Anda di halaman 1dari 41

LAPORAN KASUS

Benign Prostat Hyperplasia (BPH)

Oleh:
Alvin Henri Azmi Muliatua
Akmal Fahrezzy Greta Nivola
Christine Sere Napitupulu
Indriani Nisfulaili Rahma Fridayana
Walensia Sihombing Nindya Utami
Shaheen Reddy Zulfadli Nasution

Pembimbing: dr. Ginanda Putra Siregar,


Sp.U
ANATOMI DAN
FISIOLOGI

Anatomi
Prostat adalah bagian dari sistem
reproduksi pria, berfungsi
memproduksi cairan semen, yang
berguna sebagai transport sperma

Terletak dibawah kandung


kemih, ditengahnya terdapat urethra,
saluran yang mengalirkan urin dari
kandung kemih keluar melalui penis.

Prostat normal pada pria dewasa


berukuran 15-20 cc
BENIGN PROSTATIC
HYPERPLASIA (BPH)
Peripheral zone

Transition zone

Urethra
TERMINOLOGI

BPH BPE BPO


Histologic Enlargement due Urodynamically
diagnosis to benign growth proven BOO
(can be without (static/dynamic
obstruction) components)

BPH = benign prostatic hyperplasia; BPE = benign prostatic enlargement; BPO =


benign
1.2prostatic obstruction; BOO = bladder outlet obstruction
BEBERAPA HIPOTESA PENYEBAB
Dihidrotestosteron
5  reduktase 
 DHT +
DHT  + Androgen
Androgen
reseptor
reseptor

Proliferasi
Proliferasi sel
sel prostat
prostat
GEJALA PENYAKIT
Faktor utama : Topografi dan anatomi
prostat

BPH : Mengganggu proses miksi


LUTS

Keluhan yang berhubungan


dengan disfungsi traktus urinarius
bawah
 Gejala penyimpanan (irritatif)
 Gejala pengosongan (obstructive)
 Mungkin berhubungan dengan BPH,
BPE, and BPO,

Nordling J et al. Benign Prostatic Hyperplasia. 5th International Consultation


1.4Benign Prostatic Hyperplasia. Paris, France. June 25-28, 2000:107-166.
on
MANIFESTASI
KLINIS
Sindroma Prostatism
Non patognomonis
Obstruktif : Iritatif
• Hesitansi •Urgensi
• Pancaran melemah •Frekuensi
• Intermittensi •Disuria
• Terminal Dribbling
• Terasa ada sisa

Lower Urinary Tract Symptoms


(LUTS)
ANAMNESES: GEJALA –GEJALA BPH
SKOR IPSS ( INTERNATIONAL PROSTATE
SYMPTOM SCORE )
KEGUNAAN IPSS
Untuk mengetahui keluhan penderita (secara subyektif)

Kelebihan :
 Tidak memerlukan tindakan invasif (hanya anamnesa)
 Bisa dilakukan setiap saat

Kekurangan :
 Tergantung pada pemahaman pasien (tingkat pendidikan)
 Hasil bisa berubah-ubah bila diulang
PSA

Serine protease yang diproduksi oleh epithelial cells


Meningkat pada kasus :
 Keganasan
 Hyperplasia
 Infeksi/inflamasi

Angka normal : < 4 ng/dL


PEMERIKSAAN
Riwayat penyakit dahulu
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan tambahan : Radiologis dan Laboratorium
Pengukuran skoring gejala (AUA-SS atau IPSS)

4.4
PEMERIKSAAN
Pemeriksaan generalis:
 Kondisi umum penderita (hampir seluruhnya berusia lanjut)
 Tekanan Darah, Nadi, Respirasi

Pemeriksaan urologis
 Ginjal : palpasi bimanual
 Buli : Inspeksi menonjol ; retensio urine
Palpasi : ballotement ; retensio urine
Perkusi : redup (retensio urine)
 Genetalia : uretra, testis, epididimis
 Colok dubur : tonus sfingter ani, massa di anorektal, pembesaran
prostat (nodul, konsistensi,nyeri)
COLOK
DUBUR
Syarat : buli-buli kosong / dikosongkan
Tujuan :
1. menentukan konsistensi prostat

