Seorang laki-laki berusia 19 tahun dibawa ke IGD karena terjatuh dari sepeda motor dengan
kondisi dadanya terbentur pembatas jalan dan jatuh tersungkur. Hasil pengkajian didapatkan data
pasien mengatakan dadanya terasa nyeri hebat dan semakin nyeri saat bernafas dan perutnya
terasa ampeg. Beberapa saat kemudian pasien mengalami penurunan tingkat kesadaran,
terdengar suara snoring, nafas tidak adekuat, terdapat retraksi dada saat bernafas dan bertambah
pada saat inspirasi, terdapat pernafasan paradoksal, sianosis, akral dingin. Hasil pengkajian
tanda-tanda vital RR 40 x/menit, SpO2 88%, TD 90/60 mmHg, Nadi 90 x/menit, GCS E3V3M4,
terdapat jejas di clavicula, dada dan perut, terdapat krepitasi dada pada costa 2 dan 5. Pada
perkusi terdengar hipersonor, auskultasi vesikuler menurun, dan terdengar bunyi crackles.
Pemeriksaan BGA Ph 7.00, P CO2 47.5 mmHg, PO2 70 mmHg, HCO3 32.00. Pasien diberikan
terapi O2 10 l/mnt dengan NRM. Beberapa menit kemudian tidak terdengar suara nafas namun
masih teraba nadi.
Pengkajian sekunder
Paru-paru
I= simetris, terdapat retraksi intercosta saat bernafas, pergerakan dada saat
inspirasi berlawanan, pernafasan paradoksal.
P= -terdapat bunyi krepitasi
P= hipersonor
A= vesikuler menurun dan terdengar bunyi crakles
P= -
P= -
A= -
A= -
P= -
P= -
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan maslaah 1. Monitor parameter pengiriman oksigen
ketidakseimbangan perfusi jaringan serebral dapat teratasi jaringan (PaCo2, SaO2 dan curah jantung)
dengan kriteria hasil: 2. Monitor status pernafsan (frekuensi, irama,
indikator Berat Cukup Sedang Ringan Tidak dan kedalaman pernafasan, PaO2, PCO2,
ada
pH)
Tekanan darah 1 2 3 4 5
sistolik 3. Monitor status neurologi
Tekanan darah 1 2 3 4 5 4. Monitor tanda-tanda pendarahan
diastolik
Sakit kepala 1 2 3 4 5
5. Kolaborasi untuk pemberian analgetik
Penurunan tingkat 1 2 3 4 5 6. Optimalkan pemberian oksigenasi
kesadaran
Kegelisahan 1 2 3 4 5
Refleks saraf 1 2 3 4 5
terganggu
I. Intervensi Keperawatan
a. Ketidakefektifan bersihan jalan napas
Bebaskan jalan napas (Heat til chinlift/ jaw trust/ pasang OPA) bertujuan supaya jalan napas tidah terhambat oleh
pangkal lidah
b. Ketidakefektifan pola napas
1. Berikan O2 NRM 9-13 lpm bertujuan untuk memenuhi kebutuhan O2 dalam tubuh
2. Kolaborasi pemasangan ETT bertujuan penanganan lebih lanjut
c. Ketidakefektifan perfusi jaringan
1. Berikan cairan kristaloid/koloid bertujuan untuk mencegah terjadinya syok sehingga kebutuhan perfusi jaringan
terpenuhi.
2. Monitor status hemodinamik bertujuan untuk mengetahui status hemodinamik
d. Nyeri akut
Kolaborasi pemberian analgetik bertujuan meringankan nyeri