Anda di halaman 1dari 15

Laryngopharyngeal Reflux

Laryngopharyngeal Reflux
• Laryngopharyngeal
reflux (LPR)
merupakan aliran
mundur dari enzim
enzim dan asam
lambung ke
tenggorokan.
• Berbeda dengan GERD,
pasien LPR jarang
mengeluhkan sensasi
terbakar di dada.
GERD vs LPR
• GERD berhubungan dengan disfungsi dari
lower esophageal sphincter.
• LPR berhubungan dengan disfungsi dari lower
dan upper esophageal sphincter.
Gejala LPR
• Merasakan ada benda di tenggorokan
• Throat-clearing / berdehem
• Batuk
• Disfonia
Diagnosa
• Mendiagnosa LPR dapat dilakukan dengan
menggunakan 2 sistem skoring yaitu Reflux
Symptoms Index dan Reflux Finding Score.
• Penggunaan laringoskopi dan pemantauan pH
dapat membantu penegakkan diagnosa.
Reflux Symptoms Index

• Skoring didapati melalui anamnesa dan history taking.


• Skor >13 mengindikasi terjadinya reflux abnormal.
Laringoskopi
Laringoskopi : Anomali Jaringan

Interarytenoid bar Interarytenoid granuloma

Vocal fold edema Granulomas


Reflux Finding Score

• Skoring didapat
dengan
menggunakan
laringoskop.
• Skor >7
mengindikasika
n LPR.
Monitoring pH 24 jam
• Rumit dan tidak
nyaman untuk
pasien.
• Menurut Katz,
tindakan ini
merupakan gold
standard untuk
masalah
paparan asam
pada esofagud
dan GERD.
Tatalaksana
Tatalaksana
Modifikasi Diet :
• Tidak makan/minum 3 jam sebelum tidur
• Hindari makan berlebihan dan berbaring setelah makan
• Hindari makanan berminyak
• Hindari kopi, the, coklat, mint dan soda (dapat memicu refluks)
• Hindari alkohol
• Hindari makanan pedas
Modifikasi Gaya Hidup :
• Elevate head of bed 4-6 inches
• Tidur memakai bantal
• Hindari memakai pakaian ketat
• Jangan merokok
Proton Pump Inhibitor
• Pemberian PPI dapat digunakan 2 kali sehari
(Omeprazole 40 mg) 30-60 menit sebelum
makan.
• Pemberian diberikan selama 3 bulan, jika
gejala berkurang namun masih ada
dilanjutkan 3 bulan lagi.
Fundoplikasi

Anda mungkin juga menyukai