2. Menentukan besar prostat


- akurasi rendah
- perlu pengalaman
- faktor subyektif pemeriksa

3. Menentukan sistem syaraf unit vesikouretra


- tonus sfingter ani : terasa ada jepitan pada jari
PEMERIKSAAN COLOK DUBUR
Physical examination
DRE (Digital prostate Examination)/Colok Dubur

Memeriksa kondisi prostat:


Ukuran
Nodul
Konsistensi
Kekenyalan
PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Darah lengkap
Urine lengkap, biakan kuman
Faal ginjal
Faal hati
Gula darah
PSA (Prostate Spesific Antigen – Penanda Tumor Prostat)
UROFLOWME
TER
Menentukan parameter dinamik urine
PEMERIKSAAN IMAGING DAN
RONTGENOLOGIS
1. ULTRASONOGRAFI
A. Konsistensi
Hipoekoik : curiga keganasan
Ada shadow : batu prostat

B. Volume Prostat
Rumus : 0.52 X d1 X d2 X d3 ml
d1 : Ø transversal
d2 : Ø longitudinal
d3 : Ø sagittal

C. Melihat patologi lain dalam buli-buli


PEMERIKSAAN IMAGING DAN
RONTGENOLOGIS
2. PYELOGRAFI INTRAVENA (IVP)
 Selektif
 USG kurang invasive
 Kelainan upper tract (jarang)
 Indikasi :
 Disertai hematuria
 Gejala iritatif menonjol
 Disertai urolithiasis
 Tanda BPH (pada IVP)
 Impresi prostat
 “Hockey Stick” ureter
 Trabekulasi
 Selulae / divertikel
TARGET TERAPI BPH
Indikator keberhasilan terapi BPH diukur dari :
↓ keluhan (IPSS/AUA)
↑ QOL
↓ ukuran prostat atau berhentinya pertumbuhan volume
prostat
↑ pancaran kemih atau hilangnya obstruksi
Mencegah timbulnya komplikasi atau keluhan jangka panjang

US Agency for Health Care Policy and Research. AHCPR publication 94-0582; O’Leary MP. Urology. 2000;56(suppl 5A):7-11.
TERAPI MEDIKAMENTOSA UNTUK
BPH, LUTS, BOO
 -adrenergic blockers
 Komponen dinamik
5 -reductase inhibitors
 Komponen anatomi atau statis
 Anticholinergic Therapy
 Untuk meningkatkan penyimpanan urine
BAGAIMANA CARA ALPHA BLOKER BEKERJA?

