18014101024
FISTULA
DEFENISI
Fistula atau fistel merupakan bahasa latin yang artinya pipa. Fistel
merupakan hubungan atau jalur antara dua epitel organ atau jaringan yang
normalnya tidak berhubungan.
ETIOLOGI
Fistel dapat terjadi disebabkan oleh beberapa kondisi dari penyakit ataupun
akibat tindakan saat dilakukan operasi terhadap suatu penyakit. Beberapa kondisi
yang dapat menimbulkan fistula antara lain:
- Penyakit pada usus yang disebut Chron Disease yang dapat menyebabkan
timbulnya fistel antara usus (entero-enteral fistula) ataupun antara kulit
perut dengan usus (enterocutaneous fistula) dan anorektal fistula.
- Pasien yang telah menjalani operasi pada gallbladder dapat menyebabkan
timbulnya fistel antara traktus biliaris dengan usus atau hepar.
- Pasien yang menjalani radioterapi pada daerah genitalia, dapat
menyebabkan timbulnya fistel antara vagina dan vesica urinarie
(vesicovaginalis fistula). Komplikasi dari persalinan juga dapat
menimbulkan fistel vesicovaginalis atau rectovaginalis.
- Trauma capitis juga dapat myebabkan timbulnya fistula perilimfe atau
fistula antara telinga tengah dan telinga dalam yang menimbulkan
gangguan. Trauma juga dapat menyebabkan timbulnya fistula antara
arteri dan vena (arteriovenous fistula)
JENIS-JENIS FISTULA
1. Blind fistula, merupakan fistel berbentuk tabung yang terbuka pada salah
satu sisi dan sisi yang lainnya tertutup. Jika tidak diobati akan berubah
menjadi komplit fistula.
Fabiola Valentine Umboh
18014101024
1. Non-operatif
a. Bebrapa fistel dapat menutup secara spontan, khususnya low
output
b. Pemberian antibiotik untuk mencegah infeksi
c. Pemberian nutrisi
d. Perwatan stoma untuk mencegah iritasi kulit
e. Jika lebih >6 minggu dipikirkan untuk tindakan bedah
2. Tindakan Operatif:
pada pasien dengan fistel yang tidak dapat menutup secara spontan
dilakukan tindakan defenitif yaitu operasi laparatomi.
Komplikasi :
1. Sepsis
2. Gangguan cairan dan elektrolit
3. Nekrosis pada kulit
4. Malnutrisi
1. Fistel obstetri, fistel yang timbul akibat : Partus lama atau partus dengan
tindakan, seperti pada tindakan SC, kranioklasi, dekapitasi,
ekstraksidengan cunam,seksio-histerektomia
2. Fistel gynekologi, fistel yang timbul akibat tindakan operasi pada pasien
dengan carcinoma, terutama carcinoma cervix. Pasien dengan operasi
histerektomi.
3. Fistel traumatik, fistel yang timbul akibat komplikasi pemasangan kateter,
kecelakaan dan pasien dengan abortus kriminalis.
1. Inkontinensia urin
2. Keluarnya urin pervaginam
3. Dapat menimbulkan vaginitis dan eksema pada daerah vulva
1. Inkontinensia alvi
2. Keluarnya feses melalui vagina
3. Flatus keluar melalui vagina
4. Dapat menimbulkan infeksi jalan lahir
Penanganan
3. Sedang fistula yang ditemukan beberapa hari setelah persalinan atau pasca
pembedahan maka dikerjakan operasi setelah 3 bulan, bila penutupan fistel
gagal dilakukan reoperasi 3 bulan kemudian
Fistulal anorektal
Fistula anorektal yang sering pula disebut fistel ani atau fistel
perianal/paraanal.fistula anorektal adalah komunikasi abnormal antara anus dan
kulit perianal. Kelenjar pada kanalis analis terletak pada linea dentate,
menyediakan jalur organismeyang menginfeksi untuk sampai pada daerah
intramuscular.
Etiologi
Fistula dapat muncul secara spontan atau sekunder karena abses perianal
(atauperirektal). Faktanya, setelah drainase dari abses periani, hampir 50 %
terdapat kemungkinan untuk berkembang menjadi fistula yang kronik. Fistula
lainnya dapat terjadi sekunder karena trauma, penyakit Crohn. fisura ani,
karsinoma, terapi radiasi, aktinomikosis, tuberculosis, dan infeksi klamidia.
