Anda di halaman 1dari 28

Harvey Alvin H

H1A 011 028

Pembimbing :
dr. H. Suharjendro Sp. U
Identitas
IDENTITAS
 Nama : Tn. A
 Usia : 60 tahun
 Alamat : Praya, Lombok Tengah
 Jenis Kelamin : Laki-laki
 Pekerjaan : Petani
 Status : Menikah
 PendidikamTerakhir : Tidak sekolah
 Suku : Sasak
 MRS : 16/05/2016
Anamnesis
Keluhan utama
Kencing merah

Riwayat penyakit sekarang


 Pasien datang ke Poli Urologi RSUP NTB dengan
keluhan kencing berwarna merah. Keluhan kencing
berwarna merah segar dialami sejak kurang lebih 3 bulan
yang lalu (Februari 2016). Keluhan ini disertai dengan rasa
nyeri yang hebat pada saat kencing yang terutama
dirasakan di perut bagian bawah. Awalnya nyeri tidak
terlalu dirasakan namun dirasakan memberat sejak 1
minggu sebelum masuk rumah sakit. Kencing tersendat
dan tetap tidak keluar dengan perubahan posisi. Pasien
harus mengedan untuk mengeluarkan kencing
 Pasien juga mengeluhkan frekuensi kencing
bertambah tetapi pancarannya lemah serta volume
sedikit , menetes di akhir dan adanya perasaan
tidak puas. Awalnya keluhan nyeri tidak terlalu
berat dirasakan namun keluhan nyeri bertambah.
Nyeri dirasakan pada seluruh proses kencing.
 Pasien mengakui frekuensi kencing dalam sehari
berkisar 8 kali dengan volume yang sedikit pada
setiap kali kencing disertai darah segar.
 Keluhan mual muntah disangkal, keluhan nyeri
pinggang disangkal, riwayat trauma disangkal.
Riwayat penurunan berat badan yang drastis
disangkal. Riwayat BAB normal 1-2x/hari, warna
kuning, konsistensi lunak, tidak berdarah, diare (-
).
Anamnesis
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mengaku tidak pernah mengalami keluhan serupa sebelumnya.
Riwayat Penyakit Keluarga
 Tidak ada keluarga pasien yang mengalami keluhan serupa seperti pasien
sebelumnya
 Riwayat HT (-), DM (-), penyakit jantung (-)
Riwayat Pengobatan
Pasien datang ke poli bedah urologi RSUP NTB pada tanggal 16 Mei 2016,
dan MRS tanggal 17 Mei 2016
Riwayat Sosial
Pasien merupakan perokok aktif sejak kurang lebih 30 tahun yang lalu.
Pemeriksaan Fisik
 KU : Baik
 Kes : Compos Mentis
 GCS : E4V5M6
Vital Sign
 TD : 110/ 70 mmHg
 N : 80 x/menit
S : 36,9O C
 RR : 20x/menit
Pemeriksaan Fisik
Kepala
 Kepala : Normocephali, bentuk simetris
 Mata : Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-,
refleks pupil +/+ isokor uk 3mm/ 3mm
 Hidung : Deformitas (-), rhinorrhea (-)
 Telinga : simetris, Otorrhea -/-
 Leher : deviasi trakea (-), pembesaran kelenjar
tiroid (-), pembesaran KGB (-)
Pemeriksaan Fisik
Thorax
 Inspeksi: gerakan dada simetris, massa (-), inflamasi (-)
 Palpasi: Pergerakan dinding dada kanan dan kiri simetris,
iktus kordis teraba pada ICS V midclavicula sinistra, KGB
supraklavikula dan infrraklavikula (-), ginekomastia (-)
 Perkusi : Sonor di lapangan paru,
 Auskultasi: Cor : S1S2 tunggal, regular, murmur(-), gallop
(-)
Pulmo : Vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/-
Pemeriksaan Fisik
Abdomen
 Inspeksi : distensi (-), hematom (-), hiperemis (-),
darm contour (-), darm steifung (-), massa (-)
 Auskultasi : Bising usus (+) normal,
borborygmus (-), metalic sound (-)
 Perkusi : Timpani (+) di seluruh lapang abdomen
 Palpasi : Ballotment(-/-), hepar dan lien tidak
teraba, nyeri tekan (-), massa paraaorta (-),
pembesaran KGB inguinal (-)
Pemeriksaan Fisik
Ekstremitas
 Akral hangat (+) pada kedua telapak tangan dan kaki.
 CRT< 2 detik
Pemeriksaan Fisik
Status Urologi Anal-Perianal
Regio Costovertebralis
 Inspeksi: hiperemis (-/-), hematoma (-/-), Rectal Toucher :
massa (-/-).
- Tidak tampak adanya massa, fistel,
 Palpasi : nyeri tekan (-/-), massa tumor (-/-).
 Perkusi : nyeri ketok CVA (-/-)
sikatrik pada perianal
- Tonus sfingter ani (+)
Regio Suprapubik mencengkeram, BCR (+)
 I: massa (-), tanda inflamasi (-) - Mukosa rektum licin, ampula rekti
 P: Distensi kandung kemih (-), massa (-), nyeri tidak kolaps
tekan (+)
 P: Batas kandung kemih sde - Prostat : Prostat : permukaan rata,
sulkus medialis teraba, sulkus
Regio Inguinal lateralis teraba, nyeri (-)
 Kanan : scar (-), nyeri tekan (-), pembesaran - Tidak terlihat darah pada handscoon,
KGB (-) feses (-)
 Kiri : scar (-), nyeri tekan (-) , pembesaran
KGB (-)

Genitalia Eksterna
 I : Pembesaran scrotum (-) tanda-tanda
inflamasi (-), penis (+) normal
 P: Massa (-)
Resume
 Pasien datang dengan keluhan kencing berwarna merah sejak 3
bulan yang lalu (Februari 2016). Keluhan disertai dengan rasa
nyeri hebat pada saat kencing di perut bagian bawah, memberat
sejak 1 minggu terakhir. Nyeri dirasakan pada seluruh proses
kencing. Kencing tersendat dan pasien harus mengedan untuk
mengeluarkan kencing. frekuensi kencing bertambah tetapi
pancarannya lemah serta volume sedikit. Pasien mengakui
frekuensi kencing dalam sehari berkisar 8 kali dengan volume
yang sedikit pada setiap kali kencing disertai darah segar.
 Pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan pembesaran KGB pada
daerah colli, thorak, dan abdomen. Pada pemeriksaan genitalia
didapatkan adanya nyeri tekan di regio suprapubis, massa (-).
Pada pemeriksaan rectal toucher dalam batas normal.
Pemeriksaan Penunjang
Darah Lengkap (04/05/2015)

Pemeriksaan Nilai Nilai Rujukan


Hb 8,6 13 – 18 g/dL
RBC 4,26 4,5 – 5,5 x 106 /µL
HCT 29,7 40,0 – 50,0 %
MCV 68.1 82.0 - 92.0 fL
MCH 19,7 27,0 – 31,0 pg
MCHC 29 32,0 – 37,0 g/dL
WB 5,66 4,0 – 11,0 x 103 /µL
PLT 287 150 – 400 x 103 /µL
Pemeriksaan Nilai Nilai Rujukan
BT 2.10 1-6 menit
CT 6.00 <15 menit
PPT 15.1 11.5-15.5 detik
Control PPT 14.1 11.5-15.5 detik
APTT 25,9 28-38 detik
Control APPT 29,2 28-38 detik
GDS 88 <160 mg%
SGOT 16 <40 U/L
SGPT 8 <41 U/L
UREUM 32 10-50 mg%
KREATININ 0.9 0.9-1.3 mg%
AS. URAT 4.8 3.5-7.2 mg%
Na 132 135-146 mmol/L
K 4.3 3.4-5.6 mmol/L
Cl 102 95-108 mmol/L
Pemeriksaan Nilai

Urine Lengkap

Berat jenis 1.015

PH 8

Protein +3

Darah +5

Leukosit >10 lpb

Erytrosit Penuh
 Massa pada buli ukuran 9.4x7 cm
 Ren dekstra sinistra tidak tampak echoic
 Tidak tampak batu sepanjang traktus urinarius dekstra sinistra
 Liver, lien, ginjal normal
 Tak tampak hidronefrosis

 Kesan : Massa buli


Diagnosis
 Gross Hematuria et causa tumor buli + anemia
hipokromik mikrositik
Planning
Diagnostik Terapi
 Darah Lengkap  Transfusi PRC 2 kolf
 Urinalisis  Paracetamol tablet 500
 Sitologi urine, APS, flow mg 3x1
cytometri  Pro TURB + pemeriksaan
 CT scan & MRI abdomen histopatologi
 Foto thorax PA  Konsul SMF Interna dan
Anaesthesia
Tinj. Pustaka
faktor resiko
 Merokok
 Pekerjaan
 Infeksi kandung kemih kronis dan batu buli.
 Kopi, pemanis buatan, dan obat-obatan. Kebiasaan
mengkonsumsi kopi, pemanis buatan yang
mengandung sakarin dan siklamat, serta pemakaian
obat-obatan siklofosfamid.
 Umur (> 40 tahun) dan jenis kelamin (laki-laki 3-4x
lebih banyak dibanding wanita).
Jenis histopatologi tumor buli-buli
jenis karsinoma buli
 karsinoma sel transisional.
Sebagian besar (± 90%) karsinoma buli adalah sel
transisional.
 Adenokarsinoma pada buli-buli terdiri dari 3
kelompok, yaitu:
 Primer. Kelompok ini terdapat di buli-buli, dan biasanya terdapat di
dasar dan di fundus buli-buli. Adenokarsinoma buli-buli juga dapat
disebabkan oleh beberapa kasus sistitis glandularis kronis dan
ekstrofia vesika yang berdegenerasi akibat perjalanan penyakit yang
lebih lanjut.
 Urakhus persisten (yaitu merupakan sisa duktus urakhus) yang m
engalami degenerasi maligna menjadi adenokarsinoma;
 Tumor sekunder yang berasal dari fokus metastasis dari organ lain,
diantaranya adalah: prostat, rektum, ovarium, lambung, mamma, dan
endometrium. Prognosis adenokarsinoma bulu-buli ini sangat jelek.


 Karsinoma sel skuamosa
Karsinoma sel skuamosa dapat terjadi karena adanya
rangsangan kronis pada buli-buli.
Gejala klinis
 Hematuria yang dialami tanpa disertai rasa nyeri
(painless) terjadi pada 85% pasien, hematuria
kambuhan (intermitten) yang dapat menunjukkan
hasil negatif karena memiliki sedikit makna dalam
menunjukkan adanya karsinoma buli, dan hematuria
dapat terjadi pada seluruh proses miksi (hematuria
total).
 Disuria
 Polakisuria
 tidak dapat menahan kemih (urgensi) umumnya
terjadi pada karsinoma buli invasif
Terapi
 Tindakan yang pertama kali dilakukan pada pasien
karsinoma buli-buli adalah reseksi buli-buli
transuretra atau TUR Buli-buli, pada tindakan ini
dapat sekaligus ditentukan luas infiltrasi tumor.

Anda mungkin juga menyukai