Menghambat reseptor alpha yang


ada diotot polos prostat, urethra
pars prostatika dan leher vesica

Terjadi relaksasi dan tekanan


berkurang

Obstruksi berkurang
STATUS PASIEN
IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. VN
No RM : 75.29.69
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 61 tahun
Tanggal Masuk : 21 Oktober 2018
ALLOANAMNESIS
Hal
KUini: telah
SULITdialami
BUANG pasien KECIL  3 bulan sebelum masuk Rumah Sakit. Awalnya
AIR selama
pasien sering mengeluhkan buang air kecil tersendat-sendat dan sering merasa tidak
puas saat buang air kecil. Pasien juga merasakan pancaran air kencing yang lemah
sewaktu buang air kecil. Pasien juga mengeluhkan sering terbangun hingga 3-4 kali di
malam hari untuk buang air kecil. Kadang-kadang pasien tidak bisa menahan
keinginan untuk buang air kecil sehingga air kencing sering merembes. Nyeri sewaktu
buang air kecil tidak dijumpai. Riwayat buang air kecil bercampur darah, BAK
berpasir, keluar batu waktu BAK dan nyeri pinggang sebelumnya tidak dijumpai.
Riwayat diabetes, hipertensi, dan asam urat tinggi disangkal. Riwayat trauma
disangkal. Riwayat operasi sistem urogenital sebelumnya disangkal. Pasien
merupakan rujukan dari RSUD Dolok Sanggul. Pasien datang dengan keadaan sudah
terpasang Foley Catheter 18 Fr, pemasangan dilakukan di RSUD Dolok Sanggul.
RPT : tidak Jelas
RPO : tidak jelas
Riwayat operasi: tidak dijumpai
.
Pemeriksaan Fisik
Status Presens
Sensorium: Compos Mentis
Tekanan Darah: 120/80 mmHg Ekstremitas Atas
Nadi: 88 x/menit TD : 130/70 mmHg
Frekuensi Nafas: 20 x/menit HR : 88x/I
Temperatur: 36.5oC CRT : <2”, Oedem (-), Deformitas (-)
VAS: 0
Ekstremitas Bawah
Status Generalista CRT : <2”, Oedem (-), Deformitas (-)
Kepala : Pupil isokor, konjungtiva
anemis (-), sklera ikterik (-), Pernafasan DRE
cuping hidung (-), mulut mencucu (-) Inspeksi : perineum dalam batas normal
Leher : TVJ dalam batas normal Sphincter Anus : Ketat
Toraks Mukosa Anus : Licin
Inspeksi : Simetris Prostat :teraba prostat, pemukaan
licin, nodul-
Palpasi : SF kiri=kanan
Sarung tangan : Feses (+), Darah (-)
Auskultasi : SP/ ST : Vesikuler / -
Perkusi : Sonor pada kedua lapangan
paru
PEMERIKSAAN
21/10/2018 PENUNJANG
Laboratorium Hasil Rujukan
PSA total: 14,46
HEMATOLOGI
Hemoglobin 12,3   g/dL 13 – 18 / L Ginjal
Hematokrit 36% 39 – 54 % BUN 10 15-40
Ureum 21 19-44
Leukosit 10.080  /L 4000 – 11,000 / 
Kreatini 0,77 0,7-1,3
L n
Trombosit 273.000 / L 150,000 – 

450,000 / L
ELEKTROLIT
Natrium (Na) 135 mEq / dL 135 – 155 mEq / 

dL
Kalium (K) 4,0 mEq / dL 3,6 – 5,5 mEq / 

dL
Klorida (Cl) 106 mEq / dL 96 – 106 mEq / 
FOTO THORAX

Kesimpulan : Tidak tampak kelainan pada cor dan pulmo


USG Ginjal, Buli dan Prostat (13/8/2018)
Kesimpulan :

Ginjal (R): hidronefrosis tidak dijumpai, shadow


tidak dijumpai
Ginjal (L) : hidronefrosis tidak dijumpai, shadow
tidak dijumpai
Buli : massa tidak dijumpai, shadow tidak
dijumpai
Prostat: TBP 150 gr
Hasil Patologi Anatomi (10/10/2018)
Kesimpulan : belum dijumpai lesi malignant pada sediaan ini

Diagnosa Kerja : Benign Prostate Hyperplasia


Tindakan : Open Prostatektomi Oktober 2018
21 Oktober 2018 22 Oktober 2018
S Demam (-) S Demam (-)

O Sensorium : CM O Sensorium : CM
TD : 120/80 mmHg TD : 110/70 mmHg
HR : 88 x/i HR : 82 x/i
RR : 20 x/I RR : 20 x/I
A Benign Prostate Hyperplasia A Operasi Open Prostatectomy

P Pre open prostatektomi P Tirah baring


tanggal 22 Oktober 2018 Diet MB
IVFD NaCl 20 gtt/menit
Inj. Seftriakson 2 g /24 jam
R Operasi Open Prostatectomy Inj. Ranitidin 50 mg/12 jam
Inj. Ketorolac 30 mg/8 jam
Inj. Transamin 500 mg/8 jam
Inj. Vit K 10 mg/24 jam IM
Irigasi 120 gtt/menit