1. Fistula transsphingter
Fistula transsphingter disebabkan oleh abses ischiorektal, dengan
perluasan jalur melalui sphingter eksterna. Terjadi sekitar 25 % dari semua
fistula. Jalur utama menyebrang sphincter externus yang terdapat pada
Fabiola Valentine Umboh
18014101024
Jika fistula rumit atau terletak pada tempat yang tidak lazim, dapat digunakan :
1. Diluted methylene blue dye. Disuntikkan ke dalam fistula.
2. Fistulography. Memasukkan cairan kontras, kemudian memfotonya.
3. Magnetic resonance imaging
Penatalaksanaan
Tujuan dari penatalaksanaannya adalah untuk menyembuhkan fistula
dengan sesedikit mungkin pengaruh pada otot sfingter. Perencanaan akan
bergantung pada lokasi fistula dan kerumitannya, serta kekuatan otot sfingter
pasien. Pengelolaan berdasar pada eradikasi sepsis dengan seoptimum mungkin
menjaga fungsi anal. Jalur fistula harus dibuka dan diizinkan untuk sembuh dari
dasarnya. Mayoritas fistula superfisial dan intersphincter (85%) langsung dapat
diatasi.
Sisanya (transphincteric dan suprasphincteric) jauh labih sulit dan
membutuhkan perawatan spesialis. Biasanya perawatannya lebih lama; dilakukan
secara bertahap untuk mencegah kerusakan sphincter.
Operasi bertujuan menginsisi di atas saluran fistula, meninggalkan insisi
tesebut terbuka untuk bergranulasi nantinya. Biasanya dicapai dengan
menempatkan sonde melalui kedua muara fistula dan memotong di atas sonde.
Jika fistula mengikuti perjalanan yang mengharuskan pemotongan sfingter, maka
insisi harus memotong serabut otot tegak lurus dan hanya pada satu tingkat. Bila
timbul inkontinensia, jika otot terpotong lebih dari satu tempat.
Fabiola Valentine Umboh
18014101024
Benang yang halus monofilamen (seton) sering ditaruh melalai jalur primer
di sekitar sphincter externa sebagai drain sementara luka lebar di sebelah exterior
striated muscle dari sphincter externus mengalami penyembuhan.
1. Fistulotomy
Ahli bedah pertama-tama melakukan pelacakan untuk mencari muara
interna fistula. Lalu, ahli bedah memotong dan membiarkan jalurnya dalam
keadaan terbuka, mungkuretnya (mengeluarkan isinya), lalu menempelkan sisinya
ke sisi yang diinsisi sehingga fistula dibiarkan terbuka (diratakan) flattendout.
Untuk memperbaiki fistula yang lebih rumit, seperti horshoe fistula (dimana
jalurnya melewati sekitar dua sisi tubuh dan mempunyai muara eksternal pada
kedua sisi dari anus), dokter bedah dapat membiarkan terbuka hanya pada segmen
dimana jalurnya bersatu dan mengeluarkan jalur sisanya.
Jika sejumlah banyak otot sfingter yang harus digunting, pembedahan dapat
dilakukan dalam lebih dari satu tahap dan harus diulang jika seluruh saluran
belum dapat ditemukan.
Teknik dibiarkan terbuka (Fistulotomi) berguna pada mayoritas perbaikan
fistula. Pada prosedur ini, dimasukkan probe melalui fistula (melalui kedua
muara), dan kulit yang menutupinya, jaringan subkutis, dan otot sfingter
dipisahkan, oleh sebab itu membuka salurannya. Kuretasi dilakukan untuk
memindahkan jaringan granulasi pada dasar saluran. Teknik ini dilakukan secara
hati-hati untuk menghindari terlalu banyak menggunting sfingter (yang dapat
menyebabkan inkontinensia). Fistulotomi dibiarkan menutup secara sekunder.
Pada fistel dapat dilakukan fistulotomi atau fistulektomi. Dianjurkan sedapat
mungkin di lakukan fistulotomi, artinya fistel dibuka dari lubang asalnya sampai
ke lubang kulit. Luka dibiarkan terbuka sehingga menyembuh mulai dari dasar per
sekundam intentionem. Lukanya biasanya akan sembuh dalam waktu agak
singkat. Kadang dibutuhkan operasi dua tahap untuk menghindari terpotongnya
sfingter anus.
2. Flap Rektal
Fabiola Valentine Umboh
18014101024
3. Penempatan Seton
DAFTAR PUSTAKA
1. Herry yudha. 2012. Diagnosa dan Penatalaksanaan Fistula Ani. Diakses pada
hari Selasa, 31 Desember 2012.
http://www.dokterbedahherryyudha.com/2012/08/diagnosa-dan-
penatalaksanaan-fistula-ani.html