Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Fistula atau fistel merupakan bahasa latin yang artinya pipa. Fistel
merupakan hubungan atau jalur antara dua epitel organ atau jaringan yang
normalnya tidak berhubungan. Fistel dapat terjadi disebabkan oleh beberapa
kondisi dari penyakit ataupun akibat tindakan saat dilakukan operasi terhadap
suatu penyakit.Biasanya jika fistula ada di perut, orang dapat dengan mudah
menyimpulkan bahwa hal itu disebbakan oleh penyakit radang di perut.
Penyakit Crohrn, misalnya, dianggap sebagai penyebab utama berbagai jenis
fistula, termasuk fistula enteroenteral, anorektal dan enterocutaneous. Dalam
beberapa kasus, seseorang yang menderita kasus hidradenitis supuratif (HS)
yang serius, penyakit kronis yang sering didiagnosis oleh adanya luka nanah
(abses) dan kista gugus, akan memiliki fistula di berbagai bagian tubuh,
termasuk ketiak,paha bagian dalam, pantat, paha dan dibawah payudara. HS
bukanlah penyakit menular dan dapat ditandai dengan periode panjang
peradangan di daerah yang terkena.
Pembedahan juga dapat menyebabkan adanya fistula.Sebagai contoh,
bedah kandung empedu, bila dilakukan secara tidak benar atau sembarangan
dapat menyebabkan fistula empedu.Dalam beberapa kasus, pasien yang
menjalani terapi radiasi juga dapat memiliki fistula vesikovaginal.Fistula juga
dapat sengaja dibuat sebagai bentuk perawatan. Sebagai contoh pasien yang
menderita gagal ginjal tahap akhir mungkin akan dilakukan dilakukan fistula
cimino ataua sambungan buatan antara permukaan kulit lengan dan vena-
dalam rangka agar lebih mudah menarik darah untuk perawatan cuci darah
(hemodialisis). Pasien yang menderita darah tinggi (hipertensi) portal juga
dapat dilakukan fistula portacaval, sehubungan antara vena cava inferior dan
pembuluh darah portal untuk pengobatan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian fistula?
2. Bagaimana etiologi fistula?
3. Apa saja jenis-jenis dari fistula?
4. Bagaimana gejala utama saat terkena fistula?
5. Bagaimana manajemen perawatan luka fistula Ani?

1
1.3 Tujuan
1.Untuk megetahui pengertian fistula.
2. Untuk mengetahui bagaiamana etiologi fistula.
3. Untuk mengetahui apa saja jenis dari fistula.
4. Untuk mengetahui gejala utama saat terkena fistula.
5. Untuk mengetahui bagaiamana manajemen perawatan luka fistula Ani.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Fistula

Fistula atau fistel merupakan bahasa latin yang artinya pipa.


Fistel merupakan hubungan atau jalur antara dua epitel organ atau
jaringan yang normalnya tidak berhubungan. Fistel dapat terjadi
disebabkan oleh beberapa kondisi dari penyakit ataupun akibat
tindakan saat dilakukan operasi terhadap suatu penyakit.

2.2 Etiologi Umum Fistula

Beberapa kondisi yang dapat menimbulkan fistula antara lain:

1. Penyakit pada usus yang disebut Chron Disease yang dapat


menyebabkan timbulnya fistel antara usus (entero-enteral
fistula) ataupun antara kulit perut dengan usus (enterocutaneous
fistula) dan anorektal fistula.
2. Pasien yang telah menjalani operasi pada gallbladder dapat
menyebabkan timbulnya fistel antara traktus biliaris dengan
usus atau hepar.
3. Pasien yang menjalani radioterapi pada daerah genitalia, dapat
menyebabkan timbulnya fistel antara vagina dan vesica urinarie
(vesicovaginalis fistula). Komplikasi dari persalinan juga dapat
menimbulkan fistel vesicovaginalis atau rectovaginalis.
4. Trauma capitis juga dapat myebabkan timbulnya fistula
perilimfe atau fistula antara telinga tengah dan telinga dalam
yang menimbulkan gangguan. Trauma juga dapat
menyebabkan timbulnya fistula antara arteri dan vena
(arteriovenous fistula).

