Anda di halaman 1dari 26

GANGGUAN PENCERNAAN :

DIARE
Definisi diare
Diare adalah defekasi encer lebih dari 3 kali sehari
dengan/atau tanpa darah dan/atau lendir dalam tinja (Suandi,
1999:61)

Ada 2 tipe diare:

1. Diare akut

terjadi secara mendadak pada bayi dan anak yang


sebelumnya sehat.

2. Diare kronis

diare yang melebihi jangka waktu 15 hari sejak awal


diare.
Klasifikasi diare
No Klasifikasi Tanda gejala
1 Berdasarkan waktu
a. Akut
1) Disentri Disertai darah dan lendir
2) Kolera Diare profus seperti cucian air
beras, berbau khas
3) Bukan disentri Tinja cair, lunak, dengan atau
atau kolera tanpa darah
b. Kronik
1) Diare osmotik Faktor malabsorbsi
2) Diare sekretorik Gangguan transport
3) Diare inflamasi Kerusakan dan kematian
eritrosit
No Klasifikasi Tanda gejala
2 Berdasarkan
derajad dehidrasi
a. Tanpa dehidrasi
b. Dengan BB turun 3-5% dan volume
dehidrasi cairan hilang ≤ 50ml/kg BB, tidak
1) Ringan ada gejala, terlihat agak lesu,
haus, dan rewel.
BB turun 9-6% dan volume
2) Sedang cairan hilang ≤ 50-90 ml/kg BB,
ditemukan 2 atau lebih gejala.
BB turun 10% dan volume cairan
3) Berat hilang ≥ 100ml/ kg BB,
kesadaran menurun, lemas,
tidak bisa minum, tidak mau
makan, BAB cair, mata cekung,
bibir kering dan biru.
Epidemiologi diare

Diare akut merupakan salah satu masalah yang paling banyak


terjadi pada anak-anak kurang dari lima tahun dan penyebab utama
kematian anak di negara-negara berkembang (Muscari, 2005: 113).

Diare infeksius yang akut dan tersebar luas di seluruh penjuru


dunia menyebabkan lebih dari 4 juta kematian setiap tahunnya pada
anak-anak balita, khususnya di negara berkembang tempat diare
infeksius yang akut menjadi penyebab utama malnutrisi kalori protein
dan dehidrasi (Isselbacher et.al, tanpa tahun:249).
Etiologi diare
ditinjau dari jenis diare:

A. Diare akut

1. Rotavirus merupakan penyebab diare


nonbakteri (gastroenteritis)

2. Eschericia coli dan Salmonella serta Shigella

3. Penyebab lain
Etiologi diare
B. Diare kronis
1. Sindrom malabsorpsi

2. Intoleransi laktosa

3. Respons inflamasi

4. Imunodefisiensi

5. Parasit
Etiologi diare
Faktor predisposisi diare, antara lain:
1. usia yang masih kecil
2. malnutrisi
3. penyakit kronis
4. penggunaan antibiotik
5. air yang terkontaminasi
6. sanitasi atau higiene buruk
7. pengolahan dan penyimpanan makanan yang tidak
tepat
Manifestasi klinis
Diare ringan dengan karakteristik sedikit pengeluaran feses
yang encer tanpa gejala lain.

Diare sedang dengan karakterisitk pengeluaran feses cair atau


encer beberapa kali, peningkatan suhu tubuh, muntah dan iritabilitas
(kemungkinan), tidak ada tanda-tanda dehidrasi (biasanya), dan
kehilangan berat badan atau kegagalan menambah berat badan.

Diare berat dengan karakteristik pengeluaran feses yang


banyak, gejala dehidrasi sedang sampai berat, terlihat lemah,
menangis lemah, iritabilitas, gerakan yang tak bertujuan, respons
yang tidak sesuai, dan kemungkinan letargi, sangat lemah, atau
terlihat koma.
Tanda dan gejala
• Anak menjadi cengeng.
• Gelisah.
• Suhu badan dapat meningkat.
• Nafsu makan berkurang atau tidak ada.
• Tinja makin cair dan mungkin mengandung darah atau
lender.
• Warna tinja berubah menjadi kehjau-hijauan karena
tercampur empedu.
• Anus dan sekitarnya lecet karena tinja menjadi asam.
• Berat badan menurun.
• Tonus dan turgor kulit berkurang.
• Frekuensi nafas cepat.
• Denyut nadi cepat.
• Tekanan darah menurun.
• Ujung-ujung ekstremitas dingin, dan terkadang terjadi
sianosis.
Patofisiologi
Pada dasarnya, diare terjadi bila terdapat gangguan transport

terhadap air dan elektrolit pada saluran pencernaan. Mekanisme

gangguan tersebut ada lima kemungkinan (Daldiyono dalam Priyanto

dan Lestari, 2009:85) yaitu:

1. Osmolaritas intraluminer yang meningkat (diare osmotik)

2. Sekresi cairan dan elektrolit meningkat (diare sekretorik)

3. Absorpsi elektrolit berkurang

4. Motilitas usus yang meningkat (hiperperistaltik) atau waktu

transit yang pendek

5. Sekresi eksudat (diare eksudat)


Lanjutan…..
Diare kronik dapat dikategorikan secara
patofisiologi sebagai diare inflamasi, diare
osmotik (malabsorpsi), diare sekretori,
gangguan motilitas usus dan diare faktisius.

PATHWAYnya...
Komplikasi
Beberapa komplikasi dari diare menurut Suriadi (2001) adalah :

1. Hipokalemia (dengan gejala matiorisme hipotoni otot lemah

bradikardi perubahan elektrokardiogram).

2. Hipokalsemia

3. Cardiac dysrhythimias akibat hipokalemia dan hipokalsemia

4. Hiponatremi

5. Syok hipovolemik

6. Asidosis respiratorik

7. Dehidrasi
Prognosis
Dengan penggantian cairan yang
adekuat, perawatan yang mendukung,
dan terapi antimikrobial jika diindikasikan,
prognosis diare infeksius hasilnya sangat
baik dengan morbiditas dan mortalitas
yang minimal.
I N G A T !!!!
• Diare adalah salah satu penyebab
utama kematian pada balita
• Apapun sebabnya, diare adalah
penyakit
• Apapun sebabnya, diare sangat
berbahaya
• Diare bila tidak diatasi dengan tepat
dapat mengakibatkan kematian !!!
Cara membuat larutan gula garam (LGG)
- Gula 1 sendok teh penuh
- Garam ¼ sendok teh
- Air masak 1 gelas (atau air teh 1 gelas)
- Campuran bahan-bahan tersebut diaduk sampai
larut benar

Cara membuat larutan oralit


- Bubuk oralit 1 bungkus dilarutkan ke
dalam 1 gelas air masak (atau 1 gelas air
teh)
- Aduk sampai semua bubuk larut
- Baca petunjuk lebih lanjut pada bungkus
oralit
KLASIFIKASI TINGKAT DEHIDRASI ANAK &
PENGOBATANNYA
Penatalaksanaan

Rencana
Terapi C
Rencana
Terapi B

Rencana
Terapi A
Rencana pengobatan A

• Digunakan untuk: mengatasi diare tanpa


dehidrasi; meneruskan terapi diare di rumah;
memberikan terapi awal bila anak terkena
diare lagi.

• Tiga cara dasar terapi di rumah sebagai


berikut.
 berikan anak lebih banyak cairan daripada
biasanya untuk mencegah dehidrasi
 Beri anak makanan untuk mencegah kurang
gizi
 Bawa anak kepada petugas kesehatan bila
anak tidak membaik dalam 3 hari
Rencana Pengobatan B
• Dalam tiga jam pertama berikan oralit:
• Amati anak dengan seksama dan bantu ibu
memberikan oralit
• Setelah 3-4 jam, nilai kembali anak
menggunakan bagan penilaian, kemudian
pilih rencana A, B, atau C untuk melanjutkan
pengobatan
• Bila tidak ada dehidrasi, ganti ke rencana A.
• Bila tanda menunjukkan dehidrasi
ringan/sedang, ulangi rencana B tetapi
tawarkan makanan, dan susu seperti rencana
A
• Bila tanda menunjukkan dehidrasi berat,
ganti dengan rencana C
Rencana pengobatan C

• Cairan intravena yang dianjurkan adalah


larutan Ringer laktat. Bila tidak tersedia,
garam faal (9 gram NaCl/l), larutan DG
ana (25 gram atau 50 gram/l) atau
Dekstrose 2a (50 gram atau g gram/l)
dapat digunakan. Larutan intravena yang
hanya mengandung glukosa tidak boleh
digunakan.
Pencegahan
1. Memberikan ASI
2. Memperbaiki makanan pendamping ASI
3. Menggunakan air bersih yang cukup
4. Mencuci Tangan
5. Menggunakan Jamban
6. Membuang tinja bayi yang benar
7. Memberikan imunisasi campak
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
1. Biodata
2. Riwayat penyakit sekarang
3. Keluhan utama
4. Riwayat penyakit dahulu
5. Riwayat keluarga
6. Riwayat psikososial
7. Riwayat kesehatan lingkungan
8. Riwayat Pertumbuhan dan
perkembangan
ASUHAN KEPERAWATAN
9. Pola fungsi kesehatan
10.Pola persepsi dan tata laksana hidup
sehat
11.Pola nutrisi dan metabolisme
12.Pola istirahat dan tidur
13.Pola persepsi dan konsep diri
14.Pola sensorik
15.Pemeriksaan fisik
Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan output yang
berlebihan dengan intake yang kurang

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak


adekuatnya intake dan output

3. Gangguan eliminasi defekasi: diare berhubungan dengan peningkatan frekuensi


defekasi

4. Gangguan keseimbangan suhu tubuh berhubungan dengan agen cedera biologis

5. Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan anak dan orang tua akan
kondisi anak

6. Gangguan pola tidur berhubungan dengan meningkatnya frekuensi buang air


besar

7. Risiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan iritasi karena


meningkatnya frekuensi buang air besar

8. Risiko gangguan tumbuh kembang berhubungan dengan kurangnya nutrisi yang


dikonsumsi anak
Intervensi Keperawatan

Intervensi
Diagnosa
3

Intervensi
Diagnosa
2

Intervensi
Diagnosa 1

Anda mungkin juga menyukai