GASTROSKIZIS
Disusun Oleh:
Nindya Utami 130100013
Rahma Fridayana Fitri 130100021
Greta Nivola H Pandiangan 130100103
Azmi Muliatua Panjaitan 130100122
Sere Agustina Napitupulu 130100275
Zulfadli Nasution 130100050
Alvin Henri 130100270
Walensia Sihombing 130100256
Christine 130100323
Akmal Farezzy 130100255
Indriani Nisfulaili 130100267
Shaheen Reddy 120100441
Pembimbing:
dr. Mahyono, Sp.B-KBA
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan kasus yang
berjudul “Gastroskizis” sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
Kepaniteraan Klinik Senior Program Pendidikan Profesi Dokter di Departemen
Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen
pembimbing kami, dr. Mahyono, Sp.B-KBA yang telah meluangkan waktunya
dan memberikan banyak masukan dalam penyusunan laporan kasus ini sehingga
dapat selesai tepat pada waktunya.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tulisan yang telah disusun ini
masih jauh dari kesempurnaan, baik dari segi isi maupun susunan bahasanya.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
perbaikan laporan kasus ini dan sebagai masukan dalam penulisan laporan kasus
selanjutnya. Akhir kata, semoga laporan kasus ini dapat memberikan manfaat bagi
pembaca dan semua pihak yang terlibat dalam pelayanan kesehatan di Indonesia.
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
1.1. Latar Belakang....................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................3
2.1. Macam-macam Defek Dinding Abdomen ..………………………... 3
2.2 Etiologi dan Embriologi......................................................................4
2.3. Diagnosis dan Differential Diagnosis.................................................5
2.4. Penatalaksanaan...................................................................................7
2.5. Prognosis.......………………………………………………………. 9
BAB III STATUS ORANG SAKIT................................................................10
BAB IV FOLLOW UP RUANGAN...............................................................19
BAB IV DISKUSI KASUS..............................................................................25
BAB V KESIMPULAN...................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................29
2
BAB I
PENDAHULUAN
1
lebih tebal sebagai akibat kurangnya aliran darah balik dan iritasi dari cairan
amnion. Bayi dengan gastroschisis biasanya tidak disertai dengan defek lain yang
berat.1,2,3
Penutupan atau reduksi secara primer akan lebih berhasil apabila
dilakukan pada bayi dengan usai muda. Adanya diagnosis prenatal dengan USG
sangat membantu dalam pengelolaan bayi dengan defek dinding abdomen. Hingga
saat ini terjadi perbaikan dan peningkatan outcome baik pada gastroschisis
maupun omfalokel karena perbaikan perawatan pra operasi dengan adanya USG
dan pasca operasi. Perawatan pasca operasi yang canggih termasuk semakin
majunya nutrisi parenteral dan ventilator mekanik yang didisain untuk bayi kecil.2
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
Gambar 2.1. Penampakan umum pada kasus Omphalokel dan Gastroskisis; A.
Gastroskisis dengan usus normal; B. Gastroskisis dengan usus yang mulai rusak;
C. Omphalokel kecil; D. Omphalokel besar
4
gastroschisis pada usia 34,5 minggu. Setelah dilahirkan pada usia 35 minggu,
memang tampak gastroschisis yang nyata1,2.
Penulis lain berpendapat bahwa gastroschicis diakibatkan pecahnya suatu
eksomphalos. Rupturnya omphalokel kecil dan transformasi menjadi gastroschisis
dapat terjadi di dalam uterus. Tetapi banyaknya kejadian anomali yang
berhubungan dengan omphalokel tidak mendukung teori ini2. Pada gastroschisis
jarang terjadi anomali, tetapi sering lahir prematur (22%).5,6
Teori lain untuk etiologi gastroschisis adalah terputusnya secara prematur
arteri omphalomesenterik kanan, yang mengakibatkan injuri iskemik pada dinding
depan abdomen dimana herniasi menembus dan terdiri dari isi abdomen. Pada
kondisi normal, arteri ini tetap ada.5,6
5
umbilikus. Sedangkan pada omfalokel tampak kontur luar yang rata atau halus,
terdapat gambaran ekhoik yang menyelimuti sakus, dan tampak muncul dari
umbilikus.7
Gambar 2.4. A. Sonogram pada usia gestasi 10 minggu dengan hernia fiisiologis;
B. Usia gestasi 14 minggu dengan omphalokel, terlihat hernia pada dasar insersi
6
umbilical cord; C. Usia gestasi 23 minggu dengan gastroskisis, terlihat gambaran
hiperekogenik usus dengan tepi tidak rata.
2.4. Penatalaksanaan
Manajemen awal dilakukan sesuai prinsip ABC. Dekompresi lambung
penting dilakukan untuk mencegah distensi traktus gastrointestinal serta aspirasi.
