Disusun Oleh:
202103006
TAHUN 2021/2022
A. Konsep teoritis
1. Pengertian
panjangnya dimulai dari saluran anus (dubur) hingga ke kulit sekitar lubang
anus. Kondisi ini bisa dipicu oleh berbagai penyakit, seperti tuberkulosis,
kondisi di mana rongga rektum terisi dengan nanah dan nanah tersebut muncul
di sekitar anus. Rektum adalah bagian terakhir dari usus besar di mana tinja
disimpan sebelum dikeluarkan melalui anus. Ketika rektum dan kelenjar lendir
dubur terinfeksi, maka akan terbentuk lubang-lubang kecil pada rongga rektum
dam terisi dengan nanah. Rongga yang diisi dengan nanah ini disebut abses dan
Fistula ani adalah fistula yang menghubungkan antara kanalis anal ke kulit di
bisa terlihat satu atau lebih lubang fistula, dan dari lubang fistula tersebut dapat
keluar nanah ataupun kotoran saat buang air besar.Terdapat berbagai jenis
fistula, mulai dari yang simple hingga fistula kompleks yang bercabang cabang
dan melibatkan otot sphincter ani (otot yang mengatur proses defekasi).
Fistula ani sering terjadi pada laki laki berumur 20 – 40 tahun, berkisar 1-3
kasus tiap 10.000 orang. Sebagian besar fistula terbentuk dari sebuah abses
(tapi tidak semua abses menjadi fistula). Sekitar 40% pasien dengan abses akan
terbentuk fistula.
Mayoritas penyakit supurativ anorektal terjadi karena infeksi dari kelenjar anus
kelenjar anus di garis kripte. Ketidakmampuan abses untuk keluar dari kelenjar
Fistula ani juga dapat terjadi pada pasien dengan kondisi inflamasi
Sebagian besar fistula ani memerlukan operasi karena fistula ani jarang sembuh
spontan. Setelah operasi risiko kekambuhan fistula termasuk cukup tinggi yaitu
sekitar 21% (satu dari lima pasien dengan fistula post operasi akan mengalami
kekambuhan).
2. PATOFISIOLOGI
sengaja atau spontan pecah, menyisakan ruang kosong. Ruang sisa abses
dapat menetap membentuk kista atau fistula antara kanalis anal dengan kulit
perianal. Fistula ani sering terjadi di kripta anus. Fistula ani dimulai dari
sekresi kelenjar ani yang mengalir masuk ke kripta anus dan keluar melalui
yaitu:
kulit perianal
di fossa ischioanal
5. Fistula ekstrasfingterik, yaitu fistula yang berawal dari kanalis anal
3. ETIOLOGI
diawali oleh infeksi anorektal. Beberapa mikroba yang menjadi etiologi abses
kosong yang menetap, membentuk kista atau fistula antara kanalis analis
Faktor Risiko
Beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan angka kejadian fistula ani,
yaitu:
terlalu lama duduk di toilet ketika buang air besar, jarang berolahraga
4. PENATALAKSANAAN
Fistulotomi
menangani fistula ani, yaitu sebesar 85-95% dari pasien fistula ani.
fistula rekuren.
Terapi pembedahan:
Fistulotomi: Fistel di insisi dari lubang asalnya sampai ke lubang
membiarkannya terbuka.
dua macam Seton, cutting Seton, dimana benang Seton ditarik secara
dan benang akan ditolak oleh tubuh dan terlepas sendiri setelah
beberapa bulan.
Berikut adalah sejumlah gejala yang dapat muncul akibat fistula ani:
Nyeri pada area anus yang semakin parah saat duduk, bergerak, buang
6. KOMPLIKASI
operasi. Komplikasi ini bisa berupa retensi urine, perdarahan hebat atau
Tak cuma itu saja, komplikasi lain yang umumnya dapat timbul setelah
minggu).
Pada dasarnya semua operasi membawa risiko infeksi ketika sayatan
pada saluran fistula). Dalam beberapa teknik bedah fistula, prosedur ini
Nah, dalam kasus seperti itu, infeksi pada saluran fistula dapat menyebar
fistula.
7. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Penunjang
8. KLASIFIKASI
Klasifikasi
1. Intersphinteric fistula
2. Transphinteric fistula
3. Suprasphinteric fistula
anus.
4. Ekstrasphinteric fistula
1. Pengkajian
Data Fokus
DO: ekspresi wajah tampak meringis saat memegang bagian yang nyeri
operasi.
Intervensi:
karena nyeri.
meningkatnya nyeri.
Intervensi:
penggantian balutan.
antibiotik.