2.3 Jenis-Jenis Fistula

Ada beberapa tipe fistula yang umum ditemukan, yaitu:

3
1. Blind fistula, merupakan fistel berbentuk tabung yang terbuka
pada salah satu sisi dan sisi yang lainnya tertutup. Jika tidak
diobati akan berubah menjadi komplit fistula.Misalnya : fistula
ani.
2. Fistula inkomplit, merupakan fistel yang hanya terbuka di
eksternal. Misalnya : fistula Vesiko vaginal dan uretro vaginal
3. Fistula komplit, merupakan fistula yang memiliki bukaan
lengkap yaitu internal dan eksternal.Misalnya : fistula
preaurikular congenital.
4. Fistula tapal kuda, merupakan fistel yang berbentuk U,
memiliki dua bukaan eksternal dan internal. Biasanya
ditemukan pada fistel ani.
2.4 Gejala Umum Fistula
Gejala yang terjadi berbeda antar berbagai jenis fistula, dan
dalam banyak kasus fistula tumbuh tidak diketahui untuk jangka
waktu yang lama.
Dalam kasus fistula yang ditemukan diantara perut, mencerna
makanan bisa sulit bagi sistem pencernaan. Pada beberapa pasien,
fistula usus ke usus dapat menyebabkan diare yang berkepanjangan
dan kekurangan gizi. Dalam banyak kasus, fistula dalam tubuh
(internal) tidak ditandai dengan gejala yang dapat diamati dan hanya
dapat terlihat melalui rontgen atau metode pencitraan kedokteran
lainnya.
Fistula anal (dubur), disisi lain mungkin adalah jenis yang paling
mudah diamati. Mereka ditandai dengan gejala seperti iritasi kulit di
daerah dubur, nyeri perut dan nyeri ketika duduk atau dalam berbagai
posisi yang mempengaruhi kulit dan otot-otot didaerah tersebut.
Beberapa fistula anal juga mengalami kebocoran tinja.
Fistula rektovaginal dan vesikovaginal sering ditandai dengan
nyeri, infeksi atau peradangan di sekitar daerah vagina. Fistula
terhubung ke kandung kemih juga kadang-kadang mengalami
kebocoran urin atau kotoran(biasannya saat buang air kecil).

4
2.5 Penatalaksaan Perawatan Luka Fistula Ani
Fistula ani adalah fistula yang menghubungkan antara kanalis
anal ke kulit di sekitar anus (ataupun ke organ lain seperti ke
vagina). Pada permukaan kulit bisa terlihat satu atau lebih lubang
fistula, dan dari lubang fistula tersebut dapat keluar nanah ataupun
kotoran saat buang air besar.Fistula ani sering terjadi pada laki laki
berumur 20 – 40 tahun, berkisar 1-3 kasus tiap 10.000 orang.Sebagian
besar fistula terbentuk dari sebuah abses (tapi tidak semua abses
menjadi fistula). Sekitar 40% pasien dengan abses akan terbentuk
fistula.

Gambar 1. Fistula Ani

a. Gejala Fistula Ani, yaitu :


a) Nyeri, yang bertambah pada saat bergerak, defekasi, dan batuk.
b) Keluar darah atau nanah dari lubang fistula.
c) Iritasi atau ulkus di kulit di sekitar lubang fistula.
d) Gatal sekitar anus dan lubang fistula.
e) Benjolan (Massa fluktuan) bila masih berbentuk abses.
f) Demam, dan tanda tanda umum infeksi.
Pada pemeriksaan fisik pada daerah anus, dapat ditemukan satu atau
lebih external opening atau teraba fistula di bawah permukaan.Pada
colok dubur terkadang dapat diraba indurasi fistula dan internal
opening.

5
b. Etiologi Fistula Ani
Mayoritas penyakit supurativ anorektal terjadi karena infeksi dari
kelenjar anus (cyptoglandular).Kelenjar ini terdapat di dalam ruang
intersphinteric.Diawali kelenjar anus terinfeksi, sebuah abses kecil
terbentuk di daerah intersfincter.Abses ini kemudian membengkak
dan fibrosis, termasuk dibagian luar kelenjar anus di garis kripte.
Ketidakmampuan abses untuk keluar dari kelenjar tersebut akan
mengakibatkan proses peradangan yang meluas sampai perineum,
anus atau seluruhnya, yang akhirnya membentuk abses perianal
dan kemudian menjadi fistula.

c. Patofisiologi Fistula Ani


Hipotesis yang paling jelas adalah kriptoglandular, yang
menjelaskan bahwa fistula ani merupakan abses anorektal tahap
akhir yang telah terdrainase dan membentuk traktus.Kanalis anal
mempunyai 6-14 kelenjar kecil yang terproyeksi melalui sfingter
internal dan mengalir menuju kripta pada linea dentate.Kelenjar
dapat terinfeksi dan menyebabkan penyumbatan.Bersamaan
dengan penyumbatan itu, terperagkap juga feces dan bakteri dalam
kelenjar. Penyumbatan ini juga dapat terjadi setelah trauma,
pengeluaran feces yang keras, atau proses inflamasi. Apabila kripta
tidak kembali membuka ke kanalis anal, maka akan terbentuk
abses didalam rongga intersfingterik. Abses lama kelamaan akan
menghasilkan jalan keluar dengan meninggalkan fistula, dimana
fistula mempunyai satu muara di kripta perbatasan anus dan
rectum, dan lobang lain di perineum di kulit perianal.

d. Pemeriksaan Penunjang
a) Fistulografi: Injeksi kontras melalui pembukaan internal,
diikuti dengan anteroposterior, lateral dan gambaran X-ray
oblik untuk melihat jalur fistula.

6
b) Ultrasound endoanal / endorektal: Menggunakan transduser 7
atau 10 MHz ke dalam kanalis ani untuk membantu melihat
differensiasi muskulus intersfingter dari lesi transfingter.
Transduser water-filled ballon membantu evaluasi dinding
rectal dari beberapa ekstensi suprasfingter.

7
c) MRI: MRI dipilih apabila ingin mengevaluasi fistula
kompleks, untuk memperbaiki rekurensi.

d) CT- Scan: CT Scan umumnya diperlukan pada pasien dengan


penyakit crohn bowel syndrome yang memerlukan evaluasi
perluasan daerah inflamasi. Pada umumnya memerlukan
administrasi kontras oral dan rektal.

8
e) Barium Enema: untuk fistula multiple, dan dapat mendeteksi
penyakit inflamasi usus.

f) Anal Manometri: evaluasi tekanan pada mekanisme sfingter


berguna pada pasien tertentu seperti pada pasien dengan fistula
karena trauma persalinan, atau pada fistula kompleks berulang
yang mengenai sphincter ani.

e. Penatalaksanaan
Terapi Konservatif Medikamentosa dengan pemberian analgetik,
antipiretik serta profilaksis antibiotik jangka panjang untuk
mencegah fistula rekuren.
Terapi pembedahan:

9
a) Fistulotomi: Fistel di insisi dari lubang asalnya sampai ke
lubang kulit, dibiarkan terbuka, sembuh per sekundam
intentionem. Dianjurkan sedapat mungkin dilakukan fistulotomi.

Gambar 2. Fistulotomi

b) Fistulektomi:Jaringan granulasi harus di eksisi


keseluruhannya untuk menyembuhkan fistula. Terapi terbaik pada
fistula ani adalah membiarkannya terbuka.

10
c) Seton: benang atau karet diikatkan malalui saluran fistula.
Terdapat dua macam Seton, cutting Seton, dimana benang Seton
ditarik secara gradual untuk memotong otot sphincter secara
bertahap, dan loose Seton, dimana benang Seton ditinggalkan
supaya terbentuk granulasi dan benang akan ditolak oleh tubuh dan
terlepas sendiri setelah beberapa bulan.

Gambar 3. Seton

d) Advancement Flap: Menutup lubang dengan dinding usus,


tetapi keberhasilannya tidak terlalu besar.

Gambar 5. Advancement Flaps

11
e) Fibrin Glue: Menyuntikkan perekat khusus (Anal Fistula
Plug/AFP) ke dalam saluran fistula yang merangsang jaringan
alamiah dan diserap oleh tubuh. Penggunaan fibrin glue memang
tampak menarik karena sederhana, tidak sakit, dan aman, namun
keberhasilan jangka panjangnya tidak tinggi, hanya 16%.

Gambar 6. Fibrin Glue

f. Pantangan
a) Hindari makanana yang sangat asam atau pedas. Misalnya cuka,
cabai dan merica. Karena dapat merangsang perut dan merusak
dinding fistula ani.
b) Hindari makanan yang sulit dicerna dan dapat memperlambat
pengosongan fistula ani. Karena dapat menyebabkan
peningkatan peregangan di fistula ani yang akhirnya dapat
meningkatkan asam fistula ani. Seperti : makanan berlemak, kue
tar, coklat dan keju.
c) Hindari minum yang meramgsang pengeluaran asam fistula ani.
Seperti : kopi, anggur putih, sari buah sitrus, dan susu.
d) Hindari makanan yang banyak mengandung gas. Misalnya
:sawi, kol, nangka, alcohol atau minumna bersoda
e) Hindari makanan yang terlalu tinggi serat. Misalnya :
kedondong dan buah yang dikeringkan.

g. Disarankan
a) Banyak makan sayuran dan buah terutama yang berserat
b) Banyak minum dan perbanyaik istirahat

12
c) Jaga kebersihan luka
d) BAB teratur
e) Makanan harus dikunyah halus sebelum ditelan
f) Disiplin minum bat dan mematuhi segala anjuran yang
diberikan.

h. Pasca Operasi
Pada operasi fistula simple, pasien dapat pulang pada hari yang
sama setelah operasi. Namun pada fistula kompleks mungkin
membutuhkan rawat inap beberapa hari.
Setelah operasi mungkin akan terdapat sedikit darah ataupun
cairan dari luka operasi untuk beberapa hari, terutama sewaktu buang
air besar. Perawatan luka pasca operasi meliputi sitz bath (merendam
daerah pantat dengan cairan antiseptik), dan penggantian balutan
secara rutin. Obat obatan yang diberikan untuk rawat jalan antara lain
antibiotika, analgetik dan laksatif. Aktivitas sehari hari umumnya tidak
terganggu dan pasien dapat kembali bekerja setelah beberapa
hari.Pasien dapat kembali menyetir bila nyeri sudah berkurang.Pasien
tidak dianjurkan berenang sebelum luka sembuh, dan tidak disarankan
untuk duduk diam berlama-lama.
 formula whey, dan diberikan melalui nasogastric tube (NGT).
Cairan tersebut diberikan sebanyak 6 x 100 cc/hari.
 Ketika NGT di lepas diberikan makanan enteral tinggi protein
sebanyak 6 x 150 cc dan bubur 600 Kkal.
 pemberiann air gula sebanyak 40 cc / 4 jam. Tujuan dari
pemberian minuman ini adalah untuk 4 gut feeding.

13
BAB III
PENUTUP

1.1 Kesimpulan
Fistel merupakan hubungan atau jalur antara dua epitel organ atau
jaringan yang normalnya tidak berhubungan. Fistel dapat terjadi disebabkan
oleh beberapa kondisi dari penyakit ataupun akibat tindakan saat dilakukan
operasi terhadap suatu penyakit.
Fistula ani adalah fistula yang menghubungkan antara kanalis anal ke
kulit di sekitar anus (ataupun ke organ lain seperti ke vagina). Pada
permukaan kulit bisa terlihat satu atau lebih lubang fistula, dan dari lubang
fistula tersebut dapat keluar nanah ataupun kotoran saat buang air besar.
Fistula ani sering terjadi pada laki laki berumur 20 – 40 tahun, berkisar 1-3
kasus tiap 10.000.

14
DAFTAR PUSTAKA

Jurnal Keperawatan Indonesia, Volume 11, No.2, September 2007; hal


72-76
http://www.academia.edu/8235794/Fistula
www.medistra.com
Majalah Kedokteran Nusantara, Volume 38, No.2, Desember 2005

15
SOAL

1. Fistula vesicovagina merupakan hubungan abnormal dengan :


a. Vesica urinaria
b. Vagina dan vesica urinaria
c. Vagina
d. Ureter
e. Vesica urinaria dan urinaria
2. Pada fistula yang kecil ada kemungkinan dapat sembuh dengan cara:
a. Pola makan
b. Istirahat sesuai yang dianjurkan dokter
c. Pemberian antibiotic dan peningkatan gizi
d. Pemasangan DC maksimal 7 hari
e. Kebersihan lingkungan
3. Berdasarkan klasifikasi park fistula transsphragter disebabkan oleh :
a. Abses
b. Ischiorektal
c. Abses periani
d. Abses perianal
e. Komplikasi DM
4. Alat yang secara khusus dibuat untuk memasukkan kedalam fistula
yaitu:
a. Anoscope
b. Fistula orobe magnetic
c. resonance imaging
d. Colonoscopy
e. Flexible sigmoidoscopy
5. Operasi bertujuan mengonsumsi di atas saluran fistula,kemudian
meninggalkan insisi tersebut terbuka untul :
a. Bergranulasi
b. Cepat sembuh
c. Mencari muara interna fistula
d. Mengeluarkan isinya
e. Mencegah kerusakan jaringan

16
6. Fistula /pistel merupakan bahasa latin yang artinya :
a. Pipa
b. Jalur
c. Organ
d. Semua benar
7. Fistula dapat terjadi disebabkan oleh beberapa kondisi dari penyakit
atau akibat dari operasi terhadap suatu penyakit.
Pernyataan diatas merupakan ……. Dari fistula.
a. Pengertian
b. Etiologi
c. Penyebab
d. Jenis fistula
8. Ada berapa tipe fistula yang umum ditemukan ?
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
9. Gejala dari fistel vesicovaginalis yaitu :
a. Inkontinensia urin
b. Inkontinensia alvi
c. Flatus keluar dari vagina
d. Dapat menimbulkan infeksi jalur lahir
10. Fistula anorectal sering juga disebut :
a. Parianal
b. Parinaal
c. Parianal/paranal
d. Semua salah

17

Anda mungkin juga menyukai