I. PENDAHULUAN
Kecelakaan lalu lintas sering sekali terjadi di negara kita,
khususnya di kota ini. Ratusan orang meninggal dan luka-luka tiap tahun
karena peristiwa ini. Memang di negara ini, kasus kecelakaan lalu-lintas
sangat tinggi. Kecelakaan lalu-lintas merupakan pembunuh nomor tiga di
Indonesia, setelah penyakit jantung dan stroke. Menurut data kepolisian
Republik Indonesia Tahun 2003, jumlah kecelakaan di jalan mencapai
13.399 kejadian, dengan kematian mencapai 9.865 orang, 6.142 orang
mengalami luka berat, dan 8.694 mengalami luka ringan. Dengan data
itu, rata-rata setiap hari, terjadi 40 kecelakaan lalu lintas yang
menyebabkan 30 orang meninggal dunia. Macam-macam
Trauma, Trauma yang terjadi kecelakaan lalu-lintas memiliki banyak
bentuk, tergantung dari organ apa yang dikenai. Trauma semacam ini,
secara lazim, disebut sebagai trauma benda tumpul. Ada tiga trauma
yang paling sering terjadi dalam peristiwa ini, yaitu trauma kepala, fraktur
(patah tulang), dan trauma dada.
Penatalaksanaan untuk penyakit ini Fraktur 1-2 iga tanpa adanya
penyulit/kelainan lain : konservatif (analgetika), Fraktur >2 iga :
waspadai kelainan lain (edema paru, hematotoraks,
pneumotoraks), Penatalaksanaan pada fraktur iga multipel tanpa penyulit
pneumotoraks, hematotoraks, atau kerusakan organ intratoraks lain,
adalah: Analgetik yang adekuat (oral/ iv / intercostal block), Bronchial
toilet, Cek Lab berkala : Hb, Ht, Leko, Tromb, dan analisa gas
darah, Cek Foto Ro berkala. Jika penyakit ini tidak segera ditangani
maka dapat menimbulkan komplikasi gangguan pernafasan dan
pendarahan Seperti pneumonia, pneumotorak, hematotorakdan yang
lebih parah lagi dapat mengakibatkan kematian. (Ganong, W.F., 2003).
Untuk mencegah komplikasi lebih lanjut maka penatalaksanaan
selanjutnya adalah dengan dilakukan operasi dengan cara menyambung
tulang iga yang patah dengan memasang plate pada tulang tersebut.
Tindakan ini dikenal dengan nama Kliping Costa.
II. TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM
Setelah mengikuti pelatihan perawat instrument, peserta diharapkan
mampu mengembangkan pola pikir ilmiah dan menerapkan asuhan
keperawatan perioperatif pada pasien Clipping Costae
III. TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS
Pada akhir pelatihan diharapkan peserta pelatihan mampu:
1. Memahami dan melakukan persiapan instrumen secara mandiri
2. Memahami, mampu dan melakukan persiapan instrumen pada
operasi Klipping Kosta
3. Mampu melakukan persiapan bahan habis pakai pada Klipping
Kosta
4. Mampu secara mandiri melaksanakan handling instrumen pada
pasien dengan tindakan Klipping Kosta
5. Melakukan asuhan keperawatan perioperatif pada pasien Klipping
Kosta
6. Mampu melaksanakan perawatan alat yang digunakan ada
operasi Klipping Kosta
7. Mampu melakukan inventarisasi alat serta packing atau setting
instrument untuk operasi Klipping Kosta
IV. POKOK BAHASAN
1. Definisi
2. Klasifikasi
3. Etiologi
4. Patofisiologi
5. Penatalaksanaan
6. Klipping Costae
V. METODE
1. CTJ
2. Diskusi
3. Simulasi
4. Demonstrasi
5. Praktek Lapangan
6. Instrumen Teknik
Scrubbing
Gowning
Drapping
Dekatkan alat
Scrub nurse memasang,mengatur dan menyiapkan couter
dan suction dan beritahukan operator bahwa instrumen siap
Scrub nurse memberikan mess no 22 kepada operator untuk
melakukan incisi
Scrub nurse memberikan pinset chirrrugie dan couter kepada
operator untuk memperdalam incisi dan berikan pinset
chirrugie,pean manis dn kassa kepada asisten operator unutk
merawat perdarahan
Scrub nurse memberikan hak tajam untuk asisten agar dapat
memperluas lapang pandang operator,sayatan diperdalam
sampai otot dengan menggunakan kouter
Berikan langenback kepada asisten,pinset chirrugie pada
opertor untuk insici pada otot
Setelah terlihat costae yang patah.berikan operator
rasparatorium untuk memisahkan costae dengan otot yang
melekat. Berikan scapula hak kepada asisten jika patahan
costae lebih ke arah superior.
Berikan 2 elevator kepada operator untuk membebaskan
/mengangkat costae dari costal bed
Berikan SHAPP plate kepada operator sesuai dengan ukuran
pasien
Berikan klem kotcher besar kepada operator untuk fiksasi
sementara pada plate
Berikan tang klipper pada operator untuk fiksasi kaki2 dari
SHAPP plate
Jika diperlukan pasang thorax drain
Bersihkan area pemasangan plate dengan cairan Nacl 0.9%
sampai bersih
Berikan naldfoder pinset chirrugie dengan benang vicryl no 1
untuk jahitan otot lapis demi lapis sampai fasia.berikan klem
pean dan gunting benang kepada asisten
Berikan naldfoder dan pinset chirrugi dengan benang proline
no 3-0 kepada operator untuk jahitan kulit. Berikan gunting
benang serta kassa kepada asisten
Setelah selesai scrub nurse mengecek ulang penggunaan
kassa, jumlah instrumen dan bahan habis pakai yang
digunakan
Dressing luka operasi dan bersihkan pasien
Bereskan alat
Cuci tangan
Dokumentasikan
Brinker, WO., Piermattei, DL, Flo, GL., Small Animal Orthopedics and
Fracture Treatment., 1983
Brinker MR, O'Connor DP, Almekinders LC, et al. Brinker MR, O'Connor DP,
Almekinders LC, et al. Bone injury. Cedera tulang. In: DeLee JC, Drez D
Jr, Miller MD, eds. DeLee and Drez's Orthopaedic Sports Medicine. 3rd
ed. Dalam: DeLee JC, Drez D Jr, MD Miller, eds DeLee dan Drez ini
Orthopaedic Sports Medicine 3rd ed... Philadelphia, Pa: Saunders
Elsevier; 2009:chap 5. Philadelphia, Pa: Saunders Elsevier, 2009: bab 5.
Brunner and Suddarth (2003). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi
8 volume 3, Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Zwischenberger B Joseph. 2010. Atlas of Thoracic Surgical Technique.
Philadelphia. Saunders, imprint Elsevier Inc.