Anda di halaman 1dari 20

Penatalaksanan Laryngopharyngeal

Reflux dengan Proton Pump Inhibitor –


Sebuah Studi Observasional

International Journal of Medical Science and Public Health, 2018

Desy Ambriani

Diskusi Bronchoesophagology
Pendahuluan

• Laryngopharyngeal Reflux (LPR) adalah kondisi


adanya aliran balik isi lambung ke dalam
laringofaring  iritasi

Nama lain LPR :


supraesophageal reflux, extraesophageal reflux,
reflux laringitis, laryngeal reflux, gastropharyngeal
reflux, reflux laringitis, laryngeal reflux,
gastropharyngeal reflux, dan pharyngoesophageal
and atypical reflux
…..Pendahuluan
• Ahli Gastroenterologi dan Otolaringologi
memiliki perbedaaan perspektif terkait
kondisi ini
• Ahli gastroenterologi meyakini bahwa LPR
merupakan manifestasi dari
gastroesophageal reflux disease (GERD),
sementara ahli otolaringologi meyakini
bahwa LPR dan GERD merupakan hal
yang benar – benar berbeda perihal
mekanisme dan manifestasi klinis
....GEJALA
GERD : seperti rasa panas di dada dan esofagitis
biasanya tidak mengganggu pasien dan ditemui pada
6% - 43% pasien, yang mana relatif lebih rendah
dibandingkan dengan pasien GERD

LPR : mendeham, sensasi mengganjal, serak, nyeri


tenggorok, odinofagia, batuk, dan dahak yang banyak.
Temuan klasik berupa edem/eritema laring, perubahan
ventrikel, mukus endolaringeal yang kental,
pseudosulkus, hipertrofi komisura posterior, edema dan
eritema dinding faringeal, hipertrofi lidah dan tonsil,
dan eritema pilar tonsilar anterior
Diagnosis
pH impedance monitoring yang sampai saat ini masih
menjadi baku emas diagnosis LPR mulai kehilangan
krebilitasnya dikarenakan pH-impedance monitoring
memiliki berbagai kekurangan seperti biaya prosedur yang
tinggi dan tingginya angka false negative dan false positive.

Respon terhadap terapi empiris dua kali sehari, proton pump


inhibitor (PPI) selama 1 bulan merupakan metode diagnosis
LPR yang hemat biaya
….Diagnosis
 Reflux Finding Scores (RFS)
 LRG; Chronic Posterior Laryngitis index
 Vaezi Index
 LPR Index (LRDI)
 Laryngoscopic grading scale
 Reflux symptom index (RSI).
…..Diagnosis
 RSI merupakan self-administered outcome
instrument dan terdiri atas 9 item
 Skor RSI > 13 mengindikasikan LPR. Skor RSI
memiliki rentang dari 0 sampai 45
 RFS merupakan temuan laringoskopi yang
berdasarkan pada skala derajat keparahan klinis.
Terdiri atas 8 item. Pasien dengan RFS >7 memiliki
kemungkinan menderita LPR lebih dari 95%. Skor
berada pada rentang 0 sampai 26
Penatalaksanaan

• Modifikasi gaya hidup dan penatalaksanaan secara


medis dan pembedahan
• Obat PPI adalah obat paling sering diberikan
• Penatalaksanaan LPR membutuhkan supresi asam
secara agresif dan pengobatan yang lebih lama
dibandingkan GERD dimana hanya sejumlah kecil
asam yang refluks ke dalam traktus aerodigestif atas
yang dapat menyebabkan gejala yang signifikan
sehingga membutuhkan PPI dua kali sehari selama 3-
6 bulan
….Penatalaksanaan
• Terdapat enam obat PPI yang disetujui oleh United
States Food and Drug Administration (FDA)
• Omeprazol merupakan PPI pertama yang terbukti
bermanfaat secara klinis
• PPI lainnya yang dikenalkan ke pasar antara lain,
rabeprazol, lansoprazol, pantoprazol, esomeprazol, dan
dexlansoprazol.
….Penatalaksanaan
• PPI diserap di usus halus bagian proksimal
• Waktu paruh serum PPI lepas tunggal sangatlah cepat (1-2
jam)
• PPI baru tenatoprazol masih dalam uji klinis, belum disetujui
oleh FDA, dengan waktu paruh selama 7 jam
• Efek samping yang paling sering ditemui berupa mual, nyeri
perut, konstipasi, flatulens, dan diare
• Penggunaan PPI jangka panjang dapat menyebabkan nefritis
interstisial sehingga menyebabkan penyakit ginjal kronik dan
end-stage renal disease.
HASIL
 50 pasien pada penilitian  35 (70%) perempuan dan 15
(30%) laki – laki, rata-rata usia pasien 10 sampai 50
tahun
 Pasien terbanyak 40% pada usia 31-40 tahun, rerata usia
30 tahun
…..Hasil
 Rerata skor RSI semua pasien sebesar 24,4 sebelum mendapatkan
pengobatan dengan PPI, setelah 8 minggu terapi dengan PPI, rerata
RSI dan skor RSI individual pada kelompok usia yang berbeda
turun signifikan secara statistik mejadi 13 dan setelah 16 minggu
terapi PPI, nilai RSI rerata / indiviudal menjadi 12,6 dan penurunan
ini tidaklah signifikan
 Rerata RFS pasien sebelum terapi PPI sebesar 13,2. Setelah terapi
PPI selama 8 minggu, skor RFS rerata/individual turun menjadi 12
yang mana sangatlah signifikan dan setelah 16 minggu terapi PPI,
skor RFS rerata / individual turun menjadi 6,2
DISKUSI
• Perbaikan gejala tampak jelas dan penurunan skor RSI terjadi
secara signifikan setelah pemberian terapi selama 2 bulan

• Perbaikan tanda laringeal membutuhkan waktu selama 4 bulan dan


penurunan skor RFS secara signifikan terjadi hanya setelah
pemberian terapi selama 4 bulan
DISKUSI
• Pemberian dosis PPI dua kali sehari untuk pengobatan LPR
menunjukkan laju respon yang baik
• Pengobatan harus dilanjutkan selama 4 bulan mengingat
tanda laringeal membutuhkan waktu yang lebih lama untuk
kembali semula seperti yang disebutkan pada berbagai
literature
• Meskipun pasien sudah tidak merasakan gejala apapun
dalam waktu 2 bulan, tetapi pengobatan tidak boleh
dihentikan sebelum setidaknya mencapai 4 bulan.
Consensus Conference Report 1997 on LPR menyatakan
hal yang serupa dan bahkan mereka menyatakan bahwa
pemberian PPI dua kali sehari perlu diteruskan setidaknya
selama 6 bulan
….DISKUSI
• Banyak studi / penelitian yang melaporkan keefektivitasan PPI
dalam mengobati gejala terkait LPR
• Guo et al pada tahun 2016 dalam meta – analisisnya yang
mencakup 14 uji acak terkontrol menemukan bahwa terapi PPI
dapat memperbaiki gejala refluks secara signifikan dibandingkan
dengan plasebo pada pasien dengan LPR
• Lam et al pada penelitiannya juga menunjukkan bahwa terapi PPI
dapat memperbaiki gejala refluks secara signifikan dibandingkan
dengan plasebo
….DISKUSI

Selain meta-analisis dan penelitian ini, pemberian PPI dosis ganda


untuk LPR juga dianjurkan pada beberapa studi seperti oleh Kamel
et al yang mana memperoleh laju respon sebesar 92%, Jaspersen et
al yang memperoleh 100%, Wo et al Hanson et al dan Merz et al
memperoleh laju respon sebesar 60%, Shaw et al dalam studinya
yang melibatkan 68 pasien dengan laringitis refluks mendapatkan
laju respon sebesar 60% dan Noordzij et al, Tauber et al dan William
et al melaporkan laju respon sebesar 47% dan 63% pada minggu ke
enam dan 12
….DISKUSI
• Pada studi ini menunjukkan hasil yang berbanding terbalik dimana tidak
ditemukan adanya peranan PPI pada pengobatan pasien dengan curiga
LPR seperti pada studi – studi oleh Vaezi et al, Eherer et al, Wo et al,
Steward et al dan Karkos et al
• Serupa dengan Liu et al dan Qadeer et al pada tahun 2006 dalam meta –
analisisnya yang menyatakan bahawa PPI dan plasebo memiliki
efektivitas yang sama dalam memperbaiki gejala LPR pada pasien
dewasa
• Reichel et al pada studi acak terkontrol double blinded menunjukkan
bahwa tidak ditemukannya perbedaan yang signifikan antara PPI dan
plasebo terhadap perbaikan skor RSI dan RFS
….DISKUSI

Mengenai kontroversi ini, pemberian dosis PPI dua kali


sehari perlu diberikan untuk setidaknya selama 4 bulan
seperti yang ditunjukkan pada studi ini dan seperti yang
dianjurkan oleh American Academy of Otolaryngologist
KESIMPULAN
• Ahli bedah THT sering menemukan pasien dengan tanda dan gejala LPR
• Pengobatan dapat dimulai dengan pemberian obat yang berdasar pada tanda dan
gejala, pH monitoring jarang digunakan untuk menegakkan diagnosis LPR
• Skor RFS dan RSI yang dikembangkan oleh Belafsky et al merupakan alat yang
sangat berharga dalam menegakkan diagnosis LPR dan untuk memantau
pengobatannya
• Pemberian PPI dua kali sehari dibutuhkan untuk pasien dengan LPR dan sebaiknya
pemberiannya tidak kurang dari 4 bulan sebab tanda laringeal tidak akan hilang
secara sempurna sebelum tercapainya terapi selama 4 bulan dan terlalu dini jika
dilakukan pemberhentian pengobatan kurang dari 4 bulan
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai