Anda di halaman 1dari 80

BST

Pembesaran Kelenjar pAROTIS


Pembimbing: dr.Pimpin Utama Pohan,SpB(K)Onk
Nama : RP
No RM : 76.33.56
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal Lahir/Usia: 26-11-1978 / 40 tahun
Alamat : Simaluaya, Nias Selatan
Agama : Islam
Suku : Nias
Tanggal Masuk : 5 Desember 2018
• Keluhan Utama : Benjolan pada pipi kanan
• Telaah : Hal ini dialami pasien sejak kurang lebih 7 bulan yang lalu.
Benjolan berawal dikeluhkan hanya bentukan seperti benjolan kecil, yang
semakin lama semakin membesar. Benjolan dirasakan tidak menghilang
walaupun pasien tidur mengarahkan kepalanya ke arah kiri, dengan maksud agar
benjolan tersebut terhimpit dan mengecil. Pasien menyangkal adanya nyeri pada
benjolan tersebut, pada benjolan tidak pernah bengkak, merah atau panas.
Demam (-), mual (-), muntah (-), sulit menelan (-), penurunan nafsu makan (-),
buang air besar normal, buang air kecil normal.
Pasien menyatakan baik dirinya maupun keluarganya yang lain belum pernah
mengalami gejala seperti ini sebelumnya.
Riwayat hipertensi (-), penyakit jantung (-), asma (-), riwayat trauma (-), kencing
manis (-), riwayat batuk lama (-).
Sensorium : Compos Mentis
Tekanan Darah : 110 / 70
Nadi : 70 x/menit
Frekuensi Nafas : 20 x/menit
Temperatur : 36,9oC
VAS :0
Mata : Pupil isokor diameter kanan=kiri, reflek
cahaya (+/+), konjungtiva palpebra anemis (-/-),
sklera ikterik (-/-)
Telinga : Pendengaran di sebelah kiri sedikit berkurang
Hidung : Dalam batas normal
Mulut : Dalam batas normal :-/-
Pipi : Terdapat massa pada pipi sebelah kiri dengan berukuran 10
cm x 8 cm, berwarna sama dengan sekitarnya, permukaan licin, tidak
terdapat ulserasi, konsistensi kenyal dan berbatas tegas, nyeri tekan (-)
Leher : Pembesaran KGB pada leher sebelah kiri
Toraks
Inspeksi : Simetris fusiformis
Palpasi : Stem fremitus kanan = kiri
Perkusi : Tidak dilakukan pemeriksaan
Auskultasi :
Suara Pernafasan : Vesikuler :-/-
Suara Tambahan : Wheezing (-/-), ronkhi (-/-)

Jantung : S1, S2 (+) normal, murmur (-)


HR 70 x/menit; RR = 20x/menit
Abdomen
Inspeksi : Dalam batas normal
Palpasi : Soepel
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Peristaltik (+) normal
:-/-

Genitalia : Tidak dilakukan pemeriksaan

Ekstremitas : Nadi 70x/menit, T/v cukup, akral hangat, CRT < 3’


Pemeriksaan penunjang
Fine Needle Aspiration Biopsy
Tanggal: 26/11/2018
Kesimpulan : Malignant Smear
Non-Hodgkin Lymphoma
Saran : Biopsi untuk konfirmasi histopatologi dan
pemeriksaan lanjuta

Foto Thorax 26/11/2018

Kesan : Tidak dijumpai kelaianan pada cor dan pulmo


MSCT SCAN Neck IV
Tanggal : 28/11/2018
Soft tissue mass cell kanan dengan tipikal dan perluasannya tersebut di atas, sugestif berasal dari struktur kelenjar parotis.
Mastoiditis kanan
Saran = follow up ct scan leher + IV
Hasil Laboratorium
Jenis Pemeriksaan Hasil Rujukan Hasil Laboratorium
Hematologi Tgl : 27-11-2018
Hemoglobin (HGB) 10,6 g/dL 12-16
Eritrosit (RBC) 4,00 juta/ μL 3,8 – 5,2
Leukosit (WBC) 11.500 / mm3 3,6 – 11 x 103
Hematokrit 31 % 38 – 44
Trombosit (PLT) 592.000/μL 150.000-450.000
MCV 78 Fl 82 – 92
MCH 26,5 pg 27 – 31
MCHC 34,0 gr/dL 32 – 36
KGD Sewaktu 100 mg/Dl <100

