Anda di halaman 1dari 17

PERIAPENDIKULAR INFILTRAT

Definisi PAI
 Peri Apendikuler Infiltrat adalah inflamasi pada
apendiks atau mikroperforasi yang ditutupi atau
dibungkus oleh omentum dan atau lekuk usus halus
atau peritoneum sehingga terbentuk suatu massa
(Samsuhidajat dan De Jong, 2005)
Etiologi
 Hiperplasi Jaringan Limfoid
 Fekalit
 Tumor apendiks
 Cacing askaris
 Entamoeba hystolitica
 Makanan rendah serat
 Konstipasi
Patofisiologi
Gejala Klinis
 Riwayat Apendisitis akut
 Ditemukan massa apendikuler pada regio iliaka dextra
 Massa apendiks dengan inflamasi aktif
 KU  sakit, suhu tubuh tinggi
 Pemeriksaan fisik  Tanda peritonitis regio iliaka dextra
 Hasil Lab  Leukositosis dan shift to the left
 Massa apendiks dengan inflamasi mereda (masa afroid)
 KU  baik, tidak terlihat sakit, suhu tubuh normal
 Pemeriksaan fisik  tanda peritonitis (-), teraba massa
batas jelas, nyeri tekan ringan
 Hasil Lab  hitung leukosit dan hitung jenis leukosit
normal
Pemeriksaan Fisik
 Inspeksi  Perut kembung (distensi), massa di regio iliaka
dextra
 Auskultasi  bisa normal atau hiperaktif atau hipoaktif
 Perkusi  timpani (perforasi -), pekak hepar hilang (perforasi
+)
 Palpasi  teraba massa berbatas jelas di regio iliaka dextra,
nyeri tekan (ringan)/(+ berat),
defans muskuler (-)/(+)
 RT  nyeri terbatas arah jam 10-11  apendisitis pelvinal
pada anak tidak dianjurkan
 Rovsing sign
 Rebound fenomena
 Uji Psoas
 Uji Obturator
Pemeriksaan Penunjang
 Lab
DL  leukositosis ringan

UL  Sedimen dapat normal atau didapati leukosit dan eritrosit >


normal bila inflamasi apendiks menempel pada buli atau ureter
Radiologi

 Apendiks normal pada  Tampak gambaran ileus


apendikogram air fluid level dan garis
 Apendisitis  lumen < ±5 udara bebas sepanjang
mm (sempit) colon ascenden
USG

Currently the diagnostic criteria for appendicitis includes complete


visualization of the appendix, measuring its outer diameter,
compressibility

*Apendiks yang normal jarang tampak dengan pemeriksaan ini.


*Keadaan apendiks perforasi ditandai dengan tebal dinding apendiks
yang asimetris, cairan bebasintraperitonial, dan abses tunggal atau
CT SCAN

 These three axial CT slices (radiographs A, B, and C above)


demonstrates an inflamed fluid filled appendix. All three CT
images show an appendicolith blocking the lumen at its
junction to the cecum (arrows). There is a significant amount of
swelling of the appendix as a result of this blockage due to
cyclic changes of edema, ischemia, and bacterial invasion. The
appendicoliths, wall enhancement with surrounding infiltrate
is consistent with a diagnosis of appendicitis.
Diagnosis Banding
 Karsinoma sekum
 Chron’s disease
 Karsinoma Ovarium
 Parametritis
 Actinomikosis Intestinal
 Tuberkulosis ileosekal Hiperplasi
 Kista twisted ovarii
 Limfadenitis iliaka
Tata Laksana
Menurut Garba dan Ahmed (2008)
 Inisial Konservatif diikuti interval apendiktomi 6-8
minggu kemudian
 Kesulitan operasi lebih sedikit, sayatan yang dibutuhkan
saat pembedahan lebih pendek, waktu pembedahan
lebih pendek.
 Apendiktomi tanpa didahului terapi konservatif
 Mengeliminasi resiko apendisitis rekuren, waktu inap
pasien lebih pendek, namun komplikasi post
apendiktomi sekitar 36% sebanding dengan presentase
komplikasi apendisitis akut yang perforasi
 Konservatif tanpa apendiktomi
 Tidak ada metode yang dapat memprediksi munculnya
rekurensi sehingga dipandang kurang perlu dilakukan
interval apendiktomi setelah konservatif
Terapi konvensional dan banyak dilakukan
Prognosis
 Angka mortalitas PAI yang mengalami perforasi 
0,2% dan meningkat pada usia tua sebesar 15%
KOMPLIKASI
 Apendiks Perforasi
 Abses apendiks
 Keganasan Apendiks
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai