Anda di halaman 1dari 39

Assalamualaikum Warohmatullohi Wabarokatuh

LAPORAN KASUS

BENIGN PROSTATIC
HYPERPLASIA (BPH)

PEMBIMBING : dr. H. Jusuf Saleh Bazed, Sp. U

Stase Bedah Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih –


Pondok Kopi
IDENTITAS PASIEN
Identitas pasien :

 Nama : Tn. M
 Usia : 70 tahun
 Jenis kelamin : laki – laki
 Status : menikah
 Alamat : Bekasi
 No RM : 00-83-50-67
 Tanggal pemeriksaan: 11 maret 2019
Auto Anamnesis
 Keluhan Utama :
 Sulit BAK (Buang Air Kecil)

Riwayat Penyakit Sekarang :


 Pasien datang ke Poli RSIJ Pondok Kopi dengan keluhan sulit BAK

sejak 4 hari yang lalu, Pasien ingin BAK tapi tidak bisa sehingga
merasa kembung di perut bawah dan nyeri di perut bawah. BAK
berwarna kuning terang, tidak ada darah, kencing tidak berpasir,
sering mengeluh selalu ingin BAK, BAK tidak bisa ditahan, tapi
sulit untuk dikeluarkan. Kadang – kadang keluar hanya menetes
saja, sehingga mengeluh kencing tidak puas. Terkadang mengedan
saat BAK. Pada malam hari selalu terbangun ingin BAK. Pancaran
BAK bercabang (-) Demam (-) mual muntah (-) sakit pinggang (-)
 Riwayat Penyakit Dahulu : belum pernah mengalami keluhan
serupa. Riwayat trauma (-) Hipertensi (-), DM (-) jantung (-)

 Riwayat Penyakit Keluarga : keluarga tidak ada yang


mengalami keluhana yang sama. Hipertensi (-), DM (-) jantung
(-)

 Riwayat Pengobatan :
4 hari yang lalu pasien datang ke IGD RSIJ pondok kopi dengan
keluhan yang sama lalu dilakukan pemasangan kateter dan USG
 Riwayat Alergi : Pasien menyangkal adanya alergi
terhadap obat atau makanan tertentu

Riwayat Psikososial:
Merokok (-), Minum Kopi (+) alcohol (-) NAPZA (-)
Pemeriksaan fisik :
 Kesadaran : E =4, V =5, M =6, GCS = 15

 Keadaan Umum : sakit sedang

 Tanda – tanda vital :

 TD : 120 /80 mmhg

 Suhu : 36,5 0C

 Nadi : 86 x/ menit

 RR : 20 x/ menit
Status generalis
 Kepala : normochepal
 Mata : konjungtiva Anemis (-/-), sklera ikterus (-/-), refleks cahaya (+/+),
pupil isokor
 Hidung : sekret (-), darah (-)
 Mulut : lidah kotor (-), stomatitis (-), mukosa kering (-)
 Telinga : sekret (-), darah (-)
 Leher : pembesaran KGB (-), pembesaran kelenjar tyroid (-)

 Paru :
I : pergerakan dada simetris, retraksi (-)
P : nyeri tekan (-), Vokal fremitus kiri dan kana sama
P : Sonor pada kedua lapang paru
A : vesicular (+/+), ronki -/- ekspirasi, wheezing -/-
Jantung :
I : ictus cordis terlihat (-)
P : Teraba ictus cordis di ICS V linea mid clavicula sinistra
P : Batas jantung normal
A : Bunyi jantung I dan II murni reguler, murmur (-), gallop (-)

Abdomen :
I : Supel, distesi abdomen(-)
A : BU (+) normal
P : nyeri tekan (+) di suprapubis, nyeri lepas (-), Hepatomegali (-), splenomegali (-),
ginjal tidak teraba
P : timpani diseluruh kuadran abdomen
 punggung dan pinggang : alligment vertebra baik, nyeri ketok CVA -/-
Ekstremitas : Atas : akral hangat (+/+), RCT < 2 detik, udem (-), pucat (-).
Bawah : akral hangat (+/+), RCT < 2 detik, udem (-), pucat (-).
Rectal Touce :
Inspeksi : Hemoroid (-), Peradangan (-), Scar (-)
Palpasi :
Tonus sfingter ani baik
Ampula recti licin, tidak berbenjol - benjol
Prostat : pull atas tidak teraba. Nyeri Tekan
(-)
Handscoon : Feses (+), darah (-), Lendir (-).
RESUME
Pasien laki-laki usia 70 tahun, datang ke Poli
RSIJ Pondok Kopi dengan keluhan sulit buang air
kecil + 4 hari yang lalu. pasien sering ingin buang
air kecing tetapi sulit keluar, kadang – kadang
hanya setetes. urin berwarna kuning terang.
Pada pemeriksaan fisik, keadaan umum tampak
sakit sedang, kesadaran compos mentis, tanda vital
dalam batas normal. Status generalis dalam batas
normal.
Pada pemeriksaan status lokalis, dilakukan rectal
touche. Hasil yang didapat: normal
Diagnosis banding

BPH Ca prostat
Pemeriksaan penunjang
 Darah rutin
 Fungsi ginjal
 Urinalisis
 PSA
 USG prostat dan buli
Pemeriksaan Laboratorium
Hematology Hasil Nilai Normal
Hemoglobin 14 g/dl 13.5 – 17.5
Hematokrit 43% 40 – 50
Leukosit 9.700/ul 5000 – 10.000
Trombosit 256.000/ul 150.000 – 400.000
LED 12mm 0 – 10
Eritrosit 5.2/ul 4.5 – 5.8
Diff Count
Basofil 0.3 % 0.0 – 1.0
Eosinofil 3.2 % 1.0 – 3.0
Neutrofil 67.1 % 37.0 – 72.0
Limfosit 24.3 % 20.0 – 40.0
monosit 5.9 % 2.0 – 8.0
Chemistry
Urea 26 mg/dl 10 – 50
Creatinin 0.9 mg/dl 0.67 – 1.17
Pemeriksaan Laboratorium... (2)

Immunology Hasil Nilai Normal


PSA 13,55 ng/dl < 4.40
Pemeriksaan USG : Prostat dan
buli
 Interpretasi:
 Buli: besar dan bentuk normal. Dinding tidak menebal. SOL (-) Batu

(-)
 Diameter pre void: 6,39x6,59x5,61 cm. Taksiran volume 123,87 cm3

 Diameter post void: tidak diukur karena terpasang cath

 Prostat: membesar, protrude ke intra buli, echo struktur hipoechoic

homogen, kalsifikasi (-). Ukuran : 4,9x4,5x4,63cm. Taksiran volume


53,44 cm3
Kesimpulan:
Prostat Hipertropi
Tanda retensio urin
DIAGNOSA KERJA :
Retensio Urin e.c BPH
Atas dasar :
1. Laki –laki, 70 thn
2. Anamnesis terdapat Gejala LUTS :
1. Sulit BAK
2. Selalu ingin BAK yang tidak bisa ditahan
3. Menetes saat BAK
4. BAK tidak lampias
3. RT :
1. Pull atas tidak teraba
4. Pemeriksaan PSA serum 13,55 ng/dl
Penatalaksanaan
 Cefixime 2x200 mg
 Harnal 1x1
 Pct 3x500mg
TINJAUAN PUSTAKA
BENIGN PROSTATIC HYPERPLASIA
Anatomi
 Organ genitalia pria yang
terletak :
 di sebelah inferior VU,
 di depan rektum dan
 membungkus uretra posterior.
 Bentuknya seperti buah kemiri,
ukuran 4 x 3 x 2,5 cm dan
beratnya kurang lebih 20 gram
Bagian – bagian prostat

1 = Peripheral Zone,
2 Central Zone,
3 = Transitional Zone,
4 = Anterior Fibromuscular Zone.
B= Bladder,
U= Urethra,
SV= Seminal Vesicle

(adapted from Algaba[10]).


Batas – batas prostat

Superior Basis prostatae berhubungan dengan collum vesicae

Inferior Apex prostatae terletak pada fascies superior diaphragm urogenitale

Anterior Facies anterior prostatae berbatasan dengan symphysis pubica,

posterior Facies posterior prostatae berhubungan erat dengan facies anterior ampulla
recti
Lateral fascies lateralis prostatae difiksasi oleh serabut anterior musculus levator ani
Struktur prostat
terbagi menjadi lima lobus :
1. Lobus anterior : terletak di depan urethra dan tidak mempunyai jaringan
kelenjar.
2. Lobus medius atau lobus medianus : kelenjar berbentuk baji yang
terletak di antara urethra dan ductus ejaculatorius.
- Permukaan atas lobus medius berhubungan dengan trigonum vesicae,
bagian ini mengandung banyak kelenjar.
3. Lobus posterior : di belakang urethra dan di bawah ductus ejaculatorius,
juga mengandung kelenjar.
4. Lobus prostatae dextra dan sinistra : di samping urethra dan dipisahkan
satu dengan yang lain oleh alur vertical dangkal yang terdapat pada fascies
posterior prostatae.
5. Lobus lateralis mengandung banyak kelenjar.3
vaskularisasi
 Di perdarahi dari Cabang dari a. Vesicalis inf & a. Rectalis
media.
 V. Membentuk plexus venosus prostaticus, yg terletak di
antara capsula prostatica dan selubung fibrosa. Plexus
menampung darah dr v. dorsalis profunda penis v. Vesicalis
 muara ke v. Aliaca interna.
 Limfe, pmbuluh limf dr prostat mengalirkan cairan ke nodi
aliaca interna
 Saraf, persarafan prostat dr plexus hypogastricus inferior.
Saraf simpatis merangsang otot polos prostat saat ejakulasi.
BPH
Definisi
Benign prostate hyperplasia merupakan suatu kondisi
terjadinya hyperplasia kelenjar periurethral yg mendesak jar.
Prostat yg asli ke perifer sehingga menutup canalis uretral
secara partial maupun complete.

diagnosis histologis ditandai oleh proliferasi dari elemen


seluler prostat. Terjadi Akumulasi Seluler dan pembesaran
kelenjar yang mungkin ditimbulkan akibat proliferasi epitel
dan stroma, gangguan program kematian sel (apoptosis),
atau keduanya.
BPH
Epidemiologi

Prevalensi dari hasil studi otopsi BPH menunjukkan


peningkatan kira-kira sebanyak 20% pada pria
dengan umur 41-50 tahun, menjadi 50 % pada pria
dengan umur 51-60 tahun dan menjadi >90% pada
pria >80 tahun.
Etiologi
 masih belum diketahui secara pasti penyebab terjadinya

hyperplasia prostat,

 2 faktor yang erat kaitannya dengan BPH yaitu; peningkatan


kadar dihidrotestosteron (DHT) dan proses aging (menjadi
tua).
 Beberapa hipotesis diduga timbulnya hiperplasia prostat :
1) teori dihidrotestoteron,
2) adanya ketidakseimbangan antara estrogen dan testosteron,
3) interaksi antara sel stroma dan sel epitel prostat,
4) berkurangnya kematian sel (apoptosis) dan
5) teori stem sel.4
Patofisiologi
Hiperplasia Prostat

Penyempitan lumen uretra posterior

Tekanan intravesikal

Buli-buli Ginjal dan Ureter


Hipertrofi otot detrusor Refluks vesiko ureter
Trabekulasi Hidroureter
Selula Hidronefrosis
Divertikel buli-buli Pionefrosis pilonefritis Gagal ginjal

Timbul gejala LUTS


Gambaran Klinis:

”Lower Urinary Track Symptom” (LUTS) terdiri atas :


 Gejala berkemih (obstruktif), yaitu pancaran urin lemah, buang air

kecil lama, pengosongan kandung kemih tidak sempurna, retensi urin.


 Gejala penyimpanan urin (iritatif), yaitu urgensi, frekuensi

meningkat, nokturia, inkontinen.

Untuk menilai tingkat keparahan dari keluhan pada saluran kemih


sebelah bawah, Sistem skoring yang dianjurkan oleh WHO adalah
International Prostatic Symptom Score (I-PSS).
International Prostatic Symptom Score (I-
PSS).
 Dari skor I-PSS itu dapat dikelompokkan gejala
LUTS dalam 3 derajat,:

(1) Ringan : 0 -7 – Watchfull waiting,


(2) SEDANG : 8 - 19 – MEDIKAMENTOSA,
(3) Berat : 20 - 35 – Operasi.
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
 Urinalisis.

 Faal ginjal

 PSA (Prostat Spesific Antigen)

 Uroflowmetry (Pancaran urine)

 Residu urine
Pencitraan
 USG

 Uretrosistograf retrograd

 TAUS (Transabdominal Ultrasonogrphy atau

TRUS (Transrectal Ultrasonography)


 Uretrosistoskopi

 Urodinamik
Terapi
 Wathchful waiting
 Medikamentosa
a . Penghambat Alpha (Alpha Blocker)
b. Penghambat 5ɑ- Reduktase (5ɑ-Reductase inhibitors).
c. Terapi kombinasi
d. Fitoterapi
 Operasi Konvensional
A. Transurethral resection of the prostate (TURP)
B. Transurethral incision of the prostate
C. Open simple prostatectomy
D. Transuretral needle ablation of the prostate
High Intensity Focused Ultrasound
Medikamentosa
REFFERENSI
1. Potts, J.M. Essential Urology: A Guide to Clinical Practice. Humana Press Inc., Totowa, NJ. Pg 191
2. Schwartz.Manual of Surgery,in Urology, Benign Prostatic Hyperplasia.Mc Graw Hills Companies.
2006. Pg. 1061
3. Snell, Richard S. Clinical Anatomy For Medical Students 6th edition in cavitas Pelvis Part II.Lippincot
William & Wilkins Inc. 2006. USA. Pg.350-352.
4. Presti JC. Smith’s General Urology, in Neoplasm of The Prostate Gland. 16th edition. USA : Lange
Medical Books/McGraw-Hill Company, 2004. Pg.399-420
5. WebMD, Men’s Health, Human Anatomy section, topic of Prostate Gland, Subject of Prostate Picture,
Definition, Function, Condition, Test, and Treatment. Last reviewed on April 28 th 2010 by WebMD, di
unduh dari http://men.webmd.com/picture-of-the-prostate pada tanggal 21 januari 2012 (pkl. 15.00 WIIB)
6. Jr, Presti C Joseph. ,MD. Neoplasms of the Prostate Gland. Page 399-417.
7. Unduh dari http://emedicine.medscape.com/article/437359-overview pada tanggal 21 januari 2012 (pkl.
21.42 WIB).
8. Wein AJ, kavoussi LR, Novick AC , parin AW, peters CA. 2008. Cambell’s Urology. Philadelpia:
sauders. 9th ed
9. Tanagho EA, McAnnich JW. 2008. Smith’s General urology. San Fransisco: McGraw Hill. 17 th ed.
Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Anda mungkin juga menyukai