Albumin 3,2 g/dl 3,5-5,0


SGOT 12 U/L 5-54
SGPT 13 U/L 0-55

Ginjal

Ureum 11 mg/Dl <50

Kreatinin 0,54 mg/Dl 0,6-1,3


Susp. Tumor Parotis T4N1M0

RENCANA
Core Biopsy
Angka kejadian Tumor Parotis
sekitar 80-85 % dari Tumor
Kelenjar Liur, tetapi 20-30 %
dari Tumor Parotis yang
merupakan keganasan.
Angka kejadian Tumor Kelenjar
Liur Sub Mandibula dan Sub
Lingual merupakan 10 % dari
Tumor Kelenjar Liur tetapi
angka kejadian keganasannya
lebih tinggi sekitar 50%.
Lesi non neoplasma
• Sialadenosis adalah pembesaran kelenjar liur disebabkan karena malnutrisi,
sirhosis
• Sialadenitis adalah pembesaran kelenjar liur disebabkan oleh karena reaksi
inflamasi (trauma maksilofasial, HIV, infeksi staphylococcus aureus, sarcoidosis)
• Sialolithiasis adalah pembesaran kelenjar liur yang disebabkan oleh sumbatan
batu atau stenosis akibat akibat trauma pada saluran kelenjar liur
• Mucocele adalah kista retensi pada kelenjar liur minor disebabkan oleh trauma,
laserasi, penyembuhan sekunder dan akibat jahitan. Lokasu tersering pada bibir
bawah
• Necrotizing sialometaplasi adalah pembesaran kelenjar liur minor yang tidak
diketahui penyebabnya, lokasi tersering pada mukosa palatum, mukosa bukal
dan mukosa bibir.
Pleomorfik adenoma

 Klinis : benjolan tumbuh lambat


• Pada perabaan keras -> lunak -> Kistik
• Batas tegas
• mobile dan berkapsul
• Lesi N. VII tidak ditemukan Mudah residif
PA  Bersimpai Terdiri dari :
Adenoma Kelenjar
Pleomorfik  Stroma terdiri dari :
Fibrous Pseudokartilago Epitel Myxomatous

Terapi : Eksisi tumor


Warthin tumor
 Cystadenoma papiliferum limfomatosum
 Adenolymphoma
 Mengenai kel. Limfe subkapsuler Parotis
 Benjolan tumbuh perlahan, nyeri (-) batas
tegas, berkapsul, berfluktuasi saat makan
 PA  Terdiri dari jaringan dan epitel yang
tumbuh berjonjot kedalam kista
Onkositoma
Insiden jarang, 2,3% tumor kelenjar liur
Pada usia dekade 6 kehidupan
wanita : laki-laki sama
78% kelenjar parotis, lobus superfisial
Benjolan padat, multilobus, mobile
AdenomaMonomorphic
Adenoma basal cell (>>), adenoma canalikuler,
adenoma sebaceous, glykogen rich adenoma
dan adenoma clear cell
usia dekade 6 kehidupan.
kelenjar parotis, tumor tumbuh perlahan, padat.
Berkapsul
Mikroskopis dibagi menjadi subtipe solid,
trabecular, tubular dan membraneous.
tidak agresif
adekuat dengan eksisi bedah.
 Metastase : kelenjar getah bening 40-70% kasus,
dan 30% metastase jauh.
 Tingkat harapan hidup 5 tahun : 30-50%
 Tumor low grade tingkat harapan hidup 5 tahun 80-
95%,
 Klinis: benjolan, nyeri (-) , Nyeri dan parese wajah,
adanya massa di leher j
 Terapi : bedah (grading histologinya).
 low grade: eksisi luas dan radioterapi (metastase
jauh).
 high grade, operasi eksisi luas dengan diseksi leher
dan radioterapi.
Karsinoma KistikAdenoid
 Sering
 Lokasi : kelenjar submandibula dan kelenjar liur minor
 Klinis : benjolan, nyeri(-), Parestesi dan parese sering.
 Histopatologi; tubular, kribriformis, dan solid.
 tubular dan kribriformis (low grade ),
 gambaran solid (high grade)
 Terapi : eksisi lokal luas, diseksi leher, radioterapi pascaoperasi
Pada kelenjar parotis (parotidektomi radikal dg transeksi n. fasialis
intramastoid.
 Tingkat harapan hidup 5 tahun 80% dmna metastase intrakranial (-)
PENANGANAN :

• Pilihan utama untuk Tumor Kelenjar Liur


adalah operasi dengan melakukan
preservasi N VII khususnya Tumor Parotis.
RADIOTHERAPY