R R/ cek Darah Lengkap, elektrolit,


RFT , KGDs
DISKUSI KASUS
TEORI KASUS
Anamnesis Pada anamnesis
Anamnesis meliputi : didapatkankeluhan utama berupa
•Keluhan yang dirasakan dan seberapa
lama keluhan itu telah mengganggu sulit buang air kecil sejak  3
bulan sebelum masuk Rumah
•Riwayat penyakit lain dan penyakit pada Sakit.
saluran urogenitalia (pernah mengalami Gejala tambahan dijumpai yaitu:
cedera, infeksi, atau pem-bedahan) -Buang air kecil tersendat-sendat
•Riwayat kesehatan secara umum dan
-Perasaan tidak puas saat buang
keadaan fungsi seksual air kecil
- Pancaran air kencing yang lemah
•Obat-obatan yang saat ini dikonsumsi sewaktu buang air kecil
yang dapat menimbulkan keluhan miksi - Sering terbangun di malam hari
Tingkat kebugaran pasien yang mungkin untuk buang air kecil
diperlukan untuk tindakan pembedahan.
-Tidak bisa menahan keinginan
•Tingkat kebugaran pasien yang untuk buang air kecil sehingga air
mungkin diperlukan untuk tindakan kencingsering merembes
pembedahan. -Nyeri sewaktu buang air kecil
TEORI KASUS
Pemfis Pada pemeriksaan fisik colok
Colok dubur atau digital rectal dubur/ DRE didapatikan:
examina-tion (DRE) merupakan Inspeksi : Dalam batas normal
pemeriksaan yang penting pada TSA ketat, mukosa licin, prostat
pasien BPH, disamping pemerik-saan teraba membesar, konsistensi
fisik pada regio suprapubik untuk kenyal, permukaan licin, nodul
mencari kemungkinan adanya distensi tidak dijumpai, pol atas tidak
buli-buli. Dari pemeriksaan colok teraba. Sarung tangan: fesces (+),
dubur ini dapat diperkirakan adanya darah (-).Darah (-)
pembesaran prostat, konsistensi
prostat, dan adanya nodul yang
merupakan salah satu tanda dari
keganasan prostat
TEORI KASUS
Pemeriksaan Penunang Pemeriksaan Penunjang
Urinalisis Ginjal (R): hidronefrosis tidak
Pemeriksaan fungsi ginjal dijumpai, shadow tidak dijumpai
Pemeriksaan PSA (Prostate Specific Ginjal (L) : hidronefrosis tidak
Antigen) dijumpai, shadow tidak dijumpai
Catatan harian miksi Buli : massa tidak dijumpai,
Uroflometri shadow tidak dijumpai
Pemeriksaan residual urine Prostat: TBP 150 gr
Pencitraan traktus urinarius
Uretrosistoskopi Ureum 21 mg/dl
Pemeriksaan urodinamika Kreatinin 0.77 mg/dl
PSA Total 14,46 ng/mL

Hasil Patologi Anatomi


Kesimpulan : Belum dijumpai lesi
malignant pada sediaan ini (Suatu
Hiperplasia Prostat).
TEORI KASUS
Penatalaksanaan Penatalaksanaan
Terapi spesifik berupa observasi pada Pada pasien ini, sudah dilakukan
penderita gejala ringan hingga tindakan open prostektomi
tindakan operasi pada penderita
dengan gejala berat. Indikasi absolut
untuk pembedahan berupa retensi
urine yang berkelanjutan, infeksi
saluran kemih yang rekuren, gross
hematuria rekuren, batu buli akibat
BPH, insufisiensi renal dan divertikel
buli.
KESIMPULAN
Pasien laki-laki, usia 61 tahun datang ke poli RS HAM dengan
keluhan sulit buang air kecil yang sudah dialami selama 3 bulan ini
dan didiagnosis dengan Benign Prostatic Hyperplasia dan sudah
dilakukan tindakan open prostatectomy.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai