Anda di halaman 1dari 24

FISTULA PERIANAL

Sopyan Hadi
Anatomi anorektal
Atlas Sobotta
Atlas Sobotta
Fistula Ani
 Fistula adalah hubungan abnormal antara dua
tempat yang berepitel.

 Fistula ani adalah fistula yang


menghubungkan antara kanalis anal ke kulit
di sekitar anus (ataupun ke organ lain seperti
ke vagina).
 Pada permukaan kulit bisa terlihat satu atau
lebih lubang fistula, dan dari lubang fistula
tersebut dapat keluar nanah ataupun kotoran
saat buang air besar.

 Terdapat berbagai jenis fistula, mulai dari


yang simple hingga fistula kompleks yang
bercabang cabang dan melibatkan otot
sphincter ani
ETIOLOGI
 Sebagian besar fistula terbentuk dari sebuah
abses (tapi tidak semua abses menjadi
fistula).

 Mayoritas penyakit supurativ anorektal terjadi


karena infeksi dari kelenjar anus
(cyptoglandular).
epidemiologi
 Fistula ani sering terjadi pada laki laki berumur
20 – 40 tahun, berkisar 1-3 kasus tiap 10.000
orang.
 Sekitar 40% pasien dengan abses akan
terbentuk fistula.
 Fistula ani juga dapat terjadi pada kondisi
inflamasi berkepanjangan pada usus, seperti
pada Irritable Bowel Syndrome (IBS),
diverticulitis, colitis ulseratif, dan penyakit
crohn, kanker Rectum, tuberculosis usus, HIV-
AIDS, dan infeksi lain pada daerah ano-rektal.
 Sebagian besar fistula ani memerlukan
operasi karena fistula ani jarang sembuh
spontan.

 Setelah operasi risiko kekambuhan fistula


termasuk cukup tinggi yaitu sekitar 21% (satu
dari lima pasien dengan fistula post operasi
akan mengalami kekambuhan).
Goodsall’s Rule
 Garis imajiner transversal yang melewati
anus, membagi perineum menjadi anterior
dan posterior
Goodsall ‘s Rule
 Muara eksterna di anterior garis imajiner 
fistel berjalan lurus, mengarah langsung
secara radier ke arah anus bagian anterior.
 Muara eksterna di posterior garis imajiner 

fistel melengkung menuju garis tengah


posterior kanalis analis
 Muara eksterna di anterior garis majiner dan

lebih dari 3 cm dari anus  fistel akan


melengkung ke posterior
Park Classification
1. Intersphincter fistula in-ano
Berawal dalam ruang
di antara muskulus
sfingter eksterna dan
interna  bermuara
berdekatan dengan
lubang anus.
Park Classification
2. Transphincteric Fistula
Berawal dalam ruang
di antara muskulus
sfingter eksterna dan
interna  melewati
muskulus sfingter
eksterna  bermuara
sepanjang satu atau
dua inchi di luar
lubang anus
Park Classification
3. Suprasphincteric fistula
Berawal dari ruangan
diantara m. sfingter
eksterna, dan interna 
membelah ke atas
muskulus pubrektalis 
turun di antara puborektal
dan m.levator ani 
muncul satu atau dua
inchi di luar anus.
Park Classification
4. Extrasphincteric fistula
Berawal dari rektum atau
colon sigmoid dan
memanjang ke bawah 
melewati muskulus levator
ani dan berakhir di sekitar
anus.
Fistula ini biasa disebabkan
oleh abses appendiceal,
abses diverticular, atau
Crohn’s Disease.
GEJALA KLINIS

 Anamnesis
◦ Nyeri, yang bertambah pada saat bergerak,
defekasi, dan batuk.
◦ Keluar darah atau nanah dari lubang fistula.
◦ Iritasi atau ulkus di kulit di sekitar lubang fistula.
◦ Gatal sekitar anus dan lubang fistula.
◦ Benjolan (Massa fluktuan) bila masih berbentuk
abses.
◦ Demam, dan tanda tanda umum infeksi.
◦ Riwayat abses anorectal
PEMERIKSAAN FISIK
 Inspeksi
◦ Dapat ditemukan satu atau lebih external opening
atau teraba fistula di bawah permukaan
◦ Muara eksterna : papul kemerahan, pus, dapat
berupa jaringan granulasi/sikatriks
◦ Ditekan : keluar sekret serosanguinolen/purulen

 Palpasi/colok dubur bimanual


◦ Fistel teraba seperti tali
◦ Muara interna : cekungan keras, atau tonjolan
jaringan pada dinding kanalis analis
FISTULOTOMY DAN FISTULECTOMY
 Fistulotomi: Fistel di insisi dari lubang
asalnya sampai ke lubang kulit, dibiarkan
terbuka, sembuh per sekundam intentionem.

 Fistulektomi: dengan cara eksisi seluruh


jaringan fibrosa dan saluran fistula. Luka juga
dibiarkan terbuka
Fistulotomy and Fistulectomy
Teknik Operasi
Posisi pasien litotomi atau knee chest :
1. Dilakukan anestesi regional atau general
2.Sebelum melakukan operasi sangat penting untuk meraba
adanya jaringan fibrotik saluran fistel di daerah perianal
maupun dekat linea dentata, sehingga dapat ditentukan asal
dari fistel
3. Dengan tuntunan rektoskopi dicari internal opening dengan
cara memasukkan methilen blue yang dapat dicampuri
perhidrol
4. Bila internal opening belum terlihat dilakukan sondage secara
perlahan dengan penggunaan sonde tumpul yang tidak kaku
kedalam fistula dan ujung sonde diraba dengan jari tangan
operator yang  ditempatkan dalam rektum
5. Bila internal opening telah ditemukan, dengan tuntunan
sonde, dapat dilakukan fistulotomi yaitu dengan cara insisi
fistula searah panjang fistula dan dinding fistula dilakukan
curettage untuk pemeriksaan patologi. Hati-hati jangan sampai
memotong sfingter eksterna.
6.  Luka operasi ditutup dengan tampon.
KOMPLIKASI OPERASI
 Komplikasi yang dapat timbul berupa
perdarahan, inkontinensia fecal, retensio
urine, infeksi, serta komplikasi akibat
anesthesia.
PERAWATAN PASCA BEDAH
 Hari pertama penderita sudah diperbolehkan
makan.
 Antibiotika dan analgetik diberikan selama 3 hari.
Pelunak feces dapat diberikan pada penderita
dengan riwayat konstipasi sebelumnya.
 Tampon anus dibuka setelah 2×24 jam atau jika
terdapat perdarahan dapat dibuka sebelumnya.
 Rawat luka dilakukan setiap hari.
 Setelah penderita mampu mobilisasi, penderita
diminta rendam duduk 2x sehari dengan larutan
Permanganas Kalikus (KMNO4) selama 20 menit.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai