesadaran : Compos Mentis E4M5V6
• Tanda Vital
TD :110/70 mmhg
Frek. Nadi : 90x/menit
Frek. Nafas : 20x/menit
Suhu : 36,5˚C
• BB : 58 kg
• TB : 165 cm
• IMT : 21,3 kg/m 2 (Normal)
• Status Generalis
 Kepala : Mesocephal
 Mata : mata cekung (-/-), konjungtiva anemis (-/-), Pupil
isokor (ditengah), reflek cahaya (+/+), sclera ikterik (-/-)
 Hidung : deformitas(-), Nafas cuping hidung (-), sekret
(-), epistaksis (-)
 Telinga: darah (-), serumen (+) minimal
 Mulut : Bibir sianosis (-), bibir kering (-), tonsil T1–T1
hiperemis (-), faring hiperemis (-)
 Leher : otot bantu pernafasan (-), pembesaran KGB (-/-)
 Thorax Jantung
- inspeksi : Ictus cordis tidak nampak   
- palpasi : ictus cordis tak kuat angkat  
- perkusi : batas jantung kesan tidak melebar
- auskultasi : terdengar sura Bunyi Jantung I-II, intensitas
normal, regular, bising (-)
 Thorax paru
- Inspeksi : gerakan dada simetris, gerakan dada tidak ada
yang tertinggal, Ics tampak normal, lesi (-)
- Palpasi : gerakan tidak ada yang tertinggal, vocal
fremitus teraba normal, nyeri tekan (-), massa (-)
- Perkusi : sonor seluruh lapang paru
- Auskultasi : suara dasar vesikuler, ronkhi (-), wheezing
(-)

Abdomen
• Inspeksi : tampak datar, ikterik(-), sikatriks (-), ascites (-)
• Auskultasi : Bising usus (+) 7x/ menit, metallic sound (-), bruit(-)
• Perkusi : Timpani seluruh lapang abdomen. Nyeri ketuk (-), perkusi hati 6 cm
• Palpasi : Nyeri tekan (-), massa (-), defans muskular (-), palpasi hati tak teraba,
lien tak teraba

Ekstremitas

Superior inferior
Akral dingin -/- -/-
Sianosis -/- -/-
CRT <2detik <2detik
Turgor menurun - -
Status urologis
Pemeriksaan ginjal
•Inspeksi : Hiperemis (-), Massa (-)
•Palpasi bimanual : Ginjal kanan dan kiri tidak teraba, nyeri
tekan (-)
Pemeriksaan Suprapubik
•Inspeksi : hiperemis (-), tidak menonjol
•auskultasi : peristaltik (+)
•perkusi : timpani
•palpasi : nyeri tekan (-), massa (-)
Pemeriksaan genitalia
•inspeksi penis: hiperemis (-), nodul (-), lesi (-), discharge
(-), oue central
•palpasi penis : nyeri tekan (-), massa (-)
•inspeksi skrotum : hiperemis (-)
•palpasi : testis teraba dua buah, kenyal, nyeri Tekan (-)
Rectal toucher
•tonus sphincter ani baik, nyeri tekan pada mukosa recti (-),
teraba licin, ampula recti tidak colaps
•prostat : teraba, konsistensi kenyal padat, permukaan rata
licin, sulcus medianus teraba, tidak simetris, Nodul (-),
polus anterior tidak teraba, nyeri tekan (-), diameter
laterolateral 7cm
Pemeriksaan Penunjang

 Pemeriksaan laboratorium
 Analisis urin

 Elektrolit, kadar ureum dan kreatinin darah

Pemeriksaan Prostate Spesific Antigen (PSA)


 Pemeriksaan radiologis
 Pemeriksaan patologi anatomi
Diagnosa :
Retensi urin et causa Benigna Prostate Hyperplasia

Diagnosa Banding :
• Retensi urin et causa prostatitis
• Retensi urin et causa vesikolithiasis
• Retensi urin et causa urethralithiasis
TERAPI
1. Pemasangan kateter urin
2. Rujuk ke spesialis bedah untuk dilakukan tindakan open
prostatektomi/ transurethtral resection of the prostate
(TURP)
TINJAUAN PUSTAKA