Setelah resusitasi berhasil dan pasien stabil, dilakukan evaluasi defek abdomen.6
Perawatan secepat mungkin diperlukan untuk meminimalisasi infeksi,
memperbaiki fungsi berak, serta kehilangan cairan dan panas. Tren pada
penatalaksanaan pembedahan adalah melakukan penutupan sedekat mungkin dan
mengarah pada penutupan secara bertahap, digunakan silastic silo sebagai rumah
sementara dari usus. Prosthesis dijahitkan pada tepi defek dan silo secara bertahap
dikurangi setelah 3-5 hari. Bayi mungkin dapat dibawa ke ruang operasi setelah
proses tersebut untuk dilakukan penutupan secara lengkap. Peningkatan tekanan
7
abdomen yang diakbatkan penutupan primer berhubungan dengan terganggunya
hemodinamik dan ventilasi jarang ditemui.6
Pengelolaan pasien gastroskisis pre-operasi :3,7
1. Pengelolaan Cairan
– Pemasangan akses intra vena
- sering terjadi kongestif pada tubuh bagian bawah
- pemasangan jalur lebih mudah pada tubuh bagian atas
– Mungkin membutuhkan bolus 20 ml/kg, diikuti pemeliharaan 2-3
kali lebih besar dari kebutuhan bayi biasa dengan 5% dektrosa ¼
NS.
2. Pengelolaan Panas
- Pengelolaan panas seperti pada umumnya neonatus
- Kehilangan cairan dari usus dapat dikurangi dengan
menutupnya menggunakan pembungkus steril dan handuk atau
bowel bag (berguna juga untuk mengurangi kehilangan cairan)
3. Kontrol Infeksi
- Resiko dapat dikurangi dengan menutupi usus, operasi
secepatnya dan penggunaan antibiotik berspektrum luas.
4. Distensi Gaster
- Dapat dikurangi dengan pemasangan selang nasogastrik
8
- Melakukan penutupan menyeluruh sesegera mungkin. Tiga sampai
empat hari seharusnya sudah dapat menyelesaikan penutupan bila
menggunakan silo.
- Memenuhi dan menjaga volume secara penuh. Mungkin memerlukan
jumlah cairan yang besar pada bayi yang mempunyai mengalami
hipoperfusi yang berat pada integritas kapilernya.
- Pengawasan analisa gas darah dan tekanan vena sentral. Diperlukan
bantuan pada ventilasi dan kardiak output. Tekanan positif dan
ekspiratori sangatlah penting untuk bayi yang mengalami kerusakan
kapiler.
- Mengenali sepsis sesegera mungkin dengan pengawasan hitung
trombosit dan pengawasan kultur darah, dan melakukan terapi sebaik
mungkin bila itu muncul.
- Memulai nutrisi total parenteral sesegera setelah pemasangan monitor
vena sentral. TPN diteruskan sampai pemberian nutrisi peroral dapat
diterima.
2.5. Prognosis
Meskipun pada awalnya managemen dari gastroschisis sulit, namun efek
jangka panjang memiliki problem yang lebih sedikit bila dibandingkan dengan
omfalokel. Mortalitas gastroschisis pada masa lampau cukup tinggi, yaitu sekitar
30%, namun akhir-akhir ini dapat ditekan hingga sekitar 5%. Mortalitas
berhubungan dengan sepsis dan vitalitas dan kelainan dari traktus gastrointestinal
pada saat pembedahan.10
Kurang lebih 30% pasien dengan defek kongenital dinding abdomen
terjadi gangguan pertubuhan dan gangguan intelektual. Namun hal ini perlu
dipikirkan pula keadaan yang dapat menyertai pada defek dinding abdomen
seperti premauritas, komplikasi-komplikasi yang terjadi dan anomali lainnya.11,12
9
BAB 3
STATUS ORANG SAKIT
Identitas Pasien
No RM : 75.90.77
Agama : Islam
Anamnesis
Telaah :
Hal ini dialami pasien sejak 15 jam sebelum masuk rumah sakit. Keluarga
mengatakan pertama kali melihat usus tersebut tidak mempunyai kantung dan
terbuka. Pasien lahir cukup bulan dengan cara spontan pervaginam ditolong oleh
Bidan dengan BBL 3.010 gram. Pada saat kehamilan, kehamilan diperiksa dengan
rutin di Bidan, namun pada usia kehamilan 7 bulan pernah di USG dan dikatakan
ada kelainan letak kepala (sungsang) dan tidak ada USG lagi hingga masa
persalinan. Pasien merupakan anak ke-3 dan kedua saudara pasien tidak
mengalami kelainan. Pasien lahir langsung menangis dan tidak biru. BAB keluar
< 24 jam dan berwarna kehijauan, tubuh kuning tidak dijumpai.