Pemberian Radiotherapy bila ada residual,


rekurensi atau kasus-kasus inoperable
khususnya untuk tumor High Grade
Malignancy (Adenoid Cystic Carcinoma).
Kemoterapi
 Bukan terapi primer , tapi sebagai adjuvant atau paliatif
pada kasus-kasus yang sudah bermetastase. Respon
berkisar 10- 30%.
 Doxorubicin dan 5-FU respon pada penelitian
retrospektif (adenoid cystic carsinoma) , tidak terbukti
pada propektif.
 Ciplastin, paclitaxel, venorelbin, epirubicin dan
mitoxantrone
rata-rata responnya adalah 10-20% (metastase atau
rekuren)
 Kombinasi kemoterapi cisplatin atau cisplatin
(cyclophosphamide/doxorubicin/ cisplatin/vinorelbin
cisplatin/5 Fu) meningkatkan respon 20-30%
a. Tumor Parotis Superfisialis
b. Enukleasi
c. Eksisilokal
d. Parotidektomi (Partial)
e. Parotidektomi (Oppervlakige)
f. Parotidektomi (sub total)
g. Parotidektomi (total)
MACAM-MACAM PEMBEDAHAN YANG
DIANJURKAN :
• Parotidectomi Superficial
• Parotidektomi total dengan atau tanpa RND
• Biopsi
• Swing Parotidectomi
• Extended / Radikal Parotidektomi
PAROTIDEKTOMI SUPERFISIAL
Tindakan operasi mengangkat kelenjar parotis dengan
melakukan preservasi nervus fasialis.
Dianjurkan pada tumor parotis yang kecil dan mobile pada
tumor campuran benigna.
Tidak dianjurkan enucleasi untuk menghindari residif yang
akan menyulitkan operasi berikutnya tanpa mengadakan lesi N
VII.
TOTAL PAROTIDEKTOMI

Tindakan operasi untuk mengangkat seluruh kelenjar parotis


dengan melakukan preservasi Nervus Fasialis.
Dilakukan pada tumor parotis yang ganas
PAROTIDEKTOMI RADIKAL /
EKSTENDED :

Tindakan operasi untuk mengangkat seluruh


kelenjar parotis dan struktur sekitarnya yang
terkena keganasan termasuk N VII, m
masseter os zygomatikus, os mandibula, dan
kulit pipi yang terinfiltrasi. Dilakukan pada
tumor parotis ganas dan infiltratif. Tidak
jarang diteruskan dengan RND bila potong
beku dari kelenjar sentinel positif.
BIOPSI

Dilakukan pada tumor parotis yang


inoperable yakni melekat luas kedasar
dengan nekrosis kulit, infiltrasi mencapai
dasar tengkorak, spatinum parafaringikus
disertai paralisa N VII.
SWING PAROTIDEKTOMI
Cara teknik operasi untuk mengangkat kelenjar parotis dengan
mendahulukan preservasi N VII. Jadi suatu cara langsung
melakukan preservasi N VII kemudian mengangkat tumor
parotisnya tanpa melakukan flap kulit yang menutup kelenjar
parotis lebih dahulu.
INDIKASI OPERASI
PAROTIDEKTOMI
SUPERFISIAL PAROTIDEKTOMI :

• Mengangkat tumor pada kelenjar parotis


lobus superfisialis
• Eksplorasi nervus fasialis pada trauma tajam
daerah wajah daerah segitiga sudut bibir-
tragus-angulus mandibula
• Sebagai langkah awal dari total parotidektomi
• Untuk mengontrol parotis supuratif kronis jika
terapi medika mentosa gagal.
TOTAL PAROTIDEKTOMI :

• Tumor lobus frofundus


• Recurrent pleomorphic adenoma
• Keganasan kelenjar parotis
• Parotitis supuratif berulang, akibat stenosis atau batu pada
duktus stenoni.
• Kelainan kongenital arkus brakhialis - 1
KONTRA INDIKASI OPERASI
PAROTIDEKTOMI :
• Sialadenitis akut
• Ekstensi ke tulang dasar tengkorak
• Metastase jauh
• Melibatkan arteri karotis
• Kondisi klinis penderita yang tidak mendukung operasi
KOMPLIKASI PAROTIDEKTOMI :

• Lesi nervus fasialis, biasanya temporer, bila


permanen dikoreksi dengan :
- Neurotransfer menggunakan n hipoglossus
- Nervgraft dengan n aurikularis magnus
- Muskulo temporalsing pada bibir dan lidload
pada palbebra superior
• Infeksi, berikan antibiotika sesuai pola kuman,
lakukan kultur pus bila ada pusnya.
• Fistel, biasanya akan menutup spontan
dengan perawatan luka dan bebat tekan
• Sindroma Frey’s, disebabkan oleh cros
innervasi cabang parasimfatis
(sekretomotorik) dari korda timpani yang
ikut n aurikulo temporalis yang terpotong.
• Hematoma
• Anestesia didaerah telinga
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai