PENDAHULUAN
1. 1 Latar belakang
Kesehatan gigi dan jaringan periodontal menjadi sangat kritis pada masa
remaja. Masalah rongga mulut remaja diakibatkan karena kebersihan gigi dan mulut
yang buruk serta pola makan yang tidak teratur menyatakan bahwa masa remaja
merupakan periode dari aktifitas karies dan penyakit periodontal yang tinggi karena
kenaikan kosumsi bahan makanan kariogenik serta ketidakpahaman mereka mengenai
prosedur kebersihan gigi dan mulut. Perilaku menjaga kebersihan gigi dan mulut saat
remaja sangat berpengaruh terhadap kesehatan gigi dan mulut selanjutnya .
1.2 Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah bertujuan untuk memaparkan
tentangkesehatan gigi dan mulut pada anak.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Karies gigi merupakan suatu penyakit pada jaringan keras gigi yaitu, email,
dentin dan sementum disebabkan aktivitas jasad renik yang ada dalam suatu
karbohidrat yang diragikan. Proses karies ditandai dengan terjadinya demineralisasi
pada jaringan keras gigi, diikuti dengan kerusakan bahan organiknya. Dua bakteri
yang paling umum bertanggung jawab untuk gigi berlubang adalah Streptococcus
Mutans dan Lactobacillus. Jika dibiarkan dan tidak diobati, maka dapat menyebabkan
rasa sakit, infeksi dan kehilangan gigi. Saat ini, karies tetap merupakan salah satu
penyakit yang paling umum diseluruh dunia. 1
Ada tiga faktor utama yang memegang peranan yaitu faktor host atau tuan
rumah, agen atau mikroorganisme, substrat atau diet dan ditambah faktor waktu, yang
digambarkan sebagai tiga lingkaran yang bertumpang-tindih. Untuk terjadinya
karies,maka kondisi setiap faktor tersebut harus saling mendukung yaitu tuan rumah
yang rentan, mikroorganisme yang kariogenik, substrat yang sesuai dan waktu yang
lama.
2.1.1.1 Host
Ada beberapa faktor yang dihubungkan dengan gigi sebagai Host terhadap
karies yaitu faktor morfologi gigi (ukuran dan bentuk gigi), struktur enamel, faktor
kimia dan kristalografis. Pit dan fisur pada gigi posterior sangat rentan terhadap karies
karena sisa-sisa makanan mudah menumpuk di daerah tersebut terutama pit dan fisur
yang dalam. Selain itu, permukaan gigi yang kasar juga dapat menyebabkan plak
mudah melekat dan membantu perkembangan karies gigi. Gigi susu lebih mudah
terserang karies daripada gigi tetap. Hal ini disebabkan karena enamel gigi susu
mengandung lebih banyak bahan organik dan air sedangkan jumlah mineralnya lebih
sedikit daripada gigi tetap. Selain itu, secara kristalografis kristal-kristal gigi susu
tidak sepadat gigi tetap1
Mungkin alasan ini menjadi salah satu penyebab tingginya prevalensi karies pada
anak-anak.
2.1.1.3 Substrat
Plak gigi merupakan deposit lunak yang melekat erat pada permukaan gigi,
terdiri atas mikroorganisme yang berkembang biak dalam suatu matriks interseluler
dan akan terus terakumulasi bila tidak dibersihkan secara adekuat. Akumulasi
mikroorganisme ini tidak terjadi secara kebetulan melainkan terbentuk melalui
serangkaian tahapan. Plak biasanya mulai terbentuk pada sepertiga permukaan
gingiva dan pada permukaan gigi yang mengalami jejas dan kasar. Plak gigi tidak
dapat dibersihkan hanya dengan cara berkumur dan hanya dapat dibersihkan secara
sempurna dengan cara mekanis. 2
Dalam jumlah sedikit, plak tidak dapat terlihat kecuali jika telah diwarnai
dengan disclosing solution yang dapat membantu melihat plak gigi. Jika menumpuk,
plak akan terlihat berwarna abu-abu, abu-abu kekuningan dan kuning.
Komposisi plak gigi bervariasi pada permukaan yang berbeda sebagai hasil
dari perlekatan secara biologi dan fisik yang apabila keseimbangan populasi bakteri
yang lebih dominan akan berkembang menjadi penyakit.Komposisi plak gigi adalah
80% air dan 20% senyawa padat. Senyawa padat disusun oleh 40-50% protein, 13-
18% karbohidrat dan 10-14% lemak. Protein dalam plak gigi disusun oleh berbagai
asam amino yang berasal dari saliva. Karbohidrat, dalam bentuk sukrosa, yang
terkandung dalam plak gigi akan dimetabolisme oleh mikroorganisme sehingga
membentuk polisakarida ekstraseluler. Mikroorganisme yang memiliki kemampuan
untuk membentuk polisakarida ekstraseluler, seperti Streptococcus mutans,
Streptococcus bovin, Streptococcus sanguis, dan Streptococcus salivarius 2
2.3. Kalkulus
Kalkulus subgingiva terletak di bawah margina gingiva dan oleh karena itu,
kalkulus ini tidak terlihat terutama pada pemeriksaan klinis rutin.Lokasi dan luasnya
kalkulus subgingiva dapat dievaluasi atau dideteksi dengan menggunakan alat dental
halus seperti sonde. Kalkulus ini biasanya berwarna coklat tua atau hitam kehijau-
hijauan, dan konsistensinya keras seperti batu api, dan melekat erat ke permukaan
gigi. Kalkulus subgingiva juga terbentuk dari cairan sulkular sehingga kalkulus ini
disebut dengan kalkulus serumal. 3
2.3.3 Proses Pembentukan Plak dan Kalkulus
Makanan yang lengket dan menempel pada permukaan gigi sejalan dengan
waktu dan saliva dan adanya bakteri, akan terurai menjadi asam dan akan melarutkan
jaringan keras email sehingga bakteri mudah masuk ke dalam jaringan gigi. Apabila
hal tersebut telah terjadi maka gigi akan berlubang dengan gejala gejala yang dimulai
dari linu saat minum air dingin , air panas atau pada saat makan makanan yang manis.
Berlanjut ke sakit yang berdenyut dan didapati bengkak pada gusi. Bila sudah
demikian , maka perawatannya harus lebih kompleks dan lebih lama. 4
Makanan yang baik bagi kesehatan gigi juga kesehatan tubuh secara
keseluruhan adalah makanan yang banyak mengandung serat, seperti buah buahan
dan sayuran. Selain baik untuk pencernaan, makanan yang berserat juga dapat
membersihkan sisa makanan secara tidak langsung yang lengket dan menempel pada
gigi.
Pada margin gingiva Mengarah ke apikal kira- Putar sikat ke arah oklusal,
kira 45 derajat dengan pertahankan kontak
sumbu panjang gigi dengan gingiva, kemudian
dengan permukaan gigi.
2.6. Flossing