10
Riwayat Penggunaan Obat : Paracetamol
Riwayat Operasi : -
Riwayat Keluarga :-
Pemeriksaan Fisik
Status Presens
Toraks
Abdomen
11
Auskultasi : Peristaltik menurun
Genitalia
Genitalisa laki-laki
Ekstremitas
Diagnosa Kerja :
Gastroskisis
Terapi
Rencana
- Foto Babygram
- R/ Laparotomy +Abdominoplasty
12
Hasil Laboratorium
13
Kesimpulan : Sesuai gambaran omfalokel dd/ Gastroskisis.
14
Kesimpulan : Sesuai gambaran omfalokel dd/ Gastroskisis.
15
USG Pasien :
Hasil :
16
17
18
BAB 4
FOLLOW UP RUANGAN
Temperatur : 37,2 oC
Status lokalisata.
Kepala : Mata : konjungtiva anemis (-/-) sklera ikterik (-/-)
Leher : dalam batas normal.
Thorax : dalam batas normal.
Abdomen : Tampak usus keluar ke perut tanpa selaput.
Ekstremitas : Superior dan inferior dalam batas normal.
Genitalia : dalam batas normal.
A Gastroshizis
P Assessment Supervisor Bedah Anak.
- Rawat bagian perinatologi
- Pasang SILO
- Konsultasi anak rawat bersama dalam perawatan
perinatologi dan advis terapi.
Temperatur : 37,8 oC
Saturasi : 82%
Abdomen : Tampak usus keluar ke perut, edema usus (+) BAB (-)
A Gastroshizis
P Puasa
Konsultasi Anestesi untuk pemasangan CVC dan diet TPN.
10.30 Assessment Supervisor Bedah Anak.
19
Operasi tutup defek dan Abdominoplasty di KBE.
Konsultasi Anak untuk toleransi operasi
Konsultasi Anestesi untuk tindakan pembiusan.
Hasil Lab PT : 16,1 (14,0)
11/10/2018 INR : 1,15
APTT : 27,0 ( 33,5)
TT : 21,2 (20,0)
Na / K / Cl / Ca : 127 / 4,6 / 95 / 6,20
CRP Kuantitatif : 1,4
Procalcitonin : 4,73
21.40 Operasi di KBE
Laporan Operasi (11/10/2018)
Operasi selesai.
20
Pasang TPN
Diet Anak
Inj. Cefotaxim
Temperatur : 37,1 oC
21
Foto
Klinis
Post Op
22
S Gelisah, nyeri perut, menangis kuat
O Sensorium : Compos Mentis, Aktif
Temperatur : 37,1 oC
Saturasi : 95%,
15 September 2018
S Gelisah
O Sensorium : Compos Mentis, Aktif
Temperatur : 37,0 oC
Saturasi : 95%,
23
Albumin / Glukosa : 2,4 / 14
16 September 2018
S Perut membesar
O Sensorium : Compos Mentis, Aktif
Temperatur : 37,0 oC
Saturasi : 95%,
24
BAB 5
DISKUSI KASUS
No. Teori Kasus
1. Definisi Pasien laki-laki, usia 0 hari, datang
Gastroschisis adalah defek mayor ke RSUP HAM dengan keluhan usus
dalam penutupan dinding abdomen. keluar dari dinding perut, hal ini
Pada gastroshcisis, visera tidak dialami pasien sejak 15 jam sebelum
tertutup dinding abdomen dan masuk rumah sakit. Keluarga
herniasi menembus defek pada mengatakan pertama kali melihat
lateral umbilikus (biasanya pada usus tersebut tidak mempunyai
sisi kanan dimana terjadi involusi kantung dan terbuka.
vena umbilikal kedua) sehingga
terjadi eviserasi dari isi cavum
abdomen. Gastroshisis biasanya
berisi usus halus dan sama sekali
tidak terdapat membran yang
menutupi. Kadang terdapat
jembatan kulit diantara defek
tersebut dan umbilikalis.1,2
2. Patogenesis -
Banyak kontroversi berhubungan
dengan penyebab gastroschisis.
Defek abdominal pada gastroschisis
terletak di sebelah lateral dan
hampir selalu pada sebelah kanan
dari umbilikus. Isi cavitas abdomen
yang tereviserasi tidak tertutup oleh
kantong peritoneum yang intak.
Defek tersebut sebagai hasil dari
rupturnya basis dari tali pusat
dimana merupakan area yang lemah
dari tempat involusi vena
umbilikalis kanan. Pada awalnya
terdapat sepasang vena umbilikalis,
yaitu vena umbilikalis kanan dan
kiri. Ruptur tersebut terjadi in-utero
pada daerah lemah yang
sebelumnya terjadi herniasi
fisiologis akibat involusi dari vena
umbilikalis kanan. Keadaan ini
menerangkan mengapa
gastroschisis hampir selalu terjadi
di lateral kanan dari umbiliks.
3. Diagnosis Status Presens
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan Fisik Sensorium : Compos Mentis
25
Sesaat setelah lahir gastroschisis Nadi : 120 x/menit
dapat didiagnosa dengan keluarnya Frekuensi Nafas : 26 x/menit
isi cavitas abdomen melalui suatu Temperatur : 37,8 oC
defek di daerah paraumbilikal. Isi
rongga adomen tersebut tidak
tertutup kulit maupun membran Status Generalisata
atau kantong. Defek yang ada Kepala : Dalam batas normal
biasanya kecil (<4cm) dengan Mata : Konjungtiva anemis (-/-),
insersi umbilikus yang tampak Sklera ikterik (-/-)
normal. Namun organ yang keluar Telinga : Dalam batas normal
melalui defek tersebut dapat Hidung : Dalam batas normal
banyak, sehingga menyebabkan Tenggorokan : Dalam batas normal
cavum abdomen kecil dan tidak Mulut : Dalam batas normal
berkembang. Usus tampak Leher : Dalam batas normal
menebal, memendek dan Toraks
edematous. Kadang dijumpai Inspeksi : Simetris Fusiformis
gangren usus dan tidak tampak Auskultasi : Dalam batas normal
peristaltik. Eviserasi dari organ- Abdomen
oragan ini dapat menyebabkan Inspeksi : Tampak usus keluar ke
peritonitis kimiawi akibat iritasi perut tanpa selaput.
oleh cairan amnion. Palpasi : tidak terdapat massa
3. Pemeriksaan Penunjang Perkusi : sulit dinilai
Dengan penggunaan USG Auskultasi : Peristaltik menurun
(Ultrasonografi) yang makin luas, Genitalia
maka diagnosis dapat diketahui saat Genitalisa laki-laki
janin masih dalam kandungan atau Ekstremitas
saat prenatal. Pada usia kehamilan Superior : Dalam batas normal
10 minngu, dinding dan kavitas Inferior : Dalam batas normal
abdomen dari fetus sudah dapat
terlihat. Pada usia 13 minggu, Diagnosa Kerja :
secara normal terjadi kembalinya Gastroskisis
usus ke cavitas abdomen. Pada saat Terapi
ini, baik gastroschisis dan - IVFD D10% 15 gtt/i
omfalokel dapat terdeteksi. Pada - Inj. Cefotaxime 100 mg/12 jam
gambaran USG gastroschisis Rencana
tampak kontur luar yang tidak rata, -Cek laboratorium : Darah Lengkap,
tak tampak gambaran ekhoik yang KGDS, Elektrolit
mengelilingi usus dan terdapat -Foto Babygram
jarak dari umbilikus. Sedangkan -R/ Laparotomy +Abdominoplasty
pada omfalokel tampak kontur luar
yang rata atau halus, terdapat
gambaran ekhoik yang menyelimuti
sakus, dan tampak muncul dari
umbilikus
26
distensi traktus gastrointestinal Cefotaxime 100 mg/12 jam, serta
serta aspirasi. Setelah resusitasi pemasangan SILO.
berhasil dan pasien stabil, Pasien direncanakan untuk dilakukan
dilakukan evaluasi defek abdomen.6 laparotomy dan abdominoplasty.
Perawatan secepat mungkin
diperlukan untuk meminimalisasi
infeksi, memperbaiki fungsi berak,
serta kehilangan cairan dan panas.
Tren pada penatalaksanaan
pembedahan adalah melakukan
penutupan sedekat mungkin dan
mengarah pada penutupan secara
bertahap, digunakan silastic silo
sebagai rumah sementara dari usus.
Prosthesis dijahitkan pada tepi
defek dan silo secara bertahap
dikurangi setelah 3-5 hari. Bayi
mungkin dapat dibawa ke ruang
operasi setelah proses tersebut
untuk dilakukan penutupan secara
lengkap. Peningkatan tekanan
abdomen yang diakbatkan
penutupan primer berhubungan
dengan terganggunya hemodinamik
dan ventilasi jarang ditemui.6
27
BAB 6
KESIMPULAN
Pasien laki-laki, usia 0 hari, datang ke RSUP HAM dengan keluhan usus
keluar dari dinding perut, kemudian di diagnosis dengan gastroskisis melalui
anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang yaitu USG abdomen,
Foto Thoraks, dan Babygram.
Pasien diberikan tatalaksana awal cairan IVFD D10% 15 gtt/i dan Inj
Cefotaxime 100 mg/12 jam dan di tatalaksana dengan laparotomy dan
abdominoplasty.
Selanjutnya pasien diobservasi dan diresusitasi di ruangan perinatologi dan
dilakukan perawatan luka secara berkala.
28
DAFTAR PUSTAKA
29