Benigna prostat hiperplasia


(BPH)
Benigna prostat hiperplasia (BPH) merupakan
pembesaran progresif kelenjar prostat yang
menyebabkan penyumbatan saluran kemih dan
pembatasan aliran urin
ANATOMI
Prostat merupakan
kelenjar berbentuk konus
terbalik yang dilapisi
oleh kapsul fibromuskuler,
terletak di inferior vesika
urinaria, mengelilingi
bagian proksimal uretra
(uretra pars prostatika)
dan berada di sebelah
anterior rektum
 Kelenjar prostat terbagi menjadi 5
lobus yaitu:4
Lobusmedius
Lobus lateralis (2 lobus)
Lobus anterior
Lobus posterior
 Sebagian besar hiperplasia prostat

terdapat pada zona transisional yang


letaknya proksimal dari sfingter eksternus
di kedua sisi dari verumontanum dan di
zona periuretal.
ETIOLOGI

Etiologi
1. Teori remodelling
2. Teori ketidakseimbangan hormon
3. Teori Dihidrotestosteron (DHT)
4. Teori embryonic reawakening
5. Teori Stem Sel
PATOFISIOLOGI

• Faktor etiologi lumen uretra pars


prostatika menyempit & menghambat
aliran urin  ↑resistensi leher vesika
↑ tekanan intravesika  buli-buli
harus berkontraksi lebih kuat untuk
mengeluarkan urin kontraksi terus
menerus  perubahan anatomi 
Otot detrusor hipertrofi, menonjol ke
dalam vesika (trabekulasi) disebut
fase kompensasi
PATOFISIOLOGI
Gejala Klinis
Hesistancy
Obstruktif

Intermitt Weak
ency stream

Sensation
Terminal of
incomplete
dribbling bladder
emptying
Frequency

Nokturia
Gejala Urgency

iritatif
Disuria
DIAGNOSIS

• Anamnesis: terdapat gejala obstruktif dan


iritatif
• Pemeriksaan fisik: terutama colok dubur
didapatkan prostat teraba membesar,
konsistensi kenyal, permukaan rata,
asimetris, menonjol ke dalam rektum.
• Pemeriksaan laboratorium
 Analisis urin

 Elektrolit, kadar ureum dan kreatinin

darah Pemeriksaan Prostate Spesific


Antigen (PSA) dilakukan sebagai
dasar penentuan perlunya biopsi atau
sebagai deteksi dini keganasan.
 Pemeriksaan radiologis
 IVP : fungsi renal, hidronefrosis dan hidroureter,

fish hook appearance (gambaran ureter berbelok-


belok di vesika). divertikel, residu urin, atau filling
defect di vesika.
 USG trans abdominal : mendeteksi pembesaran

prostat, hidronefrosis ataupun kerusakan ginjal


akibat obstruksi BPH yang lama
 Patologi anatomi
 Menunjukkan adanya hiperplasia epitel dan
stroma di prostat.
TATALAKSANA MEDIKAMENTOSA
- Alpha adrenergic blocker untuk menghambat efek
sinapsis postganglionik pada otot polos dan
kelenjar exokrin.
 Phenoxybenzamine (Dibenzyline) 10 mg per
oral.
 Prazosin (Minipress) 2 mg per oral
 Alfuzosin (UroXatral) 2,5 mg per oral
 Indoramin 20 mg per oral
- 5-alpha reduktase inhibitors untuk menghambat
konversi testosteron menjadi DHT, menyebabkan
kadar DHT menjadi turun, yang dapat mengurangi
ukuran prostat.
 Finasteride (Proscar) 5 mg per oral
 Dutasteride (Avodart) 0,5 mg per oral
Terapi Pembedahan
 Transurethral resection of the prostate (TUR-
P) Menghilangkan bagian adenomatosa dari
prostat yang menimbulkan obstruksi
dengan menggunakan resektoskop dan
elektrokauter.
 Transurethral incision of the prostate (TUIP)
Dilakukan terhadap penderita dengan gejala
sedang sampai berat dan dengan ukuran
prostat kecil.
 Terapi laser. Tekniknya antara lain
Transurethral laser induced prostatectomy
(TULIP) yang dilakukan dengan bantuan USG,
Visual coagulative necrosis, Visual laser ablation
of the prostate (VILAP), dan interstitial laser
therapy.
Terapi Bedah Konvensional (Open simple
prostatectomy)
 Sering dilakukan ketika kelenjar sangat
besar (>100gr), ketika ada komplikasi, atau
kandung kemih telah rusak. Prostatektomi
terbuka dilakukan melalui pendekatan
suprapubik transvesikal (Freyer) atau
retropubik infravesikal (Mllin). Komplikasi y
ang dapat terjadi adalah inkontinensia urin,
impoten, ejakulasi retrograde, dan kontraktur
leher buli-buli.
KOMPLIKASI

Komplikasi
- Infeksi Saluran Kemih
- Ca prostat
- Vesikolithiasis
- Gagal ginjal
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai